• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Tanaman perkebunan

1. Penentuan Alternatif Strateg

Strategi Mitigasi benncana tanah longsor dilakukan dengan cara membuat

matriks SWOT. Matriks ini digunakan dan di susun berdasarkan faktor-faktor

strategi, baik internal (kekuatan dan kelemahan) maupun eksternal ( peluang dan ancaman). Berdasarkan matriks posisi analisis SWOT yang ada, maka disusun

empat strategi prioritas, yaitu strategi prioritas I : Strategi Strength – Opportunity

(SO), Strategi Prioritas II: Strategi Weakness – Opportunity (WO), Strategi Prioritas III : Strength – Threat (ST), dan Strategi Prioritas IV : Weakness – Threat (WT). Setelah dapat dianalisiskan dari masing- masing analisis internal dan eksternal.

Tabel 4.17. Strategi Prioritas I: Strategi Strength – Opportunity (SO)

Strength Opportuniy

1. Posisi geografis Kabupaten Simalungun yang stategis dalam penataan ruang.

2. Sudah adanya dinas/instansi terkait yang memiliki kapasitas dan kinerja kelembagaan di Kabupaten Simalungun dalam menentukan Zonasi dan

kawasan strategis

3. Telah terarah di rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun tahun 2011-2031

1. Adanya Undang-undang tentang otonomi daerah untuk mengatur dan mengelola anggaran daerah dalam menyusun rencana strategis daerah

2. Undang-undang Penataan ruang nasional Nomor 26 Tahun 2007

3. Peraturan Kepala BNPB Nasional Nomor 02 tahun 2012 tentang pedoman umum pengkajian resiko bencana

4. Keberadaan perusahaan-perusahaan baik PTPN maupun Swasta di Kabupaten Simalungun dalam memberikan anggaran CSR ( Corporated Social Responsibility) 5. Kemajuan tehnologi yang sangat pesat

sehingga memberikan edukasi dan informasi terhadap bencana, seperti GIS

1. Dengan adanya undang- undang yang mengatur tentang Penataan ruang nasional, Perka BNPB Nasional dan kemudian teratah kembali terhadap Peraturan daerah Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Simalungun diharapkan pemerintah Kabupaten Simalungun dapat lebih aktif dan selektif dalam dalam memitigasi Wilayah yang memiliki tingkat kerawanan dengan upaya memberikan informasi dan sosialisasi terhadap masyarakat agar masyarakat sadar dan mengerti akan upaya dan bahaya tanah longsor.

2. Dengan adanya intansi/dinas terkait yang memiliki kapasitas dan kinerja kelembagaan di Kabupaten Simalungun,diharapkan para stakholder tersebut dapat memberikan informasi dan edukasi terhadap masyarakat sesuai dengan tupoksi dan kaedah penataan ruang guna mengurangi jumlah bencana. Memiliki pembelajaran khusus terhadap bencana dengan memanfaatkan anggaran mitigasi Bencana.

Tabel. 4.18. Strategi Prioritas II: Strategi Weakness – Opportunity (WO)

Weakness Opportunity

1. Posisi geografis Kabupaten Simalungun yang bervariasi ( Dataran tinggi,dataran rendah,dan daerah susunan bebatuan yang berbeda-beda)

2. Kualitas dan Kuantitas SDM di Kabupaten Simalungun dalam mendayagunakan lahan masih perlu ditingkatkan

3. Ketersediaan infrastruktur dasar dalam memanfaatkan lahan masih kurang 4. Belum adanya dasar hukum/ Perda yang

mengatur tentang bencana Tanah longsor

1. Adanya Undang-undang tentang otonomi daerah untuk mengatur dan mengelola anggaran daerah dalam menyusun rencana strategis daerah 2. Undang-undang Penataan ruang

nasional Nomor 26 Tahun 2007 3. Peraturan Kepala BNPB Nasional

Nomor 02 tahun 2012 tentang pedoman umum pengkajian resiko bencana

4. Keberadaan perusahaan-perusahaan baik PTPN maupun Swasta di Kabupaten Simalungun dalam

meberikan anggaran CSR ( Corporated Social Responsibility)

5. Kemajuan tehnologi yang sangat pesat sehingga memberikan edukasi dai informasi terhadap bencana.

Strategi WO (Weakness – Opportunity)

1. Memperbaiki infrastruktur dasar sebagai modal awal dan aksesibilitas pembangunan dalam upaya memitigasi lahan dengan memanfaatkan dan mengupayakan kemajuan dan anggaran pembangunan .

2. Melakukan upaya peningkatan Kualitas dan kuantitas SDM di Kabupaten Simalungun dengan memanfaatkan teknologi dan mendayagunakan keberadaan perusahaan- perusahaan baik PTPN dan Swasta sebagai bentuk sosial dan upaya pembangunan wilayah dan pengendaliannya dengan memperhatikan AMDAL dan rencana strategis daerah sesuai dengan bugeting dan Penataan ruang.

3. Memeratakan hasil-hasil pembangunan, dan membuat prioritas pembangunan yang paling tepat, mengingat kondisi topografi Kabupaten Simalungun yang bervariasi, dengan memanfaatkan kemajuan tehnologi dan dukungan dari pemerintah

pusat,maupun program- program nasional yang diharapkan dapat menyentuh masyarakat luas di Kabupaten Simalungun.

Tabel. 4.19. Strategi Prioritas III: Strategi Strength – Threat (ST) Strength Threat

1. Posisi geografis Kabupaten Simalungun yang stategis dalam penataan ruang. 2. Sudah adanya dinas/instansi terkait

yang memiliki kapasitas dan kinerja kelembagaan di Kabupaten Simalungun dalam menentukan Zonasi dan kawasan strategis

3. Telah terarah di rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Simalungun tahun 2011-2031

1. Belum tersedia seluruhnya RDTR ataupun profil Kecamatan di beberapa Wilayah di Kabupaten Simalungun.

2. Kemajuan Pembangunan yang dimiliki oleh beberapa wilayah sehingga rentannya pembangunan fisik dan non fisik

3. Belum terciptanya kerjasama yang kooperatif antara pemerintah Kabupaten Simalungun dengan perusahaan pemerintah dan swasta dalam mengevaluasi AMDAL 4. Terbatasnya anggaran teknologi

daerah dalam mengantisipasi dalam memitigasi Tanah longsor.

Strategi ST (Strength – Threat)

1. Menciptakan kerjasama yang lebih baik lagi dengan perusahaan pemerintah dan swasta dalam upaya memitigasi bencana guna menciptakan pembangunan yang sesuai dengan penataan ruang dan AMDAL, kondisi geografis yang strategis dalam penataan ruang diharapkan bisa dimanfaatkan dan dikendalikan pembangunannya dengan baik, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang perlu ditingkatkan,

2. Mensosialisasikan RTRW Kabupaten Simalungun,menyusun kembali dan evaluasi RDTR, diharapkan mampu memberikan pemahaman agar tidak terjadinya pelanggaran-pelanggaran dalam pembangunan wilayah

3. Mengembangkan dan meningkatkan anggaran teknologi dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja instansi dan dinas terkait agar mampu menentukan zonasi dan kawasan yang strategis dengan upaya memitigasi daerah tanah longsor.

123

Tabel. 4.20. Strategi Prioritas IV: Strategi Weakness – Threat (WT)

Weakness Threat

1. Posisi geografis Kabupaten Simalungun yang bervariasi ( Dataran tinggi,dataran rendah, dan daerah susunan

bebatuan yang berbeda-beda) 2. Kualitas dan Kuantitas SDM di

Kabupaten Simalungun dalam mendayagunakan lahan masih perlu ditingkatkan

3. Ketersediaan infrastruktur dasar dalam memanfaatkan lahan masih kurang 4. Belum adanya dasar hukum/ Perda yang

mengatur tentang bencana Tanah longsor

1. Belum tersedia seluruhnya RDTR dan profil kecamatan di beberapa Wilayah di Kabupaten

Simalungun.

2. Kemajuan Pembangunan yang dimiliki oleh beberapa wilayah sehingga rentannya pembangunan fisik dan non fisik

3. Belum terciptanya kerjasama yang kooperatif antara pemerintah Kabupaten Simalungun dengan perusahaan pemerintah dan swasta dalam mengevaluasi AMDAL 4. Terbatasnya anggaran teknologi

daerah dalam mengantisipasi dalam memitigasi Tanah longsor.

Strategi WT (Weakness – Threat)

1. Meningkatkan kualitas SDM di Instansi pemerintahan di Kabupaten Simalungun untuk lebih memahami terhadap Bencana tanah longsor,meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah,dan memperbaiki sarana prasarana guna mengupayakan dan mengurangi resiko bencana tanah longsor. 2. Menetapakan peraturan yang lebih spesifikasi tentang bencana tanah

longsor dalam bentuk peraturan daerah diharapakan menjadi acuan pokok dalam penganggaran (buggeting) hal ini bisa meningkatkan teknologi dan kinerja instansi pemerintahan.

Sumber : Hasil analisis data 2016

Dari gambar di atas dan keterangan koordinat pada sumbu x dan y berada

pada kuadran I. Berarti strategi pada hasil SWOT ini ialah memaksimalkan unsur

kekuatan (S) dan peluang (O) yang ada.

Maka strategi yang akan direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah ialah :

nasional , Perka BNPB Nasional dan kemudian teratah kembali terhadap

Peraturan daerah Rencana tata ruang wilayah Kabupaten Simalungun

diharapkan pemerintah Kabupaten Simalungun dapat lebih aktif dan selektif

dalam dalam memitigasi Wilayah yang memiliki tingkat kerawanan dengan

upaya memberikan informasi dan sosialisasi terhadap masyarakat agar

masyarakat sadar dan mengerti akan upaya dan bahaya tanah longsor.

b. Memperbaiki infrastruktur dasar sebagai modal awal dan aksesibilitas pembangunan dalam upaya memitigasi lahan dengan memanfaatkan dan

mengupayakan kemajuan dan anggaran pembangunan .

c. Menciptakan kerjasama yang lebih baik lagi dengan perusahaan pemerintah dan swasta dalam upaya memitigasi bencana guna menciptakan pembangunan yang

sesuai dengan penataan ruang dan AMDAL, kondisi geografis yang strategis

dalam penataan ruang diharapkan bisa dimanfaatkan dan dikendalikan

pembangunannya dengan baik, kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

yang perlu ditingkatkan

d. Meningkatkan kualitas SDM di Instansi pemerintahan di Kabupaten

Simalungun untuk lebih memahami terhadap Bencana tanah longsor,

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan daerah,dan memperbaiki sarana prasarana guna mengupayakan

Tabel. 4.20. Key-informant dan Narasumber

No Jumlah Instansi

1 1 Bappeda Sumatera Utara

2 1 BWS Sumatera Utara

3 2 Bappeda Simalungun

4 2 Dinas PSDA Simalungun

5 2 BPBD Simalungun

BAB V

Dokumen terkait