• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJ AUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

2.2.5 Pengakuan Pendapatan

2.2.5 Pengakuan Pendapatan

Kerangka konseptual FASB menunjukkan dua faktor yng harus dipertimbangkan dalam memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan harus diakui. Menurut Skousen (2004:567) Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila:

1. Telah direalisasi atau dapat direalisasikan

2. Sudah dihasilkan melalui penyelesaian yang substansial atas aktivitas yang

terlibat dalam proses menghasilkan tersebut..

Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari pendapatan yang terkait. Secara umum, pendapatan diakui ketika proses menghasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya belum diselesaikan selama biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat diestimasi secara andal.

Pandangan umum menganggap bahwa pendapatan terjadi setelah dikuatkan dengan adanya transaksi penjualan dan realisasi pendapatan lebih penting dari proses terbentuknya pendapatan dan menginginkan pengakuan pendapatan pada saat realisasi. Realisasi berarti melaporkan pendapatan bila suatu transaksi pertukaran telah terjadi , dimana transaksi pertukaran ini menentukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah yang diakui.

Menurut Concept Statement No. 5 dari FASB (Financial Accounting Stndard Board), Recognition and Measurement In Financial Statement of Business Enterprises (2006:338), “Pengakuan adalah proses pencatatan atau pencantuman secara formal suatu hal ke dalam laporan keuangan dari entitas seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, pengeluaran atau sejenisnya.”

Menurut Belkoui (2006:281), pendapatan diakui atas dasar :

1. Dasar akrual (Accrual Basis)

pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada saat penjualan produk atau pada saat penagihan penjualan.

Pendapatan diakui pada periode terjadinya transaksi pendapatan. Jadi dalam transaksi penjualan atau penyerahan barang dan jasa yang dilakukan walaupun kas belum diterima, maka transaksi tersebut sudah dicatat dan diakui sebagai pendapatan perusahaan.

Jurnal :

Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilikan dari penjual ke pembeli :

Piutang xxxxx

Penjualan xxxxx

Pada saat kas diterima :

Kas xxxxx

Piutang xxxxx

2. Dasar kejadian Penting (Cash Basis)

Pengakuan pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus operasi. Cash Basis atau dasar tunai adalah apabila pendapatan dan beban hanya diperhitungkan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Ini berarti dengan penggunaan dasar tunai atau cash basis yang murni, pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima.

Jurnal :

Kas xxxxx

Penjualan xxxxx

Dari dua dasar pengakuan pendapatan diatas akan dijelaskan lebih terperinci seperti dibawah ini :

Menurut Kieso (2004:599) dalam bukunya mengatakan pengakuan pendapatan dilakukan dengan empat cara :

1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)

Ini sering disebut dengan point of scale (titik penjualan). Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap pembeli.

2) Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (penyerahan)

Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan (penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih bermanfaat. Misal kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai.

3) Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (penyerahan)

terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai dengan diterimanya kas dari hasil penjualannya. Sedangkan Metode pengakuan pendapatan setelah penyerahan barang dan jasa, yaitu :

a) Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan.

Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa dibebankan kepada pendapatan pada saat tejadinya transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa.

b) Angsuran (Instalkment), waktu pengakuan pendapatan pada saat terjadinya

penerimaan kas. Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas diakui sebagai laba. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dibandingkan dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan menangguhkan laba.

c) Pemulihan kas (recovery cash), waktu pengakuan pendapatannya terjadi

pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok atau biaya barang yang dijual. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dipertemukan dengan total penerimaan kas.

d) Metode kas (cash basis), pada saat terjadinya penerimaan kas adalah waktu

pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan.

Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consigner menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari consignee.

Sedangkan menurut Soemarso (2003:231), mengatakan bahwa ada empat kejadian yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat pengakuan pendapatan, yaitu :

1. Pada saat dilakukannya penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat

barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini diirimkan faktur tagihannya. Tetapi, apabila antara penyerahan barang oleh penjual dengan penerimaan barang oleh pembeli terdapat tenggang waktu, maka pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada perusahaan pengangkutan

2. Pada saat pembayaran telah diterima, pendapatan dapat pula baru diakui

pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara, dan perusahaan – perusahaan lain dimana jasa-jasa profesional merupakan sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima.

3. Pada saat tahap produksi diselesaikan, pada perusahaan – perusahaan yang

bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat berlangsung sampai tiga atau empat tahun atau lebih. Dalam keadaan demikian pendapatan dapat diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai. Dan apabila pendapatan diakui pada akhir penyelesaian pekerjaan sekaligus akan mengakibatkan laba atau rugi

menjadi sangat berfluktuasi

4. Pada selesainya produksi, untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu

dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan dapat diakui pada saat selesainya produksi.

Menurut Kieso (2004) ada dua metode pengakuan pendapatan yaitu :

1. Metode Presentase Penyelesaian yakni : Pendapatan, beban, dan laba kotor

diakui pada setiap periode akuntansi berdasarkan estimasi persentase penyelesaian proyek.

Metode ini digunakan bila:

a. Estimasi yang andal dapat ditentukan untuk:

-tingkat penyelesaiannya

-jumlah pendapatan

-biaya untuk menyelesaikan kontrak

b. kontrak menyebutkan secara jelas hak dan kewajiban pembeli dan

kontraktor

c. kontraktor dan pembeli mempunyai kemauan untuk memenuhi semua

kewajiban

Perhitungan pendapatan, biaya dan laba kotor yang diakui selama masa kontrak:

a. tingkat penyelesaian dihitung dengan cost to cost basis :

% penyelesaian = biaya yang sudah terjadi / estimasi total biaya

Estimasi total pendapatan = harga kontrak

c. laba kotor yang diakui = % penyelesaian x estimasi laba kotor

Estimasi laba kotor = estimasi total pendapatan – estimasi total biaya Rekening yang diperlukan untuk pencatatannya:

a) Konstruksi Dalam Proses : Merupakan rekening aktiva yaitu persediaan

dengan saldo normal di sisi debit. Biaya konstruksi dan laba kotor yang diakui dicatat di rekening ini

b. Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses : Merupakan rekening kontrak

bagi rekening Konstruksi Dalam Proses dengan saldo normal di sisi kredit. Untuk mencatat jumlah yang sudah ditagihkan ke pembeli

c. Penyajiannya di Neraca:

• Bila saldo Konstruksi Dalam Proses > Tagihan atas Konstruksi Dalam

Proses maka selisihnya disajikan sebagai aktiva lancar dengan nama Kelebihan Biaya dan Laba yang Diakui dari Tagihan

• Bila saldo Konstruksi Dalam Proses < Tagihan atas Konstruksi Dalam

Proses maka selisihnya disajikan sebagai hutang lancar dengan nama Kelebihan Tagihan dari Biaya dan Laba yang Diakui

Jurnal yang diperlukan:

a. Mencatat biaya Konstruksi yang terjadi:

Konstruksi Dalam Proses ……….. xx

Macam-macam Kredit ………..xx

Piutang Dagang ……….. xx

Tagihan atas Kostruksi Dalam Proses………..xx

c. Mencatat pengumpulan piutang:

Kas……….. xx

Piutang Dagang………..xx

d. Mengakui pendapatan, biaya dan laba kotor pada akhir periode

akuntansi selama kontrak konstruksi:

Konstruksi Dalam Proses……….. xx Biaya Konstruksi ……….…..xx

Pendapatan Kontrak………..xx

e. Menutup rekening saat kontrak selesai:

Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses…………xx

Konstruksi Dalam Proses………….………..xx

2. Metode Kontrak Selesai yakni : Pendapatan, beban, dan laba kotor diakui

hanya ketika kontrak telah selesai.

a. Digunakan untuk kontrak jangka pendek, dan kontrak jangka panjang

yang tidak memenuhi kriteria untuk metode persentase penyelesaian

b. Pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada saat kontrak selesai

c. Rekening Konstruksi Dalam Proses dipakai untuk mencatat biaya

konstruksi saja

d. Jurnal yang diperlukan pada saat kontrak selesai:

Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses ……….xx

Pendapatan Kontrak………...……xx Biaya Konstruksi ………...….xx

Konstruksi Dalam Proses ……….….…..xx

Sedangkan Menurut PSAK No.23 paragraf 12 (2009:23.3) “ Kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Misalnya, bila harga penjualan dari suatu produk termasuk jumlah yang dapat diidentifikasi untuk jasa purnajual, jumlah tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama periode di mana jasa tersebut dilakukan. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan. Misalnya, suatu perusahaan dapa menjual barang dan, pada saat yang sama, menyetujui perjanjian yang terpisah untuk membeli kembali barang tersebut di kemudian hari, sehingga meniadakan pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi tersebut; dalam hal ini, kedua transaksi tersebut diberlakukan bersamaan.”

Pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah sebagai berikut :

1. Penjualan Barang

dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti (kekayaan) lainnya yang dibeli untuk dijual kembali. SAK No. 23 (2009 : 23.3) menjelaskan pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi:

a) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah

memudahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;

b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang

dijual;

c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi

akan mengalir ke perusahaan tersebut;

e) Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi

penjualan dapat diukur dengan andal.

Bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan tersebut menahan resiko dari kepemilikan , antara lain :

a) Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu

hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya;

b) Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung pada

pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang bersangkutan;

merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh perusahaan; dan

d) Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang

ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah akan terjadi return.

2. Penjualan Jasa

Penjualan jasa biasanya menyangkut dalam pelaksanaan tugas yang telah disepakati dalam suatu kontrak untuk dilaksanakan oleh perusahaan selama satu periode yang disepakati. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu periode atau selama lebih dari satu periode.

Standar Akuntansi Keuangan (2009:23.5) menjelaskan bahwa penjualan jasa dapat diakui dengan metode persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut :

a) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;

b) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi

tersebut akan diperoleh perusahaan;

c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur

dengan andal; dan

d) Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk dan menyelesaikan transaksi

tersebut dapat diukur dengan andal

Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi atas tugas yang disepakati perusahaan. Pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Menurut

IAI (2009:23.5) Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah perusahaan tersebut mencapai persetujuan menggenai hal – hal berikut dengan pihak lain dalam transaksi tersebut antara lain :

a) Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan

kekuatan hukum yang berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak- pihak tersebut;

b) Imbalan yang harus dipertukarkan; dan

c) Cara dan persyaratan penyelesaian.

3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak – pihak lain yang menghasilkan

bungan, royalti, dan deviden.

Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menimbulkan pendapatan dalam bentuk :

a) Bunga : Pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah

yang terhutang kepada perusahaan . Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aset tersebut

b) Royalti : Pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan,

misalnya hak paten, merk dagang, hak cipta, dan perangkat lunak komputer. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan

c) Deviden : Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan

proporsi mereka dari jenis modal tertentu . Deviden tunai harus diakui bila hal pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan

penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tidak berwujud.

Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode, tergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi :

a) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan

b) Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total

jasa yang harus dilakukan; dan

c) Proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total

biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilaksanakan hingga tanggal tertentu dimasukkan dalam biaya yang terjadi hingga tanggal tersebut . Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang dilakukan atau yang harus dilakukan dimasukkan ke dalam estimasi total biaya transaksi tersebut.

Dokumen terkait