• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Proses Seleksi Guru Program Akselerasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Penerapan Proses Seleksi Guru Program Akselerasi

Rutinnya pertemuan antara guru dan siswa membuat seorang guru juga harus memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mendidik dan mengarahkan anak cerdas dan berbakat istimewa yang berada di program akselera si. Untuk itu sekolah perlu menetapkan persyaratan dan melakukan proses seleksi untuk guru baru karena seleksi merupakan hal yang penting dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas.

a. Persyaratan guru program akselerasi

SMP Bakti Mulya 400 telah menentukan persyaratan bagi para calon guru program akselerasi sebagai berikut:

1) Berijasah minimal S1

Berdasarkan hasil study dokumentasi, diperoleh data pendidikan terakhir guru-guru yang mengajar di program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 yang telah penulis display menggunakan diagram berikut:

21 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Diagram 4.1

Sumber: Data Guru Akselerasi SMP Bakti Mulya 400

Data pendidikan terakhir guru-guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400 menunjukkan pada jenjang S2 terdapat 1 orang guru, pada jenjang S1 terdapat 25 guru.

2) Mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi dari 26 guru yang mengajar di program akselerasi, dua orang guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya dan satu guru yang tidak disebutkan dengan jelas latar belakang pendidikannya.

Berikut adalah data latar belakang pendidikan guru yang mengajar tidak sesuai:

Tabel 4.7

Data Guru yang Mengajar Tidak Sesuai dengan Latar Belakang Pendidikannya

No. Pendidikan Mata Pelajaran

1. Ekonomi Manajemen TIK 2. Komunikasi Penyiaran Islam PKN

Sumber: Buku Paparan Program dan Jadwal Pelajaran SMP Bakti Mulya 400 Tahun Pelajaran 2014/2015.

3) Pengalaman mengajar minimal 3 tahun dengan prestasi baik.

Calon guru akselerasi harus memiliki prestasi baik dalam mengajar, namun tidak ada lagi keharusan untuk memenuhi persyaratan pengalaman mengajar selama tiga tahun. Asas Best of The Best lah yang diterapkan dalam penyeleksian guru akselerasi, siapapun yang kompeten dan berkualitas itulah yang akan dipilih menjadi guru program akselerasi. 4) Memiliki karakteristik umum.

Karakteristik umum yang harus dimiliki oleh calon guru akselerasi SMP Bakti Mulya 400 ini adalah adil/tidak memihak, kooperatif, demokratis, fleksibilitas, kreatif, mengembangkan bahan ajar, melakukan penelitian, rasa humor yang tinggi, pandai memberikan penghargaan dan pujian, memiliki minat yang luas, memiliki perhatian terhadap masalah anak, berpenampilan dan sikap yang menarik.22

5) Memiliki pengetahuan tentang sifat dan kebutuhan anak berbakat. Salah satu hal yang dikhawatirkan dari diselenggarakannya program akselerasi ialah terganggunya masa perkembangan peserta didik. Mereka diharuskan untuk terus belajar, sehingga diperlukan tenaga pendidik yang mampu mengimbangi sifat dan kebutuhan mereka.

6) Memiliki keterampilan dalam pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kemampuan berpikir siswa-siswi program akselerasi berada dalam taraf di atas rata-rata. Mereka memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Inilah yang menyebabkan pihak SMP Bakti Mulya 400 menetapkan persyaratan untuk calon guru akselerasi, bahwa mereka harus memiliki keterampilan dalam upaya pengembangan kemampuan berpikir dalam taraf tingkat tinggi.

7) Memiliki pengetahuan tentang kebutuhan kognitif, afektif dan psikomotorik anak berbakat.

Segala kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan yang di atas rata-rata seperti kebutuhan kognitif, afektif dan psikomotoriknya

harus terfasilitasi dengan baik dan tepat sehingga guru-guru yang mengajar di program akselerasi ini pun harus memiliki pengetahuan tentang kebutuhan mereka agar tidak salah dalam membina dan mendidik mereka.23

b. Alur Seleksi guru program akselerasi

Penerapan proses seleksi guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 juga melalu dua tahap, yakni tahapan seleksi guru secara umum dan tahap seleksi guru khusus untuk program akselerasi, dapat digambarkan pada diagram alur proses penyeleksian 4.3 dan 4.4 sebagai berikut:

Gambar 4.3

Alur Proses Seleksi Guru SMP Bakti Mulya 400

Sumber: Hasil Wawancara Kepala Sekolah dan Guru-Guru SMP Bakti Mulya 400 Alur proses penyeleksian di atas berlaku untuk seluruh calon guru baru SMP Bakti Mulya 400 dan bukan hanya untuk calon guru program akselerasi saja. Seleksi guru baru di sekolah ini tidak diadakan setiap tahun secara berkesinambungan, namun diadakan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Jika ada posisi kosong di sekolah tersebut, maka pihak sekolah akan menginformasikannya melalui tiga cara, yaitu:

1) Memuatnya di media cetak (Kompas, Republika, dan Wartakota). 2) Menginformasikan melalui web resmi SMP Bakti Mulya 400.

23 Dokumen Rekrutmen Guru Program Akselerasi SMP Bakti Mulya 400. Calon Guru Baru Melengkapi Data Diri Seleksi Data Tes: 1. Psikotes 2. Akademik 3. Micro Teaching 4. Paparan Program Keputusan (diterima/ti dak) Induksi/ orientasi

3) Menginformasikan kepada orang dalam.24

Berikut adalah contoh info lowongan mengajar yang dipublikasikan di web resmi Bakti Mulya 400:

Lowongan Pekerjaan di Bakti Mulya 400  Guru Musik SMP Bakti Mulya 400

Kualifikasi:

 Pria/wanita usia maksimal 35 tahun.

 Pendidikan S1 atau S2 sesuai bidangnya.

 Diutamakan memiliki pengalaman mengajar di sekolah.

 Mampu mengoperasikan perangkat IT.

 Mampu memainkan beberapa alat musik. Surat lamaran dikirim melalui:

 Email: hrdbm400@yahoo.com

 Gedung TK/SD Bakti Mulya 400

Jalan Gedung Pinang/Kartika Utama Pondok Indah Jakarta Selatan Cantumkan kode GM-SMP pada judul email atau pada amplop.25 Setelah mengetahui adanya lowongan di SMP Bakti Mulya, maka seluruh calon guru baru menyerahkan surat lamaran kerja beserta berkas-berkas yang berisi data diri ke bagian tata usaha. Data para calon guru yang telah masuk diseleksi dan disesuaikan dengan kebutuhan posisi yang kosong di sekolah tersebut.

Menurut Bapak Hadi Suwarno, “Data diri calon guru yang telah masuk

dan lolos pada tahap seleksi data, maka akan dihubungi untuk mengikuti rangkaian tes diantaranya: (1) psikotes, (2) tes akademik, (3) tes micro teaching, (4) tes paparan program”.26

Setelah ke empat tes tersebut dijalani oleh calon guru baru di sekolah ini, maka dapat ditentukan diterima atau tidaknya calon guru baru tersebut. Pihak sekolah akan menghubungi guru yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima bergabung di SMP Bakti Mulya 400. Selama dua bulan dari dinyatakan lulus seleksi, guru tersebut tidak langsung diterjunkan ke posisi yang telah

24 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd, Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400 (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

25 Bakti Mulya 400, Lowongan Pekerjaan di Bakti Mulya 400, 2014, (baktimulya400.com) 26 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

disediakan tetapi masuk ke tahap orientasi/induksi yakni diperkenalkan terlebih dahulu dengan lingkungan sekolah, kondisi siswa dan juga mengikuti pembekalan dari pihak yayasan.

Status para guru baru yang lulus dari tahap seleksi akan menyandang status pegawai tidak tetap. Tidak ada dari mereka yang langsung diangkat menjadi pegawai tetap, karena ada syarat-syarat yang berlaku untuk menjadi pegawai tetap. Berikut adalah syarat-syarat yang harus ditempuh untuk guru yang berstatus tidak tetap agar menjadi tetap.

Guru yang dinyatakan lulus dari seleksi tersebut, berstatus kepegawaian tidak tetap. Untuk menjadi tetap harus memenuhi syarat yang telah ditentukan, yakni: (1) memenuhi standar kompetensi guru, (2) direkomendasikan oleh unit, (3) memenuhi jam kewajiban mengajar, (4) mempunyai administrasi mengajar yang lengkap.Umumnya, 2 tahun setelah menjadi guru tidak tetap baru bisa menjadi guru tetap.27

Mayoritas guru-guru yang mengajar di program akselerasi berstatus kepegawaian tetap. Itu berarti mayoritas guru di program akselerasi ini telah melewati tiga tahap seleksi dan penilaian, yakni: tahap seleksi awal, seleksi status kepegawaian serta penilaian hasil dari supervise mengajar dan kinerja guru yang dilakukan oleh bapak kepala sekolah.

Setelah di uraikan alur prosedur proses penyeleksian guru SMP Bakti Mulya 400 secara umum, maka selanjutnya penulis akan menggambarkan alur seleksi untuk calon guru akselerasi sebagai berikut

Gambar 4.4

Alur Proses Seleksi Calon Guru Program Akselerasi SMP BAkti Mulya 400

Sumber: Hasil Wawancara Kepala Sekolah dan Guru-Guru SMP Bakti Mulya 400.

27 Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan. SELEKSI AWAL SELEKSI STATUS KEPEGAWAIAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH GURU AKSELERASI

Berikut adalah alur proses seleksi calon guru program akselerasi SMP Bakti Mulya 400:

(1) Guru-guru yang telah lulus seleksi umum di awal dan telah mengikuti masa orientasi/induksi maka akan menyandang status pegawai tidak tetap.

(2) Kemudian guru-guru tersebut dapat meningkatkan jenjang karirnya dengan mengikuti prosedur seleksi status kepegawaian.

(3) Kinerja dan cara mengajar guru disupervisi kepala sekolah dengan asas best of the best dalam jangka waktu tertentu.

(4) Guru yang memiliki kinerja dan cara mengajar yang baik berdasarkan hasil supervisi kepala sekolah akan dipercaya untuk mengajar dan mendampingi siswa di program akselerasi.

Meningkatkan jenjang karir seperti yang dijelaskan pada poin kedua dapat dilakukan dengan cara melengkapi administrasi mengajar memenuhi standar kompetensi guru, memenuhi kewajiban jam mengajar serta mendapatkan rekomendasi dari unit.28

B. Analisis Penelitian

1. Penerapan Proses Seleksi Siswa Program Akselerasi

a. Persyaratan siswa program akselerasi 1) Informasi data objektif

Mengkaji persyaratan yang ditetapkan sekolah untuk siswa program akselerasi, bahwa aspek akademis yang disyaratkan di sekolah ini cukup memadai untuk menjaring siswa yang berprestasi. Karena proses penjaringan dilakukan dengan menggunakan kriteria/syarat yang ketat, diantaranya nilai dari hasil rata-rata rapor SD, nilai Ujian Akhir SD dan nilai ulangan harian selama dua bulan masa percobaan yang harus mencapai angka minimal 8.0. Hal ini sesuai dengan hasil belajar mereka di Sekolah Dasar (SD). Pada nilai rata-rata rapor SD, 10 dari 14 siswa telah mencapai angka minimal 8.0 dan hanya 4 siswa yang belum mencapai

28 Hasil wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17 September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

angka tersebut. Kemudian nilai ujian akhir di Sekolah Dasar yang menunjukkan bahwa 9 dari 14 siswa telah mencapai angka minimal 8.0. Nilai-nilai siswa akselerasi pada saat di Sekolah Dasar itu terus meningkat, ditandai dengan rata-rata nilai akademik mereka selama 4 semester di kelas akselerasi telah mencapai angka minimal 8.0.

Selanjutnya, menganalisa aspek persyaratan psikologis yang telah diterapkan di sekolah ini cukup memadai untuk menjaring siswa yang memiliki tingkat kecerdasan dan intelektual yang tinggi. Standar minimal IQ yang telah berkembang dari standar pada umumnya yakni dari 125 menjadi 130, tentu sudah jelas bahwa SMP Bakti Mulya 400 benar-benar ingin program akselerasi ini diikuti oleh siswa-siswa yang memang memiliki kecerdasan dan tingkat intelektual yang tinggi. Hal ini sesuai

dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah sebagai berikut, “standar IQ di

sekolah ini sudah 130, dan mayoritas siswa program akselerasi memiliki nilai IQ di atas standar. Kalaupun ada siswa yang ternyata memiliki IQ di bawah standar, kami menerimanya berdasarkan rekomendasi dari pihak psikolog yang menguji dan hasil ulangan selama dua bulan masa

percobaan”.29

Pernyataan tersebut diperkuat oleh wali kelas akselerasi VIII-6 yang menyatakan bahwa IQ tertinggi siswa di kelas akselerasi adalah 145 sedangkan yang terendahadalah 127.30

Selain tes IQ, SMP Bakti Mulya 400 ini juga mensyaratkan task commitment untuk mengetahui komitmen peserta didik terhadap tugas. Hasil tes ini belum optimal dalam menjaring siswa yang memiliki komitmen tinggi terhadap tugas-tugas mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh beberapa siswa akselerasi tingkat dua: ”pernah ada yang tidak mengerjakan tugas, saya juga pernah karena benar-benar tidak

29Hasil wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17

September 2014), di kantor kepala sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

30 Hasil wawancara dengan Prayogo, S.Pd, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

mengerti bagaimana cara mengerjakannya. Jadi dari pada asal, lebih baik

kerjakan di sekolah”,31

Pernyataan tersebut didukung oleh siswa akselerasi terbaik di kelasnya:

”saya selalu mengerjakan tugas dari guru semampu saya tapi teman-teman

masih ada juga yang tidak mengerjakan tugas walaupun tidak sering”.32 Sehingga dapat disimpulkan bahwa SMP Bakti Mulya 400 masih menerima siswa yang memiliki kemampuan di bawah standar persyaratan akademik dan psikologis yang mereka tetapkan, namun tetap berada dalam rekomendasi dari para ahli yakni psikolog dari Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia (YPPI).

2) Informasi data subyektif

Empat informan yang merupakan sumber informasi data subyektif telah memberikan konstribusi yang cukup besar dalam upaya penyeleksian siswa untuk program akselerasi. Setiap guru yang diminta memberikan informasi mengenai calon siswa program akselerasi ketika mereka berada dalam masa percobaan sangat membantu dalam proses penyeleksian nantinya. Seperti yang dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat 2: “kami para guru yang mengajar selama masa percobaan diminta untuk terus menerus memberikan laporan perkembangan calon siswa program akselerasi, hal ini untuk memudahkan atasan dalam memutuskan diterima atau tidaknya calon siswa

tersebut di program akselerasi”.33

Pandangan yang sama dikatakan oleh wali kelas akselerasi tingkat satu,

“iya, kami selalu memberikan penilaian dan informasi secara continue

terutama pada saat mereka dalam masa percobaan”. 34

Kemudian pihak orang tua yang juga dilibatkan dalam memberikan informasi mengenai sikap dan perilaku calon siswa selama berada di rumah

31 Hasil wawancara dengan Mirza Manggala Putra A., Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16

September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

32 Hasil wawancara dengan Khadejah, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan

33 Hasil Wawancara dengan Prayogo, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

34 Hasil Wawancara dengan Novitri Riyani, Wali Kelas Akselerasi Tingkat 1, (16 September 2014), di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

juga sangat efektif karena memang orang tua lah yang lebih mengetahui sifat, kepribadian dan minat putra-putri mereka. Melalui kegiatan wawancara dengan pihak orang tua, diharapkan dapat memberikan informasi seputar kepribadian, sikap, sifat dan persetujuan mereka atas keputusan putra-putrinya memasuki program akselerasi.35

Selain itu, self nomination atau informasi dari diri sendiri akan sangat membantu pihak sekolah mengetahui seberapa besar minat siswa yang bersangkutan untuk memasuki program akselerasi. Melalui tes komitmen, tes kemandirian dan tes motivasi belajar pihak SMP Bakti Mulya 400 bekerja sama dengan para psikolog dari Yayasan Praktek Pendidikan Indonesia (YPPI) dalam menggali self nomination cukup memadai dan efektif.

Informan terakhir yang tertera dalam dokumen rekrutmen siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 adalah peer nomination atau penilaian teman sebaya. Tidak dilibatkannya teman sebaya dalam proses penilaian pada saat masa percobaan bukanlah suatu masalah. Ketidakterlibatan mereka dalam memberikan informasi sesuai dengan pernyataan ketiga siswa akselerasi tingkat dua yang menyatakan bahwa mereka tidak pernah diminta untuk melakukan penilaian terhadap teman sebayanya.36

Tiga dari empat informan yang tercantum dalam dokumen rekrutmen siswa akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 sudah cukup memadai dalam upaya memperoleh informasi secara subyektif mengenai karakter, sifat, sikap dan prestasi calon siswa program akselerasi.

3) Evaluasi kesehatan

Kegiatan evaluasi kesehatan yang seharusnya ada dalam rangkaian seleksi siswa program akselerasi, sudah tidak lagi diterapkan di SMP Bakti Mulya 400 sejak tiga tahun terakhir. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum bahwa “sudah sejak tiga tahun

35Hasil Wawancara dengan Prayogo, Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014),

di Ruang Guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

36 Hasil Wawancara dengan Khadeja, Joekly dan Mirza, Siswa Akselerasi Kelas VIII-6, (16 September 2014), di Lobi SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

yang lalu sekolah ini tidak lagi menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan

untuk calon siswa program akselerasi”.37

Pernyataan tersebut diperkuat oleh bapak kepala sekolah: “beberapa tahun yang lalu pernah diadakan pemeriksaan medis di sekolah ini. Namun, karena tidak pernah ditemukan masalah apapun di kesehatan calon siswa dari setiap periode. Akhirnya kami putuskan untuk tidak lagi

mengadakannya, lagipula anak sehat atau tidak itu bisa terlihat.”38

Keputusan untuk tidak bekerja sama dengan rumah sakit manapun untuk melakukan kegiatan evaluasi kesehatan calon siswa program akselerasi dan lebih memilih melakukan pengamatan secara langsung ini merupakan suatu usaha penghematan biaya dan waktu. Dan keputusan ini pun berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah menemukan masalah kesehatan apapun dalam diri calon siswa program akselerasi.

Tidak ada pengaruh negatif dari ditiadakannya kegiatan ini, karena pihak SMP Bakti Mulya 400 telah mengantisipasi akibat dari keputusan tersebut dengan menyediakan UKS yang dipandu oleh satu orang dokter jika pada proses belajar nanti ditemukan siswa yang mengalami gangguan pada kesehatannya.

4) Kesediaan calon siswa dan persetujuan orang tua

Diberlakukannya persyaratan ini sangat penting dan membantu dalam memperoleh siswa yang benar-benar memiliki kemauan atau minat yang tinggi untuk belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu panitia yang terlibat dalam proses penyeleksian siswa akselerasi sekaligus wali kelas akselerasi tingkat dua.

Wawancara orang tua dan calon siswa akselerasi itu sangat perlu. Pernah terjadi seorang siswa yang nilai akademik dan IQ nya berada di

37 Hasil Wawancara dengan Sito, S.Pd., Waka. Bidang Kurikulum SMP Bakti Mulya 400, (16

September 2014) di Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

38Hasil Wawancara dengan Hadi Suwarno, M.Pd., Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, (17

September 2014) di Ruang Kepala Sekolah SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

bawah standar rata-rata yang telah ditentukan pihak sekolah, namun siswa tersebut memiliki keinginan yang sangat kuat untuk masuk program akselerasi. Tentunya hal ini harus dibicarakan bersama kedua orang tua, untuk kami beritahu plus dan minusnya program akselerasi agar menjadi bahan pertimbangan pihak siswa dan orang tua.selain itu biaya pendidikan program akselerasi juga kami bicarakan pada momen ini. Kegiatan ini dimaksudkan agar adanya kejelasan dan kerja sama antara pihak orang tua dengan pihak sekolah jika nantinya putra atau

putri mereka berada di program akselerasi”.39

Berdasarkan pernyataan tersebut, jelas bahwa minat siswa sangat diperhitungkan. Secerdas apapun calon siswa namun jika tidak berminat untuk masuk program akselerasi dan pihak orang tua tidak menyetujuinya maka nantinya pihak sekolah akan mengalami kesulitan dalam pengarahan dan pembinaan di proses belajar mengajar yang cenderung singkat dan padat materi itu.

Siswa yang memiliki nilai akademik dan IQ yang belum mencapai angka minimal persyaratan namun memiliki kemauan dan minat yang tinggi mengikuti program akselerasi serta ditunjang dengan persetujuan orang tua. Maka kondisi siswa ini lah yang lebih diperhitungkan. Dapat dilihat pada tabel-tabel hasil belajar siswa sebelumnya, siswa yang awalnya belum mencapai angka minimal dapat dengan cepat memperbaiki prestasi belajarnya dari hari ke hari. Sehingga target KKM program akselerasi dapat dicapai oleh seluruh siswa program akselerasi.

b. Alur seleksi siswa program akselerasi

Proses seleksi calon siswa program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 ini sudah berjalan dengan efektif. Pertama, dengan dibentuknya tim panitia penerimaan peserta didik baru secara baku memperjelas peran dari masing- masing divisi. Sehingga masing-masing tugas dapat dipertanggungjawabkan secara jelas.

Kedua, Pengisian formulir yang dapat dilakukan melalui dua cara yakni secara langsung maupun dengan on line menawarkan kemudahan untuk calon

39 Hasil Wawancara dengan Prayogo, S.Pd., Wali Kelas Akselerasi Tingkat Dua, (26 September 2014), di ruang guru SMP Bakti Mulya 400, Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

peserta didik. Ketiga, proses seleksi calon siswa program akselerasi yang dilakukan melalui dua tahap, yakni tahapan umum dan tahapan khusus untuk program akselerasi sudah sangat tepat untuk benar-benar menjaring siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa. Sehingga nantinya satu kelas akselerasi hanya akan berjalan bersama 14-15 siswa terpilih saja.

Ketepatan dalam menjaring siswa yang benar-benar memiliki kemampuan dan kecerdasan istimewa ini ditunjukkan dengan prestasi siswa program akselerasi kelas VIII-6 yang mayoritas masuk dengan mencapai angka minimal yang telah ditentukan dan sampai pada semester ini mampu bertahan bahkan meningkatkan prestasi belajarnya. Data lengkap mengenai peningkatan nilai dapat dilihat pada tabel 4.4, tabel 4.5, dan tabel 4.6.

2. Penerapan roses Seleksi Guru Proram Akselerasi

a. Persyaratan guru program akselerasi

Persyaratan yang ditetapkan untuk calon guru program akselerasi di SMP Bakti Mulya 400 cukup memadai untuk menjaring tenaga pendidik yang kompeten dan berkualitas. Hal ini sesuai dengan yang pernyataan beberapa siswa akselerasi yang mengaku bahwa penjelasan guru-guru yang mengajar di

Dokumen terkait