• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Indikator dan Parameter Kajian Awal Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

C. Pembentukan Kelembagaan

5.2. Kajian Awal Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Demak

5.2.1. Penentuan Indikator dan Parameter Kajian Awal Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

Penentuan indikator dan parameter perumahan kumuh dan permukiman kumuh mengikuti kriteria dan indikator penilaian lokasi perumahan dan permukiman kumuh pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyar Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Namun pada kegiatan ini diperlukan pendekatan parameter awal untuk Kabupaten Demak, mengingat keterbatasan data dan keterbatasan kedetailan kriteria yang dikaji karena skala kajian ini adalah lingkup wilayah kabupaten dengan kedalaman kajian hanya sampai dengan kecamatan. Berikut ini dapat dilihat parameter kajian awal dalam penilaian lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh di Kabupaten Demak.

Tabel V.2.

Parameter Kajian Awal Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Demak

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal

1 Bangunan Gedung

1. Ketidakteraturan bangunan:

a. Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dalam RDTR, meliputi pengaturan bentuk, besaran, perletakan dan tampilan bangunan pada suatau zona, dan/atau

b. Tidak memenuhi ketentuan tata bangunan dan tata kualitas lingkungan dalam RTBL, meliputi pengaturan blok lingkungan, kapling, bangunan, ketinggian dan elevasi lantai, konsep identitas lingkungan, konsep orientasi lingkungan dan wajah jalan

- 76%-100% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

- 51%-75% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

- 25%-50% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

kondisi bangunan yang tidak memenuhi

Semakin besar prosentase

jumlah RTLH

mengindikasikan semakin kumuh

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal bangunan (KDB, KLB, dan kepadatan

bangunan) dengan arahan RDTR dan RTBL

- 51%-75% kepadatan bangunan pada lokasi tidak sesuai ketentuan

- 25%-50% kepadatan bangunan pada lokasi tidak sesuai ketentuan

3. Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis bangunan Kondisi bangunan gedung pada perumahan dan permukiman

- 76%-100% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis - 51%-75% bangunan pada lokasi tidak

memenuhi persyaratan teknis

- 25%-50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

2 Jalan Lingkungan

1. Cakupan jaringan pelayanan

Lingkungan perumahan dan permukiman yang dilayani oleh jaringan jalan lingkungan

2. Kualitas permukaan jalan - 76%-100% area memiliki kualitas permukaan yang buruk (retak dan

Semakin besar prosentase ruas jalan yang rusak/ buruk mengindikasikan semakin mengakses air minum yang aman - 51%-75% populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman

Jumlah populasi yang tidak dapat mengakses air minum yang aman

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal - 25%-50% populasi tidak dapat

mengakses air minum yang aman

terpenuhinya

2. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum setiap individu

Kapasitas pemenuhan kebutuhan (60 L/hari)

Semakin besar prosentase

desa rawan air

Saluran tersier dan/atau saluran lokal pada lokasi

- 76%-100% area tidak tersedia drainase lingkungan dan/atau tidak terhubung dengan hirarki diatasnya - 51%-75% area tidak tersedia drainase

lingkungan dan/atau tidak terhubung dengan hirarki diatasnya

- 25%-50% area tidak tersedia drainase lingkungan dan/atau tidak terhubung dengan hirarki diatasnya

Ketidaktersediaan drainase, kualitas konstruksi drainase lingkungan yang buruk, ketidak mampuan mengalirkan limpasan air hujan sehingga menimbulkan genangan diindikasikan dengan area beresiko drainase (sesuai dokumen SSK Kab Demak tahun 2018-2023)

- Prosentase jumlah desa beresiko drainase sangat tinggi-sedang 67%-100%

- Prosentase jumlah desa beresiko drainase sangat tinggi-sedang 34%-66%

- Prosentase jumlah desa beresiko drainase sangat tinggi-sedang 0%-33%

2. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air hujan sehingga menimbulkan genangan

- 76%-100% area terjadi genangan

>30cm, >2jam dan >2x setahun - 51%-75% area terjadi genangan

>30cm, >2jam dan >2x setahun - 25%-50% area terjadi genangan

>30cm, >2jam dan >2x setahun

Semakin besar prosentase jumlah desa beresiko drainase sangat tinggi-sedang mengindikasikan semakin kumuh

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal lingkungan buruk konstruksi drainase lingkungan buruk

- 51%-75% area memiliki kualitas Sistem pengelolaan air limbah tidak memadai (kakus/ kloset yang tidak terhubung dengan tangki septik/

IPAL)

Sistem pengelolaan air limbah, prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang tidak sesuai persyaratan teknis diindikasikan dengan area beresiko sanitasi/ limbah (sesuai dokumen SSK Kab Demak tahun 2018-2023)

- Prosentase jumlah desa beresiko sanitasi/ limbah sangat tinggi-sedang 67%-100%

- Prosentase jumlah desa beresiko sanitasi/ limbah sangat tinggi-sedang 34%-66%

- Prosentase jumlah desa beresiko sanitasi/ limbah sangat tinggi-sedang 0%-33%

2. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

a. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang ada pada lokasi

- kloset yang terhubung dengan tangki septik

- tidak tersedianya sistem pengolahan limbah setempat atau terpusat

Semakin besar prosentase jumlah desa beresiko sanitasi/ limbah sangat tinggi-sedang

mengindikasikan semakin kumuh

b. Ketidaksesuaian prasarana dan sarana pengolahan air limbah dengan persyaratan teknis

- 76%-100% area memiliki prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis

- 51%-75% area memiliki prasarana dan sarana pengelolaan air limbah

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal yang tidak memenuhi persyaratan

teknis

- 25%-50% area memiliki prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang tidak memenuhi persyaratan teknis

6 Pengelolaan Persampahan

1. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai persyaratan teknis a. Prasarana dan sarana

persampahan yang ada pada lokasi perumahan atau permukiman tidak sesuai dengan persyaratan teknis

prasarana dan sarana persampahan yang tidak sesuai persyaratan teknis diindikasikan dengan area beresiko persampahan (sesuai

2. Sistem pengelolaan persampahan tidak sesuai standar teknis

Sistem persampahan (pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,

Semakin besar prosentase jumlah desa beresiko persampahan sangat tinggi-sedang mengindikasikan semakin kumuh

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal 7 Proteksi

Kebakaran

1. Prasarana proteksi kebakaran tidak tersedia

Prasarana dan sarana proteksi kebakaran diindikasikan dengan kelas potensi kejadian kebakaran (Dokumen

- 76%-100% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

- 51%-75% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

- 25%-50% area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

Semakin tinggi potensi kejadian kebakaran mengindikasikan semakin kumuh

8 Legalitas lahan

1. Kejelasan status penguasaan lahan - keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

- sebagian atau keseluruhan lokasi tidak memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

2. Kesesuaian rencana tata ruang (RTR) - keseluruhan lokasi berada pada zona

peruntukan perumahan/

permukiman sesuai RTR

- sebagian atau keseluruhan lokasi berada bukan pada zona peruntukan perumahan/ permukiman sesuai RTR

Fungsi strategis kabupaten - Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten

- Lokasi tidak terletak pada fungsi strategis kabupaten

Struktur perkotaan dan penetapan kawasan strategis kabupaten

- Kecamatan berfungsi sebagai PKL, dan memiliki kawasan strategis

- Kecamatan berfungsi

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal sebagai PPK, dan memiliki kawasan strategis

- Kecamatan berfungsi sebagai PKL atau PPK, tidak memiliki kawasan strategis

Semakin tinggi hirarki kota dan adanya penetapan kawasan strategis mengindikasikan lokasi tersebut semakin strategis 10 Kepadatan

penduduk

Kepadatan penduduk - rendah yaitu kepadatan penduduk dibawah 150 jiwa/ha

- sedang yaitu kepadatan penduduk antara 151-200 jiwa/ha

- tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201-400 jiwa/ha

- sangat padat yaitu kepadatan penduduk diatas 400 jiwa/ha

Kepadatan penduduk

netto (jumlah

penduduk dibagi luas kawasan permukiman)

- rendah yaitu kepadatan penduduk dibawah 150 jiwa/ha

- sedang yaitu kepadatan penduduk antara 151-200 jiwa/ha

- tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201-400 jiwa/ha

- sangat padat yaitu kepadatan penduduk diatas 400 jiwa/ha Semakin padat penduduk mengindikasikan semakin kumuh

No Kriteria Indikator Parameter Indikator Kajian Awal Parameter Kajian Awal 11 Kondisi sosial

ekonomi

Potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan;

potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat strategis bagi masyarakat setempat potensi budaya yaitu adanya kegiatan atau warisan budaya tertentu yang dimiliki masyarakat setempat

- lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara;

- lokasi tidak memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

Kondisi sosial ekonomi diindikasikan dengan jumlah keluarga miskin

- Prosentase jumlah KK miskin 67%-100%

- Prosentase jumlah KK miskin 34%-66%

- Prosentase jumlah KK miskin 0%-33%

Semakin besar jumlah KK miskin mengindikasikan kemampuan ekonomi masyarakat semakin terbatas, kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan menjadi kurang

Sumber : Peraturan Menteri PUPR Nomor 14/PRT/M/2018, Penyusun, 2021

5.2.2. Identifikasi Tumbuh dan Berkembangnya Perumahan Kumuh dan