• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi penentuan partisipasi pemuda dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa dengan cara membuat matriks SWOT. Matriks ini digunakan dan disusun berdasarkan faktor-faktor strategi, baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal (peluang dan ancaman). Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT yang ada

maka disusun empat strategi prioritas, yaitu strategi prioritas I : Strategi Strength – Opportunity (SO), Strategi Prioritas II: Strategi Weakness – Opportunity (WO), Strategi Prioritas III : Strength – Threat (ST), dan Strategi Prioritas IV : Weakness – Threat (WT).

Tabel 4.3. Strategi Prioritas I: Strategi Strength – Opportunity (SO) Strength Opportuniy

1. Tersedianya sumberdaya pemuda yang berpotensi sebagai tenaga kerja,

2. Adanya keinginan yang tinggi dari pemuda untuk mengelola dan mengembangkan ekowisata. 3. Izin kepada pemuda untuk

mengembangkan ekowisata, 4. Keterbukaan Pemuda kepada para

pengunjung

1. Terbukanya alternatif pekerjaan baru untuk meningkatkan pendapatan pemuda

2. Meningkatanya jumlah pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan ekowisata

3. Dukungan pemerintah berupa alokasi dana untuk grand design, infrastruktur serta dukungan kepada pemuda untuk terlibat dalam pengembangan ekowisata 4. Menambah income PAD

(pendapatan asli daerah) Strategi SO (Strength – Opportunity)

1. Dengan adanya dukungan pemerintah kepada pemuda untuk dapat terlibat dalam

pengembangan ekowisata, hendaknya pemuda dapat memanfaatkan peluang tersebut. Hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu memfasilitasi pemuda dengan cara memberikan motivasi, sosialisasi kepada pemuda serta membuat pelatihan untuk para pemuda agar dapat lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa. Mengingat keinginan pemuda untuk terlibat dalam pengembangan ekowisata sangat tinggi.

2. Pemuda harus Meningkatkan pelayanan maksimal kepada para pengunjung seperti bersikap terbuka, ramah,serta memberikan pengamanan dan kenyamanan sehingga jumlah pengunjung dapat meningkat. Dengan begitu selain mendapatkan lapangan pekerjaan bagi para pemuda pengembangan ekowisata juga dapat memberikan penambahan PAD.

Tabel. 4.4. Strategi Prioritas II: Strategi Weakness – Opportunity (WO)

Weakness Opportunity

1. Pemuda tidak terlibat pada tahap perencanaan dan evaluasi dalam pengembangan ekowisata

2. Kualitas sumberdaya manusia seperti keterampilan dan pendidikan masih rendah

3. Kemampuan modal masyarakat

maupun pemuda untuk membuka usaha pariwisata masih rendah

4. Kurangnya kemampuan pemuda sebagai pelaku wisata

1. Terbukanya alternatif pekerjaan baru untuk meningkatkan pendapatan pemuda 2. Meningkatanya jumlah

pengunjung yang datang untuk melakukan kegiatan ekowisata 3. Dukungan pemerintah berupa

alokasi dana untuk grand design, infrastruktur serta dukungan kepada pemuda untuk terlibat dalam pengembangan ekowisata 4. Menambah income PAD

Strategi WO (Weakness – Opportunity)

1. Pemerintah hendaknya merangkul para pemuda agar berperan aktif dalam proses perencananaan,perumusan kebijakan, hingga tahap evaluasi dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa, yaitu dengan cara mengajak para pemuda dalam rapat-rapat terkait pengembangan ekowisata. 2. Melakukan pelatihan dan memberikan pinjaman modal bagi para pemuda

agar dapat menjadi pelaku wisata dan dapat membuka usaha pariwisata guna mendukung kegiatan ekowisata

Tabel. 4.5. Strategi Prioritas III: Strategi Strength – Threat (ST)

Strength Threat

1. Tersedianya sumberdaya pemuda yang berpotensi sebagai tenaga kerja,

2. Adanya keinginan yang tinggi dari pemuda untuk mengelola dan mengembangkan ekowisata. 3. Izin kepada pemuda untuk

mengembangkan ekowisata, 4. Keterbukaan Pemuda kepada para

pengunjung

1. Pemuda dari luar daerah yang memiliki ketrampilan dan modal untuk mengelola ekowisata 2. Pengalihan pengelolaan objek

wisata dari pemuda kepada pemerintah

3. Adanya oknum yang ingin mendapatkan keuntungan secara sepihak

4. Kurang koordinasi antara pemuda dengan stakeholder secara konsisten terhadap program pengembangan Strategi ST (Strength – Threat)

1. Memberikan ketrampilan teknis dan manajerial kepada pemuda setempat agar pemuda setempat dapat menjadi penggerak pengelola ekowisata.

2. Membentuk kelompok-kelompok pemuda sadar wisata yang bertugas melaksanakan,mempromosikan serta mengawasi jalannya kegiatan ekowisata. 3. Pemuda harus konsisten dengan kesepakatan yang dibuat dengan pemerintah

dalam mengelola ekowisata agar pemerintah tidak menarik wewenang pengelolaan wisata dari tangan pemuda.

4. Membuat agenda tahunan program kegiatan ekowisata sehingga koordinasi antara pemuda dan stakeholder terkait program pengembangan ekowisata dapat terjalankan secara konsisten.

Tabel. 4.6 Strategi Prioritas IV: Strategi Weakness – Threat (WT)

Weakness Threat 1. Pemuda tidak terlibat pada tahap

perencanaan dan evaluasi dalam pengembangan ekowisata

2. Kualitas sumberdaya manusia seperti keterampilan dan pendidikan masih rendah

3. Kemampuan modal masyarakat

maupun pemuda untuk membuka usaha pariwisata masih rendah

4. Kurangnya kemampuan pemuda sebagai pelaku wisata

1. Pemuda dari luar daerah yang memiliki ketrampilan dan modal untuk mengelola ekowisata 2. Pengalihan pengelolaan objek

wisata dari pemuda kepada pemerintah

3. Adanya oknum yang ingin mendapatkan keuntungan secara sepihak

4. Kurang koordinasi antara pemuda dengan stakeholder secara konsisten terhadapprogram pengembangan ekowisata

Strategi WT (Weakness – Threat)

1. Melibatkan diri sebagai pelaku wisata,seperti dalam perencanaan program wisata dan sebagai panitia even-even pariwisata, serta menciptakan paket-paket wisata sehingga ekowisata mangrove dapat berkembang dengan baik.

2. Meningkatkan keterampilan pemuda dengan memberikan pelatihan serta pinjaman modal agar pemuda setempat menjadi pelaku wisata dan pengusaha pariwisata dengan begitu pengelolan ekowisata tidak diambil alih oleh pemuda diluar daerah.

3. Membentuk kelompok pengawas yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan ekowisata

Sumber: Analisis Penulis 2016

Berdasarkan hasil analisis matriks di atas maka dapat dirumuskan strategi partisipasi pemuda dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa sebagai berikut:

a. Dengan keinginan pemuda yang sangat kuat untuk terlibat dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa hendaknya pemerintah merangkul para pemuda setempat untuk terlibat dalam setiap tahap

pembangunan baik dari tahap perencanaaan, perumusan kebijakan, pelaksanaan kegiatan hingga sampai tahap evaluasi dengan cara memberi sosialisasi dan mengajak para pemuda untuk ikut dalam rapat-rapat yang terkait pengembangan ekowisata.

b. Memfasilitasi para pemuda dengan melakukan pelatihan secara kontinyu baik keterampilan teknis maupun manajerial, sehingga pemuda dapat terlibat secara aktif, kreatif dan inovatif dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa.

c. Memberikan pelatihan kewirausahaan serta pinjaman modal kepada para pemuda agar para pemuda dapat menjadi pelaku usaha dibidang pariwisata. d. Membentuk kelompok-kelompok pemuda sadar wisata yang bertugas

melaksanakan,mempromosikan serta mengawasi jalannya kegiatan ekowisata.

e. Memberikan penyadaran kepada para pemuda untuk dapat memaksimalkan pelayanan dengan bersikap terbuka, ramah, memberikan rasa aman dan nyaman kepada para pengunjung sehingga dapat meningkatkan jumlah pengunjung.

BAB V

Dokumen terkait