• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari 10 persamaan struktural penerimaan devisa dari Australia memberikan nilai koefisien diterminasi (R2) yang cukup besar berkisar antara 0.61 sampai 0.99. Ini menunjukkan bahwa fluktuasi/variasi dari variabel endogen di 12 persamaan tersebut antara 61 persen sampai dengan 99 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas. Selanjutnya variabel penjelas secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogen pada masing-masing persamaan yang ditunjukkan dengan besarnya nilai statistik F yang berkisar antara 8.58 sampai dengan 2 215.82.

Dalam setiap persamaan masing-masing variabel penjelas akan dilihat secara individu tingkat signifikansinya pada taraf nyata () 0.05, 0.10, 0.15, dan 0.20.

Pada persamaan kunjungan wisman Australia ke Indonesia menunjukkan bahwa 84 persen variasi variabel endogen dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelasnya dengan nilai koefisien diterminasi (R2) sebesar 0.84. Selain itu variabel endogen dalam persamaan ini dipengaruhi secara nyata oleh variabel- variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata () 0.01 persen dengan nilai statistik F sebesar 14.88. Secara individu GDP, harga pariwisata Singapura, dan travel warning setelah terjadinya bom Bali 1 dan 2 mempengaruhi jumlah kunjungan wisman Australia pada taraf nyata () 0.05. Sementara harga pariwisata Thailand mempengaruhi kunjungan wisman Australia ke Indonesia pada taraf nyata () 0.15.

Hasil estimasi parameter koefisien GDP menunjukkan bahwa peningkatan GDP Australia sebesar 1 miliar US$ akan meningkatkan jumlah

kunjungan wisman Australia ke Indonesia sebanyak 556 orang. Jumlah wisman asal Australia yang berkunjung ke Indonesia akan menurun sebanyak 2,209 orang jika harga pariwisata di Indonesia meningkat sebesar 1 persen, cateris paribus. Sementara itu jika harga pariwisata Singapura meningkat 1 persen maka jumlah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia akan meningkat 8,568 orang. Ini menunjukkan bahwa Singapura adalah negara pesaing Indonesia di mata wisatawan asal Australia. Namun saat harga pariwisata Thailand meningkat 1 persen maka jumlah wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia akan menurun sebanyak 5,607 orang. Ini menunjukkan bahwa Thailand merupakan komplemen pariwisata Indonesia di mata wisatawan asal Singapura. Sehingga promosi pariwisata bersama antara Indonesia dengan Thailand di Australia akan lebih efektif untuk mendatangkan wisman Australia di kedua negara tersebut. Variabel dummy travel warning setelah peristiwa bom Bali 1 dan 2 cukup mempengaruhi jumlah kunjungan wisman asal Australia. Dengan adanya travel warning ini jumlah kunjungan wisman asal Australia menurun cukup signifikan, yaitu sebanyak 118,893 orang.

Pada persamaan konsumsi Australia menghasilkan koefisien diterminasi (R2) sebesar 0.99 yang berarti bahwa fluktuasi variabel konsumsi Australia dipengaruhi oleh GDP dan konsumsi tahun sebelumnya. Secara bersama-sama variabel penjelas tersebut mempengaruhi konsumsi pada taraf nyata () 0.01 dengan nilai statistik F sebesar 778.71. Nilai konsumsi di Australia sangat dipengaruhi oleh GDP pada taraf nyata () 0.05. Peningkatan GDP 1 miliar US$ akan meningkat konsumsi sebesar 0,52 miliar US$.

Pada persamaan investasi, sebanyak 96 persen variasinya dipengaruhi oleh GDP dan investasi pada tahun sebelumnya yang ditunjukkan dengan

besarnya nilai koefisien diterminasi (R2) 0.96. Secara bersama-sama variabel endogen ini dipengaruhi oleh variabel penjelas pada taraf nyata () 0.01 dengan nilai statistik F sebesar 247.47. Estimasi parameter pada persamaan ini menunjukkan bahwa peningkatan GDP sebesar 1 miliar US$ akan meningkatkan nilai investasi sebesar 0.25 miliar US$.

Tabel 14. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Wisatawan Mancanegara Asal Australia, Tahun 1984-2008 Variabel Estimasi Parame- ter Prob T Signifikansi TA_AUS Kunjungan Wisman Australia

Intercept -244567 0.3242

GDP Australia (Y_AUS) 555.9242 0.0344 A

Harga Pariwisata Indonesia (PI_AUS) -2208.65 0.3468

Harga Pariwisata Singapura (PS_AUS) 8568.131 0.0055 A Harga Pariwisata Malaysia (PM_AUS) 3213.47 0.5366

Harga Pariwisata Thailand (PT_AUS) -5806.99 0.1257 C

Dummy (D1) -118893 0.0280 A

R2=0.84; F-Hit=14.88; DW=2.53 C_AUS Konsumsi Australia

Intercept 22.26636 0.0215 A

GDP Australia (Y_AUS) 0.518171 <.0001 A

Lag C_AUS [C_AUS(-1)] 0.030465 0.7209

R2=0.99; F-Hit=778.71; DW=0.58; DW-h=2.65 (0.0040) I_AUS Investasi Australia

Intercept -26.287 0.0027 A

GDPAustralia (Y_AUS) 0.249241 <.0001 A

Lag I_AUS [I_AUS(-1)] 0.21561 0.1323 C

R2=0.96; F-Hit=247.47; DW=0.83; DW-h=3.72 (0.0001) G_AUS Pengeluaran Pemerintah Australia

Intercept 7.712827 0.0007 A

GDPAustralia (Y_AUS) 0.162092 <.0001 A

Lag G_AUS [G_AUS(-1)] 0.029401 0.6044

R2=0.99; F-Hit=1813.96; DW=1.11; DW-h=1.69 (0.0452) X_AUS Ekspor Australia

Intercept -35.7192 0.0092 A

GDPAustralia (Y_AUS) 0.129696 <.0001 A

Exchange RateAustralia (ER_AUS) 7.805379 0.2599

LagX_AUS [X_AUS(-1)] 0.580665 <.0001 A

R2=0.99; F-Hit=747.44; DW=1.71; DW-h=0.58 (0.2804) M_AUS Impor Australia

Intercept -15.7618 0.0112 A

GDP Australia (Y_AUS) 0.144979 <.0001 A

Lag M_AUS[M_AUS(-1)] 0.430753 0.0034 A

Hasil estimasi parameter persamaan pengeluaran pemerintah Australia memberikan nilai koefisien (R2) 0.99. Hal ini berarti bahwa variasi fluktuasi variabel pengeluaran pemerintah sebanyak 99 persennya dipengaruhi oleh GDP. Variabel penjelas secara besama-sama mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata () 0.01 dengan nilai statistik F sebesar 1,813.96. Kenaikan GDP sebesar 1 miliar US$ akan meningkatkan pengeluaran pemerintah sebesar 0.16 miliar US$, dengan menjaga variabel lainnya konstan.

Hasil estimasi parameter ekspor Australia memberikan nilai koefisien diterminasi (R2) sebesar 0.99 yang berarti bahwa variasi ekspor Australia sebanyak 99 persennya dipengaruhi oleh GDP, exchange rate dan ekspor pada tahun sebelumnya. Secara bersama-sama variabel penjelas ini mempengaruhi ekspor pada taraf nyata () 0.01 yang ditunjukkan dengan nilai statistik F sebesar 747.44. Secara individu GDP mempengaruhi konsumsi pada taraf nyata () 0.05, demikian juga halnya dengan nilai ekspor pada tahun sebelumnya. Peningkatan GDP sebesar 1 miliar US$ akan meningkatkan ekspor sebesar 0.13 miliar US$, ceteris paribus.

Hasil estimasi parameter persamaan impor menunjukkan bahwa impor Australia dipengaruhi oleh GDP dan impor pada tahun sebelumnya. Sebanyak 97 persen fluktuasi impor dipengaruhi oleh variabel penjelas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien diterminasi (R2) sebesar 0.97. Secara bersama- sama variabel penjelas ini mempengaruhi impor Australia pada taraf nyata () 0.01 dengan nilai statistik F sebesar 310.26. Secara individu masing-masing variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata () 0.05. Hasil dugaan parameter variabel GDP menunjukkan bahwa peningkatan GDP

sebesar 1 miliar US$ akan meningkatkan impor Australia sebesar 0.14 miliar US$, ceteris paribus.

Tabel 14. Lanjutan

Variabel Estimasi

Parameter Prob T Signifikansi TE_AUS Pengeluaran Wisman Australia

Intercept 1098.507 0.0614 B

GDP per Capita Australia (YC_AUS)

1.137803 0.8858

Harga Pariwisata Indonesia (P_AUS)

-4.06375 0.1725

Lag TE_AUS [TE_AUS(-1)] 0.436003 0.0444 A

Dummy (D2) -346.12 0.0392 A

R2=0.64; F-Hit=8.58; DW=2.12; DW-h=-0.89 (0.1862) CPI_AUS Indeks Harga Konsumen Australia

Intercept 87.31754 <0.0001 A

Suku Bunga Australia (R_AUS) -1.97865 <0.0001 A

Money Supply Australia

(MS_AUS) 0.23848 <0.0001

A R2=0.92; F-Hit=126.48; DW=0.71

ER_AUS Exchange Rate Australia

Intercept 1.798428 <0.0001 A

GDP per Capita Australia (YC_AUS)

-0.04994 <0.0001 A Indeks Harga Konsumen Australia

(CPI_AUS)

0.011599 <0.0001 A R2=0.87; F-Hit=70.30; DW=0.33

R_AUS Suku Bunga Australia

Intercept 25.73918 <0.0001 A

Money Supply Australia

(MS_AUS) -0.05367 <0.0001

A

Exchange Rate Australia

(ER_AUS) -10.3317 0.0023

A R2=0.61; F-Hit=16.51; DW=0.53

Salah satu variabel penting dalam menghitung devisa yang berasal dari wisman adalah rata-rata pengeluaran mereka selama berkunjung ke Indonesia. Fluktuasi rata-rata pengeluaran wisman Australia yang berkunjung ke Indonesia 64 persennya dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas. Secara bersama-sama variabel penjelas tersebut mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata () 0.05 dengan nilai statistik F-nya sebesar 8.58. Namun demikian secara individu

variabel penjelas yang mempengaruhi variabel endogen hanya rata-rata pengeluaran pada tahun sebelumnya dan variabel dummy krisis ekonomi dan keamanan pada taraf nyata () 0.05.

Hasil estimasi parameter persamaan CPI Australia memberikan nilai koefisien diterminasi (R2) sebesar 0.92 yang berarti bahwa variasi CPI Australia sebanyak 92 persennya dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelas. Variabel- variabel penjelas ini secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata () 0.01 yang ditunjukkan dengan nilai statistik F-nya sebesar 126.48. Secara individu variabel penjelas mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata () 0.05. Salah satu instrumen untuk menekan laju inflasi adalah dengan suku bunga. Peningkatan 1 persen suku bunga bisa menekan laju inflasi sebesar 1.98 persen, cateris paribus. Di sisi lain peningkatan money supply sebesar 1 miliar US$ akan memicu laju inflasi sebesar 0.24 persen.

Secara individu exchange rate Australia dipengaruhi oleh GDP dan indeks harga konsumen (CPI) pada taraf nyata () 0.05. Demikian juga secara bersama-sama variabel penjelas ini mempengaruhi variabel endogennya pada taraf nyata () 0.01 yang ditunjukkan dengan nilai statistik F-nya sebesar 70.30. Peningkatan GDP sebesar 1 milyar US$ akan menguatkan nilai mata uang Australia sebesar 0.05, sementara laju inflasi sebesar 1 persen akan melemahkan nilai mata uang Australia sebesar 0.01, ceteris paribus.

Walaupun tingkat suku bunga merupakan salah satu instrumen kebijakan dalam menstabilkan harga, namun fluktuasi suku bunga ini juga dipengaruhi oleh variabel-variabel penjelasnya sebesar 61 persen yang ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien diterminasi (R2) 0.61. Secara bersama-sama kedua

variabel penjelas tersebut mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata () 0.01 dengan nilai F-statistiknya sebesar 16.51. Secara individu masing-masing variabel penjelas mempengaruhi variabel endogen pada taraf nyata () 0.05. Peningkatan money supply sebesar 1 miliar US$ akan menurunkan tingkat suku bunga 0.05 persen. Demikian juga halnya peningkatan nilai exchage rate juga akan menurunkan tingkat suku bunga.