• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II EKSISTENSI HARTA KARUN DALAM HUKUM

C. Bentuk Penyelesaian Isu Kepemilikan Atas Penemuan Harta Karun di

1. Melalui Pengadilan/Litigasi

Sehingga proses litigasi ini gagal untuk menyatukan kepentingan umum dalam pembelajaran budaya dan aspek budaya bangkai kapal. Rezim hukum saat ini tidak efektif untuk menyatukan kepentingan semua pihak, selain menggunakan pendekatan yang kooperatif/bersifat kerjasama melalui perjanjian.

Salah satu bentuk penyelesaian sengketa kepemilikan harta karun adalah melalui proses litigasi atau mealui pengadilan. Pertanyaan yang muncul dari pernyataan ini adalah bagaimana mungkin suatu pengadilan domestik memiliki yurisdiksi atas sengketa yang timbul terhadap kepemilikan harta karun yang ditemukan di perairan internasional?

Masalah yurisdiksi suatu pengadilan memang menjadi sangat rumit ketika bangkai kapal tersebut berlokasi di perairan internasional karena lokasi tersebut tidak tunduk pada yurisdiksi negara manapun. Pandangan klasik mengenai doktrin kebebasan di laut lepas diberikan oleh seorang hakim Inggris pada tahun 1817 yang menyatakan bahwa di tempat-tempat di mana tidak ada otoritas lokal berada, di mana semua negara memiliki kesetaraan dan kemerdekaan, tidak ada satu negarapun yang memiliki hak untuk berasumsi atau melaksanakan otoritas atas pihak lain. Hukum internasional saat ini mengatur bahwa perairan internasional merupakan wilayah dimana tidak satu negarapun dapat secara sah mengklaim bagian dari laut lepas menjadi kedaulatannya.160

159

Ibid., hal. 183; Jeremy Neil, op. cit., hal. 908

160

UNCLOS, op cit., pasal 89

Namun yurisdiksi pengadilan suatu negara dapat memperluas otoritas yurisdiksinya atas bangkai kapal yang terletak di perairan internasional melalui teori constructive in rem jurisdiction.161

In rem jurisdiction digunakan ketika kapal berada di wilayah perairan

teritorial pengadilan tertentu, dan "res" atau properti berada dalam yurisdiksi yang pengadilan tersebut.

162

Dengan demikian, constructive in rem jurisdiction merupakan perpanjangan dari in rem jurisdiction, digunakan ketika kapal berada di luar batas-batas teritorial suatu negara.163 Berdasarkan constructive in rem

jurisdiction, bagian dari kapal harus dibawa ke dalam batas-batas geografis

yurisdiksi suatu pengadilan. Diasumsikan bahwa "res" secara hukum merupakan suatu keseluruhan yang terpisahkan, dan dengan demikian doktrin ini memungkinkan bagian dari kapal tersebut untuk memenuhi persyaratan yurisdiksi dalam mewakili seluruh bangkai kapal.164

1. Penyelesaian Kasus Black Swan

Beberapa penyelesaian kasus kepemilikan bangkai kapal yang ditemukan di perairan internasional oleh pengadilan nasional suatu negara diantaranya:

Pada Maret 2007, sebuah perusahaan Amerika yang bergerak di bidang eksplorasi kapal karam, Odyssey Marine Exploration, Inc. (OME) menemukan bangkai kapal yang disebut sebagai Black Swan, di wilayah perairan internasional sekitar 100 mil dari sebelah barat Selat Gibraltar.165

161

Jeremy Neil, op. cit., hal. 903

162

Ibid., hal. 902

163

Ibid; Brook Wright, op. cit., hal. 297-98; Craig Forrest, op cit., hal. 354 – 355

164

California v. Deep Sea Research (1998), 523 U.S. 491 (United States 9th Cir.), hal. 499 – 500

165

Odyssey Marine Exploration, Inc. v. Unidentified, Shipwrecked Vessel (2009), 675 F.Supp.2d 1126 (Middle District of Florida.), [OME I] hal. 1130; Odyssey Marine Exploration, Inc. v. Unidentified Shipwrecked Vessel (2011), 657 F.3d 1159 (United States 11th Cir.), [OME

II] hal. 1166; David Curfman, op.cit., hal. 185 – 186; Allison Leigh Richmond, op. cit., hal. 112;

bahkan beberapa tahun kemudian, Black Swan menjadi berita internasional, yang dikenal sebagai harta karun yang paling bernilai sampai saat ini.166 Kemudian OME memulihkan sekitar 500.000 koin perak dan emas dari Black Swan seberat 17 ton dan diperkirakan bernilai 500 juta dollar Amerika.167

Lokasi tersebut berada pada kedalaman 1100 meter dibawah permukaan Samudera Atlantik, berserakan di dasar laut.168 Setelah menjaga kerahasiaan upaya penyelamatan yang telah dilakukan, OME membawa harta karun yang telah dipulihkan ke Amerika Serikat.169 Namun, OME tidak mengidentifikasi kapal maupun memberitahukan lokasi penemuan bangkai kapal tersebut, menyatakan bahwa kerahasiaan itu diperlukan melindungi penemuan dari para pencari harta karun lainnya.170 Meskipun OME tetap diam mengenai rincian lokasi bangkai kapal, timbul kabar bahwa kapal tersebut merupakan kapal perang Spanyol,

Nuestra Senora de las Mercedes (Mercedes), yang ditenggelamkan oleh kapal

perang Inggris pada tahun 1804.171 Menurut pihak berwenang Spanyol, Mercedes dibuat di Havana pada tahun 1788 sebagai kapal tambahan bagi kapal angkatan laut Kerajaan Spanyol (Royal Spanish Navy).172

Selama penggunaannya, kapal tersebut melaksanakan baik misi resmi pemerintahan maupun misi yang bersifat komersil.173

166

David Curfman, op. cit., hal. 185

167

OME I, op. cit., hal. 1134; Amber Crossman Cheng, op. cit., hal. 700; Craig Forrest, op.

cit., hal. 352; Press Release, Odyssey Marine Exploration, Odyssey to Request En Banc Hearing in Black Swan Case to Address Contradictions in Eleventh Circuit's Ruling (Sept. 21, 2011) dapat diakses pada http://www.shipwreck.net/pr231.php [Press Release II] [diakses tanggal 03 Maret 2015]

168

David Curfman, op. cit., hal. 186; Allison Leigh Richmond, op. cit., hal 112

169

Amber Crossman Cheng, op. cit., hal. 699

170

Brooke Wright, op. cit., hal. 295

171 Ibid 172

OME I, op. cit., hal. 1139

173

Press Release II, loc. cit

Misalnya, kapal tersebut berpartisipasi dalam pertempuran, mengangkut pasukan, muatan/barang dan

pejabat tinggi pemerintah.174

Pada tanggal 05 Oktober 1804, Mercedes, bersama dengan tiga kapal Spanyol lainnya Clara, Medea, dan Fania, dikejar oleh angkatan laut Inggris.

Sebaliknya, Mercedes juga melaksankan misi untuk mengantarkan surat, penumpang pribadi, dan pengiriman barang – barang dagangan. Pada tanggal 27 Februari 1803, Mercedes melakukan misi terakhirnya dari pelabuhan Peru, El Callao ke Cadiz, Spanyol. Kapal tersebut membawa harta karun kerajaan dari pertambangan Peru dan barang – barang pribadi milik penduduk Spanyol.

175

Keempatnya baru akan tiba hanya tinggal satu hari lagi tiba di pantai Spanyol.176 Ketika Mercedes menolak untuk menyerah, terjadilah pertempuran dan kurang dari 10 menit, Mercedes kalah.177

Pada musim semi 2007, OME mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat yaitu Middle District of Florida,

Kapal tersebut tenggelam, mengakibatkan 250 penumpang kapal meninggal.

178

mengajukan hak in rem

constructive,179 dan menggugat berdasarkan law of finds hak kepemilikan atas

barang – barang yang telah dipulihkan dan yang masih berada dalam lokasi penyelamatan, dan sebagai alternatif, berdasarkan law of salvage, OME memohon penghargaan atas upaya penyelamatan.180

174

Press Release, Odyssey Marine Exploration, Odyssey Will Object to Magistrate's Recommendation to Dismiss Black Swan Case (June 3, 2009) dapat diakses pada http://www.shipwreck.net/prl 80.php [Press Release I] [diakses tanggal 03 Maret 2015]

175

OME I, op. cit., hal. 1133

176 Ibid 177

Ibid 178

OME II, loc. cit

179

Ibid., hal. 1166; Press Release, Odyssey Marine Exploration, Spain's Claim to One of

Odyssey's Shipwreck Cases Dismissed (Apr. 3, 2008) dapat diakses pada http://shipwreck.net/pr162.php [Press Release III] [diakses tanggal 03 Maret 2015]

180

OME I, op. cit., hal. 1131.

OME menyatakan bahwa lokasi bangkai kapal berada di luar perairan teritorial atau zona tambahan suatu

negara,181 dan bahwa upaya pemulihannya tidak tunduk pada kekebalan berdaulat negara manapun berdasarkan UNCLOS.182

1. Bangkai kapal merupakan Nuestra Senora de las Mercedes

Hal ini kemudian dibantah oleh dua negara yaitu Spanyol dan Peru dengan mengajukan gugatan di Pengadilan Distrik Amerika Serikat.

Kerajaan Spanyol mengklain bahwa:

2. Spanyol tidak mengabaikan kedaulatannya atas kapal

3. Berdasarkan perjanjian yang berlaku, termasuk Treaty of Friends,183

4. Spanyol merupakan pemilik bangkai kapal berserta muatannya.

kapal perang Spanyol harus diberikan kekebalan berdaulat

Spanyol mengajukan usulan menolak yurisdiksi pengadilan distrik tersebut dengan menyatakan bahwa pengadilan distrik tidak memiliki yurisdiksi atas kasus ini untuk mengadili gugatan atas kekayaan milik Spanyol.184

Republik Peru mengajukan klaim bersyarat, menyatakan bahwa mereka mungkin saja memiliki kepentingan terhadap koin yang dipulihkan dari

Mercedes.

Spanyol menentang penyelamatan komersil dan penjualan kapal bersejarah milik negaranya, dan menyatakan warisan budaya bawah air adalah untuk kepentingan seluruh umat manusia. Akibatnya, Spanyol menolak izin OME untuk memulihkan Mercedes.

185

181

Allison Leigh Richmond, op. cit., hal. 166.

Peru belum menjadi negara berdaulat pada tahun 1804, tetapi menyatakan hak atas seluruh kekayaan yang diproduksi atau diekstrak dari wilayah Peru.

182

Black Swan Project Overview, Odyssey Marine Exploration dapat diakses pada

183

Treaty of Friendship and General Relations Between the United States of America and Spain, U.S. – Spain , Art. X, July 1902, 33 Stat. 2105

184

OME II, op. cit., hal. 1167

185

Pada tanggal 03 Juni 2009, Hakim Pizzo186 mengeluarkan laporan serta mengeluarkan perintah. Beliau setuju dengan posisi Spanyol dan menganjurkan penghentian pemulihan oleh OME Pengadilan menyimpulkan bahwa kapal tersebut adalah Mercedes, yang tunduk pada sovereign immunity Kerajaan Spanyol, sehingga pengadilan distrik tidak memiliki yurisdiksi untuk mengadili klaim ini dan bahwa koin – koin tersebut harus dikembalikan kepada Spanyol.187

Menanggapi anjuran ini, OME mengajukan keberatan.

188

Ada dua poin keberatan yang diajukan. Pertama, menyatakan bahwa tidak ada bukti yang cukup untuk menyatakan bahwa Black Swan adalah Mercedes.189 Kedua, bahkan jika kapal tersebut adalah Mercedes, ada bukti bahwa pada waktu tenggelamnya kapal, kapal digunakan untuk tujuan komersil dan membawa muatan komersil.190 Bukti ini akan mengenyampingkan Spanyol dalam gugatan bahwa kapal perang memiliki kekebalan berdaulat.191

Pada tanggal 22 Desember 2009, Hakim Merryday mengadopsi laporan dan anjuran Hakim Pizzo dalam putusannya, meyetujui bahwa pengadilan tidak memiliki yurisdiksi, dan mengabulkan usulan Spanyol untuk menghentikan pemulihan harta karun yang dilakukan oleh OME.

192

186

Hakim Mark A. Pizzo merupakan hakim di Pengadilan Distrik Amerika Serikat, Middle District of Florida. Beliau ditunjuk menjadi hakim pada tahun 1995 dan ditunjuk kembali pada

tahun 2003, dapat diakses pada

[diakses tanggal 28 Februari 2015]

187

OME I, op. cit., hal. 1126, 1148

188

OME II, op. cit., hal. 1168; accord Plaintiff Odyssey Objections to Magistrate Judge's

June 3, 2009 Report and Recommendations, Odyssey Marine Exploration, Inc. v. Unidentified Shipwrecked Vessel, No. 8:07-cv-614-T-23MAP dapat diakses pada http://www.shipwreck.net /pdf/dkt230OdysseyObjectionstoRandR000.pdf [diakses tanggal 28 Februari 2015]; Press Release I, loc. cit; Allison Leigh Richmond, op. cit., hal. 113 – 114

189

Plaintiff Odyssey Marine Exploration, Inc.'s Objections to Magistrate Judge's June 3, 2009 Report and Recommendation, Odyssey Marine Exploration, Inc. v. Unidentified, Shipwrecked Vessel, No. 8:07-CV-614-T-23MAP, hal. 31

190

Ibid., hal. 14

191

Ibid., hal. 30

192

Meskipun Mercedes mengangkut muatan pribadi dari penduduk Spanyol, pengangkutan tersebut merupakan bentuk kedaulatan Spanyol. Berdasarkan sejarrawan Spanyol, memberi perlindungan dan perjalanan yang aman terhadap barang – barang miliki penduduk Spantol merupakan suatu fungsi militer dari angkatan laut Spanyol, terutama dalam masa perang. Fungsi ini penting pada masa akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19, ketika kapal berlayar diantara Spanyol dan Amerika Serikat. Untuk itu, Mercedes bertindak sebagai kedaulatan Spanyol dengan mengangkut barang – barang pada masa perang.

Kemudian OME mengajukan banding atas keputusan Pengadilan Distrik Florida tersebut.

Pada bulan September 2011, Pengadilan Banding Amerika Serikat di Atlanta (11th Circuit of Appeals) setuju dengan putusan pengadilan distrik bahwa kapal tak dikenal itu sebenarnya Nuestra Senora de las Mercedes dan memutuskan bahwa OME harus mengembalikan 17 ton koin perak dan harta lainnya yang telah dipulihkan untuk pemerintah Spanyol.

Kemudian pada tanggal 9 Februari 2012, Mahkamah Agung AS menolak untuk mendengar pengajuan keberatan (certiorari) oleh OME yaitu tetap mengajukan ingin mempertahankan kepemilikan senilai setengah miliar dolar koin emas dan perak sampai keputusan akhir dibuat tentang siapa yang berhak.

Penolakan oleh Supreme Court untuk mempertimbangkan kembali masalah ini mengakhiri kasus yang melibatkan kapal berumur 200 tahun itu. Untuk itu, keputusan pengadilan distrik dan pengadilan banding yang menyatakan bahwa Spanyol berhak atas harta tersebut berdasarkan sovereign immunity, sudah final.

Menteri Kebudayaan Spanyol, Jose Ignacio Wert, memyampaikan kepada CNN di Madrid pada hari Rabu, 08 Februari 2012 bahwa Spanyol tidak akan menggunakan kekayaan ini untuk tujuan selain pameran seni, dan Wert juga mengatakan bahwa Spanyolakan mempertimbangkan kemungkinan untuk mendistribusikan sebagian dari kekayaan tersebut kepada Peru, karena kekayaan tersebut berasal dari pertambangan Peru.193

2. Penyelesaian Kasus Klaim Kepemilikan Bangkai Kapal SS Central America

Pada tanggal 8 September 1857, SS Central America merupakan kapal uap dengan tiga geladak kapal dan roda putar di setiap sisi kapal, meninggalkan Panama dalam perjalanan ke New York.194 Kapal tersebut membawa sekitar 580 penumpang dan emas batangan senilai $ 1.219.189 dengan berat sekitar tiga ton yang dialokasikan untuk bank – bank di New York untuk membantu mencegah kepanikan dari dampak finansial yang buruk pada tahun 1857.195 Setelah SS

Central America meninggalkan pelabuhan di Havana, kapal itu terjebak dalam

badai besar dan mengalami kebocoran yang parah.196

193Al Goodman, CNN. High Court Rejects Stay in Spanish Sunken Treasure Case, Februari

10, 2012 dapat diakses pada

Tak lama setelah pukul 08:00 pagi pada tanggal 12 September, SS Central America tenggelam ke dasar laut, dengan membawa 425 penumpang dan seluruh emas batangan ke dasar laut.

Muatan komersial yang ada di dalam kapal seperti emas dijamin oleh perusahaan asuransi New York dan London, pihak yang membayar sebagian besar klaim asuransi.

194

Columbus-America Discovery Group v. Atlantic Mut. Ins. Co., op. cit., hal. 456

195

Ibid., hal. 455

196 Ibid

SS Central America dan muatan emasnya tetap tidak terganggu mulai dari tahun 1857 sampai tahun 1988, sampai pada bulan September 1988, setelah banyak usaha dan biaya, Columbus-America Discovery Group berhasil menemukan bangkai kapal tersebut, 160 mil dari lepas pantai South Carolina, 8000 meter di bawah permukaan Samudera Atlantik.197

Columbus-America berhasil mengajukan petisi kepada pengadilan distrik di

Norfolk, Virginia untuk memutuskan pemberian kontrol atas wilayah penyelamatan dari bangkai kapal dan emas yang tenggelam, yang sekarang bernilai hingga satu miliar dolar. Kemudian pengadilan memberikan

Columbus-America hak sementara atas barang – barang yang diperoleh dari lokasi bangkai

kapal dan menganugerahkan kepada mereka kepemilikan eksklusif atas bangkai kapal.

Kemudian

Columbus-America memulai operasi penyelamatan pada tahun 1989 dengan memulihkan

emas bernilai jutaan dollar dengan estimasi total kargo senilai satu miliar dolar. Akibatnya, muncullah proses litigasi untuk menentukan hak kepemilikan atas emas yang sudah dipulihkan. Pihak-pihak yang mengklaim kepemilikan diantaranya Columbus-America, yang menyatakan pengabaian atas kapal tersebut

dan Atlantic Mutual Insurance Company yang terdiri dari penjamin asli dari emas

yang hilang tersebut yaitu pengawas asuransi New York, dan mewakili perusahaan asuransi lainnya, termasuk salvors lain.

198

Pengadilan distrik federal memutuskan bahwa SS. Central America telah diabaikan karena, pertama, penjamin tidak berusaha untuk menemukan kapal tersebut sejak tahun 1858, kedua, penjamin telah memusnahkan semua bukti

197

Drew F. T. Horrell, Note, Telepossession is Nine-Tenths of the Law: The Emerging

Industry of Deep Ocean Discovery, 3 Pace Y.B. Int'l L. 309 (1991), hal.328 – 329

198

dokumenter yang mendukung klaim kepemilikan. Columbus-America telah dinyatakan sebagai pemilik tunggal melalui penerapan law of finds. Klaim dari kapal penyelamat saingan ditolak karena kurangnya bukti.

Namun di tingkat banding, 4th Circuit of Appeals membatalkan putusan tersebut. Pilihan yang ditentukan oleh pengadilan dalam kasus terhadap penerapan

law of salvage daripada law of finds diadopsi oleh 4th Circuit dalam

Columbus-America Discovery Group v. Atlantic Mutual Insurance Co.199

1) pemilik secara tegas dan terbuka mengabaikan kepentingan mereka dan Pengadilan menyimpulkan law of salvage harus diterapkan, bahwa SS. Central America tidak diabaikan, dan bahwa Columbus-America hanya berhak atas penghargaan penyelamatan. Pengadilan menyatakan bahwa law of find dapat diterapkan dalam dua jenis kasus:

2) yang melibatkan bangkai kapal kuno di mana tidak ada pemilik yang muncul untuk mengklaim barang – barang yang dipulihkan dari kapal. Dengan demikian, setelah ditemukan bahwa tidak ada tindakan pengabaian, pengadilan menyatakan kasus tersebut menjadi penentuan penghargaan penyelamatan terhadap Columbus-America.

3. Penyelesaian Kasus Klaim Kepemillikan Bangkai Kapal R.M.S. Titanic

Titanic diluncurkan pada tahun 1912 sebagai kapal uap terbesar dan terbaik

yang pernah ada sehingga tidak akan bisa tenggelam. Namun dalam pelayaran perdananya dari Southampton ke New York dengan membawa penumpang sebanyak 2340 orang, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudera Atlantik Utara dan tenggelam dalam waktu kurang dari 3 jam kemudian pada 15

199

Todd B. Siegler, Finders Keepers Revised for the High Seas: Columbus-America

April 1912. Kapal terdekat kemudian menyelamatkan 745 orang dan beberapa kapal sekoci membawa mereka ke New York.

Titanic merupakan sebuah kapal uap milik Inggris yang tenggelam di

perairan internasional tepatnya di Samudera Atlantik. Kapal tersebut berada di dasar laut selama 73 tahun sebelum ditemukan oleh kapal ekpedisi gabungan Amerika-Perancis pada tahun 1985 sekitar 400 mil dari pesisir pantai Kanada di kedalaman 12.500 kaki.

Bangkai R.M.S. Titanic, kapal mewah naas yang hilang setelah bertabrakan dengan gunung es di Samudera Atlantik pada tahun 1912, menjadi topik kontroversial di akhir tahun 1990-an ketika perusahaan eksplorasi kapal karam yang menemukan dan memulai eksplorasi tahap awal pada situs tersebut berupaya untuk melarang pihak lain untuk membawa wisatawan yang menggunakan kapal selam untuk melihat dan mengambil foto di situs bangkai kapal tersebut.200

Setelah penemuan awal, serangkaian ekspedisi yang dilakukan diantaranya mengambil foto, sampel, dan mengumpulkan artefak.201

Dalam kasus ini tidak ada satu pengadilan pun yang memiliki yurisdiksi terhadap bangkai kapal Titanic karena tidak berada di wilayah teritori negara manapun. Agar pengadilan dapat melaksankan yurisdiksinya atas Titanic maka harus ditemukan adanya kepemilikan secara fisik/konstruktif (constructive Kapal penyelamat pertama yang mulai penggalian artefak adalah sebuah perusahaan Amerika,

Titanic Ventures, Ltd (yang kemudian mengalihkan saham mereka ke RMS

Titanic, Inc.).

200

Robert D. Peltz, The Titanic’s Legacy: The History and Legal Developments Following

the World’s Most Famous Maritime Disaster, 12 U.S.F. Mar. L.J. 45 (2000), hal. 76 – 77; Brooke

Wright, op. cit., hal. 292

201

possession). Pada tahun 1993, RMS Titanic Inc. (salvor) memohon agar Eastern

District of Virginia melaksankan constructive in rem jurisdiction terhadap Titanic.

RMS Titanic Inc. membawa serta botol minuman anggur dan barang – barang dari

bangkai kapal ke dalam wilayah Virginia untuk membantu pengadilan memperoleh yurisdiksi tersebut.

Pada tahun 1994, pengadilan distrik Amerika Serikat, Eastern District of

Virginia, melaksanakan yurisdiksi constructive in rem jurisdiction terhadap

bangkai kapal dan lokasi bangkai kapal Titanic, memberikan hak penyelamatan eksklusif, begitu juga kepemilikan atas artefak yang sudah dipulihkan kepada

RMS Titanic Inc. Dua tahun kemudian, pengadilan menolak gugatan atas hak

eksklusif RMS Titanic Inc.,202 dan tak lama kemudian mengeluarkan perintah tertanggal 13 Agustus 1996 untuk melindungi hak penyelamatan RMS Titanic Inc. dari siapapun yang mengetahui perintah ini, melarang setiap pihak untuk melaksanakan pencarian, survei, upaya penyelamatan, mengambil gambar apapun, memulihkan barang – barang apapun, atau memasuki Samudera Atlantik disekitar lokasi bangkai kapal.203

Pada tanggal 23 Juni 1998, pengadilan kembali menegaskan perintah yang dikeluarkan pada tahun 1966 terhadap pihak – pihak baru, termasuk diantaranya Christopher S. Haver, seorang penduduk Arizona, and Deep Ocean Expeditions, (DOE), sebuah perusahaan Inggris di Virgin Islands, beserta salvors lainnya204

Kemudian Haver mengajukan banding di 4th Circuit Appeals dengan alasan gugatan:

202

R.M.S. Titanic, Inc. v. The Wrecked and Abandoned Vessel, [Titanic I], 924 F. Supp. 714 (E.D. Va. 1996)

203

R.M.S. Titanic, Inc. v. Haver, op. cit., hal. 3

204

R.M.S. Titanic, Inc. v. The Wrecked and Abandoned Vessel, [Titanic II], 9 F. Supp.2d 624, (E.D. Va. 1998), hal. 626

1) bahwa pengadilan distrik tidak memiliki yurisdiksi atas bangkai kapal dan lokasi bangkai kapal,

2) bahwa pengadilan distrik tidak memiliki yurisdiksi atas DOE,

3) bahwa ruang lingkup perintah yang dikeluarkan pengadilan distrik terlalu luas.

Pada tanggal 24 Maret 1999, pengadilan banding mendengar permohonan banding yang diajukan oleh Haver, dan salvor lainnya atas putusan pengadilan distrik tahun 1998 yang memberikan hak fotografi.205 Pengadilan banding setuju dengan pengadilan distrik dalam pemberian hak penyelamatan terhadap RMS

Titanic Inc. atas bangkai kapal Titanic, mempertahankan bahwa hak ini termasuk

hak eksklusif untuk memiliki bangkai kapal untuk kepentingan penegakan

possessory right.206 Namun, pengadilan membatasi ruang lingkup hak ini agar

sesuai dengan prinsip tradisional penyelamatan.207

Perluasan hak penyelamatan oleh pengadilan distrik untuk memberikan hak eksklusif untuk mengambil foto begitu juga merekam gambar bangkai kapal dengan tujuan untuk memberikan kompensasi kepada salvor atas usahanya

RMS Titanic Inc. dapat

mengiktsertakan pihak lain untuk menyelam ke lokasi bangkai kapal, dengan batasan bahwa penyelaman tersebut tidak akan mengganggu upaya penyelamatan

RMS Titanic Inc. secara langsung.

4th Circuit Appeals kemudian memutuskan pada tanggal 28 April 1999

bahwa pengadilan distrik telah keliru menerapkan perluasan law of salvage untuk memberikan RMS Titanic Inc. hak eksklusif untuk mengunjungi, melihat, mengambil foto bangkai kapal, dan lokasi bangkai kapal di perairan internasional.

205

R.M.S. Titanic, Inc. v. Haver, op. cit., hal. 943.

206

Ibid., hal. 968

207

menyelamatkan dan memulihkan kekayaan Titanic dapat dikatakan aneh. Pengadilan banding tidak setuju atas penggunaan law of salvage untuk memberikan salvor hak eksklusif pada harta yang belum dipulihkan.

Selain itu, law of salvage tidak mengenyampingkan hak pihak lain untuk melihat atau mengambil gambar sebuah kapal karam di perairan internasional karena dapat merugikan kepentingan masyarakat internasional. Perintah pengadilan distrik yang melarang pihak asing untuk melakukan aktivitas disekitar Samudera Atlantik tidak dapat dibenarkan karena kebebasan yang ada pada jalur laut lepas.

Singkatnya, pengadilan banding membatalkan perintah pengadilan distrik untuk melarang kunjungan, pencarian, kegiatan penelitian, pengambilan gambar

Dokumen terkait