• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

6.2. Peta Strategi Balanced Scorecard

6.2.2. Penentuan Tolok Ukur

Balance scorecard menggunakan tolok ukur kinerja yang dikelompokkan ke dalam lag indicators sebagai ukuran hasil utama dan lead indicators sebagai faktor pendorong kinerja. Lag indicatorsmencerminkan tujuan bersama berbagai strategi perusahaan sedangkan lead indicators adalah faktor-faktor khusus yang terdapat pada perusahaan yang mencerminkan keunikan dari strategi perusahaan. Pemilihan tolok ukur harus memperhatikan keterkaitan antara visi, misi dan strategi perusahaan dan lebih penting lagi adalah diukurnya keberhasilan perusahaan mencapai sasaran strategis yang telah dipilih serta dipahaminya tolok ukur tersebut oleh seluruh entitas perusahaan.

Sasaran strategis dalam masing-masing perspektif balance scorecard

memiliki bauran ukuran hasil utama dan faktor pendorong kinerja. Ukuran hasil utama tanpa faktor pendorong kinerja tidak akan mengkomunikasikan bagaimana hasil tersebut dicapai. Ukuran hasil utama tidak akan memberikan indikasi mengenai apakah strategi perusahaan sudah dilaksanakan dengan berhasil atau tidak. Sebaliknya, faktor pendorong kinerja tanpa ukuran hasil utama hanya dapat membuat perusahaan mencapai peningkatan operasional jangka pendek dan gagal mengungkapkan apakah peningkatan operasional tersebut telah diterjemahkan ke dalam bisnis dengan pelanggan saat ini dan pelanggan baru yang telah diperluas serta kepada peningkatan kinerja keuangan. Sebuah peta strategi Balanced Scorecard yang baik memiliki bauran yang tepat dari hasil utama (lagging indicator) dan faktor pendorong kinerja (leading indicator) yang telah disesuaikan dengan strategi perusahaan.

61

Tolok ukur yang dipilih dalam perancanganbalance scorecard PT APCO dibedakan menurut perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

6.2.2.1. Perspektif keuangan

Strategi pertumbuhan profitabilitas dipilih sebagai sasaran strategis melalui pertumbuhan penjualan yang berkaitan dengan perspektif keuangan maka tolok ukur keuangan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kinerja perusahaan yang utama adalah tolok ukur untuk menilai keberhasilan PT APCO dalam mencapai sasaran strategisnya

1. Pertumbuhan profitabilitas:

Return on Investment(ROI)

ROI adalah marjin laba bersih dikali perputaran total aktiva. ROI dipilih karena rasio ini dipengaruhi oleh kegiatan operasional maupun kegiatan pendanaan sehingga dapat lebih memantau semua aktivitas perusahaan. ROI merupakan tolok ukur yang bisa menjelaskan hubungan antar pendapatan, biaya, dan investasi. ROI dapat digunakan untuk membandingkan kinerja dari berbagai sector bisnis, baik pesaing, divisi maupun dalam industri. ROI digunakan secara luas sehingga semua manajer mengetahui apa yang diwakili oleh ROI dan apa pengaruhnya terhadap perusahaan.

Hasil perhitungan dengan memanfaatkan data dari laporan keuangan perusahaan tahun 2007 dan 2008, ROI yang dicapai perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar 6 persen, artinya perusahaan mampu menghasilkan pendapatan bersih 0,06 rupiah untuk setiap satu rupiah aktiva yang dimiliki

atau setiap 1 rupiah investasi maka tingkat pengembaliannya sebesar 0,06 rupiah. Sedangkan pada tahun 2007 adalah sebesar 3 persen.

2. Pertumbuhan penjualan:

Tingkat pertumbuhan penjualan (Sales Growth Percentage)

Tingkat pertumbuhan penjualan adalah persentase pertumbuhan hasil penjualan yang diperoleh perusahaan setiap tahun. Hasil penjualan adalah jumlah produk yang dijual dalam setahun dikali harga jual per produk. Kenaikan dan penurunan hasil penjualan dari periode ke periode dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan penjualan perusahaan.

Penjualan PT APCO Indonesia pada tahun 2008 adalah sebesar 24, 753 milliar rupiah dan hasil penjualan perusahaan pada tahun 2007 adalah sebesar 17, 463 milliar atau meningkat sebesar 41,7 persen pada tahun 2008.

6.2.2.2. Perspektif Pelanggan

Sasaran strategis perusahaan yang termasuk dalam perspektif pelanggan adalah meningkatkan kepuasan dan kenyamanan serta memahami keinginan pelanggan. Tolok ukur keberhasilan dalam perspektif ini adalah kepuasan dan kenyamanan pelanggan:

Tingkat Kepuasan Pelanggan

Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada pelanggan secara periodik. Salah satu alat analisis survey yang dapat digunakan adalah pengambilan sample.

63

Responden yang dihimpun dalam penelitian ini berjumlah 50 responden dengan cara dilakukan pengklasifikasian responden ke dalam kelompok-kelompok pengguna jasa yang sama yaitu pengguna jasa pengendalian rayap, pengguna jasa pengendalian hama pengganggu dan pengguna jasa fumigasi. Kelompok pengguna jasa yang sama dikelompokkan lagi ke dalam kelompok yang lebih kecil yaitu kelompok komersil, industri dan redensial. Karakteristik responden dikelompokkan berdasarkan penggunaan jasa pengendalian hama dapat dilihat pada Tabel 4.

Kelompok Residensial menggunakan jasa PT APCO cenderung lebih banyak menggunakan jasa pengendalian hama pengganggu dan Rayap. Total pelanggan kelompok Residensial sebanyak 1027 pelanggan, sebanyak 57 persen adalah pengguna jasa pengendalian hama pengganggu, 42,6 persen adalah pengguna jasa pengendalian rayap dan sisanya adalah pengguna jasa fumigasi.

Kelompok pelanggan komersil PT APCO terdiri dari kantor, toko, sekolah, cottage, pasar swalayan, hotel, restaurant, rumah sakit, gudang, bank dan pub atau spa.

Kelompok pelanggan pengguna jasa fumigasi terdiri dari industri pengolahan makanan dan Industri non pengolahan makanan seperti perusahaan mebel dan eksportir.

Tabel 4. Karakteristik Umum Responden PT Agricon Putra Citra Optima (APCO) Tahun 2008

No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase

I Pengguna jasa Pengendalian Rayap

Komersial (Total) 76 14,28 Kantor/took Sekolah Cottage Pasar Swalayan Hotel Restaurant Rumah Sakit Gudang 37 8 7 2 1 1 1 1 Industri 18 3,38

Industri bukan pengolah makanan 14

Industri Pengolahan Makanan 4

Residensial 438 82,33

TOTAL 532 100

II Pengguna jasa Pengendalian hama pengganggu Komersial 313 31,8 Kantor/toko Restaurant Hotel Sekolah Pasar Swalayan Cottage Gudang Rumah Sakit Bank Pub/ spa 118 86 30 28 16 14 11 6 2 2 Industri 84 8,5

Industri Pengolahan Makanan Industri bukan pengolah makanan

42 42

Residensial 587 59,7

TOTAL 984 100

III Pengguna jasa Fumigasi

Komersial 4 37,5 Transportasi Eksportir 1 3 Industri 4 50 Residensial 2 12,5 TOTAL 10 100

65

Pengukuran kinerja perspektif pelanggan menggunakan indikator dari pelaksanaan prosedur teknis pengendalian hama pengganggu seperti penjadwalan, kelengkapan administrasi, komunikasi dengan pelanggan mengenai pengendalian hingga keamanan pelaksanaan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. APCO cabang Bogor, ada sepuluh tahapan standar kerja yang harus dilakukan oleh para teknisi setiap harinya, yaitu :

1. Persiapan Berangkat

Sebelum keberangkatan ke tempat pelanggan, teknisi wajib melakukan power check-in terhadap kendaraan dan peralatan pekerjaan. Setelah itu memeriksa jadwal dan kelengkapan bahan yang diperlukan, kemudian berdoa.

2. Perjalanan Menuju SPBU

Teknisi diwajibkan memilih SPBU yang ber print-out yang terdekat, mengisi bahan bakar kendaraan dan bahan pembantu, kemudian memeriksa print-out

yang diterima dan mencatat KM kendaraan. 3. Perjalanan Menuju Pelanggan

Selama di perjalanan teknisi harus berkonsentrasi dan menjaga kerapihan diri dan seragam kerja yang dipakai.

4. Bertemu dengan Pelanggan

Teknisi wajib memberi senyum dan mengucapkan salam kepada pelanggan, lalu memperkenalkan identitas diri teknisi dan menanyakan/menkonfirmasi kembali mengenai jadwal kunjungan kerja. Teknisi wajib menunjukan copy SKK/service agreement dan memperkenalkan alat dan prosedur kerja dengan

singkat. Teknisi wajib mendengarkan instruksi, pesan dan keluhan pelanggan dan mencatatnya kedalam kolom layanan instruksi khusus padaservice ticket. 5. Treatment

Teknisi melakukan inspeksi setelah mendapat ijin dari pelanggan dan memastikan kondisi sudah aman untuk dilakukan treatment. Treatment harus sesuai dengan SOP yang berlaku.

6. SelesaiTreatment

Setelahtreatmentselesai dilakukan, teknisi melakukan pengisianservice ticket

sesuai dengantreatment. Hasil treatment dijelaskan kepada pelanggan sesuai dengan service ticket. Teknisi menanyakan kepada pelanggan bilamana ada yang tidak sesuai atau kurang puas terhadap treatment yang sudah dilakukan, bila ada harus dituntaskan. Kemudian berikan senyum dan ucapkan salam untuk berpamitan.

7. Perjalanan ke Pelanggan Selanjutnya

Teknisi melakukan tahapan-tahapan nomor 3 sampai dengan 6 dan beristirahat pada waktunya.

8. Tiba di Kantor

Peralatan disimpan di gudang yang sesuai dengan tempatnya dan diperiksa agar jangan sampai ada alat atau bahan yang tertinggal didalam kendaraan. Peralatan dan kendaraan dibersihkan seperti semula demi kenyamanan. Memeriksa kembali kerapihan diri dan seragam.

9. Masuk ke Ruangan Kantor

Teknisi mengucapkan salam dan senyum ketika masuk kedalam ruangan, melaporkan kepada supervisor Technisi Daily Report (TDR), service ticket,

67

permasalahan dan temuan di tempat pelanggan atau di perjalanan dan juga pengeluaran operasional. Melakuakan pengajuan operasional dan bahan kimia untuktreatmentesok hari dan malam hari (bila ada).

10. Meninggalkan Kantor

Mengucapkan salam dan pamitan kepada rekan-rekan kerja lain yang masih ada.

Tabel 5. Tingkat Kepuasan Responden Terhadap Kualitas Jasa pada Responden

No. Pertanyaan Ya (%) Tidak (%) Σ

1 Ketepatan antara waktu kedatangan teknisi dengan jadwal yang telah disepakati

35 70 15 30 50

2 Kelengkapan administrasi pekerjaan telah

disiapkan dengan lengkap oleh PT. APCO 48 96 2 4 50

3 Pelanggan mengetahui nama-nama teknisi

pada saat melakukan service di lokasi 50 100 0 0 50

4 Teknisi berpenampilan rapi dan sopan 47 94 3 6 50

5 Teknisi sangat peduli dengan keinginan pelanggan sehubungan dengan

pengendalian hama di lokasi

44 88 6 12 50

6 Teknisi sangat memperhatikan

keselamatan pekerjaan 49 98 1 2 50

7 Laporan harian dibuat dengan lengkap, mudah dipahami dan di tandatangani oleh pelanggan atau kontak person

50 100 0 0 50

8 Teknisi memberikan rekomendasi dan pemahaman kepada pelanggan tentang kondisi hama yang ada

50 100 0 0 50

9 Jenis bahan kimia yang digunakan telah

diketahui atau disetujui oleh pelanggan 48 96 2 4 50

10 Penggunaan pestisida di area dalam aman

& nyaman 49 98 1 2 50

Hasil analisis yang dilakukan terhadap responden, sebanyak 94 persen reseponden menyatakan puas dengan pelayanan dari pelayanan secara keseluruhan sampai pada hasil akhir dari hama yang terkendali. Sebanyak 6 persen dari total responden menyatakan tidak puas dengan pelayanan PT APCO karena beberapa alasan yaitu keterlabambatan teknisi, hasil yang kurang memuaskan, terlalu lama dalam menanggapi klaim dan kurangnya tertib dalam prosedur adminsitrasi.

6.2.2.3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran strategis dalam perspektif proses bisnis internal adalah mengingkatkan kecepatan layanan, minimalisasi masalah, pengembangan produk baru dan penyediakan tanggapan yang cepat. Tolok ukur yang tepat untuk menunjukkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis perusahaan dalam perspektif proses bisnis internal tersebut adalah :

1. Meningkatkan Kecepatan dan Ketepatan Layanan

Tolok ukur ini digunakan untuk mengukur efisiensi dari pengurusan administrasi, kontrak kerjasama, penjadwalan hingga teknis pelaksanaan pengendalian. Semakin sedikit waktu yang diperlukan dalam melakukan pengurusan pelayanan, serta kepastian penjadwalan maka biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut akan semakin rendah dan juga meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pelanggan karena pelanggan dilayani dengan cepat sehingga pertumbuhan penjualan dan profitabilitas perusahaan akan meningkat.

69

2. Minimalisasi masalah

Tolok ukur ini mengukur berapa banyak masalah perusahaan yang dapat diatasi oleh pihak perusahaan. Banyaknya resiko usaha yang telah dimimalisasi oleh perusahaan. Banyaknya jalinan kerja sama dan perjanjian yang dilakukan oleh PT APCO dengan pihak ketiga yaitu dengan para pemasok kebutuhan bahan kimia pengendali hama, bank sebagai pemberi pinjaman atau kredit modal kerja. Perjanjian dan kerja sama yang baik dengan pihak ketiga akan meminimalisasi masalah yang akan dihadapi oleh perusahaan. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan dan kenyamanan pelanggan kemudian meningkatkan pertumbuhan penjualan dan profitabilitas perusahaan.

3. Pengembangan Pelayanan Baru

Tolok ukur ini berguna untuk mengukur tingkat keberhasilan penjualan dengan menggunakan inovasi sistem baru selama periode tertentu. Keandalan sistem pelayanan baru salah satunya dapat diukur dari kontribusinya dalam meraih pelanggan atau jumlah pelanggan lama yang menggunakan atau beralih menggunakan sistem pelayanan yang baru.

4. Menyediakan tanggapan yang cepat

Tolok ukur ini digunakan untuk mengukur efisiensi dari tanggapan perusahaan atas keluhan dan saran yang disampaikan oleh pelanggan. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk menanggapi suatu keluhan atau saran dari pelanggan maka biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan klaim tersebut akan semakin rendah. Hal ini juga merupakan salah satu upaya perusahaan

untuk memahami segmen dan keinginan pelanggan karena perusahaan berupaya untuk mendengar dan memahami keluhan dan saran para pelanggan.

6.2.2.4.Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Fokus dari perpektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah pada sumberdaya manusia perusahaan. Sumberdaya manusia merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. Perspektif ini adalah pondasi dalam Balanced Scorecard. Sasaran strategis perusahaan yang termasuk dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran adalah meningkatkan kualitas dan kapabilitas karyawan dan meningkatkan motivasi dan inisiatif karyawan. Tolok ukur yang tepat untuk menunjukkan keberhasilan pencapaian sasaran strategis perusahaan dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran antara lain:

1. Meningkatkan kualitas dan Kapabilitas karyawan

Tolok ukur ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Prestasi kerja karyawan dalam hal ini adalah tingkat keberhasilan karyawan dalam melaksanakan tugas melebihi target yang diberikan kepadanya. Meningkatnya prestasi karyawan berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas karyawan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap palanggan. Semakin tinggi prestasi kualitas profesionalisme sumberdaya manusia di PT APCO.

Karyawan terlatih adalah sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Memacu inovasi dan mempertahankan produk dan pelayanan berkualitas tinggi, usaha dan kerja keras dari karyawan terlatih memainkan peranan penting untuk memastikan kemampuan bersaing perusahaan. Peningkatan kualifikasi

71

karyawan akan memberikan dampak bagi karyawan itu sendiri memiliki prospek kerja yang lebih baik dan dapat memberikan kontribusi aktif untuk mempertahankan pekerjaan mereka dan lebih berkualitas untuk kelanjutan karir mereka.

2. Meningkatkan motivasi dan inisiatif karyawan

Ukuran strategi yang ditetapkan pada sasaran strategis ini adalah perputaran karyawan dan indeks kepuasan dan motivasi karyawan.

a. Perputaran karyawan

Perputaran karyawan dapat diukur dengan banyaknya karyawan yang keluar dari perusahaan dan masuk ke perusahaan dalam periode tertentu. Karyawan yang keluar dari perusahaan dapat menggambarkan tingkat loyalitas karyawan yang rendah terhadap perusahaan dan dapat dijadikan indikator ketidakpuasan karyawan. Pada tahun 2008, rata-rata tingkat perputaran karyawan PT APCO sebesar 9,48 persen mencerminkan ketidakpuasan karyawan terhadap perusahaan relative tinggi.

Tabel 6. Tingkat Perputaran Karyawan PT Agricon Putra Citra Optima pada tahun 2008 Tahun 2008 Jumlah karyawan awal triwulan Jumlah karyawan masuk Jumlah karyawan keluar Jumlah karyawan akhir triwulan Jumlah karyawan rata-rata Perputaran tenaga kerja (%) Triwulan I 12 0 1 11 11,5 8,69 Triwulan II 11 6 1 16 13,5 7,40 Triwulan III 16 7 2 21 18,5 10,81 Triwulan IV 21 5 3 23 22 13,64 Rata-rata 10,13 *sumber:PT APCO

Tabel 6. di atas menunjukkan tingkat perputaran tenaga kerja mengalami fluktuasi 8,69 persen pada triwulan pertama tahun 2008 kemudian turun pada triwulan kedua menjadi 7,40 persen, pada triwulan ketiga meningkat menjadi 10,81 dan naik pada triwulan keempat menjadi 13,64. Karyawan yang keluar dari perusahaan disebabkan karena pindah luar kota, mencari pekerjaan lain dan menikah. Hal ini menunjukkan karyawan kurang nyaman dalam bekerja dilingkungan perusahaan karena gaya kepemimpinan kurang sesuai dengan harapan karyawan.

b. Tingkat kepuasan karyawan dan motivasi karyawan

Kepuasan karyawan dalam hal ini adalah tingkat harapan karyawan yang terpenuhi dibandingkan dengan persepsi karyawan terhadap apa yang diperoleh dari perusahaan, termasuk kompensasi, iklim kerja dan budaya kerja. Tolok ukur ini dapat diketahui malalui survei kapada karyawan secara periodik. Salah satu alat analisis survei yang dapat digunakan adalah berdasarkan nilai tengah dari data nilai yang telah diurutkan (median) dengan memberi nilai pada masing-masing jawaban responden (karyawan) yaitu: a=3; b= 2; c=1. Hasil perhitungan tersebut adalah indeks kepuasan karyawan.

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 23 orang. Responden tersebut memiliki identitas yang diklasifikasikan menurut jenis usia, jenis kelamin pendidikan terakhir dan pengalaman kerja. Hal ini mencerminkan kondisi atau karakteristik karyawan yang memberikan keterangan dalam survei kepuasan dan motivasi karyawan.

73

Menurut faktor usia, karyawan yang menjadi responden dalan penelitian ini didominasi oleh komposisi usia 26-35 tahun yang mencapai 82 persen dari total responden, kemudian diikuti oleh komposisi usia 16-25 tahun dan usia 36-45 tahun yang mencapai porsi yang sama yaitu sebesar 9 persen

Tabel 7. Komposisi Usia Responden

Usia (tahun) Jumlah (orang) Persentase

16-25 19 82

26-35 2 9

36-45 2 9

Total 23 100

Menurut jenis kelaminnya, responden terdiri dari 19 orang atau 82 persen karyawan berjenis kelamin laki-laki dan empat orang atau 18 persen karyawan berjenis kelamin perempuan. Komposisi responden menurut jenis kelamin diuraikan dalam Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Komposisi Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase

Laki-laki 19 82

Perempuan 4 18

Total 23 100

Kelompok karyawan berdasarkan tingkat pendidikan karyawan yang mendominasi adalah karyawan yang berpendidikan S1 (strata satu) yang mencapai 10 orang atau 43 persen dari total responden. Delapan orang karyawan atau 35 persen berpendidikan diploma atau akademi dan lima orang karyawan atau 22 persen karyawan berpendidikan SMU. Tabel 9 berikut ini menjelaskan tingkat pendidikan terakhir karyawan yang menjadi responden.

Tabel 9. Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase

Strata 1 10 43

Diploma/akademi 8 35

SMU 5 22

Total 23 100

Pengalaman kerja karyawan sangat dibutuhkan untuk dapat memperkuat gambaran mengenai budaya perusahaan. Semakin lama karyawan bekerja di perusahaan ini maka semakin kuat juga keterangan karyawan mengenai budaya perusahaan di mana mereka bekerja karena wawasan dan pengetahuan mereka tentang perusahaan semakin mendalam. Pada karyawan operasional di PT APCO lebih diutamakan adalah karyawan yang berusia muda, berpenampilan menarik dan rapi. Oleh karena itu responden yang mendominasi pada karakteristik ini adalah karyawan yang telah bekerja selama kurang dari 5 tahun. Tabel 10. di bawah ini menjelaskan pengalaman kerja responden di perusahaan.

Tabel 10. Pengalaman Kerja Responden di PT Agricon Putra Citra Optima

Pengalaman Kerja Jumlah (orang) Persentase

< 5 tahun 20 87

≥5 tahun 3 13

Total 23 100

Karakteristik inisiatif individual akan ada dalam diri karyawan jika mereka mengerti dan menyukai perkerjaannya sehingga produktivitas karyawan mencapai hasil yang maksimal. Kondisi karakteristik ini diukur berdasarkan penilaian beberapa parameter yang hasilnya disajikan dalam Tabel 14. Berdasarkan Tabel tersebut diketahui bahwa kondisi inisiatif individual karyawan sangat baik. Hal ini karena karyawan selalu berusaha

75

memperhatikan lingkungan kerjanya seperti kenyamanan, kebersihan, hubungan antar karyawan, karyawan mempunyai tanggung jawab tinggi terhadap pekerjaannya, selalu menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan target dan memiliki keinginan yang tinggi dalam memacu prestasi kerjanya. Keadaan ini menunjukkan bahwa karyawan membutuhkan partisipasi perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman sehingga hal ini akan berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas dan prestasi kerja karyawan. Inisiatif yang ada dalam diri karyawan digunakan untuk mencapai hasil kerja yang maksimal sesuai dengan target perusahaan.

Tabel 11. Median Inisiatif Individual Responden Kategori Variabel Skor nilai Median Keterangan 1 2 3 N N N Perhatian tehadap

lingkungan kerja 4 19 23 3 Ya, selalu

Tanggung jawab dalam mengerjakan suatu pekerjaan

3 20 23 3 Tinggi

Menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan target

3 20 23 3 Ya, selalu

Keinginan memacu

prestasi kerja 6 17 23 3 Tinggi

Tabel 12. Median Toleransi terhadap Resiko pada Responden Kategori Variabel Skor nilai Median Keterangan 1 2 3 N N N Perhatian perusahaan terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan

4 19 23 3 Sangat

diperhatikan Tanggapan atasan jika

karyawan memberikan usul dan saran

13 10 23 2 cukup

ditanggapi Pemberian sanksi bila

karyawan bekerja di luar prosedur

3 20 23 3 selalu

Kenyamanan fasilitas

kerja 1 9 13 23 3 ya

Toleransi terhadap resiko 1 29 62 92 3 Sangat Baik

Karakteristik toleransi terhadap resiko di PT APCO memiliki kondisi yang sangat baik. Hal ini merupakan hasil penilaian beberapa parameter yang disajikan pada Tabel 12. Tabel tersebut menjelaskan seberapa jauh karyawan didorong oleh pihak perusahaan untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi resiko. Beberapa informasi dari Tabel tersebut adalah pihak perusahaan sangat memperhatikan keselamatan kerja karyawan, cukup menanggapi usul dan saran keryawan mengenai pekerjaan dan memperhatikan kenyamanan fasilitas kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mendorong karyawan untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi resiko pekerjaannya. Selain itu, perusahaan juga tetap memberikan sanksi atau hukuman apabila karyawan melakukan pekerjaan di luar prosedur perusahaan.

77

Tabel 13. Median Pengarahan pada Responden Kategori Variabel Skor nilai Median Keterangan 1 2 3 N N N Pemantuan atasan terhadap mutu hasil kerja karyawan 4 19 23 3 Ya selalu Penilaian karyawan mengenai sistem pambagian kerja 1 10 12 23 3 Puas

Inisatif Individual 1 14 31 46 3 Sangat Baik

Kondisi karakteristik pengarahan di PT APCO menurut karyawan dinilai sangat baik. Hal tersebut merupakan hasil dari beberapa penilaian parameter yang disajikan pada Tabel 13. Berdasarkan Tabel tersebut maka dapat diketahui bahwa pihak manajemen melakukan pemantauan terhadap mutu hasil karyawan dan memberikan sistem pembagian kerja yang hampir memuaskan kepada karyawan. Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam hal ini diwakili oleh pihak atasan telah memberikan penjelasan dalam penentuan objektivitas dan harapan karyawan terhadap hasil kerja.

Karakteristik integrasi dapat menggambarkan seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama ditekankan dalam pelaksanaan tugas. Selain itu, karakteristik ini dapat menjelaskan kesetiakawanan dan kepercayaan antar karyawan sehingga hubungan ini dapat menciptakan suasana (lingkungan) kerja yang kondusif sehingga menimbulkan perasaan yang menyenangkan bekerja di perusahaan tersebut. Kondisi karakterisktik ini diukur berdasarkan beberapa parameter yang hasilnya disajikan pada Tabel 17.

Tabel 14. menunjukkan didapatkan bahwa antara karyawan dengan atasan memiliki hubungan yang dekat. Oleh karena itu, karyawan kadang-kadang bersedia memberikan usul dan saran kepada atasan tetapi atasan jarang melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan. Tabel tersebut juga menjelaskan bahwa antar sesama rekan kerja memiliki hubungan yang dekat sehingga antara sesama karyawan kadang-kadang bersedia memberikan dorongan semangat kerja.

Tabel 14. Median Integrasi pada Responden Kategori Variabel Skor nilai Median Keterangan 1 2 3 N N N Hubungan atasan dengan karyawan 1 22 23 3 Sangat diperhatikan Hubungan antara sesama

rekan kerja 23 23 3 cukup ditanggapi Kesediaan memberikan bantuan/saran pada atasan 13 10 23 2 selalu Kesediaan memeberikan dorongan/semangat antar rekan kerja

1 6 16 23 3 ya

Keterlibatan bawahan dalam pengembilan keputusan

14 9 23 2

Integrasi 1 34 80 115 3 Sangat Baik

Karekteristik pengawasan merupakan karakerisktik yang mengamati aktivitas atasan dalam memantau perilaku karyawannya agar tidak menyimpang dari peraturan dan kebijaksanaan perusahaan. Pengukuran karakteristik ini dilakukan berdasarkan penilaian beberapa parameter yang hasilnya disajikan pada Tabel 15. Berdasarkan Tabel 15. diketahui bahwa karyawan selalu patuh terhadap peraturan dan kebijakan

Dokumen terkait