• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan MultiManfaat BTN iB

Dalam dokumen EUIS SRI MULYANI FDK (Halaman 80-85)

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Penerapan Manajemen Risiko Pembiayaan MultiManfaat BTN iB

Esensi penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank.57Pembiayaan MultiManfaat yang ada di BTN KCP Syariah Ciputat,salah satu pembiayaan tanpa agunan yang bersifat konsumtif ditujukan bagi para pegawai dan pensiun yang manfaat pensiunnya dibayarkan melalui Jasa Payrol Batara.

Pembiayaan ini sama halnya dengan produk pembiayaan lainnya yang ada di BTN KCP Syariah Ciputat, yang tidak terlepas dari risiko. Untuk itu penerapan manajemen risiko pada pembiayaan ini harus efektif dan berdasarkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan UU No. 7 Tahun 1992.UU No. 10 Tahun 1998.UU No. 21 tahun 2008.58 Salah satu cakupan penerapan manajemen risiko yang efektif yaitu kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.

a. Identifikasi Risiko

57 Veithzal Rivai, Arviyan Arifin, Islamic Banking, Sistem Bank Iskam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan Ekonomi Global, h. 942

58 Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi Dengan Cerdik, Cerdas, dan Profesional, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building, 2013) h. 66.

70

Tujuan dilakukannya identifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi seluruh jenis risiko yang melekat pada setiap aktifitas fungsional yang berpotensi merugikan bank.59Dimana pada tahap ini pihak manajemen perusahaan melakukan proses identifikasi pada setiap bentuk risiko yang ada pada pembiayaan multimanfaat yang mungkin dialami oleh BTN KCP Syariah Ciputat. Selain itu ada pula salah satu cara yang diterapkan oleh BTN KCP Syariah Ciputat untuk meminimalisir risiko, yaitu dengan prinsip 5C. Adapun prinsip 5C yang diterapkan BTN KCP Syariah Ciputat yaitu:

1. Character (karakter)

Character disini merupakan sifat atau watak seseorang. Hal-hal yang dilakukan oleh BTN KCP Syariah Ciputat diantaranya:

a. Melihat latar belakang riwayat peminjaman nasabah 2 (dua) tahun terakhir. Menganalisis data nasabah dengan melakukan BI checking, BTN Syariah Ciputat akan mengetahui apakah data debitur termasuk atau tidak dalam DHN (Daftar Hitam Nasional).

b. Selain itu melakukan wawancara dengan debitur tersebut, dengan wawancara dapat dilihat keterbukaan atau sifat koorporatif nasabah. c. Terakhir mencari tahu kebiasaan dan hobi nasabah, untuk mengetahui

apakah nasabah tersebut memiliki sifat-sifat atau moral yang nantinya

akan mempengaruhi kemampuan debitur untuk memenuhi

kewajibannya. 2. Capacity (Kapasitas)

59 Veithzal Rivai dan Rifki Ismail, Islamic Risk Management For Islamic Bank Risiko Bukan Untuk Ditakuti, Tapi Dihadapi Dengan Cerdik, Cerdas, dan Profesional, h. 954

71

Hal ini merupakan suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya. Pada tahap ini BTN Syariah akan menganalisis slip gaji nasabah tersebut. Dengan memperhitungkan pengeluaran dan pemasukan nasabah setiap bulannya.60

3. Capital (Modal)

Penggunaan modal yang yang digunakan debitur, dilihat dari agunan yang diajukan oleh debitur, efektif atau tidak. Modal yang digunakan oleh debitur pada pembiayaan multimanfaat yaitu dari gaji debitur.

4. Condition (Kondisi)

Dalam melakukan analisa pembiayaan, bank juga harus melihat kondisi ekonomi nasabah, dengan melihat dari pekerjaan nasabah pada saat ini.61

5. Collateral (Agunan)

Agunan yang diajukan oleh debitur pada pembiayaan multimanfaat, agunan yang diajukan oleh debitur sesuai dengan perjanjian diawal, ada debitur yang bersedia payroll/potong gaji ataupun tidak. Bagi debitur yang bersedia potong gaji, harus menyerahkan pernyataan tertulis, nasabah tidak akan berhenti menjadi pengguna jasa payroll batara iB atau memindah layanan payroll gaji ke bank lain sebelum lunas.

60 Wawancara dengan Bapak Taufik (Operation Staff) pada tanggal 12 september 2016 61 Wawancara dengan Bapak Taufik (Operation Staff) pada tanggal 12 september 2016

72

Adapula nasabah yang tidak bersedia potong gaji, maka nasabah harus memberikan agunan berupa tanah dan bangunan atau kavling siap bangun. Dengan syarat bukti hak atas tanah berupa SHM/SHGB atas nama suami/istri nasabah, dan lokasi dapat terjangkau. Selain tanah Nasabah dapat pula mengajukan agunan berupa kendaraan bermotor roda empat atas nama nasabah berdokumen faktur dan BPKB dengan usia kendaraan pada saat lunas tidak lebih dari 7(tujuh) tahun. Dan terbatas oleh merek kendaraan tertentu, seperti Honda, Toyota, Daihatsu, Suzuki, dan Mitsubitshi.

Risiko yang terjadi pada jenis pembiayaan multimanfaat BTN iB yaitu risiko kredit atau pembiayaan.62Risiko pembiayaan merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan pinjaman/pembiayaan yang diterima dari bank sesuai dengan jangka waktu yang telah dijadwalkan.

Apabila pinjaman yang tidak dapat dikembalikan jumlahnya cukup material, hal ini dapat menyebabkan turunnya pendapatan kinerja maupun tingkat kesehatan bank.Dengan adanya risiko BTN KCP Syariah Ciputat menerapkan manajemen risiko pada pembiayaan multimanfaat untuk mengelola dan menyelesaikan risiko kredit atau risiko pembiayaan, perlu ada ada kebijakan dan strategi pada manajemen risiko.Pada tahap identifikasi ini bank harus benar-benar teliti dalam identifikasi ini.Hal yang perlu diperhatikan oleh BTN KCP Syariah Ciputat ini adalah keadaan keuangan

73

debitur, karena pembiayaan ini dengan sistem potong gaji, maka pihak bank harus benar-benar memperhatikan pengeluaran debitur setiap bulannya.63Agar bank dapat melihat kemapuan debitur dalam membayar kewajibannya secara tepat waktu.

b. Pengukuran Risiko

Tujuan adanya pengukuran risiko ini dijadikan dasar atau tolok ukur dalam memahami signifikansi dari akibat kerugian yang akan ditimbulkan oleh suatu risiko dan kelangsungan usaha BTN KCP Syariah Ciputat. Adapun secara umum pengukuran risiko tinggi atau rendahnya credit scoring dan credit rating akan diberi nilai atau score sebagai berikut:

Gambar 4.1

Rating dan Score Credit

Rating Score Tingkat risiko

1 = baik sekali 5 Very low risk

2 = baik 4 Low risk

3 = cukup/sedang 3 Moderate risk

4 = kurang 2 High risk

5 = buruk sekali 1 Very high risk

74

Fungsi dari adanya credit scoring dan credit rating yaitu agar BTN KCP Syariah benar-benar memperoleh pengukuran risiko yang lebih sensitif dan juga mendapatkan gambaran risiko yang sesuai.

c. Pemantauan dan Pengendalian Risiko

Pada tahap pemantauan risiko ini berfungsi untuk memperoleh informasi terkini atau terbaru tentang profil risiko yang ada. Pemantauan risiko ini dilakukan agar mampu mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi, selain itu pemantauan dapat berguna untuk menyempurnakan serangkaian proses manajemen risiko. Proses pengendalian risiko bank menerapkan pengendalian internal untuk memastikan bahwa jika terjadi penyimpangan terhadap kebijakan maupun prosedur yang telah ditetapkan telah dilaporkan kepada ketua Komite Pemantau Risiko. BTN KCP Syariah Ciputat tidak memiliki staf atau difisi khusus yang menangani seluruh proses manajemen risiko.64Karena divisi tersebut terpusat pada BTN Syariah pusat. Akan tetapi kantor cabang pembantu seperti BTN KCP Ciputat mengelola dan menaati kebijakan yang telah dibuat oleh kantor pusat.65

Dalam dokumen EUIS SRI MULYANI FDK (Halaman 80-85)

Dokumen terkait