• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. BBM Personal

2.2.1 Penerimaan dan Respon terhadap Pesan

Dari jawaban-jawaban yang diterima peneliti, terlihat bahwa para informan merespon pesan tergantung dari siapa yang mengirim pesan dan isi pesan itu sendiri. Isi pesan tersebut yang kemudian menentukan cara mereka meresponnya, baik dengan pesan balasan yang panjang dan detail atau balasan seperlunya. Begitu pula berlaku bagi cepat atau lambatnya membalas pesan. Sedangkan beberapa informan lain memilih berhati-hati dalam merespon pesan di BBM.  Merespon Seperlunya

Jika pesan yang disampaikan dirasa kurang penting, maka informan merespon pesan tersebut seperlunya. Dengan kata lain, pesan balasan tersebut dikirim hanya sekedar untuk menjaga agar komunikasi di antara keduanya tetap terjalin dengan baik.

“Kalau emang orangnya cuma nanya sekilas atau misalkan masuk jam berapa, gitu kan, saya jawab seadanya aja. Kalau lebih ke teman tuh jawabnya mungkin seadanya kalau memang tidak ada pembicaraan yang lebih mendalam.” (Wawancara Dofa, 2 Desember 2014)

“Misal, kan kadang, apalagi kalau media-media yang ngetik-ngetik gitu kan typo, gitu ya. Paling suka dikomentarin typonya, gitu-gitu. Ya paling dibalas aja apa yang dia tanggepin.” (Wawancara Jofie, 2 Desember 2014)

“Kalau dari teman aku baca dulu sih. Kalau nggak begitu penting ya bales aja sedapetnya.” (Wawancara Putri, 7 Desember 2014)

 Merespon secara Cepat

Informan mengatakan mereka merespon pesan dengan cepat jika pesan tersebut bersifat penting untuk kedua belah pihak.

“Tapi kebanyakan sih langsung balesnya cepet sih. Kan orang juga sama-sama butuh. Kalau sama rekan kerja gitu, ya kita sama-sama butuh biasanya responnya cepet.” (Wawancara Nofik, 2 Desember 2014)

“Kalau aku biasanya cepet sih untuk ngebales BBM itu sendiri. Takutnya kan urgent jadi pasti cepet balesnya. Kecuali emang yang nggak penting, baru udah lah diread aja, nanti aja balesnya.” (Wawancara Tri, 3 Desember 2014)

“Baca dulu langsung aku tanggepin aja, gitu.” (Wawancara Putri, 7 Desember 2014)

 Merespon dengan Pesan Panjang

Pesan yang dianggap penting juga akan dibalas dengan pesan yang lebih panjang dan detail. Tak jarang para informan balik bertanya kepada lawan komunikasinya tersebut. Jawaban panjang semacam ini juga digunakan untuk menjaga hubungan komunikasi yang baik dengan pasangan komunikasinya.

“Kalau misalnya pertanyaannya yang emang harus untuk menjelaskan, ya pasti aku balesnya panjang. Seusaha mungkin kalau tuh kadang suka ngebedainnya gini. Orang deket sama orang jauh. Kalau orang jauh kan kita berkomunikasinya pasti cuma lewat media sosial. Jadi aku pasti ngejawabnya lebih panjang dari biasanya gitu.” (Wawancara Imanda, 26 November 2014)

“Kalau misalnya itu, ya aku jawabannya panjang. Aku jarang jawabannya singkat. Karena aku mikirnya itu pasti ada balasannya, gitu. Kalau misalnya aku BBM atau aku jadi komunikator, nanti balesannya dari komunikan kan singkat itu kan kayaknya sakit hati kan, bête, gitu. Ya udah aku lebih baik agak panjang jawabnya. Terus nanya kembali ke komunikator, gitu.” (Wawancara Geri, 2 Desember 2014)

“Kalau ternyata pesannya penting, aku balesnya panjang aku jelasin.” (Wawancara Dania, 3 Desember 2014)

 Merespon secara Lambat

Beberapa informan mengatakan bahwa mereka tidak langsung membalas pesan yang diterima. Sehingga, respon yang diberikan menjadi lebih lambat. Hal ini disebabkan karena mereka memilih untuk memikirkan jawaban yang tepat terlebih dahulu sebelum mengirim pesan balasan. Selain itu, jarang memegang ponsel juga menjadi salah satu alasannya.

“Mikir dulu saya mbak. Tergantung ya misalnya isinya apa gitu kan saya mikir dulu ini gimana, gimana, terus baru saya bales gitu. Agak low.” (Wawancara Gadang, 26 November 2014)

“Biasanya sih tak baca dulu. Habis itu balesnya agak lama. Sampai diping ping ping baru tak bales. Yang penting tak buka dulu.” (Wawancara Punto, 26 November 2014)

“Baca dulu mbak baru bales. Lama. Soalnya saya jarang megang.” (Wawancara Dania, 3 Desember 2014)

 Merespon dengan Hati-hati

Selain itu ada pula informan yang berhati-hati dalam membalas pesan. Mereka membaca pesan bekali-kali dan memilih kata-kata yang tepat untuk membalas pesan tersebut guna menghindari terjadinya salah paham atau salah makna.

“Aku baca berkali-kali. Karena mungkin takutnya ntar aku salah, salah beda apa ya, beda aku serepin, gitu. Ini pertanyaan itu kayak gini atau nggak, ini kayak gini atau nggak, ceritanya kayak gini atau nggak. Takutnya kan beda, yang dia pengen kayak gimana, akunya juga kayak gimana ke dianya jawaban ke dianya, gitu.” (Wawancara Raissa, 26 November 2014)

“Tapi emang harus lebih hati-hati sih ya kalo di BBM. Biar yang kita omongin tuh ditangkepnya bener.” (Wawancara Imanda, 26 November 2014)

“Aku mikir dulu mau jawabnya kayak gimana. Kan gitu juga harus dipikir ya jadi biasanya kalau, itu kan termasuk komunikasi nggak langsung ya mbak, jadi apa ya. Kita lebih susah untuk tau emosi atau ekspresi orang saat itu. Jadi harus dijaga bener-bener. Jadi lebih susah daripada kalau kita ketemu. Takutnya mungkin waktu lagi emosi, lagi emosinya lagi seneng atau lagi marah atau lagi apa, jadi ya ati-ati aja.” (Wawancara Agnes, 2 Desember 2014)

 Tidak Memberi Respon

Beberapa informan menyebutkan kemungkinan untuk tidak membalas pesan yang dikirim oleh seseorang kepadanya. Jika pesan yang diterimanya dirasa tidak penting atau tidak perlu dibalas, maka mereka memilih untuk sekedar membaca pesan tersebut.

“Kadang juga nggak aku bales sih. Kadang ada yang ping ping tapi nggak ngomong apa-apa, ya aku nggak respon.” (Wawancara Punto, 26 November 2014)

“Kadang ada juga yang nggak aku bales. Karena kadang ada yang suka nggak penting atau cuma ping ping doang tapi nggak ngomong apa-apa atau broadcast.” (Wawancara Dofa, 2 Desember 2014)

“Tapi kalau misalnya broadcast cuma aku baca aja udah. Tapi kadang juga langsung aku hapus, gitu. Ya kalau nggak penting pokoknya dibaca aja udah, nggak aku bales.” (Wawancara Putri, 7 Desember 2014)

Dokumen terkait