• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

B. Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Secara sederhana pelaksanaan diartikan sebagai penerapan atau implementasi. Sebagaimana dikutip Mulyasa, Miller dan Seller mengatakan bahwa pelaksanaan atau implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.22 Sementara sebagaimana dikutip Syafrudin Nurdin, Fullan mendefinisikan “pelaksanaan atau implementasi sebagai proses untuk menerapkan

ide, program atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat

menerima dan melakukan perubahan”.23

Berdasarkan uraian diatas, dapat dikemukakan pelaksanaan kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis (potensial) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.

Menurut Mulyasa sebagaimana dikutip M. Joko Susilo mengungkapkan bahwa pelaksanaan kurikulum adalah hasil terjemahan guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis, yang sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu.24

1. Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2. Strategi Pelaksanaannya; yaitu strategi yang digunakan dalam pelasanaan kurikulum, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

3. Karakteristik pengguna kurikulum; yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam pembelajaran.

Sementara menurut Mars seperti dikutip joko sosilo, mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kurikulum, yaitu dukungan kepala sekolah;

22

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 94.

23

Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 33.

24

M. Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007 ), Cet. Ke-1, h. 175-176

dukungan rekan sejawat guru; dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri.25 Dari ketiga faktor tersebut, faktor guru merupakan faktor penentu disamping faktor-faktor lain. Dengan kata lain, keberhasilan pelaksanaan kurikulum dissekolah sangat ditentukan oleh guru, karena bagaimanapun baiknya sarana dan prasarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan tugasnya dengan baik, maka hasil dari pelaksanaan kurikulum (pembelajaran) tidak akan memuaskan.

Terdapat beberapa strategi yang perlu diperhatikan dalam penerapan KTSP, diantaranya adalah:

1. Perencanaan/ Persiapan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran adalah suatu usaha dan proses yang dilakukan secara sadar dengan mengacu pada tujuan (pembentukan kompetensi), dengan sistematis dan terarah pada terwujudnya perubahan tingkah laku.26 Sedangkan Aminuddin mengatakan pembelajaran adalah proses yang terjadi sehingga membuat seseorang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di programkan.27

Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana

25

M. Joko Susulo, kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyosongnya..,cet. Ke-1, h. 176.

26

Zurinal dan Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar Pelaksana Pendidikan, (Yogyakarta: UIN Press, 2006), h. 117.

27

Aminuddin Rasyad, teori belajar dan pembelajaran, (Jakarta: UHAMKA Press, 2003), h. 14.

mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap persiapan mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik.

Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan mengajar, diantaranya:

1. Kompetensi yang dirumuskan dalam persiapan mengajar harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan

dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. 3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan

mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

4. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas pencapaiannya.

5. Harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program di sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving class.

E. Mulyasa menyebutkan bahwa guru profesianal harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis, karena disamping untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran, persiapan mengajar

merupakan bentuk dari “ profesional accoutability ”. Dengan mengutip pemikiran Cynthia, E. Mulyasa mengemukakan bahwa persiapan mengajar akan membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan prilaku bagi peserta didik. Untuk itulah agar pembelajaran lebih bermakna seorang guru sebelum memulai suatu meteri pembelajaran haruslah menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

Adapun perangkat pembelajaran utama yang harus disiapkan oleh guru adalah:

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan lapangan untuk setiap Kompetensi Dasar. Rencana pembelajaran ini merupakan realisai dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus. Komponen rencana pembelajaran meliputi: identitas mata pelajaran, kompetensi dasar indikator, materi pokok, langkah kegiatan, alat dan media, dan penilaian.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan beberapa tujuan.

3. Mempersiapkan Alat Peraga

Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran akan mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.

4. Memilih Metode yang Sesuai

Metode merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan atau memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Seorang guru yang baik tentunya tidak akanmelupakan kemampuan teknis keguruan yang merupakan kunci keberhasilan profesinya sebagai seorang guru, yaitu kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran dalam praktek yang sesungguhnya. Seorang guru harus memiliki metode yang tepat dan ideal dalam proses pembelajaran.

5. Penataan Tempat Belajar

Tempat belajar seperti ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM ( Pendekatan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok.

Adapun menurut Sobry Sutikno, perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan.28

a. Membuat silabus dan RPP. b. Menentukan tujuan.

c. Memilih metode pembelajaran yang dipakai dan alat bantu pembelajaran yang relevan.

d. Menentukan cara penilaian atau evaluasi yang akan dipakai untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.

e. Menentukan waktu pendidikan dimulai dan tempat pendidikan dilaksanakan. f. Menentukan buku wajib dan pilihan.

g. Membuat ringkasan informasi yang dibagikan.

2. Kegiatan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran terdapat tiga kegiatan pokok yang secara umum dibagi kedalam tiga tahap kegiatan yaitu: kegiatan pendahuluan pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan kegiatan akhir pembelajaran/penutup. Ketiga kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran

28

Sobry Sutikno, Mengagas pembelajaran Efektif dan Bermakna, (Mataram: NTT Press, 2007), h. 61

Kegiatan pendahuluan pembelajaran dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan.

Beberapa kegiatan pendahuluan yang perlu dilakukan dalam pembelajaran. Diantaranya sebagai berikut:

1. Menciptakan kondisi awal pembelajaran

Untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang baik, perlu adanya upaya yang harus dilakukan oleh guru, upaya di antaranya:

a. Menciptakan semangat dan kesiapan belajar, upaya ini dapat diwujudkan melalui bimbingan dari guru pada siswa. Dapat juga dilakukan dengan cara dan teknik yang digunakan oleh guru dalam pembelajan.

b. Menciptakan suasana demokrasi dalam belajar, upaya ini dapat diwujudkan melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa agar kreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimiliki siswa.

2. Melaksanakan apersepsi dan atau penilaian kemampuan awal siswa

Kegiatan ini lebih menekankan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan awal yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini, guru juga perlu menhubungkan materi pelajaran yang telah dimiliki siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya dalam kegiatan awal (pendahuluan), guru diharapkan mampu menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik yaitu dengan menciptakan semangat dan kesiapan belajar siswa, mengadakan pre test, menciptakan kondisi pembelajaran yang demokratis, serta dapat melakukan apersepsi yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah

dipelajari sebelumnya dan memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik yang dilanjutkan dengan materi pelajaran yang akan dibahas.

b. Kegiatan Inti dalam Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang mengikuti prinsip-prinsip belajar mengajar. Belajar mengajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna dan pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk mengunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, dan tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat. Di antara prinsip tersebut adalah:

1. Berpusat pada siswa

Siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Siswa berbeda dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Siswa tentunya lebih mudah belajar dengan dengar-baca, siswa lain lebih mudah dengan melihat (visual), atau dengan cara kinestetika (gerak). Oleh karena itu kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pelajaaran, waktu belajar, alat belajar, dan cara penilaian perlu beragam sesuai karakteristik siswa.

KBM perlu menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Artinya KBM memperhatikan bakat, minat, kemampuan, cara dan strategi belajar, motivasi belajar, dan latar belakang sosial siswa. KBM perlu mendorong siswa untuk mengembangkan potensinya secara optimal.

2. Belajar dengan mengalami

KBM perlu menyediakan pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari dan atau dunia kerja yang terkait dengan penerapan konsep, kaidah dan prinsip ilmu yang di pelajari. Karena itu, semua siswa diharapkan memperoleh pengalaman langsung melalui pengalaman indrawi yang memungkinkan mereka memperoleh imformasi dari melihat, mendengar, meraba/menjamah, mencicipi, dan mencium.

Dalam hal ini, beberapa topik tidak mungkin disediakan pengalaman nyata, guru dapat menggantikan dengan model atau situasi buatan dalam wujud simulasi. Jika ini juga tidak mungkin, sebaiknya siswa memperoleh pengalaman melalui alat audio-visual (dengar pandang). Pilihan pengalaman belajar melalui mendengar adalah pilihan terakhir.

3. Mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan emosional

Siswa akan lebih mudah membangun pemahaman apabila dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada siswa lain atau guru. Dengan kata lain, membangun pemahaman akan ledih mudah melalui interaksi dengan lingkungan sosialnya. Interaksi memungkinkan terjadinya perbaikan terhadap pemahaman siswa melalui diskusi, saling bertanya, dan saling menjelaskan. Interaksi dapat ditingkatkan dengar belajar kelompok. Penyampaian gagasan oleh siswa dapat mempertajam, memperdalam, memantapkan, atau menyempurnakan gagasan itu karena memperoleh tanggapan dari siswa lain atau guru.

4. Perpaduan kemandirian dan kerjasama

Siswa perlu berkompetensi, bekerjasama dan mengembangkan solidaritasnya. KBM perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan semangat berkompetensi ssehat untuk memperoleh penghargaan, bekerjaama, dan solidaritas. KBM perlu menyediakan tugas-tugas yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri.

Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiataan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Paling tidak ada tiga jenis pengalaman belajar, yaitu.29

a. Pengalaman mental

Beberapa bentuk pengalaman mental dapat diperoleh antara lain melalui membaca buku, mendengarkan ceramah, mendengarkan berita

29

radio, melakukan perenungan, menonton televisi atau film. Pada pengalaman belajar melalui pengalaman mental, biasanya siswa hanya memperoleh imformasi melalui indera pendengaran dan penglihatan. Ditinjau dari tingkat perlembangan anak, pengalaman belajar melalui indera pendengaran lebih sulit dari pada melalui indera penglihatan karena melalui indera pendengaran diperlukan kemampuan abstraksi dan konsentrasi penuh.

b. Pengalaman fisik

Pengalaman belajar jenis meliputi kegiatan pengamatan, percobaan, penelitian, kunjungan, karya wisata/study tour, pembuatan buku harian, dan beberapa bentuk kegiatan praktis lainnya. Lazimnya, siswa dapat memanfaatkan seluruh inderanya ketika menggali imformasi melalui pengalaman fisik.

c. pengalaman sosial

Beberapa bentuk pengalaman sosial yang dapat dilakukan antara lain; melakukan bazarm, pameran, jual beli, pengumpulan dana untuk bencana alam, melakukan wawancara dengan tokoh, bermain peran, berdiskusi, berkerja bakti, atau ikut arisan. Pengalaman belajar ini akan lebih bermanfaat kalau masing-masing siswa diberi peluang untuk berinteraksi satu sama lain: bertanya, menjawab, berkomentar, mempertanyakan jawaban, mendemonstrasikan, dan sebagainya.

Mengingat belajar merupakan proses siswa membangun gagasan/pemahaman sendiri, maka kegiatan pembelajaran hendaknya mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berbuat, berfikir, berinteraksi sendiri secara lancar dan termotivasi tanpa hambatan guru. Suasana belajar yang disediakan guru hendaknya memberikan peluang kepada siswa untuk melibatkan mental secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti kegiatan mengamati, bertanya/mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan mental lainnya.

Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku dengan memprioritaskan pada

aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. Langkah-langkah kegiatan inti dalam pembelajaran meliputi.30

1. Memberitahukan tujuan/topik pelajaran yang akan dibahas 2. menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang harus ditempuh

siswa.

3. membahas/menyajikan materi pelajaran. c. Kegiatan Akhir dan tindak Lanjut Pembelajaran

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran adalah.31

1). Melaksanakan penilaian akhir 2). Mengkaji hasil penilaian akhir

3).Melaksanakan kegiatan tindak lajut, alternatif kegiatan di antaranya: memberikan tugas atau latihan-latihan, menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap silit oleh siswa, menugaskan membaca materi pelajaran tertentu, memberikan motivasi/bimbingan belajar

4). Memberikan umpan balik

5). Mengemukakan topik bahasan yang akan datang 6). Menutup pelajaran

3. Penilaian (evaluasi)

Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya suatu pembelajaran, maka perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian (evaluasi). Penilaian adalah proses sistematis pengumpulan imformasi (angka, deskripsi verbal), analisis dan interpretasi imformasi untuk memberikan keputusan terhadap kadar hasil kerja.32 Seriven menyatakan bahwa harus ada hubungan yang erat antara: pertama, tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran, kedua, bahan pelajaran

30

Sofa, Prosedur umum pembelajaran. Diakses dari http://massofa.wordpress.com

31

Sofa, Prosedur umum pembelajaran. Diakses dari http://massofa.wordpress.com

32

dengan evaluasi, dan ketiga, tujuan kurikulum dengan evaluasi. Jadi, evaluasi itu harus merujuk kepada kurikulum dan bahan pelajaran.

Hubungan evaluasi terhadap kurikulum dan bahan pelajaran adalan hubungan yang saling kontrol. Jika materi pelajaran sudah relevan dengan tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum, maka evaluaisi yang berhubungan dengan materi akan secara otomatis berhubungan dengan kurikulum. Namun jika materi pelajaran tidak akan menyokong tujuan kurikulum.

Penilaian hasil belajar idealnya dapat mengungkap semua aspek domain pembelajaran, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sebab siswa yang memiliki kemampuan kognitif baik saat diuji dengan paper-and-pencil test belum tentu ia dapat menerapkan dengan baik pengetahuannya dalam mengatasi permassalahan kehidupan.

Penilaian hasil belajar sangat terkait dengan tujuan yang ingin dicapai dalam prosses pembelajaran. Pada umumnya tujuan pembelajaran mengikuti pengklasifikasian hasil belajar yaitu cognitive, affective, dan psychomotor.

Kognitif adalah ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan dan keterampilan intelektual. Afektif adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap nilai dan emosi. Sedangkan psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan atau keterampilan motorik. Namun ketiga di mana pembelajaran itu memang tidak dapat dipaksakan pada semua mata pelajaran dalam porsi yang sama.

Sistem penilaian yang diharapkan diterapkan untuk mengukur hasil belajar siswa menurut KTSP adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Dimana untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki kompetensi dasar maka diperlukan suatu sistem penilaian yayng menyeluruh dengan menggunakan indikator-indikator yang dikembangkan berbagai teknik penilaian dan ujian, seperti: pertanyaan lisan, kuis, ulangan harian, tugas rumah, ulangan praktek, dan pengamatan.

Dokumen terkait