5.2. Analisa Penentuan Lokasi
5.2.3. Penentuan Lokasi
Berdasarkan konsep pengembangan Wisma Atlet; penentuan lokasi menjadi sangat unik karena harus mengakomodasikan standar pelayanan wisma atlet dengan standar pelayanan hotel. Dalam beberapa kriteria wisma talet dan hotel berbeda misalnya berkait dengan aksesibiltas. Perpaduan konsep wisma atlet dan hotel inilah yang nantinya dijadikan sebagai strategibranding pemasaran. Wisma Atlet ini direncanakan akan menggunakan standar hotel bintang 2.
Sebelum dilakukan penentuan lokasi berdasarkan kriteria yang dispesifikan terlebih dahulu dilakukan analisis kelayakan luas area di lokasi terpilih. Hotel bintang 2 membutuhkan setidaknya luas area minimal 2.500 m2 (berdasarkan benchmarking hotel Santika). Berdasarkan pengukuran awal terhadap lokasi yang ditentukan luas masing-masing lokasi adalah sebagai berikut (pengukuran dilakukan dengan menggunakan patokan batas visual yang ditunjukan):
Lokasi A : Luas area 1.478 M2 dengan keliling 164 meter
Lokasi B : Luas area 4.287 M2 dengan keliling 254 meter
Lokasi C : Luas area 6.959M2 dengan keliling 333 meter
Dari sisi luas lahan, Lokasi A kurang memungkinkan untuk dijadikan sebagai alternatif lokasi pembangunan Wisma Atlet, akan tetapi Lokasi A dapat diproyeksikan digunakan sebagai Dormitory. Dormitory biasanya terdiri dari beberapa kamar yang diisi 4 sampai 10 orang. Selanjutnya pada lokasi B dan Lokasi C akan dilakukan penentuan lokasi yang lebih sesuai.
Adapun kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi adalah sebagai berikut
A. Faktor Kenyamanan
Faktor kenyamanan adalah faktor yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan seseorang dalam memilih lingkungan hotel, faktor ini juga berhubungan dengan tingkat ketenangan masyarakat terhadap kemungkinan sewaktu-waktu terjadi bencana banjir, tingginya tingkat pilihan ini disebabkan karena rumah selain sebagai tempat berteduh juga berfungsi untuk memberikan rasa aman, oleh karenanya masyarakat memerlukan jaminan untuk mendukung fungsi akomodasinya.
Faktor kebersihan lingkungan menjadi prioritas masyarakat dalam pemilihan akomodasinya. Lingkungan yang bersih menjamin kenyamanan bagi penghuninya. Ditambah lagi kondisi jalan yang nyaman dan bebas dari lubang dapat membuat perasaan nyaman bagi tamu hotel dan atlet yang menggunakan fasilitas kendaraan bermotor. Kondisi jalan yang nyaman ini akan menjadikan perjalanan dari dan menuju ke tempat aktivitas semakin lancar.
B. Faktor Pelayanan
Faktor pelayanan terutama menyangkut kualitas tingkat pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat di lingkungan hotel. Pelayanan di daerah hunian seperti ketersediaan fasilitas olahraga (nilai utama wisma atlet), pedestrian dan fasilitas umum lainnya akan menambah rasa nyaman untuk menghuni suatu kawasan.
Untuk kondisi jalan lingkungan pengaruhnya lebih dilihat pada aspek estetika jalan lingkungan disekitar perumahan. Kondisi jalan lingkungan yang rusak akan membuat lingkungan sekitar menjadi tidak tertata dengan baik, dan sebaliknya kodisi jalan lingkungan yang baik akan menimbulkan perasaan nyaman bagi penghuni. Begitu juga dengan kondisi tapak.
C. Faktor Aksesibilitas dan Lingkungan
Faktor aksesibilitas adalah kemudahan pencapaian, secara umum berkaitan dengan kondisi jalan lingkungan serta keberadaan jalur kendaraan umum. Aksesibitas suatu daerah menjadi salah satu pertimbangan dalam memilih lokasi tempat tinggal, kemudahan yang dipunyai suatu daerah untuk mencapai tempat bekerja, sekolah, berbelanja dan sebagainya merupakan faktor penarik bagi berkembangnya daerah tersebut.Keberadaan jalur kendaraan umum ternyata merupakan salah satu pertimbangan yang dilakukan masyarakat terutama dalam pemilihan lokasi akomodasi.
Selain itu keberadaan penghijauan terutama pepohonan yang rindang merupakan aspek yang juga harus terpenuhi untuk kenyamanan masyarakat, karena banyaknya pohon rindang pada suatu lokasi hotel akan menambah keindahan pada lokasi tersebut, dan juga dapat berfungsi sebagai penangkal polusi udara dan suara. Disamping itu, lingkungan yang aman menjadi prioritas bagi para penghuni perumahan. Minimnya tindakan kriminalitas seperti pencurian, perampokan dan perampasan akan menambah rasa nyaman suatu kawasan hunian.
Secara rinci variabel yang dispesifikan dalam penentuan lokasi adalah sebagai berikut:
Tabel 8 Faktor Penentu Lokasi Wisma Atlet
No Faktor Variabel Kode
1 FAKTOR
KENYAMANAN
Aksesibilitas Jalan A
Kebersihan Lingkungan B
Kondisi Tapak C
2 FAKTOR PELAYANAN Fasilitas olahraga D
Fasilitas Umum E
3 FAKTOR LINGKUNGAN Jaringan Air dan Listrik F Keberadaan angkutan umum G
Status lahan H
Lahan Pengganti I
Teknik analisis yang digunakan untuk pemilihan lokasi pembangunan Wisma Atlet menggunakan metode kuantitatif subyektif penilaian alternatif lokasi, dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria pemilihan lokasi. Penentuan kriteria pemilihan lokasi berdasarkan hasil kajian pustaka. Kriteria-kriteria tersebut diberi bobot (skor) dengan menggunakan skala penilaian 1 sampai dengan 3. Nilai 3 untuk bobot terkuat dan nilai 1 untuk bobot terlemah. Pembobotan masing-masing faktor ini akan digunakan sebagai dasar dalam memberikan penilaian terhadap setiap alternatif lokasi pembangunan Wisma Atlet.
Selanjutnya untuk mendapatkan ranking dari kriteria yang digunakan maka digunakan teknik analisa Zero-One. Hasil analisa Zero – One adalah sebagai berikut:
Tabel 9 Penentuan Ranking dengan Zero – One
Variabel Kode A B C D E F G H I Total
Aksesibilitas Jalan A x 1 1 0 1 0 1 0 1 5 Kebersihan Lingkungan B 0 x 0 0 0 0 1 0 0 1 Kondisi Tapak C 0 1 x 1 1 1 0 0 0 4 Fasilitas olahraga D 1 1 1 x 1 1 1 1 1 8 Fasilitas Umum E 0 1 1 0 x 0 1 0 0 3
Jaringan Air dan Listrik F 1 1 1 1 1 x 0 0 1 6
Keberadaan angkutan umum
G 0 0 0 0 0 0 x 0 0 0
Status lahan H 0 1 1 1 1 1 1 x 1 7
Lahan Pengganti I 0 0 0 0 0 0 1 1 x 2
Sumber: Hasil perhitungan Keterangan:
1 : kriteria yang lebih penting 0 : kriteria yang kurang penting
Tabel 10 Ranking Kriteria
Variabel Kode A B C D E F G H I Ranking
Fasilitas olahraga D 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Status lahan H 0 1 1 1 1 1 1 1 2
Jaringan Air dan Listrik F 1 1 1 1 1 0 0 1 3
Aksesibilitas Jalan A 1 1 0 1 0 1 0 1 4 Kondisi Tapak C 0 1 1 1 1 0 0 0 5 Fasilitas Umum E 0 1 1 0 0 1 0 0 6 Lahan Pengganti I 0 0 0 0 0 0 1 1 7 Kebersihan Lingkungan B 0 0 0 0 0 1 0 0 8 Keberadaan angkutan umum G 0 0 0 0 0 0 0 0 9
Sumber: Hasil perhitungan
Selanjutnya dilakukan pembobotan setiap kriteria menggunakan rumus sebagai berikut: Bobot = (N-t +1) /N
Dimana:
N = jumlah kriteria t = urutan ranking
Hasil pembototan adalah sebagai berikut: Tabel 11 Bobot Kriteria
Variabel Kode Ranking Bobot
Fasilitas olahraga D 1 1,0000
Status lahan H 2 0,8889
Jaringan Air dan Listrik F 3 0,7778
Aksesibilitas Jalan A 4 0,6667 Kondisi Tapak C 5 0,5556 Fasilitas Umum E 6 0,4444 Lahan Pengganti I 7 0,3333 Kebersihan Lingkungan B 8 0,2222 Keberadaan angkutan umum G 9 0,1111
Pembobotan kriteria selanjutnya diuraikan sebagai berikut: A. Aksebilitas Jalan
Lokasi B terletak di jalan lingkungan GOR dibelakang kolam renang sedangkan di Lokasi C terletak di Jalan Kusuma Bangsa. Jalan utama yang terdekat dengan lokasi pembangunan Wisma Atlet adalah Jalan Gajah Mada. Jarak lokasi A dengan Jalan Gajah Mada sekitar 417 meter sedangkan jarak lokasi B ke Jalan Gajah Mada kurang lebih 835 meter.
Berdasarkan uraian diatas maka pembobotan untuk Kriteria aksesibilitas jalan utama adalah sebagai berikut:
Kriteria Aksesibilitas Jalan
Kode Kriteria A Indikator 0-1 KM 1 – 5 KM >5 KM Keterangan Bobot 3 2 1 Lokasi B √ Lokasi C √ B. Kebersihan Lingkungan
Lokasi B dan lokasi C terletak pada lingkungan yang relatif homogen karena jarak keduanya relatif dekat. Untuk kebersihan lingkungan; kedua lokasi relatif terjaga karena dalam pengawasan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Banyuwangi. Untuk lokasi B terdapat lokasi pemilahan sampah sementara sehingga agak sedikit mengganggu.
Kriteria Kebersihan Lingkungan
Kode Kriteria B
Indikator Bersih Cukup
Bersih Kotor Keterangan Bobot 3 2 1 Lokasi B √ Lokasi C √ C. Kondisi Tapak
Tapak sangat penting dalam arsitektur karena merupakan salah satu nilai jual bangunan.
Gambar 8 Perpsektif Tapak
Pada lokasi B terdapat sudut bebas yang memiliki keindahan yaitu kearah utara berupa persawahan yang masih asri, arah barat pemandangan kolam renang dan arah selatan rimbunan pepohonan. Sedangkan lokasi C arah ketimur terdapat pemandangan berupa lapangan tenis dan atletik dan keutara arah pemandangan indoor area.
Kriteria Kondisi Tapak
Kode Kriteria C
Indikator 3 sudut 2 sudut 1 sudut Keterangan
Bobot 3 2 1
Lokasi B √
D. Fasilitas Olahraga
Lokasi B dan Lokasi C terletak dalam komplek yang sama yaitu di area Gelangang olahraga sehingga akses terhadap lapangan olahraga relatif dekat. Untuk lkasi A misalnya lebih dekat untuk ke kolam renang, lapangan sepakkbola, dan lintasan atletik. Sedangkan Lokasi C lebih dekat ke lapangan tenis dan lapangan indoor.
Kriteria Fasilitas Olahraga
Kode Kriteria D
Indikator >3 Arena 2 Arena 1 Arena Keterangan
Bobot 3 2 1
Lokasi B √ Dalam jarak 1 km
Lokasi C √ Dalam jarak 1 km
E. Fasilitas Umum
Lokasi B dan C relatif dekat dengan fasilitas umum utamanya sekolah. Selain itu terdapat juga beberapa rumah makan, perkantoran, hotel dan tempat ibadah. Sekolah yang dekat dengan lokasi antara lain TK Al Qomar, SMK PGRI 1 Giri, SMKN 1 Banyuwangi, SMU Negeri 1 Glagah, SMP Negeri Glagah, dan Smu 1 Giri Kabupaten Banyuwangi. Selain itu dalam jarak kurang dari 1 km terdapat 2 masjid dan kantor polsek Giri. Selain itu terdapat juga minimarket dan layanan perbankan dalam jarak yang relatif dekat.
Dari gambar 8 tampak build up building yang ada cukup mendukung keberadaan Wisma Atlet.
Kriteria Fasilitas
Kode Kriteria E
Indikator Terbangun Cukup
Terbangun Belum terbangu n Keterangan Bobot 3 2 1
Lokasi B √ Build up fasilitas
pendukung
S t u d i K e l a y a k a n W i s m a A t l e t | 53
F. Jaringan Air dan Listrik
Lokasi B dan C merupakan area terbangun sehingga pasokan air dan listrik telah tersedia. Sedangkan untuk lokasi B untuk jaringan air dan membutuhkan penambahan saluran menuju lokasi karena letaknya yang relatif menjorok kedalam. Kriteria Jaringan Air dan Listrik
Kode Kriteria F
Indikator Air dan
Listrik
Air dan listrik tersedia perlu
penambahan sarana
Listrik tersedia, air tidak tersedia
Ket.
Bobot 3 2 1
Lokasi B √
Lokasi C √
G. Angkutan Umum
Secara spesifik tidak tersedia angkutan umum reguler yang melewati kedua lokasi. Jalan terdekat yang dilewati angkutan umum adalah Jln. Gajah Mada menggunakan angkutan kota lin 4 dengan rute Terminal Blambangan – Terminal Brawijaya via Jl. Gajah Mada – Letkol Istiqlah.
F. Jaringan Air dan Listrik
Lokasi B dan C merupakan area terbangun sehingga pasokan air dan listrik telah tersedia. Sedangkan untuk lokasi B untuk jaringan air dan membutuhkan penambahan saluran menuju lokasi karena letaknya yang relatif menjorok kedalam. Kriteria Jaringan Air dan Listrik
Kode Kriteria F
Indikator Air dan
Listrik
Air dan listrik tersedia perlu
penambahan sarana
Listrik tersedia, air tidak tersedia
Ket.
Bobot 3 2 1
Lokasi B √
Lokasi C √
G. Angkutan Umum
Secara spesifik tidak tersedia angkutan umum reguler yang melewati kedua lokasi. Jalan terdekat yang dilewati angkutan umum adalah Jln. Gajah Mada menggunakan angkutan kota lin 4 dengan rute Terminal Blambangan – Terminal Brawijaya via Jl. Gajah Mada – Letkol Istiqlah.
Kriteria Angkutan Umum
Kode Kriteria G Indikator Tersedia Reguler Tersedia tertentu Tidak tersedia Keterangan Bobot 3 2 1 Lokasi B √ Lokasi C √ H. Status Lahan
Lokasi B dan C merupakan aset pemerintah sehingga tidak memerlukan pembebasan lahan.
Kriteria Status Lahan
Kode Kriteria H Indikator Aset negara Hak Milik BUMD Hak milik Swasta Ket. Bobot 3 2 1
Lokasi B √ Sertifikah dalam
proses penerbitan
Lokasi C √
Untuk lokasi C saat ini digunakan sebagai Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan sehingga apabila digunakan sebagai Wisma Atlet perlu lahan pengganti dan bangunan pengganti. Proses tukar guling lahan membutuhkan proses yang panjang dan biaya pengadaan tanah yang relatif besar.Untuk lokasi B perlu lahan pengganti Ruang Terbuka Hijau yang dialihgunakan sebagai Wisma Atlet.
Kriteria Lahan Pengganti
Kode Kriteria I
Indikator Tidak perlu pengganti
Perlu Lahan Pengganti
Perlu Lahan dan Bangunan Pengganti Ket. Bobot 3 2 1 Lokasi B √ Lokasi C √
Setelah dilakukan pembobotan, langkah terakhir adalah pemilihan lokasi terbaik dengan memilih nilai skor yang tertinggi.
Tabel 12 Penentuan Lokasi dengan Matriks Evaluasi
Alternatif Kriteria A B C D E F G H I Total
Lokasi Bobot 0,667 0,222 0,556 1,000 0,444 0,778 0,111 0,889 0,333
Lokasi B Nilai 3,000 2,000 3,000 3,000 3,000 2,000 1,000 3,000 2,000 22,000 Jumlah 2,000 0,444 1,667 3,000 1,333 1,556 0,111 2,667 0,667 13,444 Lokasi C Nilai 3,000 3,000 2,000 3,000 3,000 3,000 1,000 3,000 1,000 22,000 Jumlah 2,000 0,667 1,111 3,000 1,333 2,333 0,111 2,667 0,333 13,556 Jumlah = bobot x nilai
Total = jumlah A+B + C + D+ E + F + G + H + I
Berdasarkan tabel diatas berdasarkan 9 kriteria yang dispesifikan memiliki nilai yang hampir sama yaitu untuk lokasi B sebesar 13,444 dan lokasi C sebesar 13,556. Nilai yang hampir sama ini antara lain dikarenakan letak lokasi yang berdekatan sehingga kondisinya cenderung homogen. Kedua lokasi memungkinkan untuk dibangun Wisma Atlet dengan tambahan pertimbangan masing masing lokasi sebagai berikut:
A. Lokasi B Kelebihan
1. Lokasi saat ini hanya terdapat bangunan berupa Tempat Penampungan Sampah dan 2 bangunan non permanen sehingga tidak membutuhkan anggaran untuk pembongkaran
2. Lokasi agak kedalam sehingga rekayasa lalu-lintas lebih mudah dilakukan 3. Dekat dengan lokasi kolam renang sehingga bisa dilakukan interkoneksi dengan Wisma Atlet untuk menambah nilai jual utamanya untuk tamu umum.
4. Relatif jauh dari lokasi penduduk sehingga dampak sosial dapat diminimalisir.
Kekurangan
1. Merupakan Kawasan Ruang Terbuka Hijau yang masuk dalam penilaian Adipura sehingga perlu adanya lahan RTH pengganti dan mengembalikan keaneragaman hayati seperti yang ada saat ini.
2. Pengembangan lokasi relatif terbatas. Untuk ke arah utara terdapat sungai sehingga perlu jembatan sedangkan arah ke timur terbatas pada perumahan penduduk.
3. Lokasi relatif jauh dari jalan utama sehingga perlu rekayasa akses misalkan dengan membuat jalan masuk dari sisi utara kolam memanjang kearah timur.
B. Lokasi C Kelebihan
1. Akses ke lokasi relatif lebih mudah dibandingkan dengan Lokasi B.
2. Area lebih luas sehingga memudahkan penataan lanscape bangunan Wisma Atlet.
3. Lahan pada lokasi C merupakan lahan padat sehingga tidak membutuhkan pengurukan.
4. Peraturan zoning yang lebih terbuka. Kekurangan
1. Saat ini lokasi masih ditempati oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan sehingga untuk pengalihfungsian membutuhkan lahan dan bangunan pengganti yang membutuhkan anggaran yang relatif besar serta waktu yang relatif lama.
2. Perlu rekayasa lalu lintas yang lebih komplek dibandingkan Lokasi B.