• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Prinsip Good Public Governance dalam Pemerintahan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Penerapan Prinsip Good Public Governance dalam Pemerintahan

Berikut ini adalah hasil analisis dari penerapan prinsip-prinsip Good Public Governance berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber:

1. Prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi penting untuk dilaksanakan dalam pengelolaan pemerintahan desa. Pemerintahan desa dikatakan menerapkan prinsip demokrasi dengan baik jika di dalam pengelolaan pemerintahan terdapat unsur partisipasi, pengakuan adanya perbedaan pendapat dan perwujudan kepentingan umum. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam pemerintahan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung, dari tahap perencanaan hingga tahap pelaksanaan harus dijamin dan didorong oleh pemerintahan desa. Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara dengan Kepala Desa Sariharjo mengenai partisipasi masyarakat dalam Musrembang:

“5 tahun terakhir ini, kepedulian, keikutsertaan, dan sumbangsih masyarakat untuk hadir dan mengkoreksi, serta mengkritisi rencana-rencana itu saya apresiasi”

Kepala Desa Sariharjo dalam wawancara tersebut mau memberitahukan bahwa masyarakat desa memiliki tingkat partisipasi yang tinggi di dalam pengelolaan pemerintahan desa. Partisipasi yang tinggi tersebut dibuktikan dengan kepedulian, keikutsertaan, serta sumbangsih masyarakat di dalam Musrembang. Keikutsertaan dan kepedulian yang tinggi dari masyarakat menunjukan bahwa unsur pokok yang pertama dari prinsip demokrasi yaitu partisipasi telah terpenuhi.

Mendukung pendapat yang disampaikan oleh Kepala Desa, Gunawan selaku Sekretaris Desa dalam wawancara juga menjelaskan bahwa masyarakat selalu dilibatkan dalam proses penetapan APBDes, mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Pada tahap perencanaan, awalnya dilakukan musyawarah tingkat padukuhan. Musyawarah tingkat padukuhan dilakukan dengan tujuan untuk menjaring aspirasi masyarakat. Hasil musyawarah tingkat padukuhan tersebut kemudian dibawa ke musyawarah tingkat desa untuk dijadikan RKP (Rencana Kegiatan Pembangunan). Setelah RKP terbentuk maka diadakanlah penjaringan untuk menentukan prioritas dari masing-masing padukuhan. Prioritas-prioritas tersebut kemudian akan dimasukkan ke dalam RAPBDes bersama rencana pemerintah desa lainnya.

Berdasarkan tahap-tahap perancangan APBDes tersebut terdapat dua unsur pokok prinsip demokrasi yang terlihat dengan jelas, yaitu unsur pengakuan adanya perbedaan pendapat dan unsur perwujudan kepentingan umum. Pengakuan adanya perbedaan pendapat terlihat pada tahap awal perencanaan APBDes yaitu pada musyawarah tingkat padukuhan, di sini masyarakat bisa menyampaikan semua

pendapat dan aspirasinya untuk menjadi masukan bagi pemerintahan desa. Sedangkan unsur perwujudan kepentingan umum terlihat pada proses penjaringan. RKP yang dipilih bukan berdasarkan keinginan saja tetapi juga berdasarkan kebutuhan atau yang disebut dengan prioritas dari setiap padukuhan.

Tifan Disa Maulana Sidiq selaku Bendahara Desa dalam wawancara juga menambahkan bahwa masyarakat bisa menyampaikan pendapatnya melalui kegiatan penjaringan aspirasi yang diadakan oleh BPD. Berikut kutipan wawancara dengan Bendahara Desa mengenai keaktifan masyarakat dalam memberikan masukan kepada BPD dan pemerintahan desa:

“Beberapa tahun ini memang masyarakat aktif untuk memberikan masukan itu lewat BPD. BPD mengadakan kegiatan penjaringan aspirasi juga dari masyarakat di 16 padukuhan, yang nampung itu BPD. BPD menyampaikan ke desa, jadi kita tetap kerjasama intens dengan BPD”

(Hasil wawancara dengan Tifan Disa Maulana Sidiq pada tanggal 26 Februari 2020)

Kegiatan penjaringan aspirasi yang dilakukan oleh BPD mendukung terlaksananya prinsip demokrasi dalam pengelolaan pemerintahan desa.

Pernyataan yang disampaikan oleh Bendahara Desa kemudian ditegaskan kembali melalui jawaban dari Sukardiono selaku perwakilan BPD Desa Sariharjo. Sukardiono menjelaskan bahwa penjaringan aspirasi yang dilakukan oleh BPD biasa dilakukan pada awal tahun dan bisa juga dilakukan di pertengahan tahun. BPD sebagai mitra pemerintahan desa selalu memperhatikan aspirasi-aspirasi dari masyarakat.

Sukardiono juga menjelaskan dalam Musrembang berbagai eleman masyarakat diundang. Elemen masyarakat tersebut terdiri dari masyarakat biasa, perwakilan instansi-instansi, RT, RW, hingga tokoh masyarakat lainnya.

Sarbini dalam wawancara juga menyebutkan keterlibatan berbagai eleman masyarakat dalam musrembang. Berikut hasil kutipan wawancara dengan Kepala Desa:

“Kita musyawarah desa mengundang perangkat desa, Dukuh, Ketua LPMD, lembaga-lembaga yang ada, dan menghadirkan perwakilan Kecamatan, Kabupaten, dan 2 lembaga disabilitas serta Karang Taruna yang ada, dan juga Puskesmas”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Taro yang merupakan warga Desa Sariharjo dalam wawancara juga mendukung pernyataan dari Kepala Desa, dia menyebutkan pernah mengikuti Musrembang beberapa kali. Kehadiran berbagai eleman masyarakat dalam musyawarah yang diadakan oleh pemerintahan desa menunjukan bahwa unsur partipasi, pengakuan adanya perbedaan pendapat, serta perwujudan kepentingan umum dalam prinsip demokrasi telah dilaksanakan dengan baik oleh pemerintahan Desa Sariharjo.

2. Prinsip Transparansi

Prinsip transparansi dalam pemerintahan desa mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan penyediaan informasi yang memadai serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan, yang dalam hal ini adalah masyarakat desa Sariharjo dan instansi pemerintahan lainnya yang terkait. Pemerintah Desa Sariharjo

sebagai pihak yang menjalankan pemerintahan harus menyediakan informasi yang jelas mengenai penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan kegiatan, dan pertanggungjawaban serta menginformasikan segala kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan pemerintahan. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan informasi terkait pengelolaan anggaran desa, yang meliputi penerimaan, pengeluaran, dan penggunaan anggaran desa. Kepala Desa Sariharjo menjelaskan dalam setahun laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes diinformasikan dan dilaporkan sebanyak dua kali. Laporan pertanggungjawaban tersebut diinformasikan kepada masyarakat melalui perwakilan BPD, serta dilaporkan juga kepada Kecamatan dan Kabupaten. Selain melalui BPD, laporan pertanggungjawaban juga disampaikan kepada masyarakat melalui pamflet, spanduk, dan papan informasi di beberapa titik wilayah Desa Sariharjo. Berikut kutipan pernyataan Kepala Desa Sariharjo mengenai penyampaian informasi kepada masyarakat:

“Kami menyebar pamflet, spanduk ke beberapa titik sesuai yang kita rencanakan untuk menyebarluaskan, baik itu penerimaan dan pengeluaran, dan penggunanan pada bagian masing-masing Kaur dan Kasi”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Mendukung pernyataan dari Kepala Desa, Sekretaris Desa mengatakan pemerintahan desa juga menyampaikan laporan realisasi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes kepada masyarakat. Salah satu caranya yaitu menggunakan papan informasi. Selain papan informasi, Sekretaris Desa juga menambahkan, informasi mengenai laporan pertanggungjawaban tersebut juga bisa disampaikan

melalui media, yaitu Buletin Sariharjo. Buletin Sariharjo biasanya diedarkan secara gratis setiap akhir tahun di 16 padukuhan, penerimanya adalah Ketua RT yang berperan sebagai perwakilan dari masyarakat.

Bendahara Desa dalam wawancara menyebutkan masyarakat ikut serta dalam pengawasan anggaran, selain itu mereka juga memberikan penilaian dan usulan. Penilaian dan usulan biasanya disampaikan melalui BPD atau melalui Kepala Dukuh. Sukardiyono sebagai perwakilan BPD juga menjelaskan bahwa pemerintahan desa sudah transparan dalam mengelola keuangan desa. Berikut kutipan hasil wawancara dengan perwakilan BPD mengenai sikap transparan pemerintah dalam mengelola keuangan desa:

“Ya kalau menurut saya untuk pengelolaan dana itu transparan. Mengenai laporan akhir tahun itu transparan kepada internal BPD, karena itu harus dibahas antara BPD dan pemerintahan desa”

(Hasil wawancara dengan Dr. Sukardiyono M.Si. pada 10 Juni 2020)

Menurut perwakilan BPD, sikap transparan yang ditunjukan oleh pemerintahan desa mendorong terjadinya pengawasan yang efektif dari BPD terhadap pengelolaan keuangan desa. Jika terjadi sesuatu yang janggal dalam laporan maka BPD bisa langsung menanyakan kejanggalan tersebut.

Penggunaan papan informasi dan baliho oleh pemerintah desa dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat cukup efektif. Dua dari tiga orang narasumber perwakilan masyarakat, yaitu Taro dan Supriyadi mengatakan bahwa

desa berkat papan informasi dan baliho tersebut. Selain itu, untuk mempermudah akses informasi, Sarbini sebagai Kepala Desa Sariharjo mempunyai rencana untuk mengaktifkan situs web desa. Dia berharap dengan mengaktifkan situs web desa, masyarakat menjadi lebih mudah mengakses informasi seputar pengelolaan keuangan dan pemerintahan Desa Sariharjo. Berikut kutipan wawancara dengan Kepala Desa mengenai rencana untuk mengaktifkan situs web desa:

“Jadi web desa itu belum diaktifkan. Saya mempunyai keinginan ke depan biarlah orang tidak susah-susah mendapatkan informasi tinggal buka web saja, web Sariharjo sudah muncul di situ semua”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

3. Prinsip Akuntabilitas

Prinsip akuntabilitas dalam pemerintahan desa memiliki arti setiap unsur dalam pemerintahan mempunyai fungsi yang jelas dan bisa mempertanggungjawabkan fungsi tersebut dengan baik. Setiap bagian dalam pemerintahan desa harus mempunyai fungsi dan tugas yang jelas, berdasarkan pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Desa sebagai pimpinan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan dan pelaksanaan pembangunan desa. BPD sebagai perwakilan masyarakat desa bertugas menyelenggarakan musyawarah dan mengumpulkan aspirasi masyarakat desa, serta menjadi mitra pemerintahan desa. Sekretaris Desa bertugas menyusun kebijakan pengelolaan APBDes, peraturan desa, melakukan pengendalian serta verifikasi terhadap pengeluaran anggaran desa. Bendahara Desa bertugas mengelola keuangan desa yang meliputi pencatatan penerimaan, pengeluaran, menyimpan, serta

pertanggungjawaban APBDes. Kepala Desa Sariharjo menjelaskan bahwa dalam menjalankan pemerintahan, aparatur desa mempunyai fungsi dan tugas yang jelas yang sudah diatur dan tertera di dalam Tupoksi masing-masing aparat. Tupoksi merupakan tugas pokok dan fungsi yang harus diikuti oleh setiap aparatur pemerintahan dan sebagai pimpinan tertinggi Kepala Desa menjadi penanggungjawab utama. Berikut kutipan pernyataan Kepala Desa dalam wawancara:

“Itu Tupoksi, tugas pokok dan fungsi, dan semuanya kan muaranya pada kepala desa, tanggungjawab sekaligus laporannya”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Penggunaan anggaran desa oleh pemerintahan dalam menjalankan sebuah kegiatan juga mengikuti prinsip akuntabilitas. Setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan tersebut diberikan pembagian tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sekretaris Desa menjelaskan, dalam menjalankan sebuah kegiatan, terlebih dahulu pemerintahan desa akan membentuk sebuah Tim Pelaksana Kegiatan (TPK). Tim tersebut terdiri dari Kepala Desa sebagai penanggungjawab utama kegiatan, lalu diikuti oleh Kaur atau Kasi tertentu sebagai ketua, dan kemudian anggota-anggota. Ketua kegiatan disesuaiken dengan tugas yang akan dikerjakan, jika masuk ke dalam urusan Kasi Kesejahteraan maka yang menjadi ketua berasal dari Kasi Kesejahteraan, jika masuk ke dalam urusan Kasi Pemerintahan maka yang menjadi ketua berasal dari Kasi Pemerintahan. Jumlah anggota dalam satu tim juga menyesuaikan dengan aturan yang berlaku, sejauh ini pemerintahan Desa Sariharjo telah menerapkan sistem TPK yang

memperbolehkan jumlah anggota dalam satu TPK mencapai 13 orang, namun itu belum diterapkan oleh pemerintahan desa. Berikut kutipan jawaban Sekretaris Desa dalam wawancara mengenai akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan:

“Tim Pelaksana Kegiatan, TPK. Tim itu tadi biasanya ada Kepala Desa, terus ketuanya biasanya sesuai dengan kegiatan tersebut. Misalnya kegiatan, kebetulan kegiatannya kegiatan pembangunan pengaspalan ketuanya Kasi Kesejahteraan dan anggotanya kalau yang dulu-dulu cuma tujuh personel. Katanya sekarang ada pembahruan bisa 13 tapi belum pernah melaksanakan kalau yang itu, yang sudah terlaksana tujuh personel. Sesuai dengan jobnya, jadi misalnya kegiatannya Kasi Pemerintahan ya ketuanya biasanya Kasi Pemerintahan, terus anggotanya perangkat yang lain”

(Hasil wawancara dengan H. Gunawan, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Tifan Disa Maulana Sidiq dalam menjalankan tugasnya sebagai Bendahara Desa juga telah mengikuti Tupoksi yang telah digariskan. Semua penerimaan dan pengeluaran desa selalu dilakukan melalui rekening desa dan selalu disertai dengan bukti-bukti yang lengkap. Bendahara Desa dalam wawancara juga menyebutkan dia selalu menyiapkan kas di tangan yang digunakan untuk keperluan operasional desa. Berikut kutipan hasil wawancara dengan Bendahara Desa:

“Memang harus ada kas di tangan Bendahara. Terus ada kan ya itu tadi, istilahnya dipersiapkan khusus untuk operasional lingkup desa sini, bayar listrik kemudian sampah dan sebagainyalah. Mau service apa itu kan tidak direncanakan”

(Hasil wawancara dengan Tifan Disa Maulana Sidiq pada tanggal 26 Februari 2020)

Bendahara Desa menjelaskan terdapat prosedur pengajuan dana untuk kegiatan yang menggunakan anggaran desa. Prosedur tersebut dimulai dari pengajuan bukti Surat

Permohonan Pembayaran (SPP) oleh Kaur atau Kasi. Setelah SPP tersebut diajukan maka akan diverifikasi oleh Sekretaris Desa dan ditanda tangani oleh Kepala Desa. Setelah mendapatkan verifikasi pada SPP tersebut barulah Bendahara Desa bisa menyerahkan uang. Setelah uang diserahkan dan kegiatan dijalankan, maka TPK wajib menyampaikan LPJnya kepada Bendahara Desa, sebagai bukti pengeluaran kegiatan. Berikut kutipan pernyataan Bendahara Desa:

“Pengajuan ke Bendahara dulu, pengajuan dengan bukti SPP, Surat Permohonan Pembayaran. Nantikan diverifikasi oleh Pak Sekdes dan Pak Kades. Kalau sudah diverifikasi pak Sekdes dan ditandatangani Pak Kades mengetahui, itu Bendahara baru bisa menyerahkan uangnya. Itu ada prosesnya juga, kita ga langsung dari Kasi dan Kaur minta segini dikasi ga. Kita memang ada aturannya untuk pengajuan pencairan uang harus ada bukti SPPnya” (Hasil wawancara dengan Tifan Disa Maulana Sidiq pada tanggal 26 Februari 2020)

BPD sebagai mitra pemerintahan desa telah menjalankan fungsinya dengan baik. Sebagai mitra BPD wajib mendampingi dan mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu, BPD juga berkewajiban menjadi perantara bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya mengenai pengelolaan pemerintahan desa. Menurut Sukardiyono, BPD telah menjalankan fungsinya sebagai penyalur aspirasi, yaitu dengan rutin mengadakan penjaringan aspirasi masyarakat di setiap tahunnya. BPD juga telah menjalankan fungsi pengawasan, yaitu dengan mengawasi realisasi pelaksanaan APBDes pada setiap tahunnya.

4. Budaya Hukum

Prinsip budaya hukum memiliki pengertian penyelenggaraan pemerintahan desa yang didasarkan pada kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintahan desa dalam melakukan pengelolaan keuangan desa harus mengikuti peraturan dan prosedur yang berlaku, yaitu melalui prosedur verifikasi. Pemerintahan desa diwajibkan melaporkan laporan hasil pertanggungjawaban dan realisasi pelaksanaan APBDes kepada BPD dan pihak terkait lainnya. Selain itu juga aparatur pemerintahan desa juga diwajibkan untuk menjalankan tugasnya secara profesional, jujur, serta taat kepada peraturan. Kepala Desa Sariharjo menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan desa sudah sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Berikut kutipan hasil wawacara dengan Kepala Desa:

“Ya sudah sesuai, melalui instruksi Bupati. Sistem dan prosedur keuangan selama ini sudah sesuai”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Kepala Desa mengatakan menurut aturan yang berlaku, terdapat beberapa langkah dalam prosedur pencairan dana kegiatan. Langkah-langkah tersebut yaitu, pertama masing-masing Kaur atau Kasi menyampaikan Surat Permohonan Pembayaran (SPP) kepada Sekretaris Desa untuk diverifikasi. Setelah diverifikasi lalu ditanda tangani oleh Kepala Desa dan diserahkan kepada Bendahara untuk dicairkan. Pencairan dana kegiatan hanya bisa dilakukan melalui prosedur yang sudah ditetapkan, diluar dari itu

tidak bisa. Kepala Desa juga menambahkan, dalam prosedur tersebut verifikasi merupakan syarat yang mutlak. Berikut kutipan wawacaranya:

“Verifikasi itu syarat mutlak, sehingga dokumen-dokumen di masing-masing Kaur dan Kasi itu tetap ada dan gampang dikontrol”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Sekretaris Desa menjelaskan bahwa selama ini hasil evaluasi APBDes belum pernah ditolak karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pemerintah desa selalu memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam melakukan segala kegiatan, termasuk di dalamnya menyusun laporan pertanggungjawaban realisasi APBDes. Berikut kutipan jawaban Sekretaris Desa dalam menanggapi pertanyaan mengenai kesesuaian laporan pertanggungjawaban APBDes terhadap peraturan yang berlaku:

“Belum pernah ditolak, ya cuman ada revisi mungkin salah prosedur pengetikan itu biasa”

(Hasil wawancara dengan H. Gunawan, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Bendahara Desa dalam wawancara juga menjelaskan mengenai ketaatan pemerintahan Desa Sariharjo terhdapa peraturan yang berlaku. Dia menjelaskan bahwa pemerintahan desa tidak pernah melakukan pungutan lain kepada masyarakat, selain yang telah ditetapkan dalam peraturan. Berikut kutipan pernyataan Bendahara Desa mengenai pungutan lain:

“Ga pernah, peraturannya sudah ga ada mas, sekarang sudah dihilangkan, dari saya 2015 atau 2016 kalau ga salah dihilangkan. Kalau dulu kan memang ada,

dulu kan pendapatan desa cuman dari situ, ga ada dari yang lain. Dulu loh, tapi karena ada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten bahwa semua pengurusan itu gratis ya kita ngikutin, ga ada pungutan lagi”

(Hasil wawancara dengan Tifan Disa Maulana Sidiq pada tanggal 26 Februari 2020)

Sukardiyono juga menambahkan, pemerintahan desa selama ini telah menjalankan tugasnya dengan baik dan tata terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu contohnya pemerintahan desa selalu melaporkan hasil pertanggungjawaban kepada BPD.

5. Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan

Prinsip kewajaran dan kesetaraan mengharuskan aparatur pemerintahaan desa menjalankan pemerintahan desa secara adil dan jujur. Penyusunan APBDes harus memperhatikan prinsip keadilan dengan memperhatikan dan memprioritaskan kebutuhan dari setiap dusun. Pemerintahan desa melaksanakan unsur kesetaraan dan kewajaran dengan melibatkan masyarakat dalam pemberian usulan dan penilaian terhadap kegiatan dan kinerja dari pemerintahan desa, tanpa memandang suku, agama, atau golongan masyarakat. Pengelolaan keuangan desa, dari proses pencairan hingga pelaporan pertanggungjawaban harus dilakukan dengan memperhatikan unsur kewajaran, yaitu dengan mengikuti prosedur yang berlaku. Unsur keadilan dalam prinsip kewajaran dan kesetaraan terlihat dari cara pemerintah desa menyusun rancangan APBDes. Seperti yang telah disebutkan dalam bahasan padaprinsip-prinsip sebelumbya, pemerintahan desa selalu memperhatikan kebutuhan dari setiap dusun di

Desa Sariharjo. Kepala Desa dalam wawancara mengatakan bahwa penyusunan anggaran dalam Musrembang lebih memprioritaskan kebutuhan. Hal tersebut dilakukan agar anggaran tersebut nantinya bisa menunjang dan meningkatkan perekonomian masyarakat, sehingga tercipta keadilan dan kesehjateraan. Berikut kutipan wawancara Kepala Desa mengenai keadilan dan kesesuaian dalam penyusunan anggaran:

“Ya, sudah sesuai. Maka kita menggunakan prioritas itu, memilah dan memilih yang betul-betul itu sebagai kebutuhan dan itu menunjang kegiatan ekonomi dan keswadayaan masyarakat, sekaligus pemberdayaan”

(Hasil wawancara dengan Sarbini, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Kesetaraan dan kewajaran dalam pemerintahan desa juga diperlihatkan dengan diperbolehkannya masyarakat memberikan penilaian serta usulan terhadap kegiatan desa yang sedang dijalankan. Sekretaris Desa menjelaskan pemerintah desa selalu menjaga sikap transparansinya dengan menyertakan informasi mengenai kegiatan agar masyarakat dapat melihat dan memastikan bahwa kegiatan yang dijalankan sudah sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat bisa menilai langsung kewajaran dari penggunaan anggaran dan pelaksanaan kegiatan. Masyarakat yang memberikan penilaian dan usulan juga tidak dibeda-bedakan. Semua masyarakat dipandang sama dan setara oleh pemerintahan desa. Berikut pernyataan Sekretaris Desa mengenai keikutsertaan masyarakat dalam memberikan penilaian dan usulan:

“Iya, karena gini, setiap kegiatan juga dipasang papan di tempat yang dibangun. Otomatis warga akan mengetahui, boleh mengetahui di situ. Misalnya pembelanjaan tetap dari tim desa, misalnya conblok. Conblok itu kan perlu pasir, pasirnya kurang bagus misalnya, itu masyarakat minta ganti bisa. Puving block yang dibeli tidak sesuai dengan RAB, kelasnya dua atau satu, nah itu masyarakat bisa minta ganti”

(Hasil wawancara dengan H. Gunawan, S.Sos. pada tanggal 26 Februari 2020)

Mendukung terlaksananya prinsip kewajaran dalam pengelolaan keuangan desa, Tifan Disa Maulana Sidiq sebagai Bendahara Desa menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan sudah dilakukan sesuai dengan peraturan dan prosedur yang berlaku. Mulai dari harus disertakannya SPP dalam mengurus pencairan dana kegiatan, penggunaan Siskeudes, hingga semua penerimaan dan pengeluaran desa yang selalu dilakukan melalui rekening desa serta selalu disertai dengan bukti-bukti yanglengkap. Namun demikian dari tiga orang narasumber perwakilan masyarakat yang diwawancarai hanya satu saja yang memberikan jawaban memahami pengelolaan keuangan desa dan pernah memberikan usulan. Sisanya, yaitu dua orang narasumber menyatakan tidak mengetahui.

Berdasarkan hasil analisis mengenai penerapan prinsip Good Public Governance dalam pemerintahan Desa Sariharjo, maka berikut ini tabel hasil perbandingan antara teori dan penerapan di lapangan:

Tabel 9. Perbandingan antara Teori dan Praktek Prinsip Good Public Governance No Prinsip Good Public Governance Ketentuan Pelaksanaan Prinsip Good Public Governance Pelaksanaan oleh Pemerintahan Desa Sariharjo Keterangan 1 Demokrasi 1. Terdapat unsur partisipasi dalam pemerintahan desa. 2. Terdapat unsur pengakuan adanya perbedaan pendapat dalam pemerintahan desa. 3. Terdapat unsur perwujudan kepentingan umum dalam pemerintahan desa. 1. Melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan APBDes 2. Mengadakan musyawarah tingkat padukuhan dan Musrembang untuk mengumpulkan

berbagai pendapat dan usulan dari masyarakat mengenai kegiatan dan rencana pembangunan desa. 3. Memilih dan memprioritaskan Rencana Regiatan Pembangunan (RKP) yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang dinilai dapat menunjang pembangunan dan perkembangan perekonomian masyarakat, sebagai bagian dari perwujudan kepentingan umum. 4. Bekerjasama dengan BPD dalam menjaring aspirasi masyarakat. 5. Melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari masyarakat

No Prinsip Good Public Governance Ketentuan Pelaksanaan Prinsip Good Public Governance Pelaksanaan oleh Pemerintahan Desa Sariharjo Keterangan instansi-instansi (Puskesmas, LPMD, dst), perwakilan lembaga disabilitas, Karang Taruna, perangkat desa, perwakilan Kecamatan, hingga perwakilan Kabupaten dalam Musrembang. 2 Transparansi Terdapat unsur

pengungkapan dan penyediaan informasi kepada masyarakat serta pemangku kepentingan lainnya oleh pemerintahan desa. 1. Menginformasikan dan melaporkan laporan pertanggungjawaban dan realisasi pelaksanaan anggaran APBDes sebanyak dua kali dalam setahun. 2. Pelaporan dan penginformasian ditujukan kepada masyarakat melalui BPD, Kecamatan dan Kabupaten. 3. Menginformasikan kepada masyarakat mengenai penerimaan, pengeluaran, dan penggunaan anggaran untuk kegiatan di masing-masing Kaur atau Kasi melalui pamflet, baliho, spanduk, dan papan informasi yang disebar pada beberapa titik di Desa Sariharjo.

No Prinsip Good Public Governance Ketentuan Pelaksanaan Prinsip Good Public Governance Pelaksanaan oleh Pemerintahan Desa Sariharjo Keterangan 4. Menyampaikan informasi mengenai pelaksanaan kegiatan dan laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat melalui Buletin Sariharjo yang

dibagikan secara gratis pada akhir tahun kepada perwakilan masyarakat seperti Ketua RT. 5. Berkomunikasi aktif dan bersikap transparan kepada BPD mengenai pengelolaan anggaran. 6. Membuat situs web

desa (masih dalam tahap pengembangan) untuk menyampaikan informasi seputar pengelolaan keuangan

Dokumen terkait