• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Jaminan Kesehatan PT ASKES (Persero) terhadap Perlindungan Kesehatan PNS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pasal 23 UU SJSN juga dijelaskan bahwa manfaat jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 UU SJSN diberikan pada fasilitas

C. Penerapan Jaminan Kesehatan PT ASKES (Persero) terhadap Perlindungan Kesehatan PNS

PNS sebagai aparat negara, abdi negara dan abdi masyarakat mempunyai potensi dan sangat menentukan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional dan daerah sehingga perlu untuk selalu dibina tingkat kesejahteraannya, agar dapat memusatkan perhatian sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya. Salah satu bentuk peningkatan kesejahteraan itu adalah dengan pemberian jaminan kesehatan oleh pemerintah melalui PT. Askes (Persero) yang dikenal dengan nama Asuransi Sosial dalam program PT. Askes (Persero).

Perlindungan kesehatan PNS yang terjadi di PT. Askes adalah berlaku secara sah sebagai undang-undang mengikat bagi para pihak yang terlibat dalam pembuatannya, dan dilaksanakan dengan itikad baik di PT. Askes, maka para pihak mengerti akan posisinya, sehingga kepastian hukum bagi pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan dapat terwujud secara baik dan optimal.

Hak sebagai peserta ASKES SOSIAL yaitu memiliki Kartu Askes untuk dapat dilayani pada fasilitas kesehatan yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku, memperoleh penjelasan tentang hak, kewajiban serta tata cara pelayanan kesehatan, dan menyampaikan keluhan baik secara lisan (telepon atau datang langsung) atau tertulis, ke Kantor PT. ASKES (Persero) setempat. Adapun kewajiban sebagai peserta askes sosial yakni membayar iuran, memberikan data identitas diri untuk penerbitan Kartu Askes, mentaati semua ketentuan dan prosedur pelayanan kesehatan yang berlaku, menjaga Kartu Askes agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh pihak yang tidak berhak.

Peserta mendapatkan pelayanan kesehatan pada Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) yang bekerjasama dengan PT. Askes (Persero) yang terdiri : Puskesmas, Dokter Keluarga, Klinik dan Balai Pengobatan Umum, Rumah Sakit Pemerintah, Rumah Sakit TNI/POLRI/Swasta, Rumah Sakit Swasta tertentu, Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI, Apotik, Optikal, Balai Pengobatan Khusus (BP Paru, BP Mata dan sebagainya), Laboratorium Kesehatan Daerah di seluruh Indonesia.

Dalam upaya peningkatan kesejahteraan bagi PNS maka beberapa bentuk penerapan jaminan kesehatan PT. ASKES tentang penyelenggaraan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi PNS diberikan :

1. Pelayanan Kesehatan di Tingkat Pertama di Puskesmas atau Doketer Keluarga yang meliputi Rawat Jalan Tingkat Pertama dan Rawat Inap Tingkat Pertama. 2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan di Rumah Sakit, yang meliputi layana :

b. Rawat Inat Tingkat Lanjutan (RITL) c. Rawat Inap Ruang Khusus (ICU, ICCU) d. Pelayanan Gawat Darurat (Emergency) e. Persalinan

f. Pelayanan Transfusi Darah

g. Pelayanan Obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) PT. Askes h. Tindakan medis operatif dan tindakan medis non operatif

i. Pelayanan cuci darah

j. Cangkok (transpalasi) Ginjal dan ESWL (tembak batu ginjal)

k. Penunjang Diagnostik, seperti Laboratorium, Radiodiagnostik, Elektromedik, termasuk USG, CT Scan dan MRI

3. Alat Kesehatan yang meliputi :

a. IOL, Pen dan Screw dan Implant lainnya

b. Kacamata (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga) c. Gigi Tiruan (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)

d. Alat Bantu Dengar (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga) e. Kaki/ tangan tiruan (hanya peserta, tidak untuk anggota keluarga)

Di dalam penerapan jaminan PT. Askes tentang penyelenggaraan jaminan pemeliharaan bagi kesehatan PNS yang tidak dijamin oleh PT. Askes meliputi : 1. Pelayanan yang tidak mengikuti prosedur atau ketentuan yang berlaku 2. Penyakit akibat upaya bunuh diri atau dengan sengaja menyakiti diri 3. Operasi plastik kosmetik, termasuk obat-obatan

5. Imunisasi diluar imunisasi dasar Seluruh rangkaian usaha ingin punya anak (infertilitas) Penyakit akibat ketergantungan obat atau alkohol

6. Sirkumsisi tanpa indikasi medis

7. Obat-obatan diluar DPHO termasuk Obat gosok, vitamin, kosmetik, makanan bayi

8. Pelayanan kursi roda, tongkat penyangga, korset dan lain-lain 9. Pengobatan di luar negeri

10.Pelayanan ambulance, pengurusan jenazah dan pembuatan visum et repertum termasuk biaya foto copy, administrasi, telepon, dan transportasi

11.Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan, tindakan persalinan, masa nifas anak ketiga dan seterusnya

12.Usaha meratakan gigi, dan membersihkan karang gigi

Penerapan Jaminan Kesehatan PT. ASKES ternyata dalam sistem yang dirancang untuk menyelenggarakan fasilitas kesehatan yang optimal dan terjangkau oleh masyarakat ini mempunyai beberapa kendala atau hambatan yang perlu dibenahi. Hambatan dibagi dalam tiga aspek, aspek yang pertama adalah dari aspek persiapan dan aspek-aspek yang mendukung terselenggaranya jaminan ini. Hambatan kedua adalah hambatan dalam pelaksanaan dan penerapan sistem ini. Sedangkan, hambatan yang ketiga adalah hambatan yang berasal dari efek samping diterapkan mekanisme sistem yang telah ada.

Bahwa dengan di undangkannya Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan perubahan yang mendasar bagi perasuransian di Indonesia khususnya Asuransi Sosial dimana salah satu

program jaminan sosial adalah jaminan kesehatan. Dalam Pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 dinyatakan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan kesehatan dasar, hal ini merupakan salah satu bentuk atau cara agar PNS dapat dengan mudah melakukan akses ke fasilitas kesehatan atau mendapatkan pelayanan kesehatan. Penerapan jaminan kesehatan bagi PNS dikelola sesuai dengan aturan termasuk mengelola dengan baik berbagai risiko yang timbul serta berdampak pada biaya yang tinggi, melalui manajemen kepesertaan, manajemen pelayanan dan manajemen keuangan yang baik, handal, akuntable dan transparan. Oleh karena itulah di asuransi manapun manajemen kepesertaan, manajemen pelayanan dan manajemen keuangan dikontrol atau dikelola oleh perusahaan tersebut. Dalam pengelolaan asuransi kesehatan sosial yang menganut managed care sistem akan terdapat tiga pihak terkait atau tri-partid yaitu peserta, provider terseleksi dan pengelola asuransi.

Pengembangan sistem perlindungan sosial diarahkan pada jaminan sosial dengan pendanaan bersumber dari asuransi sosial, bantuan sosial dan tabungan. Tantangan utamanya adalah bagaimana mengembangkan sistem jaminan sosial yang secara cepat mencakup sebanyak-banyak warga negara dan mengefektifkan bantuan sosial agar benar-benar dapat diterima oleh warga negara yang benar- benar membutuhkannya. Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa perluasan ini memerlukan komitmen pemerintah, penegakan hukum yang

konsisten, dan terdapatnya sejumlah pekerja di sektor formal yang memadai jumlahnya.

Sistem perlindungan sosial pada akhirnya adalah mendorong sebanyak mungkin warga negara yang mau dan mampu menjadi peserta jaminan sosial sehingga warga negara yang memperoleh bantuan sosial menjadi semakin kecil. Semakin banyak warga negara yang tercakup dalam skema jaminan sosial akan memperkecil kemungkinan warga negara tersebut jatuh ke jurang kemiskinan manakala pendapatannya berkurang atau hilang tiba-tiba akibat suatu penyakit, PHK, kecelakaan, pensiun, atau sebab lain. Selain itu, perlu terus diupayakan untuk mempertajam berbagai program bantuan sosial yang dilakukan oleh berbagai sektor agar bantuan sosial yang diberikan dapat tepat sasaran, terkoordinasi, efisien dan efektif.

Di PT. ASKES telah menerapkan sistem jaminan sosial terhadap PNS dengan baik, perluasan cakupan peserta dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat dan pemerintah, serta kesiapan penyelenggaraannya. Tahapan biasanya dimulai dari tenaga kerja di sektor formal (tenaga kerja yang mengikatkan diri dalam hubungan kerja), selanjutnya diperluas kepada tenaga kerja di sektor informal, untuk kemudian mencapai tahapan cakupan seluruh penduduk.

Program jaminan kesehatan dapat didahulukan daripada program jaminan kematian atau jaminan pensiun, sesuai dengan tingkat upah atau kemampuan ekonomi penduduk. Penduduk yang memiliki penghasilan tinggi di samping menjadi peserta jaminan sosial dapat menjadi peserta asuransi komersial yang

memberikan manfaat lebih besar sesuai yang diinginkannya. Sementara penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimumnya setelah memenuhi persyaratan tertentu (antara lain melalui tes kebutuhan-mean test) dapat memperoleh bantuan sosial yang bersifat subsidi iuran dari pemerintah agar dalam memberikan manfaat jaminan sosial, penyelenggara tidak membedakan antara yang kaya dan yang miskin. Dengan uraian seperti ini diharapkan setiap warga negara dapat memperoleh kehidupan yang layak untuk mampu berproduksi secara ekonomis dan hidup sejahtera sesuai dengan cita-cita pembangunan bangsa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada penyusunan penulisan skripsi yang berjudul “Penerapan Jaminan Kesehatan di PT. Askes Indonesia Terhadap Perlindungan Kesehatan PNS”, maka berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian serta penjelasan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan pokok pembahasan serta sekaligus merupakan jawaban dari pada permasalahan yang penulis buat, yaitu: 1. Pengaturan asuransi kesehatan terhadap PNS di Indonesia diatur yaitu

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan, Beserta Keluarganya dan diperkuat lagi oleh UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dalam Pasal 19 ayat 1 dan 2 yang menyatakan jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas dan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

2. Pelaksanaan sistem asuransi kesehatan terhadap PNS di Indonesia dilakukan oleh Pemerintah melalui PT. Askes selaku pemberi pelayanan kesehatan dan setiap PNS wajib menjadi peserta penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dengan pemeliharaan kesehatan terhitung sejak yang bersangkutan membayar

iuran kepada PT. ASKES (Persero) sebagai penyelenggara pemeliharaan kesehatan PNS dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Kemudian jaminan kesehatan berkualitas hanya bisa direalisasikan jika didukung dengan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai serta sumber daya manusia yang profesional dan kompeten, penyediaan semua itu menjadi tanggung jawab dan kewajiban negara karena negara berkewajiban menjamin pemenuhan kebutuhan dasar berupa kesehatan dan pengobatan.

3. PT. ASKES (Persero) telah menerapkan semua ketentuan yang khusus mengatur tentang sistem jaminan kesehatan terhadap PNS baik itu ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991 tentang Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun, Veteran, Perintis Kemerdekaan, Beserta Keluarganya maupun UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Program ASKES SOSIAL sehingga sampai saat ini PNS merasakan adanya perlindungan kesehatan yang cukup baik. Perlindungan itu diberikan dalam bentuk pelayanan kesehatan tingkat pertama di puskesmas atau dokter keluarga, yang meliputi layanan rawat jalan tingkat pertama dan rawat inap tingkat pertama kemudian pelayanan kesehatan tingkat lanjutan di rumah sakit serta bantuan alat kesehatan.

B. Saran

Penulis memberikan saran, bahwa :

1. Untuk lebih memasyarakatkan asuransi, khususnya mengenai pentingnya asuransi bagi masyarakat, ada baiknya PT. Askes melakukan kegiatan berpromosi melalui berbagai media seperti media cetak, media televisi ataupun radio.

2. Perlu adanya hubungan yang berkesinambungan antara pihak-pihak terkait dan usaha untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesi mengingat dalam pelaksanaan program asuransi kesehatan, ada beberapa hal yang belum dapat terpenuhi seperti belum terpenuhinya pelayanan asuransi kesehatan terhadap PNS secara maksimal, kurangnya peran serta tenaga penyuluh kesehatan serta perilaku dan pola hidup masyarakat yang kurang baik, serta kurangnya kerja sama pemerintah dengan berbagai kalangan di bawah terutama masyarakat itu sendiri.

3. Hendaknya jaminan kesehatan menghasilkan beberapa manfaat sesuai dengan konsep dan tujuan yang telah dipaparkan dalam UU No. 40 tahun 2004 tentang SJSN. manfaat ini utamanya mengacu pada kondisi kesejahteraan masyarakat yang tentunya diharapkan terus meningkat dan menjadi lebih baik dengan adanya kebijakan publik pemerintah yang mengatur tentang jaminan kesehatan.