• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemerintah Kota Langsa dalam Meningkatkan Pertisipasi Pemuda dalam Pengembangan Ekowisata Mangrove

Kesadaran pemerintah akan pentingnya partisipasi pemuda dalam pengembangan Ekowisata Mangrove Kuala Langsa telah memicu pemerintah Kota Langsa untuk menjalankan berbagai upaya dalam merangkul dan mengajak para pemuda maupun kelompok pemuda agar ikut berpatisipasi secara konsisten dan berkelanjutan dalam setiap proses pembangunan Kota Langsa, termasuk dalam pengembangan Ekowisata Mangrove Kuala Langsa.

Walikota Langsa Abdullah Usman, mengatakan bahwa strategi pemerintah dalam melibatkan pemuda terkait pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa, akan membentuk suatu lembaga daerah, yaitu Badan Usaha Milik Daerah, lembaga ini yang mengurus semua kepariwisataan di Kota Langsa dimana pelaku di dalamnya tetap melibatkan pemuda. Selama ini Pemerintah Kota Langsa membangun objek-objek wisata, akan tetapi untuk pengembangan kedepannya

Reza Kabid Pariwisata, mengatakan strategi pemerintah kota langsa dalam meningkatkan partisipasi pemuda dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa dengan membuat kelompok kelompok pemuda sadar wisata, yaitu kelembagaan di tingkat masyarakat, Anggota kelompok pemuda sadar wisata terdiri dari para pelaku kepariwisataan yang memiliki kepedulian dan tanggung jawab.

Zulfan Ketua KNPI Kota Langsa, berpendapat, upaya yang bisa dilakukan pemerintah Kota Langsa dalam melakukan pengembangan ekowisata mangrove adalah dengan cara melakukan promosi pariwisata, memberikan legal support (dukungan) kepada pengusaha agar dapat bergerak melakukan usaha, serta melakukan pembinaan kepada masyarakat dan pemuda tentang pengetahuan pariwisata dalam hal ini ekowisata mangrove.

Pemerintah Kota Langsa sangat menyadari bahwa perlunya keterlibatan masyarakat maupun pemuda pada setiap tahap pembangunan, diharapkan masyarakat juga yang ikut merasakan dampak positif dari pembangunan. Dalam hal ini pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa pemerintah mengharapakan masyarakat dan pemuda ikut merasakan dampak positif adannya ekowisata tersebut. Pemerintah juga berharap kepada para pemuda agar ikut berpatisipasi dalam pengembangan ekowisata. Beberapa harapan pemerintah kepada pemuda adalah sebagai berikut:

1)Memberikan dukungan sepenuhnya kepada pemerintah dalam upaya pengembangan pariwisata,2) terlibat langsung melakukan aktivitas pengembangan pariwisata, seperti berperan sebagai kelompok pemandu wisata, kelompok pengembangan objek, dan kelompok usaha wisata lainnya, 3)Membantu

pemerintah dalam menjaga dan melestarikan hutan lindung mangrove yang selama ini memberikan keuntungan bagi masyarakat maupun pemuda setempat, 4) Tumbuhnya rasa percaya diri yang tinggi pada diri pemuda dalam berkreativitas dan berinovasi di industri wisat, jangan hanya terlibat dalam kegiatan yang bersifat instan, seperti jaga parkir, akan tetapi lebih pintar membaca peluang, dan kreatif menciptakan sesuatu yang bisa mendatangkan keuntungan bagi pemuda. 5) Terlibat aktif dalam menjaga keutuhan martabat orang muslim, menjaga adat dan budaya masyarakat Aceh, serta mampu memberi penjelasan hukum syariah kepada wisatawan, 6) Terlaksananya pembinaan dan pemberdayaan secara kontinyu di organisasi kelompok pemuda seperti di kelompok remaja mesjid dan karang taruna yang ada di setiap Desa di Kota Langsa, 7) Melibatkan diri sebagai pelaku wisata, seperti dalam perencanaan program, sebagai panitia even-even pariwisata, serta dalam pelestarian budaya, 8) Adanya partisipasi pemuda berupa kreativitas yang lahir dari inisiatif dan kesadaran para pemuda tanpa harus disuruh oleh pemerintah.

Selain pemerintah yang memiliki harapan, pemuda setempat juga mempunyai beberapa harapan terkait partisipasi pemuda dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa, berikut rumusan strategi yang bisa diterapkan oleh Pemerintah Kota Langsa untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam pengembangan ekowisata mangrove di Desa Kuala Langsa:

1)Mengajak dan merangkul keterlibatan pemuda dalam proses perencanaan dan perumusan kebijakan, promosi wisata, pelaksanaan kegiatan pariwisata, memelihara dan merawat objek wisata, hingga tahap evaluasi, 2) Adanya pelatihan yang dilaksanakan secara kontinyu kepada pemuda yang ingin menjadi

pelaku professional pariwisata atau ingin menjadi pengusaha muda di sektor pariwisata. Selama ini pemuda hanya terlibat dalam kegiatan yang bersifat instan seperti penjaga tempat wisata dan parkir. Hal tersebut sangat disayangkan semestinya pemuda bisa menjadi pelaku bisnis pariwisata, pelatihan kewirausahan pemuda dirasa perlu agar mampu mendorong pembangunan karakter dan budaya wirausaha dikalangan pemuda di Desa Kuala Langsa, pelatihan kewirausahaan bisa dimulai dari hal yang kecil, yaitu kewirausahaan sovenir dan cendra mata serta pengelolaan hasil mangrove. Setidaknya dengan adanya pelatihan memberikan stimulus bagi para pemuda untuk lebih kreatif dan pintar melihat peluang usaha untuk dapat dikembangkan, sehingga hal tersebut dapat memberdayakan pemuda dalam hal memberikan lapangan kerja baru bagi para pemuda 3) Memfasilitasi potensi pemuda sebagai pelaku dunia wisata, seperti sebagai pemandu wisata, dan sebagai pelaku bisnis pariwisata, 4) Mengajak para pemuda serta seluruh elemen masyarakat untuk meyakinkan dunia bahwa Kota Langsa adalah aman dan menarik untuk dikunjungi, 5) Memberikan penyadaran kepada seluruh elemen pemuda agar berlaku ramah kepada wisatawan yang berkunjung dan merasa sama-sama memiliki tanggung jawab dalam pengembangan pariwisata.

Mengenai strategi dalam melibatkan pemuda untuk pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa, kesuksesan Desa Nglanggeran Yogyakarta bisa menjadi contoh sebagai stategi dalam melibatkan pemuda untuk pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa. Kiprah Desa Nglanggeran dalam bidang ekowisata tergolong baru. Dirintis sejak tahun 1999, baru pada tahun 2008, wilayah tersebut mulai serius dikembangkan sebagai kawasan wisata.

Sugeng beserta para anak muda di desa tersebut jadi motor penggerak bisnis di Kawasan tersebut. Mereka mati-matian melakukan edukasi agar masyarakat di sana mau dan terbiasa mengubah pola hidup dari kegiatan eksploratif menjadi kegiatan mendukung pariwisata. Di desa ini, seluruh kegiatan dikelola langsung oleh Karang Taruna. Tak seperti daerah wisata lain yang punya investor besar sebagai pengelola, Desa ini hanya mengandalkan masyarakat dan karang taruna sebagai pengelola. Mereka menjadi tuan di wilayahnya sendiri.

Melihat keberhasilan yang telah dilakukan pemuda di Desa Nglanggeran Yogyakarta bukan tidak mungkin hal tersebut diterapkan di Desa Kuala Langsa. Sehingga tidak berharap besar kepada investor dalam pengelolaannya, tetapi sebagai langkah awal pemuda setempat yang menjadi penggerak untuk mengelola ekowisata mangrove. Pemuda harus terlibat dalam kegiatan pariwisata berbasis lingkungan. saat ini ekowisata mangrove terkenal dengan tracking menelusuri hutan lindung mangrove, sambil tracking pengunjung juga dapat menikmati pemandangan hamparan hutan mangrove yang indah.

Sudah seharusnya kegiatan wisata di kawasan ekowisata mangrove terus dikembangkan yaitu ekowisata mangrove Kuala Langsa bisa menawarkan paket- paket wisata, seperti paket wisata edukasi. Paket wisata ini bisa diikuti oleh siswa yang bersekolah, nantinya peserta diajak melakukan kegiatan bersama masyarakat, yang mana masyarakatnya adalah nelayan, sehingga siswa bisa melihat langsung bagaimana kegiatan para nelayan, dan sekali-kali memberikan kesempatan kepada siswa untuk memancing, selain itu paket edukasi ini menawarkan kegiatan penghijaun yang mana nanti para siswa diajarkan cara menanam pohon mangrove dengan tujuan melestarikan lingkungan serta

memberikan edukasi kepada anak-anak bahwa pentingnya keberadaan hutan mangrove bagi wilayah pesisir. Masih banyak paket-paket wisata yang dapat dikembangkan di ekowisata mangrove Kuala Langsa dan semua kegiatan wisata tersebut hendaknya dikelola oleh pemuda baik organisasi maupun non organisasi. Ini adalah salah satu strategi untuk melibatkan pemuda dalam pengembangan ekowisata mangrove Kuala Langsa dan kesemuanya itu perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat dan pemuda untuk dapat mengembangkan ekowisata mangrove Kuala Langsa.

4.7.Analisis SWOT untuk Penentuan Strategi Partisipasi Pemuda dalam

Dokumen terkait