• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Dalam Pembangunan

C. Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Dalam Pembangunan Jalan Di

merupakan penjabaran kuantitatif dari program kebijakan serta usaha pembangunan yang dituangkan dalam bentuk aktivitas yang dimiliki oleh unit kerja terkecil sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah dibebankan dalam setiap tahun. Pemerintah daerah akan diketahui kinerjanya dengan menggunakan anggaran berbasis kinerja.

Setelah melakukan penelitian pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara, maka dapat dilihat bagaimana Dinas tersebut menerapkan anggaran berbasis kinerja dalam pembangunan jalan dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

1. Masukan (Input)

Ahmad Yani (2002:26) sejalan dengan hal pelimpahan tugas dan wewenang, maka penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan memerlukan sumber-sumber keuangan. Penyerahan suatu urusan tentunya akan membawa konsekuensi penyerahan sebagai sumber keuangannya. Hal ini dilakukan guna menjamin kelancaran penyelenggaraan urusan tersebut sehingga akan terjadi suatu keseimbangan antara urusan yang dibebankan serta sumber-sumber keuangan untuk pembiayaannya. APBD merupakan wujud dari perimbangan keuangan adalah alat acuan bagi pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan rutinnya dalam rangka pelayanan publik secara prima. Sebagai sebuah media pengelolaan keuangan daerah, APBD hendaknya menjadi suatu bentuk yang dapat mmenginfestasikan atas apa yang dilakukan, apa yang ingin dicapai, dan yang terpenting adalah mengapa itu dilakukan dan untuk siap hasilnya nanti.

Hasil wawancara dengan Informan selaku Kepala Dinas PU (M), pada Jum’at 14 Agustus 2015 pukul 09:10 wita.

“...sumber dana yang digunakan dalam setiap pembangunan khususnya pembangunan jalan itu berasal dari APBD, dana DAK dan dana DAU. Namun, semuanya itu di dasarkan pada kemampuan anggaran yang dimiliki. Setiap anggaran yang digunakan itu sudah ditentukan berapa jumlahnya. Dari anggaran tersebut dibuatlah perencanaan anggaran untuk usulan pembangunan yang akan dilakukan. Anggaran itu ditentukan berdasarkan aturan yang dibuat tiap tahunnya, sehingga anggaran setiap tahunnya itu berbeda-beda.”

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa sumber dana/anggaran yang digunakan dalam pembangunan jalan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum berasal dari APBD yang setiap tahunnya diberikan untuk alokasi anggaran pembangunan yang nilainya mencapai milyaran rupiah.

Hasil wawancara dengan informan selaku Staf Bagian Keuangan (DS), pada Kamis 06 Agustus 2015 pukul 10:04 wita.

“pembangunan jalan itu dibagi 2 yaitu pembangunan jalan tani dan pembangunan jalan contohnya aspal. Pembangunan jalan tani itu berdasarkan nilai jumlah kontraknya. Jadi kalau yang besar kontraknya itu dilelang, tap jalan tani itu kemungkinan dipertunjukan. Pertunjukan itu satu kali dan kalau sudah selesai pembayarannya langsung 100 %. Kalau yang jalan aspal biasanya ada uang muka, termin pertama, termin kedua, dan terakhir 100 %. Itupun dilihat dari dana DAK (Dana Alokasi Khusus) dan Dana Pendamping (Dana Daerah). Alurnya, rekanan yang mengurus semua berkas mulai dari kwitansi, permohonan pembayaran misalnya ada yang 5 % dan ada yang 95 % jadi totalnya 100 %, permohonan berita acara pembayarannya. Pemeriksaan yang dilihat dari hasil kerja yang sudah selesai yang nantinya diperiksa oleh tim pemeriksa kegiatan pekerjaan namanya PHO yang kemudian membuat hasil observasi lapangan. Setelah tim ini selesa melakukan pemeriksaan dan hasilnya sudah selesai maka rekanan sudah boleh melakukan proses pembayaran setelah lengkap semua diurus jaminannya seperti jaminan pemeliharaan, jamsostek, dan surat keterangan desa dimana tempat pekerjaan tersebut dilakukan.”

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa anggaran yang digunakan dalam pembangunan jalan baik itu pembangunan jalan tani ataupun pembangunan jalan seperti aspal berasal dari dana DAK dan dana Pendamping.

Anggaran merupakan suatu instrumen utama dalam melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Selain anggaran, instrumen lain untuk melaksanakan kebijakan antara lain sumber daya manusia dan lain-lain. Namun, instrumen di luar anggaran tersebut akan dapat berjalan jikalau ada dukungan anggaran.

Hasil wawancara dengan informan selaku Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan (R), pada Selasa 28 Juli 2015 pukul 10:08 wita.

“anggaran direncanakan sesuai dengan jumlah yang akan digunakan.

Perencanaanya itu dianggarkan kemudian dibahas di DPRD dan diimplementasikan ke pembangunan. Yang jelasnya tidak semua yang diusulkan itu dapat direalisasikan karena tergantung kemampuan anggaran daerah. Dan program tersebut dibuat di SKPD masing-masing kemudian diasistensi oleh tim anggaran kemudian dibahas di DPRD dan disetujui oleh tim anggaran. Setelah DPRD ketuk palu barulah pembangunan dapat dilaksanakan.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diketahui anggaran yang direncanakan dibahas dan disetujui oleh DPRD dan diasitensi oleh tim anggaran sebelum di implementasikan ke pembangunan.

Hasil wawancara dengan informan selaku Kasi Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan (AK), pada Senin 03 Agustus 2015 pukul 10:26 wita.

“untuk pembangunan khususnya jalan dan jembatan sebenarnya banyak pihak yang terlibat. Garis besarnya saja, pihak-pihak yang terlibat dalam pembangunan jalan ialah bidang Bina Marga yang khusus menangani tentang masalah jalan dan jembatan. Kemudian dibantu oleh kontraktor sebagai pelaksana, konsultan perencana dan konsultan pengawas. Selain itu, pihak lainnya itu pada DPRD sebagai penentu dari kegiatan yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pihak yang menangani pembangunan khusus jalan dan jembatan ialah bidang Bina Marga. Dalam proses pembangunannya mulai dari perencanaan sampai dengan pembangunan dibutuhkan pihak-pihak lain seperti kontraktor sebagai pelaksana, konsultan perencana dan konsultan pengawas serta DPRD sebagai penentu dari kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Keluaran (Output)

Pembangunan sebenarnya merupakan suatu proses perubahan yang direncanan dan dikehendaki, setidaknya pembangunan pada umumnya merupakan kehendak masyarakat yang terwujud dan keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpinnya. Yang kemudian disusun dalam suatu perencanaan yang selanjutnya dilaksanakan.

Hasil wawancara dengan informan selaku Kasi Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan (AK), pada Senin 03 Agustus 2015 pukul 10:26 wita.

“jika ada usulan-usulan dari usulan musrembang yang dilakukan oleh kecamatan-kecamatan, antar kecamatan, usulan dari desa-desa. Usulan dari musrembang itulah yang kami cek ini perlu tidak, apakah urgent tidak ini, kira-kira rencana anggaran biayanya berapa itu yang kami lihat. Ada juga usulan dari dewan, dari unsur bupati, eksekutif. Sebelum melakukan pembangunan tersebut terlebih dahulu disurvei karena biasanya usulan daru musrembang dari kecamatan bahwa pembangunan jalan 3 kilo dengan hanya menembak-nembak saja, tidak diukur. Dan itulah kami melakukan survei dan melihat dengan mengukur sendiri lebarnya berapa, panjangnya berapa, kira-kira perlakuannya seperti apa misalnya dasarnya agak labil perlakuannya seperti apa, tebal kerikilnya berapa. Itulah rencana-rencana teknis yang kami lihat dari pembangunan jalan tersebut.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diketahui pembangunan jalan yang dilakukan merupakan usulan-usulan dari luar. Dengan melakukan berbagai pertimbangan dan turun langsung ke daerah yang diusulkan untuk

dilakukannya pembangunan jalan bahwa usulan pembangunan tersebut betul atau tidak sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pembangunan jalan tidak semata-mata langsung dilaksanakan jika ada usulan-usulan pembanguna jalan yang masuk, namun terlebih dahulu usulan-usulan yang masuk diseleksi atau dilihat dari segi kepentingan masyarakat.

Hasil wawancara dengan informan selaku Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan (R), pada Selasa 28 Juli 2015 pukul 10:08 wita.

“volumenya ditentukan setiap kilonya pada saat direncankan, misalnya anggaran setiap kilonya berapa, tebal aspalnya berapa, tebal kerikilnya berapa dan lain sebagainya. Anggarannya dihitung berdasarkan analisa.

Yang jelasnya, usulan-usulan pembangunan jalan yang masuk baik itu pembangunan jalan baru ataupun perbaikan terlebih dahulu disurvei oleh bagian perencanaan untuk diketahui lebih lanjut mengenai usulan-usulan tersebut.”

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui perencanaan sangat penting dilakukan sebelum melaksanakan pembangunan. Karena dalam perencanaan semua hal yang dibutuhkan akan diketahui misalnya volume baik itu panjang atau lebar jalan yang akan di bangun ditentukan pada saat perencanaan beserta dengan anggarannya berapa setiap kilonya.

3. Hasil (Outcome)

Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pemerintahan serta mendorong perkembangan ekonomi wilayah dan menggerakkan kegiatan ekonomi rakyat di suatu kawasan dan sekitarnya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat kemajuan ekonomi, memberikan akses bagi masyarakat untuk berusaha, menciptakan lapangan kerja,

memperlancar arus barang dan jasa, serta menjamin tersedianya bahan pangan dan bahan pokok lainnya.

Pembangunan dilaksanakan untuk mempermudah hidup masyarakat sehingga tidak cenderung bergantung pada satu aspek saja. Kegiatan pembangunan pada hakikatnya mengadakan perubahan ekosistem dan lingkungan hidup.

Hasil wawancara dengan informan selaku Kepala Dinas PU (M), pada Jum’at 14 Agustus 2015 pukul 09:10 wita.

“pembangunan jalan memudahkan akses masyarakat menuju ke satu desa ke desa yang lain. Pembangunan jalan dilakukan di daerah yang sangat sulit untuk dilalui sehingga dengan adanya pembangunan jalan tersebut jalan yang dulunya sulit dilalui sekarang sudah dapat dilalui. Di Luwu Utara terdapat beberapa daerah yang sulit dilalui dengan kendaraan baik itu roda dua maupun roda empat. Tapi setelah dilakukan pembangunan jalan di daerah tersebut sudah dapat dilalui oleh kendaraan. Dengan pembangunan jalan tersebut kegiatan masyarakat meningkat dan memberikan pengaruh pada kegiatan diberbagai bidang seperti ekonomi, pertanian dan bidang-bidang lainnya. Dengan meningkatnya kegiatan masyarakat diberbagai bidang akan memberi manfaat tersendiri bagi pemerintahan di daerah.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pembangunan jalan memberikan kemudahan kepada masyarakat. Dengan pembangunan tersebut kegiatan masyarakat semakin meningkat dan memberikan pengaruh pada kegiatan diberbagai bidang ekonomi, pertanian, dan lainnya.

Hasil wawancara dengan informan selaku Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan (R), pada Selasa 28 Juli 2015 pukul 10:08 wita.

“...pertama meningkatnya akses transportasi masyarakat yang menunjang kegiatan masyarakat seperti pada bidang pertanian. Arus transportasi masyarakat menjadi semakin lancar, seperti jalan yang dulunya tidak bisa dilalui sekarang sudah biasa dilalui, misalnya jalan ke Rampi yang tidak bisa dilalui dengan kendaraan sekarang sudah bisa

dilalui dengan kendaraan. Meningkatnya akses transportasi masyarakat menyebabkan kegiatan masyarakat seperti kegiatan perekonomian menjadi meningkat pula”

Berdasarakan hasil wawancara diatas pembangunan jalan memberikan hasil pada meningkatnya akses transportasi yang menunjang kegiatan masyarakat.

Dengan dilakukannya pembangunan jalan maka jalan yang dulunya tidak bisa dilalui kini sudah dapat dilalui.

4. Manfaat (Benefit)

Pembangunan jalan harus memberikan manfaat bagi berbagai kepentingan sosio ekonomis masyarakat dilingkungannya. Wipper (1994) menyatakan ada dua hal penting yang seharusnya menjadi orientasi pembangunan sarana ini. Kedua hal itu adalah keselamatan dan kualitas kehidupan kerja. Artinya pembangunan ini tidak hanya memberikan kemudahan dan perlindungan fisik, tetapi seharusnya memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Pembangunan Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan , komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu.

Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.

Hasil wawancara dengan informan selaku masyarakat (A), pada Sabtu 15 Agustus 2015 pukul 09:48 wita.

“manfaat dari pembangunan jalan dalam hal perbaikan jalan adalah mempercepat kita sampai ke tempat tujuan atau memperlancar perjalanan dan mengurangi terjadinya kecelakaan karena jalanannya bagus dan tidak berlubang. Jalan yang rusak bisa menjadi penyebab kecelakaan. Apabila

kita sedang dalam perjalanan dan ingin cepat sampai ketempat tujuan dan tidak memperhatikan jalan yang berlubang tersebut bisa saja terjadi kecelakaan. Perbaikan jalan sangat penting dilakukan apalagi pada jalanan yang sering dilalui oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah dan cepat dalam melakukan kegiatannya apalagi kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas bahwa pembangunan jalan seperti perbaikan jalan sangat diperlukan karena selain mempercepat sampai ke tempat tujuan dapat pula mengurangi tingkat kecelakaan serta memperlancar arus perekonomian masyarakat.

Hasil wawancara dengan informan selaku masyarakat (N), pada Sabtu 15 Agustus 2015 pukul 10:05 wita.

“manfaat dari pembangunan jalan baik perbaikan jalan maupun pembuatan jalan baru mempercepat sampai ketempat tujuan. pembangunan jalan dapat mempermudah akses antara satu daerah ke daerah lain. kita bisa sampai ketempat tujuan dengan cepat dimana jalan yang misalnya dulunya dilalui sekitar 1 jam namun dengan adanya jalan baru yang dibuat pemerintah kita bisa sampai dalaam waktu ½ jam. dengan kata lain, pembangunan jalan dapat mengefesiensikan waktu. Selain itu, Dengan jalan baru tersebut kita bisa menghindari jalanan yang tertib dengan aturan lalu lintas.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan yang dilakukan oleh pemerintah baik dalam perbaikan jalan atau pembuatan jalan baru memberikan masyarakat manfaat untuk mengefesiensikan waktu mereka. Hal tersebut terlihat dari wawancara diatas bahwa dengan adanya pembangunan jalan masyarakat bisa cepat sampai ketempat tujuannya serta menghindari jalan yang taat akan peraturan lalu lintas.

5. Dampak (Impact)

Pembangunan sarana ini harus berdampak pada naiknya aksesibilitas, semakin berkurangnya kemacetan, peningkatan kualitas jalan raya dan

berkurangnya waktu perjalanan maupun berkurangannya polusi udara.

Pembangunan ini juga memberikan konsekuensi misalnya perununan kualitas kesehatan (dikarenakan polusi tinggi), lapangan kerja yang lebih terbuka, semakin sempitnya lahan dan sebagainya. Konsekuensi-konsekuensi yang muncul bisa jadi kurang menguntungkan (misal penurunan kualitas kesehatan dan turunnya nilai-nilai). Dampak maupun konsekuensi negatif yang muncul sebagai akibat pembangunan jalan raya sedapat mungkin diantisipasi atau bila terlanjur terjadi, informasi yang diterima diharapkan dapat memberikan umpan balik masukan penting bagi pemerintah guna perbaikan sistem dan mutu layanan dimasa mendatang.

Poister dan Harris (2000) menyatakan bahwa membangun sistem jalan raya harus memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas layanan, efektifitas dalam segala hal dan penghematan. Untuk itu, proses yang terjadi dalam sistem ditujukan untuk mengelola organisasi, mendapatkan informasi, mengembangkan alternatif, mengevaluasi program-program, mengalokasi berbagai sumber dsaya untuk menghasilkan produk dan jasa, serta output untuk para pengguna jalan (road users).

Hasil wawancara dengan informan selaku Kasi Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan (AK), pada Senin 03 Agustus 2015 pukul 10:26 wita.

“tujuan pemerintah untuk menghubungkan sektor industri, sektor pertanian. Dampaknya dengan terbukanya sektor industri dan pertanian jelas gairah perekonomian di desa itu jelas meningkat. Jika desa meningkat dampaknya kekecamatan kemudian ke daerah. Kita lihatkan lalu lintas semakin padat, orang yang dulunya bersepeda sekarang bermotor dan saat ini sudah banyak masyarakat yang bermobil. Itulah dampak positifnya.

Dampak negatifnya sebenarnya juga ada. Seperti yang dirintis ke seko ke rampi jelas jika masuk ke suatu wilayah yang mungkin kemarin hutan

akan terkikis akan ada penebangan, polusi udara pun meningkat. Hanya saja bagaiaman kita bisa menjaga agar kondisi tersebut dapat dikendalikan.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan jalan yang dilakukan akan berdampak pada terbukanya sektor industri dan pertanian yang nantinya akan meningkatkan perekonomian di desa yang nantinya juga akan berdampak kepada kecamatan dan akhirnya ke daerah.

Selain itu, dmpak dari pembangunan jaln itu ialah terkikisnya hutan, penebangan pohon dan polusi udara di daerah itu meningkat.

Hasil wawancara dengan informan selaku masyarakat (R), pada Rabu 19 Agustus 2015 pukul 09:30 wita

“setiap pembangunan jalan yang dilakukan oleh pemerintah Luwu Utara memberikan dampak kepada masyarakatnya. Meskipun dampak itu tidak semuanya baik. Jalanan yang dibangun pada awalnya digunakan para remaja untuk hal-hal yang tidak baik, seperti yang terlihat sebelumnya jalanan tersebut digunakan remaja untuk balapan. Namun, saat ini di daerah itu sudah berdiri kampus kesehatan dan mulai banyak bangunan rumah. Meskipun pembangunan jalan yang dilakukan dengan banyaknya pohon yang ditebang dan penimbunan sawah. Tapi, sebelum pemerintah melakukan pembangunan, pasti mereka telah mempertimbangkan segala sesuatunya ke depan, akan seperti apa ke depannya nanti”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa pembangunan jalan yang dilakukan oleh pemerintah Luwu Utara memberikan dampak pada bidang pendidikan dengan berdirinya kampus kesehatan serta memberikan dampak pada masyarakat dengan tersedianya lahan untuk membangun tempat tinggal mereka. Selain itu, pembangunan jalan tersebut menyebabkan terjadinya penebangan pohon disekitar area tempat jalan tersebut akan dibuat.

Hasil wawancara dengan informan selaku masyarakat (AN), pada Rabu 19 Agustus 2015 pukul 13:20 wita.

“dampak dari pembangunan jalan mempercepat waktu perjalanan. Daerah yang jauh bisa cepat dilalui dengan adanya jalan baru yang dibuat yang lebih dekat ke tempat tujuan. Tapi dari jalan yang baru dibuat itu terjadi seperti penimbunan lahan atau sawah-sawah yang menjadi tempat pembangunan jalan. Banyak lahan atau sawah yang di timbun dan dijadikan sebagai tempat pembangunan jalan yang baru seperti yang tejadi saat ini. Dengan dilakukannya penimbuhan lahan berarti ketersediaan lahan pun semakin sedikit akibat adanya pembangunan jalan baru yang dilakukan oleh pemerintah.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan diatas, dapat diketahui bahwa pembangunan jalan tersebut mempercepat masyarakat sampai ke tempat tujuannya. Tetapi, dengan pembangunan jalan tersebut terjadi penimbunan lahan atau sawah-sawah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat pembangunan jalan yang baru. Dengan demikian ketersediaan lahan pun menjadi sempit.

Dunn (2000:441) menyatakan bahwa jalan raya merupakan barang publik yang bersifat kolektif (dapat dikonsumsi semua orang). Hal ini memberikan konsekuensi bahwa kinerja pembangunan ini dapat dinilai dari perspektif yang berbeda. Untuk itu sangatlah penting sebelum kebijakan ini diputuskan, diperlukan pertimbangan/kajian secara multi dimensi dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait. Adanya berbagai keterbatasan, khususnya dalam anggaran dan waktu memberikan implikasi tidak semua usulan pengembangan akan diterima.

Diperlukan skala prioritas untuk menentukan usulan mana yang paling memungkinkan dan tentunya memberikan kemanfaatan optimal. Persoalan menjadi semakin kompleks bila pembangunan sarana ini dilakukan didaerah perkotaan. Kota dianggap sebagai pusat strategis untuk melakukan berbagai

macam aktivitas, baik aktivitas ekonomi, pendidikan, politik, maupun berbagai aktivitas sosial lain.

Pelaksanaan program pembangunan jalan yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Luwu Utara pada tahun anggaran 2014 dan tahun anggaran 2015 dapat dilihat padai lampiran. Pembangunan jalan dilakukan setiap tahunnya sesuai dengan jumlah anggaran yang ditentukan oleh pemerintah daerah Luwu Utara. Seperti yang dikemukakan oleh informan selaku Kasi Pembangunan Jalan dan Jembatan (R) dalam wawancara yang dilakukan pada Selasa 28 Juli 2015 pukul 10:08 wita.

“setiap tahunnya dilakukan pembangunan dan disetiap kecamatan.

Pembangunan jalan itu tidak semata-mata langsung dilakukannya. Tapi, prosesnya ada yang melalui musrembang tingkat desa sampai kabupaten, hasil reses DPRD, dan pertimbangan teknis”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa pembangunan jalan di lakukan setiap tahunnya dan dilakukan disetiap kecamatan yang ada di Luwu Utara. Pembangunannya itu dilakukan berdasarkan usulan-usulan yang masuk baik itu melalui musrembang tingkat desa sampai kabupaten, hasil reses DPRD dan pertimbangan teknis.

Pembangunan jalan dilakukan dengan melihat kemampuan anggaran yang dimiliki. Anggaran pembangunan ditentukan oleh pemerintah berdasarkan PERDA No. 9 Tahun 2014 tentang APBD Kab. Luwu Utara TA. 2015 (LD. No. 9 Tahun 2014). Seperti yang dikemukan oleh informan selaku Staf Bagian Keuangan (DS), pada Kamis 06 Agustus 2015 pukul 10:05 wita.

“tiap tahunnya berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan yang ada dimasyarakat. Yang jelasnya jumlah anggaran yang digunakan khususnya dalam pembangunan jalan tidak pernah kurang dari 10 milyar karena jalan

merupakan akses utama yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bahkan untuk tahun ini anggaran yang digunakan itu diatas 10 miliyar”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa anggaran yang digunakan dalam pembangunan jalan setiap tahunnya berbeda-beda. Khususnya untuk pembangunan jalan anggaran yang digunakan tidak pernah kurang dari 10 miliyar.

Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting karena tanpa adanya jalan kegiatan perekonomian masyarakat akan terganggu. Salah satu tujuan dari pembangunan jalan adalah untuk memperlancar arus lalu lintas sebagai pendukung pertumbuhan dan pergerakan kegiatan ekonomi masyarakat agar berjalan secara efesien.

Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, tujuan diselenggarakannya transportasi jalan adalah untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman, dan efesien untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong dan penggerak serta penunjang pembangunan nasional (Suparmoko, 2012:143).

Sama halnya yang ada pada suatu instansi, di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara dalam menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja senantiasa mengacu pada beberapa peraturan seperti yang dapat dilihat di atas.

Arah kebijakan yang terkait dengan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara tidak terlepas dari kebijakan Nasional dan Regional di tingkat Propinsi Sulawesi Selatan. Sejumlah kebijakan pusat yang dituangkan dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Daerah dan Keputusan Menteri terkait sangat menentukan arah kebijakan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara.

Di Bidang Bina Marga pemerintah telah menentukan arah kebijakan nasional melalui UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan yang telah ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dengan mengesahkan Ruas Jalan Kabupaten Kota melalui Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No 963/XII/2004 Tentang Penetapan Status Ruas Jalan sebagai Jalan Kabupaten Kota se Sulawesi Selatan yang menjadi dasar penanganan jalan dalam Kabupaten Luwu Utara.

Selain itu, Bidang Bina Marga dalam melaksankan pembangunan jalan dan jembatan berpedoman pada Perpres Nomor 70/2012, perubahan ke dua Perpres Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.

Ketersediaan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu daya tarik suatu kawasan/wilayah, disamping faktor kualitas lingkungan hidup, image, dan masyarakat (budaya). Sementara itu, kinerja infrastruktur merupakan faktor kunci dalam menentukan daya saing global, selain kinerja ekonomi makro, efisiensi pemerintah, dan daya saing usaha. Dengan demikian tantangan pembangunan infrastruktur kedepan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ketersedian infrastruktur yang berkualitas dan kinerja yang semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Luwu Utara dalam konteks nasional dapat membaik.

Dengan demikian tantangan pembangunan infrastruktur kedepan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ketersediaan infrastruktur yang berkualitas dengan kinerja yang semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing

Dokumen terkait