• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

***Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-1

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

DAERAH

8

8..11IINNDDIIKKAASSIIRREENNCCAANNAAPPRROOGGRRAAMMPPRRIIOORRIITTAASS

Dalam menjalankan seluruh program selama masa 5 tahun perencanaan, setidaknya terdapat 61 Program. Seluruh program tersebut dapat dikelompokkan ke dalam rumpun program prioritas, sebagai berikut:

1. Menjalin kerjasama dengan Pengelola Kawasan dalam upaya mendorong pengembangan wilayah dan menumbuhkan aktivitas ekonomi.

2. Meningkatkan infrastruktur wilayah, utilitas kota yang prima untuk kenyamanan bermukim dan berbisnis.

3. Pelayanan pendidikan, kesehatan, olah raga dan kepemudaan yang prima serta memberikan perhatian khusus pada masyarakat berpenghasilan rendah.

4. Meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi segenap lapisan masyarakat

5. Mengoptimalkan kinerja pemerintahan dalam menjalankan peran dan fungsinya secara efektif dan efisien.

8

8..22KKEEBBUUTTUUHHAANNPPEENNDDAANNAAAANN

Kebutuhan pendanaan difokuskan pada proyeksi belanja langsung APBD Kota Batam tahun 2012-2016, yaitu dialokasikan untuk kelompok bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Model untuk memperkirakan alokasi anggaran adalah dengan mengkaitkan alokasi belanja per bidang dengan perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Alokasi belanja langsung per bidang, disusun dengan mempertimbangkan jumlah penduduk, sehingga diperoleh belanja langsung per kapita. Penggunaan indikator IPM karena pada dasarnya IPM adalah indikator hasil (result) dari suatu proses pembangunan dan termasuk dalam kelompok indikator outcome, benefit dan impact. Dalam model tersebut, indikator IPM yang terbentuk pada tahun sekarang adalah merupakan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun sebelumnya.

*

***Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-2

Untuk keperluan tersebut, IPM diproyeksikan secara linier, sehingga pada tahun 2016 diperkirakan IPM mencapai 79,3 atau mendekati kategori wilayah dengan tingkat kesejahteraan tinggi, yaitu IPM 80-100. Dengan laju pertumbuhan IPM seperti tertera di atas, maka dapat diperkirakan estimasi kebutuhan belanja langsung per kapita hingga tahun 2016 menurut bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan suprastruktur. Hasil estimasi masing-masing bidang kemudian dijumlahkan sehingga dapat diketahui belanja langsung per kapita. Untuk mencapai IPM seperti yang ditargetkan, maka total belanja langsung per kapita pada tahun 2012 ditargetkan senilai Rp728.000 per kapita dan meningkat terus, hingga pada tahun 2016 sebesar Rp.742.000,- per kapita.

Gambar 8.1.

Target Pencapaian IPM dan Perkiraan Kebutuhan Belanja Langsung per Kapita Tahun 2012-2016.

Untuk memperoleh perkiraan belanja langsung, maka belanja langsung per kapita menurut bidang dikalikan dengan jumlah penduduk Kota Batam hingga tahun 2016. Perkiraan pertumbuhan penduduk per tahun hingga tahun 2016 adalah sekitar 10%. Berdasarkan pertumbuhan tersebut, maka diperlukan alokasi belanja langsung menurut bidang hingga tahun 2016. Pada tahun 2012 dibutuhkan belanja langsung sekitar Rp. 750 milyar dan terus perlu ditingkatkan hingga pada tahun 2016 menjadi sekitar Rp.919 milyar. Belanja langsung bidang pendidikan tahun 2012 sebesar Rp.163 milyar menjadi

77.3 77.5 77.7 78.0 78.3 78.5 78.8 79.0 79.3 549  640  688  725  728  732  735  739  742  200  400  600  800  76 77 78 79 80 2008 9 10 11 2012 13 14 15 2016 ( Be la n ja  L ang sung /  ka pi ta  =  00 0  Rp  ) Inde ks  Pe m b an gu na n  Ma nusi a IPM Belanja Langsung/Kapita

*

***Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-3

Rp.221 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang kesehatan menjadi Rp.179 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang ekonomi menjadi Rp.60 milyar tahun 2016. Belanja langsung bidang infrastruktur menjadi Rp.225 milyar tahun 2016 dan untuk bidang suprastruktur menjadi Rp.232 milyar tahun 2016.

Tabel 8.1.

Perkiraan Belanja Langsung Menurut Bidang Tahun 2012-2016 (juta Rp)

Tahun Pendidikan Kesehatan Ekonomi Infrastruktur Suprastruktur Total

2011 151,181 99,459 43,071 160,831 191,452 645,997 2012 163,275 169,459 46,085 172,089 199,110 750,018 2013 176,337 146,421 49,311 184,135 207,074 763,278  2014 190,443 156,670 52,763 197,024 215,356 812,256  2015 205,678 167,637 56,457 210,816 223,971 864,559  2016 221,132 179,372 60,409 225,573 232,930 919,416  Sumber : Hasil Estimasi

Mencermati perkiraan belanja langsung sebagaimana tersebut diatas, maka estimasi belanja yang harus dituju oleh Pemerintah Kota Batam untuk dapat memenuhi perkiraan belanja langsung dimaksud, maka estimasi belanja pemerintah yang harus dicapai haruslah estimasi normal dan optimis. Untuk itu 5 (lima) tahun kedepan Pemerintah Kota Batam harus menetapkan berbagai langkah strategi yang tepat agar estimasi pendapatan skenario normal dan optimis dapat dicapai.

Berdasarkan perkiraan tersebut, maka komposisi atau persentase menurut bidang cukup mengalami perubahan. Komposisi belanja langsung yang mengalami peningkatan relatif tinggi adalah belanja langsung Bidang Pendidikan. Bidang pendidikan meningkat dari 23,4% menjadi 24% kemudian bidang kesehatan mengalami peningkatan yang signifikan dari 15,4% menjadi 19,5%, sedangkan bidang yang mengalami penurunan adalah Bidang Ekonomi dari 6,7% menjadi 6,6%, bidang Infrastruktur dari 24,9% menjadi 24,5% dan Bidang Suprastruktur dari 29,6% menjadi 25,3%. Perubahan struktur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

*

***Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-4

Gambar 8.2.

Komposisi Belanja Langsung Tahun 2010 dan 2016 (Persen)

23.4 15.4 6.7 24.9 29.6 24 19.5 6.6 24.5 25.3 0 10 20 30 40 PENDIDIKAN KESEHATAN EKONOMI INFRASTRUKTUR SUPRASTRUKTUR [ Persentase terhadap Belanja Langsung ] Tahun 2016 Tahun 2011

*

***Pemerintah Kota Batam | PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH VIII-5

8

8..33PPRROOGGRRAAMMAADDVVOOKKAASSII

8.3.1. Umum

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Pemerintah Daerah selain dibiayai oleh anggaran yang bersumber dari daerah sendiri (PAD), juga bersumber dari Dana Perimbangan dan sumber lainnya. Pada masa yang sama Kementerian dan Lembaga serta pemerintah provinsi juga melaksanakan kegiatan dan mengalokasikan sejumlah anggaran di berbagai wilayah (daerah) yang ada. Dari sudut pandang ini artinya diperlukan koordinasi dan sinergi kegiatan antara pemerintah (pusat), provinsi dan kab/kota. Selain sinergi kegiatan dan anggaran dengan Pemerintah dan provinsi, kabupaten/kota juga dapat mengupayakan partisipasi masyarakat, misalnya dari dunia usaha, lembaga-lembaga internasional dan lain sebagainya. Dana pemerintah daerah dapat berperan sebagai pengungkit (leverage) berbagai sumber dana masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan melalui program mereka sendiri.

Berkenaan dengan hal tersebut diperlukan upaya/kegiatan yang terencana dalam rangka mensinergikan program dan anggaran dengan pemerintah (APBN) dan provinsi (APBD Provinsi) serta sumber dana lainnya bagi pembangunan Kota Batam, agar hasil capaian pembangunan yang ada dapat ditingkatkan secara optimal. Sinkronisasi dan sinergisitas program kegiatan dalam perencanaan pembangunan dikaitkan dengan perencanaan penganggaran secara sistematik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 8.3.

Sinkronisasi dan sinergisitas dalam perencanaan dan penganggaran

Dana Pusat/Provinsi & lain sebagainya

Program/Kegiatan Pusat/Provinsi/Lainnya Output Outcome APBD Batam Program/Kegiatan Kota Batam Output Outcome RPJMD Batam RKPD Batam

Sinkronisasi & Sinergi dlm perencanaan dan

penganggaran

Dokumen terkait