• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

V.2 PEMBAHASAN

V.2.1 Peranan Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil Kota

3 Penerapan Jangka Waktu dan Biaya Pelayanan . 100

Penerapan jangka waktu pelayanann pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah 10 hari sejak hari pengurusan. Hal ini sesuai yang dikatakan Arpian Sragih:

“Kalau di Undang-undang itu 30 hari, tapi kalo dari dinas seminggu sudah siap, tapi kita buat rata-rata siap 10 hari, akta kelahiran 10 hari, akta kematian juga 10 hari.”

(Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat kita ketahui bahwa jangka waktu penyelesaian pengurusan akta adalah 10 hari. Namun secara tertulis, jangka waktu penyelesaian tidak bisa kita ketahui karena Dinas tidak memberitahu melalui papan pengumuman mengenai jangka waktu pelayanan pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian.

Biaya pelayanan untuk pengurusan Akta Kelahiran ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2010 adalah gratis. Masyrakat tidak dikenakan biaya pengurusan Akta Kelahiran sementara untuk pengurusan Akta Kematian dikenakan biaya dalam bentuk tarif retribusi. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Arpian Saragih:

“Biaya untuk ngurus akta kelahiran itu sebenarnya gratis, kalau waktu mengurus akta kelahiran itu umur anaknya belum sampe 60 hari, tapi kalau sudah lewat 60 hari kena denda, dendanya ya Cuma10 ribu. Kalau ngurus akta kematian itu biayanya hanya 5 ribu.”

(Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012)

Peranan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam menetapkan jangka waktu dan besarnya biaya pelayanan pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian didasarkan pada Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Kota Medan dalam bentuk tarif retribusi dan sejauh ini Dinas telah menjalankan ketetapan tarif retribusi yang terdapat pada perda tersebut dalam pengurusan Akta kelahiran dan Akta Kematian.

4. Penerapan Sanksi Administratif

Sanksi administratif merupakan sanksi yang dikenakan kepada masyarakat apabila masyarakat melewati jangka waktu pengurusan Akta Kelahiran dan Akta Kematian. Penerapan sanksi administratif yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah berupa denda keterlambatan yang dikenakan apabila masyarakat terlambat mengurus Akta Kelahiran dan Akta Kematian dan pembayaran denda dilakukan ketika masyarakat mengurus pembuatan akta tersebut. Setiap penduduk dikenakan sanksi administratif berupa denda apabila melampaui batas waktu pelaporan peristiwa penting sesuai dengan pasal 59 Perda Kota Medan Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Batas waktu pelaporan peristiwa kelahiran adalah 60 hari sejak tanggal kelahiran dan batas waktu pelaporan untuk peristiwa kematian adalah 30 hari sejak tanggal kematian.

Penetapan sanksi administratif pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Sesuai yang dikatakan Ritawaty:

“Sanksi administratif dari Dinas ya berupa denda keterlambatan kalau misalnya terlambat mengurus Akta Kelahiran lebih dari 1 tahun maka harus ada penetapan dari pengadilan negeri. Prosesnya jadi lebih ribet kalau harus ke pengadilan. Kita juga tidak bisa menetapkan sanksi seperti sanksi bagi orang yang tidak bayar pajak. Kita ini sifatnya menunggu, kalau masyarakat mau mengurus ya mereka datang kemari, kita juga tidak bisa memaksakan mereka untuk mengurus.” (Wawancara tanggal 9 Maret 21012)

“Kalau masalah sanksi administratif di sini kita sebut dengan denda keterlambatan. Semua ada diatur dalam Perda Kota Medan tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Kalau berdasarkan UU denda maksimalnya itu 1 juta, tapi kalo kita buat dendanya hanya 10 ribu, itu didasarkan dengan bagaimana kondisi masyarakat Medan sendiri.”

(Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa selain dikenakan denda keterlambatan, apabila pelaporan peristiwa kelahiran melewati 1 tahun maka harus ada penetapan dari pengadilan . Masyarakat harus mengurus tambahan persyaratan yaitu penetapan status anak dari pengadilan sehingga prosedur yang dijalani menjadi lebih rumit. Sementara itu, untuk besarnya denda keterlambatan yang dikenakan terdapat pada Perda No. 1 Tahun 2010 bahwa besarnya denda keterlambatan untuk pengurusan Akta Kelahiran sebesar Rp. 10.000,- untuk Warga Negara Indonesia dan Rp. 50.000,- untuk Warga Negara Asing atau orang asing. Besarnya denda keterlambatan untuk pengurusan Akta Kematian adalah sebesar RP. 5000,- untuk Warga Negara Indonesia dan Rp. 10.000,- untuk Warga Negara Asing atau orang asing. Besarnya denda keterlambatan yang telah ditetapkan ternyata tidak memberi dampak yang signifikan terhadap kesadaran masyarakat untuk mengurus Akta Kelahiran dan Akta Kematian.

Penerapan sanksi administratif berupa denda keterlambatan tidak mengalami kendala. Hal ini sesuai yang dikatakan Arpian Saragih:

“Kalau masalah kendala tidak ada, karena denda keterlambatan itu sudah langsung kita kenakan apabila memang masyarakat terlambat ngurus, jadi mereka langsung membayar sesuai dengan besarnya denda yang sudah ditetapkan pas mereka ngurusnya. Sebenarnya saya

menjadi 100 ribu atau 2 ratus ribus, jadi masyarakat bisa berpikir dan mempertimbangkan biar cepat-cepat ngurus aktanya dan engga terlambat-terlambat lagi, kan jadinya bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk ngurus akta.”

(Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012)

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa tidak ada kendala dalam pelaksanaan sanksi administratif dan timbul sebuah usul untuk menaikkan besarnya denda agar masyarakat mempertimbangkannya sehingga berfikir untuk mengurus akta kelahiran bahkan akta kematian tepat waktu. Penerapan kenaikkan denda tersebut dianggap mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurus akta kelahiran secara tepat waktu, namun di sisi lain hal ini dapat menyebabkan menurunnya minat masyarakat untuk mengurusnya karena besarnya biaya yang dikeluarkan.

Peranan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam pelaksanaan sanksi administratif berupa denda keterlambatan ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan No. 1 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan dan telah dilaksanakan dengan baik berdasarkan perda tersebut.

5. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

Saran dan Pengaduan merupakan merupakan sarana yang disediakan bagi masyarakat untuk menyampaikan masukan yang merupakan implementasi peran serta/pengawasan yang berbentuk pengaduan, keluhan, sumbangan pikiran,

gagasan, serta saran yang bersifat membangun. Penanganan pengaduan, saran dan masukan merupakan salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam memberikan pelayanan yang sebaik mungkin. Hal tersebut dikarenakan penanganan pengaduan, saran, dan masukan merupakan salah satu unsur maupun standard minimal dalam memberikan pelayanan publik. Usaha yang dilaksanakan oleh Dinas dalam rangka menerapkan masalah penanganan pengaduan, saran, dan masukan yaitu membuat pusat bagian informasi yang ada di Dinas, menyediakan kotak saran serta melalui Harian Sumut Pos. hal ini sesuai yang dikatakan oleh Arpian Saragih:

“Peran masalah pengaduan, saran kita ada membuat seperti kotak saran, membuat tempat bagian informasi dimana masyaraka bisa Tanya-tanya kalo ada yang tidak dimengerti, di situ pegawainya ada 2 orang, Kemudian kita juga ada membuat macam tempat pengaduan di harian SUMUT POS, disitu masyarakat bisa tanya-tanya atau ngasih saran, pasti tetap kita balas nanti. ”

(Hasil wawancara tanggal 27 Februari 2012)

Hal yang sama juga dikatakan oleh Sekretaris Dinas:

“Kita ada membuat kotak saran, masyarakat bisa menyampaikan pengaduan atau sarannya ke kota saran, kemudian nanti akan dibuka dan dibacar oleh Kasubbag Umum, kemudian disampaikan ke saya dan saya menyampaikan kepada Kepala Dinas. Selain itu ada juga dari infokom, dari website Pemko Medan ada tempat menerima kritik dan saran khusus untuk SKPD-SKPD yang ada di Kota Medan. Kalau masalah pengaduan melalui Harian Sumut Pos, itu nanti Kepala Dinas yang menjawab pengaduannya.”

(Hasil wawancara tanggal 9 Maret 1012)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dikatahui beberapa usaha yang dilakukan oleh Dinas dalam rangka menangani masalah pengaduan, saran, dan

segera ditindak lanjuti untuk kemudian dapat memperbaiki bentuk pelayanan yang sebaik mungkin. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Ritawaty:

“Kita langsung tindak lanjuti. Tapi selama ini belum ada kritik ataupun saran yang terlalu ekstrim begitu jadi masih bisa kita langsung tindak lanjuti. Misalnya keluhan dari masyarakat melalui kotak saran paling hanya mereka menulis dalam selembar kertas mengenai pelayanan dari pegawai yang tidak menyenangkan dan masalah-masalah lain yang bisa langsung yang masih bisa langsung kita tindak lanjuti seperti member teguran kepada pegawai yang dimaksud.”

(Hasil wawancara tanggal 9 Maret 2012)

Peranan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan dalam menerapkan masalah penanganan pengaduan, saran, dan masukan dengan menyediakan pusat informasi, menyediakan kotak saran, layananan melalui Harian Sumut Pos serta melalui website Kota Medan yang ditujukan untuk SKPD-SKPD yang ada di Kota medan. Sampai saat ini pengaduan yang diterima belum ada yang memberatkan atau sulit untuk ditanggapi sehingga pengaduan yang masuk dapat langsung untuk ditindaklanjuti.

V.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Peranan Dinas Kependudukan

Dokumen terkait