• Tidak ada hasil yang ditemukan

Salah satu aspek pengajaran keterampilan berbahasa adalah keterampilan menulis. Menulis berkaitan erat dengan tujuan pengajaran Bahasa Indonesia itu sendiri dan meliputi tiga aspek yaitu. (1) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan sikap positif terhadap Bahasa Indoneia, (2) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan pengetahuan tentang segi, makna, dan fungsi Bahasa Indonesia, serta (3) tujuan pengajaran yang berkaitan dengan pembinaan kemampuan penggunaan Bahasa Indonesia.

Hal itu berarti bahwa membina siswa mampu atau terampil didalam menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berbagai peristiwa komunikasi, karena menulis meningkatkan pembelajaran. Sehubungan dengan ini,Arikunto (1998: 27) menyatakan bahwa kemampuan menulis yang merupakan keterampilan berbahasa produktif lisan melibatkan aspek penggunaan ejaan, kemampuan penggunaan diksi kosakata, kemampuan penggunaan kalimat penggunaan jenis komposisi (gaya penulisan , penentuan ide, pengolahan ide, danpengorganisasian ide). Kesemua aspek itulah yang diukur dalam kemampuan menulis. Demikian pula, Syafi‟ie (2001: 56) menyatakan bahwa tujuan pengajaran keterampilan menulis berkaitan erat dengan penggunaan bahasa dalam komunikasi tulis.

Hugo Hartig (dalam Munirah, 2007: 6), merangkum tujuan penulisan sebagai berikut;

Pada tujuan ini, sebenarnya penulis menulis sesuatu karena ditugasi. Misalnya siswa di tugasi merangkum, membuat laporan, dan sebagainya; 2. Tujuan altruistik. Penulis bertujuan menyenangkan, menghindarkan

kedukaan, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan;

3. Tujuan persuasif. Penulis bertujuan menyakinkan para pembaca akan kebenaran yang diutarakan;

4. Tujuan penerangan. Penulis bertujuan memberikan informasi atau keterangan/penerangan kepada pembaca;

5. Tujuan pernyataan diri. Penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri kepada pembaca melalui tulisannya, pembaca dapat memahami sang penulis;

6. Tujuan kreatif. Penulis bertujuan agar para pembaca dapat memiliki nilai artistik atau nilai kesenian. Penulis tidak hanya memberikan informasi, tetapi pembaca terharu tentang hal yang dibacanya;

7. Tujuan pemecahan masalah. Dalam tulisan ini, penulis berusaha memcahkan suatu masalah yang dihadapi. Penulis berusaha memberikan kejelasan kepada para pembaca tentang cara pemecahan suatu masalah. 5. Rambu-Rambu Pembelajaran Menulis

Pada dasarnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa Indonesia diberikan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dan berekspresi secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa

Indonesia yang disajikan mencakup komponen kebahasaan, pemahaman, serta penggunaan untuk disajikan kembali secara terpadu. Sebaliknya, guru dapat memusatkan perhatiannya pada salah satu komponen dalam pembelajaran.

Pembagian waktu serta penentuan satu fokus komponen dalam satu pertemuan atau seluruh waktunya untuk satu komponen dapat diatur sendiri oleh guru sekolah. Pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman dan penggunaan bahasa. Melalui penelitian ini kiranya dapat dioptimalisasikan upaya peningkatan kemampuan menulis paragraf argumentasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas X.1 SMAN 1 BOLO , dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran secara urut, mulai dari yang mudah sampai yang sukar, dekat ke jauh, sederhana ke rumit, yang diketahui ke yang tidak diketahui, dan yang konkret ke yang abstrak.

Sasaran pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lain untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa. Siswa dapat mampu menyikapi informasi yang disampaikan, baik secara langsung maupun secara terselubung melalui peningkatan empat aspek keterampilan berhahasa yaitu, menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam hal itu, siswa akan banyak berlatih tentang bagaimana meningkatkan keterampilan menulis khususnya menulis paragraf argumentasi. Hubungan serta realisasi yang dapat diwujudnyatakan adalah mendengar-menulis,berdiskusi-menulis, bercakap-cakap-menulis, dan membaca-menulis, memerankan-membaca-menulis, atau melaporkan-membahas, atau membahas-menulis.

Kegiatan pembelajaran tersebut selain untuk peningkatan keterampilan berbahasa juga kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan. Konteks atau tema yang digunakan untuk pengembangan dan perluasan perbendaharaan kata siswa serta pemersatu kegiatan bahasa. Hal itu bertujuan agar pembelajaran bahasa dapat berlangsung dalam suasana kebahasaan yang wajar. Guru dapat memilih metode yang dianggap tepat, sesuai dengan tujuan, materi, dan keadaan siswa sehingga metode pengajaran tidak disajikan secara khusus dalam GBPP. Kegiatan untuk tugas yang beragam baik perorangan, pasangan, kelompok, ataupun keseluruhan kelas dapat dilakukan di dalam ataupun di luar kelas. Buku sumber berupa buku pelajaran wajib, buku pelengkap suplemen. Selain itu, ada pula kamus, dan ensikiopedia, juga media cetak, surat kabar, dan rnajalah serta media elektronik seperti radio, taperecorder, video. televisi, dan kaset. Lingkungan yang ada seperti lingkungan alam, sosial, dan budaya.

Untuk memproduksi suatu hasil penulisan yang baik dapat dilakukan dengan menciptakan kembali separuh dan apa yang dibuat siswa maupun penulis profesional. Dikatakannya bahwa proses menulis tidak bersifat linear tetapi rekursif. Penulis melewati proses menulis sekali atau beberapa kali dan memberikan penekanan pada tahap-tahap yang berbeda dalam setiap jalur penulisannya. Aspek kognitif kepribadian penulis yang singkron dengan pengalaman serta hakikatnya memberikan suatu „support‟ untuk melaksanakantugas menulis walaupun proses menulis itu sangat beragam bentuknya. Guru dalam proses belajar mengajar hendaknya memberikan banyak kesempatan kepada para siswanyà untuk menggambarkan topik yang akan

ditulisnya sesuai tahapan proses menulis. Sehubungan dengan hal tersebut, Hidayat, dkk (1990: 15) mengatakan bahwa:

Proses menulis merupakan cara mengamati pelajaran menulis, di manapenekanan diubah dan produk akhir siswa menjadi apa yang dipikirkan siswa dan apa yang mereka lakukan saat menulis. Ada lima tahap yakni (1) tahap pramenulis, (2) tahap drafting, (3) tahap merevisi, (4) tahap mengedit, dam (5) tahap mempublikasikan. Tahapan ini terjadi secara berulang kali saatsiswa menulis. Kelima tahap di atas dapat diimplementasikan sebagai berikut: (1) Tahap pra-menulis difokuskan pada penulisan prediksi yang diawali dengan kegiatan motivasi, pembangkitan skemata dan pembacaan dalam hati wacana yang diberikan guru serta dibuatkan pemaparan tentang wacana tersebut. (2) Tahap penulisan perevisikan, prediksi, pengeditan ejaan, tanda baca didahului dengan kegiatan memahami teks wacana lengkap dan diakhiridengan kegiatan penyalinan kembali ringkasan yang sudah dilengkapi,direvisi, dan diedit. Pada tahap pemublikasian difokuskan pada sharingberpasangan dan menginterpretasikan naskah yang sudah siap untuk dipublikasikan.

6. Paragraf

a. Pengertian Paragraf

Paragraf disebut juaga alinea. Kata paragraf diserap kedalam Bahasa Indonesia dari kata Inggris paragraf, sedangkan kata alinea dari Bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata Belanda itu sendiri berasal dari kata latin alinea yang berarti “mulai dari baris yang baru”. Kata Inggris paragraf terbentuk dari kata Yunani “para” yang berarti “sebelum” dan “grafein” yang berarti “menulis atau menggores”. Semula kata itu hanyalah kata untuk tanda. Ketika itu, paragraf atau alinea tidak terpisah-pisahkan seperti sekarang tetapi sambung menyambung menjadi satu. Pada sambir didepan, baris pertamanya ditempatkan tanda sebagai ciri awal paragraf (Munirah, 2015:24).

Paragraf adalah sekelompok kalimat yang berkembang secara logis satu subjek. Namun, setiapa bahasa memiliki pola logis yang berbeda. Dengan kata

lain, Bahasa Arab memiliki pola logis berbeda dari Spanyol. Sebaliknya, adalah logis untuk seorang penulis Inggris untuk mengembangkan subjek secara langsung. Penulis Inggris biasanya dimulai dengan subjek yang tepat, mengembangkan subjek langsung dengan contoh-contoh dan fakta, dan berahir dengan kalimat meringkas. Oleh karena itu, dalam Bahasa Inggris, pengembangan logis adalah pengembangan langsung (Munirah, 2015:24).

Selanjutnya, Rooks (Munirah, 2015:25) mengungkapkan bahwa paragraf adalah sekelompok kalimat yang logis mengembangkan satu subjek, karena setiap kalimat dalam paragraf adalah tentang subjek umum yang sama, setiap kalimat harus terhubung erat dengan kalimat sebelum dan kalimat sesudahnya. Untuk membuat koneksi ketat dalam paragraf anda, gunakana terus konetor dan konektor transisi. Setiap paragraf harus melanjutkan dan konektor transisi.

b. Unsur-Unsur Paragraf

Paragraf merupakan rangakaian kalimat atau seperangkat kalimat yang bertalian secara padu dan kesatuan eskpresi yang digunakan oleh pengarang yang berfungsi untuk menyatakan atau menyampaikan gagasan kepada pembaca. Untuk memudahkan pembaca dalam menerima informasi yang disampaikan oleh penulis, sebuah paragraf harus disusun secara baik, logis dan sistematis. Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk membangun sebuah paragraf adalah sebagai berikut

Transisi adalah kata-kata atau kalimat yang digunakan sebagai penghubung kalimat satu dengan yang lain. Dengan kata lain, transisi berfungsi sebagai penunjang koherensi atau kepaduan antar paragraf dalam suatu karangan.

b. Kalimat Topik

Kalimat Topik adalah kalimat dalam sebuah paragraf yang di dalamnya mengandung ide atau gagasan pokok, dalam Bahasa Indonesia sering ditemukan istilah-istilah seperti pikiran utama, gagasan utama, gagasan pokok, tema paragraf, pokok pikiran dan banyak lagi istilah yang digunakan dalam paragraf. Semua ini mengandung makna yang sama dan merupakan inti masalah yang terkandung dalam paragraf.

c. Kalimat Pengembang

Kalimat pengembang adalah semua kalimat selain kalimat topik yang berfungsi untuk menerangkan kalimat topik. Kalimat pengembang disebut juga kalimat penjelas, paragraf yang baik dapat dikatakan semua kalimat yang terdapat dalam suatu paragraph merupakan kalimat pengembang. Pengembangan kalimat topik bersifat kronologis dan sering berhubungan tentang benda atau waktu.

d. Kalimat Penegas

Kalimat penegas juga berfungsi sebagai penggulanagan atau penengasan kembali pikiran utama. Kalimat penegas juga berfungsi sebagai daya tarik pembaca atau selingan untuk menghindari kejenuhan dalam membaca. Pada dasarnya kalimat penegas merupakan kalimat utama dalam sebuah paragraph yang diulang dengan redaksi berbeda. Penulisan kalimat penegas dalam paragraph tidak

mutlak, boleh ada dan boleh tidak bila penulis tidak membutuhkan untuk kejelasan informasi.

c. Syarat-Syarat Menulis Paragraf

Paragraf yang baik menuntut adanya syarat-syarat berikut ini, syarat-syarat yang dapat ditempuh bila anda akan menulis paragraf persuasif (Munirah, 2015:46).

a. Kesatuan

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok/satu gagasan utama. Keduanya menampak pada gagasan utama dan gagasan penjelas. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok yang menjadi satu kesatuan. Jadi semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok/satu gagasan utama.

b. Kepaduan

Setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain. Dengan kata lain susunannya harus sistematis, logis, dan mudah dipahami. Kepaduan itu dapat dicapai jika kalimat-kalimat tersebut terangkai secara baik,misalnya dengan menggunakan sarana pengait kalimat dalam paragraf berupa pemakaian kata kunci, pemakaian kata ganti tertentu dan pemakaian kata-katatransisi

Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan.

Contoh:

Masalah kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar penghuni darat atau burung-burung yang indah. Tidak adanya penyediaan dana untuk melindungi ketam kenari, kima, atau tiram mutiara sebagaimana halnya untuk panda dan harimau. Jenis makluk laut tertentu tiba-tiba punah sebelum manusia sempat melindunginya. Tiram raksasa dikawasan Indonesia bagian Barat kebanyakan sudah punah.

d. Jenis-Jenis Paragraf

Berikut akan diuraikan beberapa istilah dari Paragraf yaitu. Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

Paragraf adalah bagian dari sebuah tulisan yang berisi kumpulan kalimat. Paragraf merupakan istilah lain dari alinea. Tetapi orang-orang menyebut istilah kumpulan kalimat tersebut dengan kata paragraf dan ada yang menyebutnya dengan kata istilah. Dalam kenyataan paragraf terdiri dari beberapa kalimat dan kadang pula hanya terdiri dari satu kalimat atau jumlah kalimat dalam suatu

tulisan tidak menjadi ukuran dalam penyebutan paragraf, dan yang terpenting kesatuan gagasan yang diungkapkan dalam kalimat tersebut. Oleh karena itu, paragraf dapat diberikan pengertian sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian berberapa kalimat.

Ada paragraf yang memberi keterangan terhadap sesuatu hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi konkret. Suatu paragraph berusaha untuk meyakinkan agar pembaca sependapat dengan pengarang. Berikut ini akan dijelaskan pengertian dari masing-masing paragraf.

a. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu, atau dengan kata lain, narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Pada prinsipnya paragraf narasi adalah jenis paragraf yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian yang biasanya disusun menurut suatu kesatuan waktu. Paragraf narasi menguraikan atau menceritakan sesuatu yang dimaksud dari hal yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya (dari hal yang terdahulu sampai hal yang terakhir).

b. Paragraf Deskripsi

Lukisan dalam paragraf deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa agar pembaca seolah-olah dapat merasakan sendiri suasana yang diceritakan oleh penulis sehingga pembaca atau pendengar secara tidak sadar hanyut oleh isi

paragraf tersebut. Misalnya, suatu kampung yang begitu damai, tentram dan saling menolong dapat dilukiskan dalam paragraf deskripsi.

Dari itulah paragraf deskripsi adalah paragraf yang bersifat melukiskan dan menggambarkan kesan pancaindera dengan teliti dan sehidup-hidupnya agar pembaca seolah-olah dapat mendengar, merasa, dan menikmatinya. Ciri-ciri paragraf deskripsi adalah sebagai berikut:

a) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu.

b) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indera.

c) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.Pola pengembangan paragraf deskripsi:

d) Paragraf Deskripsi Spasial, paragraf ini menggambarkan objek khusus ruangan, benda atau tempat.

e) Paragraf Deskripsi Subjektif, paragraf ini menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis.

Paragraf Deskripsi Objektif, paragraf ini menggambarkan objek dengan apa adanya atau sebenarnya.

Contoh deskripsi berupa fakta:

Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang Kerdil, Lutung Mentawai dan Beruk

Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:

Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

c. Paragraf Eksposisi

Eksposisi adalah paragraf yang berusaha memberikan informasi ataupenjelasan pada pembaca dengan cara mengembangkan gagasan sehingga menjadi luas dan mudah dipahami oleh pembaca. Salah satu bentuk paragraf eksposisi ialah menguraikan tentang suatu proses. Misalnya proses terjadinya surat kabar atau bagaimana cara kerja otak kita maka baik sekali kita proses dalam beberapa langkah uraian proses tersebut.

Dalam hal ini yang disingkap dalam paragraf eksposisi adalah buah pikiran atau ide, pendapat yang akan diungkapkan, dengan demikian paragraf eksposisi biasanya menerangkan suatu yang berhubungan dengan proses atau prosedur suatu aktivitas. Pada saat menulis paragraf eksposisi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu mendaftarkan topik yang menarik untuk dikembangkan, menyusun kerangka paragraf untuk mengembangkan pokok pikiran.

d. Paragraf Persuasif

Paragraf persuasif adalah salah satu jenis paragraf atau tulisan yang

bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Oleh karena itu, sebuah tulisan persuasif memerlukan data sebagai penunjang. Data yang digunakan dalam tulisan atau paragraf persuasif lebih baik berupa fakta. Dalam tulisan persuasif biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang sifatnya mengajak atau mempengaruhi pembaca agar bersikap atau melakukan sesuatu.

e. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar pembaca mau mengubah pandangan dan keyakinannya kemudian mengikuti pandangan dan keyakinan penulis. Keberhasilan sebuah paragraf argumentasi ditentukan oleh adanya pernyataan/pendapat penulis, keseluruhan data, fakta, atau alasan alasan yang secara langsung dapat mendukung pendapat penulis. Keberadaan data, fakta, dan alasan sangat mutlak dalam paragraf argumentasi. Bukti-bukti ini dapat berupa benda-benda konkret, angka statistik, dan rasionalisasi penalaran penulis.