• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Pembelajaran Al-Qur’an di SDI Al-Husain

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Penelitian

1. Penerapan Pembelajaran Al-Qur’an di SDI Al-Husain

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pembelajaran adalah proses perubahan tingkah laku peserta didik setelah peserta didik tersebut menerima, menanggapi, menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan oleh guru.11 Hal ini bahwa dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an ada tahapan-tahapannya yang harus dilalui oleh peserta didik.

Dan untuk tahapan-tahapan ini dapat ditemukan dalam setiap jenjang pendidikan.

Dalam proses pembelajaran Al-Qur‟an, seorang guru atau pendidik harus memiliki strategi agar peserta didik dapat belajar secara efektif.12 Guru pada lembaga pendidikan formal seperti Sekolah Dasar Islam memiliki berbagai macam karakteristik mengajar. Antara guru yang satu dengan guru yang lain tentu memiliki gaya mengajar yang berbeda-beda dan strategi pembelajaran sesuai dengan kreatifitas masing-masing.

Pembelajaran Al-Qur‟an ndi SDI Al-Husain sebenarnya merupakan program unggulan, yang diajarkan baik dengan Tahsin maupun Tahfidz Al Quran. Seperti halnya pada sekolah terpadu dan non terpadu lainnya, untuk mengembangkan potensi akademik siswa, saat ini banyak yang menerapkan program hafalan. Program tersebut

11Oemar Hamalik, Proses Belajar Mangajar, Jakarta : Bumi Aksara: 2008, hal. 27.

12Ngalim Purwanto, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, cet. Ke-23, hal.

84.

mengacu pada nilai-nilai Ayat-ayat Syari‟ah, yaitu Al-Qur‟an, dan Ayat-ayat Kauniyyah, yakni alam semesta dengan segala yang ada di dalamnya, di mana proses pendidikan dan pengajarannya sebisa mungkin diselaraskan dengan pola berpikir anak-anak yang penuh keceriaan. Dengan demikian maka diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif, menyenangkan, sehingga tumbuh generasi masa depan yang mempunyai mental sehat, rajin beribadah, berpikiran maju, kreatif dan aktif belajar di dalam maupun di luar ruang-ruang belajar yang terbatas.13

Materi yang digunakan sebagai buku pedoman tahsin di SDI Al-Husain dengan menggunakan metode Iqra’. Metode ini ssangat banyak digunakan di Indonesia, dan merupakan salah satu metode yang memprioritaskan bacaan Al-Qur‟an dengan tartil. Para peneliti mengatakan jika metode ini sudah terbukti telah mengantarkan anak-anak mampu membaca Al-Qur‟an dengan tartil sebagaimana yang menjadi orientasi metode ini. Metode ini hanya menggunakan bacaan sederhana tetapi diambil dari cuplikan ayat-ayat Al-Qur‟an. Dengan diiringi dua nada, yaitu tinggi dan rendah. Dengan karakter pengantar yang seperti demikian dapat memudahkan pembelajar baik dari tingkat basic sampai tingkat dewasa atau paling tinggi bisa menikmati belajar membaca Al-Qur‟an dengan mudahal. Untuk anak-anak, metode ini menyediakan 6 jilid lalu dilanjutkan dengan membaca Al-Qur‟an.

Metode ini memang belum memiliki tajwid dan buku gharib tersendiri secara terpisahal.14

Menurut pandangan penulis, karakteristik mengajar adalah ciri khas atau bentuk gaya mengajar dari seorang guru yang melekat pada diri orang tersebut. Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an di SD Islam Al-Husain Pengasinan Depok bapak Muhammad Ilham Ramadhan, mengatakan bahwa:

“Strategi dalam sebuah pembelajaran sangatlah penting. Oleh sebab itu tanpa strategi suatu pembelajaran tidak akan tercapai sebuah tujuan dari pembelajaran. Maka dari itu pemilihan strategi juga sangat penting. Dalam pemilihan strategi juga perlu adanya pertimbangan dari berbagai hal, diantaranya pertimbangan dengan

13 Meti Fatimah, “Metode Hafalan Al-Qur‟an Siswa Kelas V Sekolah Dasar Terpadu Ibnu Umar dan Sekolah Dasar Muhammadiyah Khusus Boyolali Tahun 2015/2016” Tesis, Surakarta: UMS, 2017, hal. 6

14 Lusi Kurnia Wijayanti, “Penerapan Metode Ummi Dalam Pembelajaran Al-Qur‟an Pada Orang Dewasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di Lembaga Majelis Al-Qur‟an Madiun,” Skripsi, Malang: UIN Malik Ibrahim, 2016, hal. 22

tujuan yang ingin dicapai, pertimbangan dengan materi pembelajaran dan juga pertimbangan dari sudut peserta didik.”15 Melihat dari pendapat di atas memang benar bahwa ketepatan dalam memilih strategi sangatlah penting. Dengan penggunaan strategi yang tepat proses pembelajaran Al-Qur‟an akan lebih efektif dan efisien serta akan lebih cepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Peserta didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah dari guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan strategi yang bagaimana yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.

Sesuai dengan hasil wawancara dengan guru pembelajaran Al-Qur‟an di SD Islam AL-Husain Pengasinan Depok, bapak Muhammad Ilham Ramadhan mengatakan, bahwa:

“Selama pembelajaran Al-Qur‟an untuk meningkatkan kemampuan membaca peserta didik, setelah saya pertimbangkan strategi yang cukup relevan dengan materi pembelajaran dan kondisi peserta didik saya menggunakan strategi ekspositori dan strategi inkuiri. Sedangkan model pembelajaran yang saya gunakan yaitu model PAKEM (Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Ketika saya menggunakan strategi ekspositori pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan yang berpusat pada guru (teacher center), dan untuk metode yang relevan dengan strategi ini adalah metode demonstrasi, drill, tanya jawab dan ceramah. Strategi yang kedua yakni strategi inkuiri, pendekatan yang saya gunakan adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student center). Dan untuk metodenya menggunakan metode jigsaw dan tutor teman sebaya. Alasan saya menggunakan kedua strategi tersebut karena strategi ekspositori cukup efektif jika digunakan dalam

15 Hasil Wawancara Dengan Bapak Muhammad Ilham Ramadhan Rabu 18 Desember 2019.

pembelajaran Al-Qur‟an, karena strategi ini berpusat pada guru.

Jadi guru memberikan contoh cara membaca Al-Qur‟an yang baik dan benar kemudian peserta didik menirukan berulang-ulang sampai bisa. Selain itu untuk mengatasi kejenuhan peserta didik saya gunakan strategi inkuiri. Pada strategi ini menggunakan pendekatan yang berpusat pada peserta didik, jadi peserta didik dapat mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing. Sehingga peserta didik bisa dengan menggunakan tutor sebaya dalam belajar membaca, menulis, dan menghafal Al-Qur‟an.”16

Sesuai dengan pernyataan bapak Muhammad Ilham Ramadhan, maka dapat diketahui bahwa strategi yang dilakukan dalam pembelajaran Al-Qur‟an adalah strategi pembelajaran ekspositori dan inquiry. Hal ini berdasarkan pertimbangan dengan materi pembelajaran dan kondisi peserta didik.