• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam

Penerapan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPS di sekolah dasar dapat dilakukan oleh guru sebagai variasi mengajar. Pemilihan model pembelajaran dapat berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan di sekolah dasar dalam mata pelajaran IPS adalah Jigsaw. Langkah-langkah persiapan bahan/materi dan pengelolaan kelompok telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Selanjutnya akan dibahas mengenai langkah-langkah pelaksanaan model kooperatif tipe Jigsaw menurut Slavin (2005: 241) sebagai berikut:

1. Membaca

Kegiatan pertama dalam Jigsaw adalah guru membagikan teks dan topik ahli dan membagikan tiap topik kepada masing-masing siswa. Para siswa menerima topik ahli dan membaca materi yang diminta untuk menemukan informasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan ini adalah:

48

a. Waktu : setengah sampai satu jam pelajaran (atau bisa dijadikan pekerjaan rumah)

b. Gagasan utama : para siswa menerima topik-topik ahli dan membaca bahan/materi yang diberikan guru untuk menemukan informasi yang berhubungan dengan topik mereka.

c. Materi yang dibutuhkan : lembar ahli untuk tiap siswa yang terdiri dari lima topik ahli.

Kegiatan pertama ini adalah guru membimbing setiap kelompok dalam pembagian topik. Jika ada kelompok yang beranggotakan lima kelompok, minta dua siswa untuk membaca satu topik bersama-sama. Para siswa yang sudah selesai membaca lebih dulu dari yang lain, boleh mengulang kembali bacaannya dan membuat catatan.

2. Diskusi kelompok ahli

Para anggota kelompok yang sudah membaca topik yang mereka dapat, kemudian bertemu dan berdiskusi dengan kelompok ahli. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Waktu : setengah jam pelajaran atau lebih.

b. Gagasan utama : para siswa dengan topik ahli yang sama mendiskusikannya dalam kelompok.

c. Materi yang dibutuhkan : lembar dan teks ahli untuk tiap siswa, bagan diskusi (sebagai opsi) untuk masing-masing topik (satu untuk tiap siswa dengan topik tersebut).

49

Semua anak yang mendapatkan tugas membaca topik 1 berkumpul pada tempat yang telah ditentukan guru. Begitu juga dengan anggota kelompok yang mendapat tugas membaca topik 2 dan seterusnya. Apabila guru membuat bagan diskusi, maka bisa dibagikan pada tiap kelompok ahli. Kemudian dilanjutkan dengan pemilihan pemimpin diskusi yang bertugas memoderatori diskusi. Berikan waktu sekitar dua puluh menit kepada kelompok ahli tersebut untuk mendisuksikan topik mereka. Anggota kelompok harus mencatat poin penting dalam diskusi.

Ketika diskusi, guru harus menghabiskan waktu dengan masing-masing kelompok secara bergantian. Guru perlu mengingatkan pemimpin diskusi bahwa pemimpin harus memastikan setiap anggotanya untuk berpartisipasi. 3. Laporan tim

Para ahli yang telah berdiskusi dalam kelompok ahli kembali menuju kelompok awal (asal) untuk mengajarkan topik-topik tersebut kepada teman satu kelompok. Hal-hal yang perlu diperhatikan:

a. Waktu : setengah jam pelajaran atau lebih.

b. Gagasan utama : para ahli kembali ke kelompok asal untuk mengajari topik mereka kepada teman satu kelompok.

Kegiatan ini dapat berlangsung selama lima belas menit unutuk mengulas kembali semua yang telah dipelajari mengenai topik ahli. Apabila ada dua teman yang memiliki topik yang sama, maka keduanya harus presentasi secara bersama-sama.

50 4. Tes

Para siswa mengerjakan kuis secara individu yang mencakup semua topik. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Waktu : setengah jam pelajaran.

b. Gagasan utama : para siswa mengerjakan kuis.

c. Materi yang dibutuhkan : satu kopian kuis untuk tiap siswa.

Guru membagikan kuis untuk tiap siswa. Berikan cukup waktu bagi semua anak untuk menyelesaikan kuis. Apabila telah selesai mengerjakan kuis, siswa boleh menghitung skor dengan menukarkan lembar kuis kepada teman atau bisa dilakukan sendiri oleh guru.

5. Rekognisi tim

Perhitungan skor untuk Jigsaw sama dengan model STAD, termasuk skor-skor dasar, point-point perbaikan, dan prosedur-prosedur skoring tim. Di samping itu, sertifikat, papan bulletin, dan/atau berbagai penghargaan lain dapat diberikan sebagai penghargaan terhadap kelompok-kelompok yang sukses.

Dari uraian mengenai langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model ini siswa selain mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri juga mempunyai tanggung jawab terhadap kelompoknya. Tanggung jawab terhadap kelompok ahli dan kelompok asal. Dalam kelompok ahli, siswa mempunyai tugas mempelajari suatu topik dengan cara berdiskusi dengan teman satu kelompok ahli. Ketika diskusi berlangsung, semua harus

51

terlibat aktif dalam menyampaikan pendapat dan mencatat poin-poin penting yang sedang dipelajarinya. Selain itu, siswa juga harus menyampaikan hasil diskusi mengenai topik kepada teman satu kelompok asal. Model ini mengarahkan siswa untuk bekerja sama dengan baik dalam kelompok. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara rinci akan dituliskan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan pada pelaksanaan tindakan pada saat penelitian. RPP yang disusun mengenai materi Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

E. Penelitian yang Relevan

Sri Lestariningsih (2012) dalam hasil penelitiannya yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS melalui Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw pada Materi Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi Siswa Kelas IV SD I Krajan Jatinom Klaten” menunjukan bahwa penggunaan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Nilai rata-rata kelas meningkat , dari nilai pra tindakan yang menunjukkan nilai rata-rata siswa 63,4 dan siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebanyak 17 siswa (48,5%). Setelah dilakukan tindakan pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 69,34 dan siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 sebanyak 23 siswa. (65,71%). Pada siklus II, nilai rata-rata siswa juga meningkat menjadi 77,11 dan siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 65 juga meningkat menjadi sebanyak 29 siswa (82,85%).

52

Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan di kelas V SD Negeri Wirosaban. Kesamaannya terletak pada model siklus yang digunakan, yaitu model Kemmis & Taggart. Selain persamaan, penelitian relevan ini juga memiliki perbedaan dalam pertemuan setiap siklusnya. Penelitian relevan ini satu siklusnya dilaksanakan selama 4 jam pelajaran.

Dokumen terkait