• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA

4.2 Penentuan waktu

Penentuan waktu tepat dan penyusunan jadwal merupakan bagian-bagian pokok dari koordinasi. Tiap situasi memerlukan suatu analisis yang cermat dan teknik perencanaan yang baik untuk disesuaikan dengan kebutuhan khusus. Dengan adanya pengendalian waktu yang baik dapat menghambat terjadinya keterlambatan waktu pelaksanaan tugas maupun pembangunan.

Berikut hasil wawancara saya dengan bapak Kadir Boang Manalu selaku camat silima pungga-pungga.

Bagaimana bapak melaksanakan pembangunan agar sesuai dengan target waktu yang diharapkan?

“Semua diawali dengan mengikuti mekanisme perencanaan

pembangunan yang diawali dengan pelaksanaan musrenbang desa selama bulan january, kami mengirim utusan dari kecamatan untuk mengikuti forum tersebut. Dari forum tersebut akan dipilih tiga delegasi untuk melaksanakan musrenbang tingkat kecamatan bulan february dipastikan wanita harus ikut dalam komposisi tersebut. Dibulan february musrenbang kecamatan yang dihadiri tiga delegasi dari tiap-tiap desa, disini akan akan ditetapkan daftar proritas pembangunan untuk wilayah kecamatan silima pungga-punga sekaligus juga akan ditetap tiga orang delegasi untuk mengikuti musrenbang tingkat kabupaten pada bulan maret kemudian dan dipastikan perempuan masuk dalam komposisi tersebut. Semua daftar pembangunan tersebut mudah-mudahan lulus dan

dianggarkan sehingga akan dilaksanakan pembangunan tahun depan”

Berdasarkan jawaban bapak camat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan dilakukan secara bertahap dengan mekanisme musrenbang desa pada bulan january dilaksanakan, kemudian pada bulan february musrenbang kecamatan dan dilanjutkan pada bulan maret mendatang dengan melaksanakan musrenbang tingkat kabupaten.

Kemudian saya menanyakan kepada ibu saorma selaku seksi tata pemerintahan yang juga merangkap sebagai sekretaris camat sementara untuk menggantikan bapak carlos yang telah pindah tugas baru saja, apa saja pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun ini? Berikut jawaban ibu saorma mengenai pertanyaan tersebut

“setelah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak yang berlangsung

dalam musrenbang maka Pada tahun ini akan dilaksanakan pembangunan fisik berupa aspal dikota parongil dari jalan sisingamangaraja atas hingga kejalan gereja, kemudian pada bekas SD 2 akan dibuat menjadi pemadam kebakaran dengan mobil 1 unit, dan yang teakhir akan dibangun jalan

pertanian dari lokkotan hingga pagar pulo.”

(wawancara dilakukap pada tanggal 21 April 2015)

Ditarik kesimpulan bahwa pada tahun ini ditentukan pembangunan aspal kota parongil, pemadam kebakaran, dan juga jalan pertanian. Semua ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan lurah dan kepala desa tentunya.

4.3 Fleksibilitas

Hampir setiap prosedur senantiasa berubah. Oleh sebab itu, Manajemen harus selalu waspada terhadap kebutuhan perubahan kegiatan dan dalam koordinasi yang berkaitan dengan kegiatan itu, ini memerlukan fleksibilitas dalam pandangan, kepekaan terhadap perubahan dan kerelaan. Untuk membuat perubahan terkadang diperlukan hasil yang optimal agar dapat mencapai hasil akhir yang dikehendaki. Penentuan waktu yang ketat, perancangan kegiatan yang harus dijalankan bersama-sama dengan fleksibilitas dalam mengadakan perubahan yang diperlukan agar mempertahankan koordinasi yang efektif dari semua kegiatan.

Berikut hasil wawancara dengan bapak Kadir Boang Manalu sebagai camat silima pungga-pungga di kecamatan silima pungga-pungga.

Menurut bapak apakah bapak memandang perubahan prosedur sesuatu yang penting dalam organisasi untuk meningkatkan pembangunan?

“ Tentu saja penting, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan yang beragam, dan berubah-ubah, sehingga kami harus setiap saat siap sedia menghadapinya.berkoordinasi dengan kepala desa setempat dan bapak lurah parongil akan sangat mempermudah memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa camat dan para pegawainya telah menjalankan prosedur dalam bekerja dengan semaksimal mungkin. Melaksanakan pembangunan dengan berkoordinasi dengan kepala desa dan lurah parongil sangat membantu dalam memberikan pelayanan masyarakat yang dimaksud.

Perubahan kebijakan seperti apa contohnya yang pernah terjadi dari tahun sebelumnya ketahun sekarang?

“Tahun sebelumnya saya memiliki orientasi kebijakan lebih condong

kepada pembangunan budaya, seperti yang bisa adik lihat kalau disimpang tiga parongil saya membangun sebuah tampilan informasi elektronik yang langsung terhubung dari kantor camat, disana menampilkan pesan-pesan yang membangun semangat berbudaya dan masyarakat. Kemudian setiap memasuki desa-desa saya membangun sejumlah portal dengan gaya yang berbeda-beda sesuai identitas yang dibanggakan penduduk setempatnya. Kantor camat dihiasi dengan corak budaya adat pak-pak. Dan untuk tahun ini saya mengubah orientasi

kepada pembangunan fisik seperti aspal dan pemadam kebakaran.”

Wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015

Dapat disimpulkan bahwa camat mengubah orientasi dari pembangunan kebudayaan seperti pesan informasi elektronik, portal masuk kedesa, dan juga

gaya kantor camat dengan adat pak-pak menjadi pembangunan fisik seperti aspal dan pemadam kebakaran

Saya kemudian menanyakan, dengan siapa saja bapak camat silima pungga-pungga berkoordinasi dalam melaksanakan pembangunan?

“Kami terkadang harus berkoordinasi dengan SKPD dikota sidikalang,,

kemudian dalam pembangunan fisik kami berkoordinasi dengan cipta karya dan bina marga dan sumber daya air. Tentunya dengan berbagai prosedur yang telah dibuat sebelumnya, contohnya ketika aspal hendak dibuat maka pihak pekerjaan umum kabupaten meminta kepada kami sejumlah data contohnya saja lebar dan panjang jalan, Maka saya meminta kepada seksi perekonomian dan pembangunan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh pekerjaan umum yang dari

kabupaten dairii.”

(wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015)

Dari penuturan bapak camat tadi dapt disimpulkan bahwa mereka melaksanakan pembangunan dibantu oleh bina marga dan cipta karya dengan memberikan sejumlah data yang diperlukan. Mereka tidak turun tangan dalam melaksanakan pembangunan kelapangan namun melakukan pembangunan melalui jalur administrasi.

Menyangkut pembangunan tersebut saya kemudian menanyakan, apa-apa saja contoh pembangunan fisik yang telah dilaksanakan dan akan dilaksanakan?

“Pembangunan fisik belum ada yang kami lakukan sebelumnya tapi

untuk tahun ini ada tiga pembangunan yang sudah mendapatkan persetujuan dan memiliki anggaran, hanya menunggu pencairan dana saja. Di sini akan dibangun jalan pertanian pagar pulo di desa sapokomil, aspal ditengah kota parongil dari depan rumah marga marpaung hingga kejalan gereja, dan mobil pemadam kebakaran di

bekas sekolah SD 2.”

(wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015)

Dari jawabannya disimpulkan bahwa belum ada pembangunan fisik yang dilakukan sebelumnya namun senada dengan jawaban ibu saorma selaku seksi tata pemerintahan yang merangkap sebagai sekretaris camat tahun ini akan mendapatkan pembangunan yang cukup banyak yaitu pembangunan aspal pertanian, aspal pusat kota parongil, dan juga satu unit pemadam kebakaran. Memang Kota parongil merupakan salah satu kecamatan yang paling jauh dari pusat kabupaten yang memiliki mobil pemadam kebakaran.

4.4 Pengendalian

Koordinasi dengan sendirinya bergantung pada pengendalian yang efektif. Akan tetapi, jika orang-orang tidak ingin bekerja sama, koordinasi dalam suatu pekerjaan akan menjadi sangat sulit, sekalipun dengan adanya pengendalian efektif. Pengendalian biasanya baik, bila diciptakan suasana yang menyebabkan orang-orang bekerja sama sebagai satu tim. Ini dapat dicapai dengan memberi

sasaran yang jelas, standar prestasi, kebijaksanaan, jadwal, dan kriteria untuk mengukur prestasi. Bilamana diberi media yang tepat agar mereka dapat mempertahankan pengendalian dan disiplin diri sendiri.

Berikut hasil wawancara dengan bapak Kadir Boang Manalu sebagai camat dikecamatan silima pungga-pungga.

Menurut bapak bagaimana bapak melakukan pengendalian pegawai agar mau bekerja sama dalam melaksanakan pembangunan?

“saya melakukan rapat setiap awal bulan, melibatkan pegawai

kecamatan dan seluruh kepala desa maupun sekretaris kepala desa. Dan ketika ada kelalaian tugas yang didapati dalam satu bulan terakhir, maka didalam rapat tersebut kami mengevaluasinya. Memang terkadang perdebatan saling menyalahkan dapat saja terjadi, namun ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa organisasi yang saya terapkan memiliki gaya yang demokratis. Dengan keluarnya semua pendapat yang mengganjal didalam hatinya maka sebulan kedepan mereka akan dapat bekerja dengan tenang dan mulai memahami antara pegawai yang satu

dengan yang lainnya.”

(wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015)

Disimpulkan camat melakukan pengendalian pegawai dilakukan rutin disetiap awal bulan, dan sekaligus semua pegawai berkesempatan menyampaikan pendapatnya. Sehingga rasa kebersamaan dapat ditingkatkan untuk pekerjaan selanjutnya.

Kemudian saya menanyakan, apa saja yang menjadi permasalahan didalam kepegawaian dikantor camat silima pungga-pungga?

“Sumber daya manusianya, Kualitas dan kuantitas pegawai dikantor

camat ini masih bisa dikatakan kurang, dibutuhkan pegawai-pegawai yang masih muda, karna biasanya pegawai muda rajin memberikan inovasi-inovasi baru dalam membuat program, kemudian masih ada kekosongan di beberapa bidang seperti saya yang memiliki sekretartis yang terpaksa sementara merangkap juga sebagai kepala seksi tata

pemerintahan.”

(wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015)

Disimpulkan bahwa kualitas dan kuantitas sumber daya manusia menjadi permasalah kepegawaian di dalam internal kantor camat silima pungga-pungga. Kemudian diharapkan adanya pegawai-pegawai yang masih muda untuk mengisi kekosongan beberapa bidang untuk memiliki pegawai yang profesional dan rajin mengeluarkan inovasi-inovasi yang bervarisai.

Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu saorma selaku kepala seksi tata pemerintahan.

Apakah sesama pegawai harmonis dalam melaksanakan perkerjaanya dalam pembangunan dikecamatan silima pungga-pungga?

“Tentu kami sebisa mungkin untuk menjadi keluarga didalam kantor

sesuai dengan tupoksi yang sudah dibuat saya rasa semua akan bekerja dengan baik. Meskipun memang terkadang ada rasa jengkel dan cemburu diantara pegawai dalam perlakuan oleh bapak camat namun ini merupakan hal yang wajar, dan tentunya selama ini semua permasalahan-permasalahan itu bisa diatasi selama ini, terbukti higga saat ini secara internal kami maih dapat bekerja sama satu lain”

(wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015)

Dari penuturan ibu saorma tersebut dapat disimpulkan bahwa mereka sebagai pegawai dapat bekerja dengan harmonis, asal mereka bekerja dengan tupoksi yang sudah ditentukan maka tidak ada permasalahan yang terlalu berpengaruh dalam mengganngu pembangunan.

Apakah yang menurut ibu yang sangat tidak disenangi bapak camat dalam melakukan pembangunan selama ini?

“Sewaktu rapat awal bulan kemarin bapak camat menegur seorang kepala desa yang belum menanam bunga pucuk merah di depan rumahnya, padahal ini merupakan program camat yang sudah lama kami terapkan, ia tidak segan-segan menegur kepala desa didepan kami semua. Meskipun menegur dengan bahasa yang halus, saya menyakini ini merupakan teguran yang sangat keras karna memang ini berlangsung didepan rapat terbuka. Ini menyimpulkan bahwa ketidak patuhan sangat tidak disenangi bapak

camat.”

Ini menyimpulkan bahwa dikecamatan silima pungga-pungga sedang melagsungkan program menanam bunga pucuk merah. Dan bapak camat tidak senang akan ketidak patuhan atas arahan yang sudah diperintahkan, terlebih kepada salah satu kepala desa yang seharusnya menjadi tauladan di desanya.

Saya langsung melanjutkan pertanyaan kepada ibu saorma selaku kepala seksi tata pemerintahan. Apa saja program yang sedang berlangsung dikecamatan silima pungga-pungga oleh bapak camat.

“Bapak camat membuat beberapa program kepada masyaraka seperti setiap hari jum’at melakukan gotong royong bersama, kemudian diseluruh desa dan kelurahan membuat taman bunga binaan, dan disetiap depan rumah masing-masing harus menanam bunga pucuk merah, Bapak camat juga sering mengajak kami turun kelapangan langsung untuk membersihkan sampah dipajak seperti yang baru saja

kami lakukan dua minggu yang lalu.”

(wawancara dilakukan pada tanggal 21 april 2015)

Dapat ditarik kesimpulan bapak camat melakukan program yang cukup menarik selama ini, ia mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keindahan tempat tinggal warganya. Ia juga kerap melakukan blusukan kelapangan untuk sebisa mungkin akrab dengan warga sekitar. Pembangunan dilakukan dikecamatan silima pungga-pungga dilaksanakan dengan melibatkan masyarakat.

BAB V

Dokumen terkait