• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Kegiatan Sistim Manajemen Keselamatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.8. Acuan Penerapan SMK3

2.8.3 Penerapan Kegiatan Sistim Manajemen Keselamatan dan

b. dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja;

c.menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien, untuk mendorong produktifitas.

3. Instansi di luar Kementerian Pekerjaan Umum dapat menggunakan pedoman ini.

2.8.3 Penerapan Kegiatan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam mencapai tujuan K3 di Indonesia, perusahaan harus menerapkan SMK3 Konstruksi Bidang PU. Adapun SMK3 Konstruksi Bidang PU tersebut yang tercantum dalam PP. No. 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 meliputi:

1. Penetapan Kebijakan K3 2. Perencanaan K3

3. Pengendalian Rencana K3

4. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 5. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

2.8.3.1 Penetapan Kebijakan K3

Dalam menyusun kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus:

1. Melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi :

a. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.

b. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik.

c. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan.

d. Kompensasi dan gangguan serta penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan.

e. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

2. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus.

3. Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.

Kebijakan K3 yang telah tertuang tersebut paling sedikit harus memuat:

1. Visi

2. Tujuan perusahaan

3. Komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan

4. Kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional

2.8.3.2 Perencanaan K3

Perencanaan K3 dilakukan untuk menghasilkan rencana K3. Rencana K3 disusun dan ditetapkan dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan dalam pasal 7 ayat 1 PP. No. 50 tahun 2012.

Dalam menyusun rencana K3 pihak manajemen K3 harus mempertimbangkan:

1. Hasil penelaah awal

2. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko 3. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya 4. Sumber daya yang dimiliki

Rencana K3 juga harus memiliki:

1. Tujuan dan sasaran 2. Skala prioritas

3. Upaya pengendalian bahaya 4. Penetapan sumber daya 5. Jangka waktu pelaksanaan 6. Indikator pencapaian

7. Sistem pertanggungjawaban

Dalam melaksanakan rencana K3 harus didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasana, dan sarana. Sumber daya manusia yang dimaksud harus memiliki:

1. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat.

2. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.

Prasarana dan sarana yang dimaksud terdiri dari:

1. Organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3 2. Anggaran yang memadai

3. Prosedur kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian 4. Instruksi kerja

2.8.3.3 Pengendalian Rencana K3

Sistim manajemen konstruksi yang melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3. Adapun kegiatan yang dimaksud meliputi:

1. Tindakan pengendalian

2. Perancangan dan rekayasa (design) 3. Prosedur dan instruksi kerja

4. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan 5. Pembelian atau pengadaan barang dan jasa 6. Produk akhir

7. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri 8. Rencana dan pemulihan keadaan darurat

Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksakan berdasarkan:

1. Identifikasi bahaya

2. Penilaian dan pengendalian risiko 3. Potensi bahaya

4. Investigasi

5. Analisa kecelakaan

Dalam melaksanakan kegiatan sistem manajemen K3 harus:

1. Menunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3

2. Melibatkan seluruh pekerja/buruh

3. Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang terkait

4. Membuat prosedur informasi: a. Harus menjamin bahwa informasi K3 dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar perusahaan.

5. Membuat prosedur pelaporan yang meliputi : a. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja

b. Ketidaksesuaian terhadap peraturan perundang-undangan dan/atau standar

c. Kinerja K3

d. Identifikasi sumber bahaya

e. Yang diwajibkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan

6. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang meliputi:

a. Peraturan perundang-undangan di bidang K3 dan standar di bidang K3

b. Indikator kinerja K3 c. Izin kerja

d. Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko e. Kegiatan pelatihan K3

f. Kegiatan inspeksi; kalibrasi, dan pemeliharaan g. Catatan pemantauan data

h. Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut i. Identifikasi produk termasuk komposisinya

j. Informasi mengenai pemasok dan kontraktor k. Audit dan peninjauan ulang SMK3

2.8.3.4 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

Dalam kegiatan konstruksi, pihak manajemen K3 wajib melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja K3. Dalam arti yang sederhana, pemantauan dan evaluasi kinerja K3 membantu perusahaan konstruksi mencapai kinerja pembangunan berkesinambungan yang baik dengan memastikan bahwa proses dan prosedur ada di tempat dan kegiatan penerapan sistem manajemen K3 sudah

sesuai perundang-undangan dan untuk memverifikasi bahwa proses-proses dan prosedur berfungsi secara efektif. Dalam arti luas, ini dapat melibatkan penelusuran kemajuan dari waktu ke waktu, menentukan apakah tujuan atau standar yang disepakati telah terpenuhi, dan memberikan tolok ukur (benchmarking) prosedur dan kinerja atas pembangunan konstruksi Gedung Rumah Sakit Tipe C Medan Labuhan.

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan melalui:

1. Pemeriksaan 2. Pengujian 3. Pengukuran

4. Audit internal SMK3

Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 harus dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten. Apabila pihak manajemen tidak memiliki sumber daya manusia yang kompeten maka pihak manajemen dapat menggunakan jasa pihak luar. Hasil pemantauan dan evaluasi yang dilakukan oleh pihak luar tersebut harus dilaporkan ke pihak manajemen agar pihak manajemen dapat mengetahui kinerja K3 konstruksi yang sedang dilaksanakan sehingga apabila terdapat kekurangan maka kekurangan tersebut bisa segera diperbaiki. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 harus dilakukan sesuai perundang-undangan yang berlaku.

2.8.3.5 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3

OHSAS (Occupational Health and Safety Assestment Series)-18001 merupakan standar internasional untuk penerapan SMK3. Komponen utama standar OHSAS 18001 dalam penerapannya terhadap SMK3 di perusahaan meliputi:

1. Adanya komitmen perusahaan tentang K3

2. Adanya perencanaan tentang program-program K3 3. Operasi dan implementasi K3

4. Pemeriksaan dan tindakan koreksi terhadap pelaksanaan K3 di perusahaan

5. Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan K3 untuk pelaksanaan berkesinambungan

Kegiatan peninjauan kinerja sudah menjadi hal umum khususnya di perusahaan kontruksi. Program ini dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja yang ada sehingga dapat segera mengambil tindakan bila terdapat hal yang menyimpang dari hasil peninjauan kinerja tersebut. Selain itu peninjauan kinerja SMK3 mendorong pihak menajemen untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas para pekerjanya demi konstruksi yang berjalan lancar tanpa adanya kecelakaan kerja.

Peninjauan kinerja SMK3 tercantum dalam pasal 15 ayat 2 di Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 dimana peninjauan dilakukan terhadap:

1. Kebijakan 2. Perencanaan 3. Pelaksanaan 4. Pemantauan 5. Evaluasi

Sedangkan perbaikan atau peningkatan kinerja SMK3 tercantum dalam pasal 15 ayat 4 di Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 dimana peningkatan dapat dilaksanakan dalam hal:

1. Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan 2. Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar 3. Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan 4. Terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan

5. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemiologi

6. Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja

7. Adanya pelaporan dan/atau adanya masukan dari pekerja/buruh

Dokumen terkait