• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian PTK

PTK pertama kali diperkenalkan oleh ahli psikologi Amerika yang

bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang

selanjutnya dikembangkan oleh ahli-ahli seperti Stephen Kemmis, Robin

Mc Tanggart, John Elliot, Dave Ebbut, dan sebagainya (Zainal Aqib,

2006:13). Dalam Bahasa Inggris PTK sering disebut dengan classroom

action research, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau

di sekolah tempat mengajar, dengan penekanan pada penyempurnaan

atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo,

2007:16). Menurut Hopkins (Masnur Muslich, 2011:8), PTK adalah

suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku

tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman

terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Menurut Carr dan Kemmis (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama,

2009:8), PTK adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective)

yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk

memperbaiki rasionalitas dan kebenaran: (a) praktik-praktik sosial atau

praktik-praktik tersebut, (c) situasi-situasi dimana praktik-praktik-praktik-praktik tersebut

dilaksanakan. Menurut Mc Niff (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama,

2009:8), PTK adalah sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan

oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk

pengembangan keahlian mengajar, PTK merupakan penelitian tentang,

untuk, dan oleh masyarakat/kelompok sasaran dengan memanfaatkan

interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok

sasaran. Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama

(2009:9), PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya

sendiri dengan cara: (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3)

merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat

meningkat.

Dari berbagai referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK

adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah

tempat mengajar, dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan

merefleksikan suatu kondisi pembelajaran yang bertujuan untuk

menyempurnakan atau meningkatkan praktik dan proses dalam

pembelajaran yang akan memperbaiki kualitas guru dan siswa.

2. Prinsip-Prinsip PTK

Menurut Hopkins (Zainal Aqib, 2006:17), 6 prinsip PTK adalah:

a. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apa pun metode PTK yang diterapkannya seyogianya tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar.

b. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.

d. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggung jawab profesional.

e. Dalam menyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya.

f. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan class room excercise perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, melainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan. Sebagai contoh yang dilakukan oleh kepala sekolah adalah memperbaiki sekolah, sedangkan pengawas sekolah memperbaiki sistem pendidikan (operasional kepengawasan). PTK hanyalah sebuah modal, yang penting proses memperbaiki.

3. Langkah PTK

Dalam model Kurt Lewin (Susilo, 2007:16), prosedur penelitian

mencakup empat langkah yaitu :

a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan (planning). b. Melaksanakan tindakan (acting) dan pengamatan (observing). c. Merefleksikan (reflecting) hasil pengamatan.

d. Perbaikan atau perubahan perencanaan (replanning) untuk pengembangan tingkat keberhasilan.

Gambar Siklus PTK Model Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh

Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:28):

TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4

Gambar 2.1. Langkah-langkah PTK

Menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:38-41), ada

beberapa langkah-langkah yang terperinci yang seharusnya diikuti oleh

peneliti/guru dalam melaksanakan PTK, yaitu :

a. Adanya ide awal. Pada umumnya ide awal yang menggayut di PTK adalah terdapatnya permasalahan yang berlangsung di suatu kelas. Ide awal tersebut diantaranya berupa upaya yang dapat ditempuh untuk mengatasi permasalahan. Dalam penerapan PTK itu, dapat diketahui hal-hal yang perlu dilakukan peneliti demi perubahan dan perbaikan dalam kelas yang sedang diajarinya.

b. Prasurvei. Ini dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat di kelas yang akan diteliti.

c. Diagnosis. Diagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di kelas yang dijadikan sasaran penelitian. Dengan diperolehnya hasil diagnosis, PTK akan dapat menentukan berbagai hal, misalnya strategi pengajaran, media pengajaran, dan materi pengajaran yang tepat dalam kaitannya dengan implementasi PTK. Diagnosis tidak diperlukan bagi guru yang melakukan PTK di kelasnya sendiri.

d. Perencanaan. Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar-mengajar. Biasanya perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga dapat dimasukkan ke dalam silabus mata pelajaran yang bersangkutan. e. Implementasi tindakan. Implementasi tindakan pada prinsipnya

merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya. PTK bersifat emansipatoris dan membebaskan (liberating), karena mendorong kebebasan guru dalam berpikir dan berargumentasi dalam bereksperimen, meneliti, dan mengambil keputusan atau judgment. Pekerjaan utama seorang guru adalah mengajar, sehingga dalam melakukan PTK seyogianya tidak berpengaruh pada komitmennya sebagai pengajar. Adanya kebebasan dalam PTK di sekolah justru harus menyulut guru

melakukan inovasi dalam proses pembelajarannya di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.

f. Pengamatan. Pengamatan, observasi, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat memonitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya. Metode pengumpulan data yang tidak digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga tidak berpeluang mengganggu proses pembelajaran. Dengan kata lain sejauh mungkin harus menggunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru sementara ia tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh.

g. Refleksi. Pada prinsipnya yang dimaksud dengan refleksi ialah perbuatan merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan (replanning) selanjutnya ditentukan.

h. Penyusunan laporan PTK. Laporan hasil PTK seperti halnya jenis penelitian yang lain, yaitu disusun sesudah kerja penelitian di lapangan berakhir. Penyusunan laporan harus sistematis dan sesuai dengan acuan yang telah diberikan dalam pelatihan PTK. Sebenarnya, PTK yang dilakukan guru lebih bersifat individual. Artinya bahwa tujuan utama bagi PTK adalah self-improvement

melalui self-evaluation dan self-reflection, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa. Dengan demikian hasil pelaksanaan PTK yang berupa terjadinya inovasi pembelajaran akan dilaporkan kepada si peneliti (Guru) sendiri. Guru perlu mengarsipkan langkah-langkah dan teknik pembelajaran yang dikembangkan melalui aktivitas PTK demi perbaikan proses pembelajaran.

4. Karakteristik PTK

Menurut Susilo (2007:17), karakteristik utama yang membedakan

penelitian tindakan kelas dengan berbagai jenis penelitian lainnya, yaitu:

a. Ditinjau dari segi permasalahan, karakteristik PTK adalah masalah yang berangkat dari persoalan praktik yang diangkat berangkat dari

persoalan praktik dalam proses pembelajaran sehari-hari di kelas yang benar-benar dirasakan oleh guru.

b. Penelitian Tindakan Kelas selalu berangkat dari kesadaran kritis guru terhadap persoalan yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, dan guru menyadari pentingnya untuk mencari pemecahan masalah melalui suatu tindakan atau aksi yang direncanakan dan dilakukan secermat mungkin dengan cara-cara ilmiah dan sistematis.

c. Karakteristik yang unik dari PTK, yaitu adanya rencana tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki praktik dan proses pembelajaran di kelas. Jika penelitian yang dilakukan hanya sekedar ingin tahu tanpa disertai tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki persoalan atau permasalahan maka penelitian itu tidak bisa disebut sebagai penelitian tindakan kelas.

d. Karakteristik PTK yang berikutnya, yaitu adanya upaya kolaborasi antara guru dengan teman sejawat (para guru atau peneliti) lainnya dalam rangka membantu untuk mengobservasi dan merumuskan persoalan mendasar yang perlu diatasi.

Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama

(2009:11), karakteristik PTK meliputi :

a. Berkelanjutan. PTK merupakan upaya yang berkelanjutan secara siklusitis.

b. Integral. PTK merupakan bagian integral dari konteks yang diteliti. c. Ilmiah. Diagnosis masalah berdasar pada kejadian nyata.

d. Motivasi dari dalam. Motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam.

e. Lingkup. Masalah tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di dalam dan luar ruang kelas.

Menurut Zainal Aqib (2006:16), karakteristik PTK antara lain :

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya;

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi;

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional;

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

5. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Zainal Aqib (2006:18) menyebutkan bahwa tujuan PTK adalah

secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam

penunaian misi profesional kependidikannya. Sedangkan menurut Susilo

(2007:17-18), tujuan PTK adalah sebagai berikut :

a. Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

b. Perbaikan dan peningkatan profesional guru kepada peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

c. Mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik dalam proses pembelajaran secara reflektif, dan bukan untuk mendapatkan ilmu baru.

d. Pengembangan kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan aktual yang dihadapi sehari-hari.

e. Adapun tujuan penyerta penelitian tindakan kelas yang dapat dicapai adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian itu berlangsung.

6. Manfaat PTK

Masnur Muslich (2011:11) menyebutkan beberapa manfaat yang

dapat dipetik dari pelaksanaan PTK, yaitu sebagai berikut:

a. Terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.

b. Terjadi peningkatan sikap profesional guru.

c. Terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa.

d. Terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas.

e. Terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.

f. Terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa.

g. Terjadi perbaikan dan/atau pengembangan pribadi siswa di sekolah. h. Terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penerapan

kurikulum.

Selain itu, manfaat lain yang dapat diperoleh dari PTK adalah

a. Inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas. c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik.

7. Jenis-Jenis PTK

Zainal Aqib (2006:19-20) mengemukakan tentang empat jenis PTK,

yaitu sebagai berikut:

a. PTK diagnostik. Maksud dari PTK diagnostik ialah penelitian yang dirancang dengan menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat di dalam latar penelitian. Sebagai contohnya ialah apabila peneliti berupaya menangani perselisihan, perkelahian, konflik yang dilakukan antar siswa yang terdapat di suatu sekolah atau kelas dengan cara mendiagnosis situasi yang melatarbelakangi situasi tersebut.

b. PTK partisipan. Suatu penelitian dikatakan sebagai PTK partisipan apabila peneliti terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa laporan. Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu menganalisis data serta berakhir dengan melaporkan hasil penelitiannya. PTK partisipan juga dilakukan di sekolah seperti halnya contoh secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhirnya penelitian.

c. PTK empiris. Yang dimaksud dengan PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksanakan sesuatu tindakan atau aksi dan membukukan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penyimpangan catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.

d. PTK eksperimental. Yang dikategorikan sebagai PTK eksperimen ialah apabila PTK diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar-mengajar, dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategik teknik yang diterapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang paling efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Dokumen terkait