SKRIPSI
Diajukan oleh :
Caroline Desi Mandasari 0813015008/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Disusun Oleh :
Car oline Desi Mandasar i 0813015008/FE/AK
Telah Diper ta hankan dan Diter ima Oleh
Tim Penguji Skr ipsi Pr ogr am Studi Akunta nsi Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembanguna n Nasional “ Vetera n” J awa Timur
Pada ta nggal 26 Ma r et 2013
Pembimbing : Tim Penguji
Pembimbing Utama Ketua
Dr a .Er r y Andha niwati, M.Aks, Ak Dr s.Ec.Eko Riadi, M.Aks Sekreta r is
Rina Mustika, SE, MM Anggota
Dr a .Er r y Andha niwati, M.Aks, Ak
Mengetahui Dekan Fa kulta s Ekonomi
Univer sitas Pemba ngunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Per lakuan Akuntansi Ter hadap Pengakuan Pendapatan Pada
Industri J asa Konstruksi PT. KALIMAYA, Sur abaya” sebagai persyaratan dalam
menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Jawa Timur. Selain itu, penulisan Skripsi
ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan dan penerapan pendapatan PT. KALIMAYA,
Surabaya.
Begitu banyak dukungan dan perhatian yang penulis dapatkan selama penyusunan
skripsi ini berlangsung, sehingga hambatan yang ada dapat dilalui dan dihadapi dengan penuh
rasa sabar. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku rektor Universitas Pembangunan Nasional
”VETERAN” Jawa Timur.
2. Dr. Dany Ichsanudin, MSi selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional ”VETERAN” Jawa Timur beserta jajarannya yang banyak membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, Msi, Ak selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang selalu
sabar dan menjadi inspirasi kepemimpinannya yang bijaksana kepada penulis.
4. Ibu Dra. Erry Andhaniwati, M.Aks, Ak selaku dosen pembimbing yang selaku dosen
pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu dan pikirannya yang sangat berharga
untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan motifasi dalam menyelesaikan skripsi
6. Semua direksi dan karyawan PT. KALIMAYA khususnya Ibu Sundari, SE, Bp. Ir.
Basoeki Widodo, Bp. Heru serta Bp. Budiyono yang telah sangat membantu peneliti
dalam mengumpulkan data-data penyusunan skripsi ini.
7. Secara khusus ucapan terima kasih yang tak terhingga ini saya persembahkan kepada
kedua orangtua tercinta : Jeffry Septiady Pattiwael dan Asih Rudatin yang telah
mendukung dan memotivasi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Walaupun demikian penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Surabaya, 06 Maret 2013
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... I 1.1 Latar Belakang Masalah ... I 1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... ... 5
BAB 2 TINJ AUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Penelitian Terdahulu ... 6
2.2 Landasan Teori ... 8
2.2.1 Pengertian Pendapatan ... 8
2.2.2 Klasifikasi Pendapatan ... 11
2.2.3 Karakteristik Pendapatan ... 13
2.2.4 Kriteria Pengakuan Pendapatan ... 15
2.2.5 Pengakuan Pendapatan ... 17
2.2.6.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 31
2.2.6.3 Pengguna Laporan Keuangan ... 31
2.2.6.4 Komponen Laporan Keuangan ... 33
BAB 3 METODE PENELITIAN ... 38
3.1 Jenis Penelitian ... 38
3.2 Lokasi Penelitian ... 39
3.3 Penentuan Informan ... 39
3.4 Sumber Data dan Jenis Data ... 40
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41
3.6 Keabsahan Data ... 44
3.7 Analisis Data ... 47
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50
4.1 Gambaran Umum Subjek dan Objek ... 50
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 50
4.1.2 Struktur Organisasi ... 51
4.1.3 Deskripsi Pekerjaan ... 54
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
4.2.1 Kebijakan Akuntansi Perusahaan ... 57
4.3 Sumber Pendapatan ... 59
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA
Oleh :
Caroline Desi Mandasari
Abstraksi
Keberhasilan perusahaan konstruksi bergantung pada kemampuan perusahaan dalam membuat estimasi biaya yang tepat dan mengendalikan biaya agar produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pada bagian inilah akuntansi mengambil peranan dalam menyediakan data yang diperlukan dalam penyusunan rencana biaya proyek , rencana pembelanjaan , anggaran , dan laporan keuangan proyek. Karena itu perusahaan kontruksi harus dapat menyediakan laporan keuangan yang andal dan tepat waktu.
Keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan sangat berpengaruh pada besarnya pendapatan yang akan disajikan dalam laporan keuangan yang tentu saja akan berpengaruh terhadap jumlah laba yang akan diperoleh pada periode tersebut.Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris tentang pengakuan dan pengukuran pendapatan pada PT. KALIMAYA, Surabaya
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati. Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snowball sampling, yakni teknik penarikan sampel yang pada awalnya dipilih responden secara random dengan menggunakan metode non-probabilitas yang selanjutnya responden yang telah terpilih tersebut diminta untuk memberikan informasi mengenai responden – responden lainnya sehingga diperoleh tambahan responden. Total keseluruhan jumlah informan yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah empat orang
Oleh :
Caroline Desi Mandasari
Abstraksi
Construction company's success depends on a company's ability to make precise cost estimates and control costs so that production can be carried out effectively and efficiently. On the accounting is taking a role in providing the necessary data in the preparation of project cost plans, spending plans, budgets, and project financial reports. Because the construction
company should be able to provide reliable financial reports and timely.
The accuracy of the recognition of this revenue will greatly affect the amount of revenue that will be presented in the financial statements which of course will affect the amount of profit to be earned in the that period . in this background, this study aims to test empirically the recognition and measurement of revenue PT. KALIMAYA, Surabaya
In this study, type of study is a research method by using a qualitative approach that is research that results in the form of descriptive data in the form of words written or spoken of those that can be observed. Number of informants determined by using snowball sampling technique, ie sampling technique that was originally selected respondents randomly using the probability that the next non-respondents who had chosen were asked to provide information about the respondents - respondents in order to obtain additional respondents. The total number of informants used in this study a number of four-person.
Based on the results of the discussion, the Company recognizes contract revenue each period end based on the percentage of completion of the work that has been accomplished. The retrieval method was appropriate because the company can include income based job completion, thus corporate profits will more easily calculated.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah
bidang pembangunan, apabila pembangunan di negara tersebut maju maka negara
tersebut dapat dikatakan berkembang. Pembangunan adalah proses vital dalam
perkembangan suatu negara. Kemajuan pembangunan dalam berbagai bidang
adalah pencapaian yang diinginkan oleh pemerintah maupun rakyatnya. Karena
hal itu juga memiliki hubungan kesinambungan dengan lancarnya roda
perekonomian negara. Itulah sebabnya bidang pembangunan menjadi komoditi
yang selalu diminati dalam bidang bisnis. Bentuk nyata dari dari eksistensi
perusahaan-perusahaan konstruksi antara lain gedung-gedung perkantoran, pusat
perbelanjaan, apartemen, perumahan, jalan raya, dan berbagai fasilitas umum
lainnya.
Keberhasilan perusahaan konstruksi bergantung pada kemampuan
perusahaan dalam membuat estimasi biaya yang tepat dan mengendalikan biaya
agar produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Pada bagian inilah
akuntansi mengambil peranan dalam menyediakan data yang diperlukan dalam
penyusunan rencana biaya proyek , rencana pembelanjaan , anggaran , dan
laporan keuangan proyek. Karena itu perusahaan kontruksi harus dapat
Industri konstruksi menggunakan praktek dan prosedur yang berbeda
dengan perusahaan dagang dan jenis industri lainya. Karakteristik dari proyek
konstruksi khas akan memerlukan suatu pencatatan yang khas pula. Pada
perusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi, perusahaaan tidak langsung
mengakui pendapatan saat itu juga melainkan harus dibagi bagi sesuai periodenya
Ada dua metode akuntansi yang sangat berbeda untuk kontrak konstruksi
yang diakui oleh profesi akuntansi (Kieso 2004:521)
1) Metode Persentase Penyelesaian adalah Pendapatan dan laba kotor diakui
setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi , yaitu :
Persentase penyelesaian.
2) Metode Kontrak Selesai adalah Pendapatan dan laba kotor hanya diakui
pada saat kontrak diselesaikan
Perbedaan ini timbul karena pelaksanaan sebuah proyek dapat memakan waktu
lebih dari satu periode akuntansi. Pengakuan dan pengukuran menjadi
permasalahan dalam memperoleh pendapatan. Bila pekerjaan terjadi lebih dari
satu tahun maka akan timbul masalah dalam pengakuan pendapatan diakhir
periode akuntansi atau pada akhir tahun yang sama dapat saja mengakibatkan
kesalahan dalam perhitungan laba yang akan berpengaruh terhadap penyajian
dalam laporan keuangan.
Dalam menerima proyek , perusahaan melakukan kontrak terlebih dahulu
dengan pemberi kerja dimana proyek – proyek mempunyai jangka waktu yang
bervariasi , Sebagian proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari
metode kontrak selesai atau sebelum per 31 Desember , namun sebagian proyek
lainnya mencapai beberapa periode akuntansi yang pengakuan pendapatan dan
laba kotor diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian .
pengakuan merupakan saat dimana sebuah transaksi harus diakui sebagai
pendapatan . Setelah diakui sebagai pendapatan , perusahaan perlu mengukur
berapa jumlah yang seharusnya diakui dari setiap transaksi dalam suatu periode
akuntansi. Jumlah pendapatan yang diakui juga harus diukur secara tepat dan pasti
Adanya kemungkinan yang timbul di perusahaan untuk tidak melakukan
pencatatan pendapatan secara rutin akan berakibat kurang maksimalnya laba yang
diperoleh karena pendapatan tidak dicatatat secara rutin. Di PT. Kalimaya
pendapatan yang diterima setiap periodenya selalu berubah – ubah sesuai dengan
nilai kontrak yang diperoleh. Dari informasi yang diperoleh pada saat penelitian,
PT. Kalimaya tidak menerapkan pencatatan secara rutin. Mereka melakukan
pencatatan pada saat mereka memperoleh pendapatan yang diatas 1 Millyard,
Sementara untuk pendapatan dibawah 1 Millyard mereka tidak melakukan
pencatatan.
Keakuratan dalam pengakuan pendapatan ini akan sangat berpengaruh
pada besarnya pendapatan yang akan disajikan dalam laporan keuangan yang
tentu saja akan berpengaruh terhadap jumlah laba yang akan diperoleh pada
periode tersebut. Pentingnya pengakuan dan pengukuran pendapatan adalah untuk
sarana dalam menghasilkan informasi akuntansi yang cermat. Para akuntan sering
menganggap informasi mengenai penghasilan sebagai indikator untuk
pendapatan yaitu agar prestasi berkala perusahaan dapat diperlihatkan sehingga
laporan keuangan perusahaan dapat mencerminkan apa yang sebenarnnya terjadi
dan tidak membingungkan pembaca.
Berdasarkan pertimbangan akan pentingnya masalah yang menyangkut
pendapatan tersebut , penulis tertarik melakukan penelitian untuk membahas
masalah pengakuan pendapatan pada perusahaan yang bergerak dalam usaha
konstruksi yang penulis kaitkan dengan SAK No. 23. Masalah pengakuan
pendapatan pada perusahaan konstruksi ini penulis bahas dalam skripsi berjudul
“PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENGAKUAN PENDAPATAN
PADA INDUSTRI J ASA KONSTRUKSI PT. KALIMAYA , SURABAYA”.
1.2 Perumusan Masalah
untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian
yang lebih terfokus dan sistematis serta berdasarkan latar belakang yang telah
diuraikan pada sub bab diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
“Bagaimana Penerapan PSAK 23 pada pengakuan pendapatan PT.
KALIMAYA”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk memperoleh bukti empiris tentang pengakuan dan pengukuran
2. Agar dapat menganalisa bagaimana proses pengakuan dan pengukuran
pendapatan dari perusahaan yang diteliti serta membandingkan dengan
teori akuntansi yang diterima penulis selama pendidikan serta Prinsip
Akuntansi yang berlaku umum.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai
berikut , yaitu :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan
tentang masalah pengakuan dan pengukuran pendapatan jasa konstruksi
baik dalam kerangka teoritis maupun di dalam penerapannya di
perusahaan.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alternatif pemecahan
masalah bagi perusahaan dalam menangani masalah pengakuan dan
pengukuran pendapatan jasa kostruksi.
3. Bagi Para Pembaca
Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan di bidang akuntansi
khususnya dan merupakan sumber referensi bagi jurusan akuntansi
terutama bagi yang akan meneliti lebih lanjut mengenai hal-hal yang
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai perlakuan akuntansi terhadap pengakuan pendapatan
pada industri jasa konstruksi sebelumnya juga pernah dilakukan antara lain oleh :
Penelitian Terdahulu yang pertama adalah : Astrid (2009) dengan judul
“Perlakuan Akuntansi Terhadap Pengakuan Pendapatan Pada Industri Jasa
Konstruksi PT. HAMMAN ROKKO, Jakarta Khususnya Proyek Summit
Apartement Kelapa Gading”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa PT.
Haman Rokko dalam pencatatatan pendapatannya menggunakan metode
proporsional (persentase penyelesaian secara fisik), karena bersifat kontrak jangka
panjang. Implementasi perusahaan dalam pemilihan metode pengakuan
pendapatannya telah tepat, karena berdasarkan perbandingan yang telah dilakukan
ternyata pengakuan pendapatan melalui metode proporsional lebih baik dibanding
dengan metode kontrak selesai.
Penelitian Terdahulu yang kedua adalah Gianjar (2007) dengan judul
“Pengakuan Pendapatan Menurut SAK No. 23 Pada Jasa Konstruksi Pada PT.
INAME UTAMA”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pengakuan
pendapatan dilakukan dengan menggunakan metode persentase penyelesaian.
Persentase penyelesaian proyek ditentukan dengan menggunakan metode biaya ke
persentase penyelesaian merupakan metode yang dianjurkan oleh IAI dalam
melakukan pengakuan pendapatan dan telah sesuai dengan kondisi Perusahaan.
Penelitian Terdahulu yang ketiga adalah Herbert (2005) dengan judul
“Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Pada PT. SHARP YASONTA
ANTARNUSA Cabang Medan”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
pada pengakuan pendapatan penjualan ke luar kota , perusahaan mencatat
pendapatan pada saat barang telah sampai ke gudang pengangkutan atau telah
diserahkan ke ekspedisi. Padahal perusahaan menerapkan FOB Destination. Hal
ini terjadi karena perusahaan menganggap terlalu lama untuk mengakui
pendapatan bila harus menunggu barang sampai ke konsumen. Selain itu karena
bagian akuntansi pada perusahaan tersebut bekerja menurut ketentuan telah ada
sejak dulu tanpa memperhatikan perkembangan ilmu akuntansi yang ada.
Penelitian Terdahulu yang keempat adalah Budi (2007) dengan judul
“Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK 23 Pada PT. RAYA
UTAMA TRAVEL MEDAN”. Dalam Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
Perusahaan secara teoritis telah memahami baik tentang konsep pendapatan pada
saat pengakuan dan pengukuran pendapatan , dan dalam prakteknya juga telah
diterapkan sesuai PSAK No. 23. Metode pengakuan yang diterapkan oleh
perusahaan adalah accrual Basis. Pengukuran pendapatan dilakukan berdasarkan
jumlah uang yang diterima dikurangi beban – beban atau pendapatan diukur
2.2 Landasan Teori
Peneliti akan menyajikan beberapa teori yang merupakan dasar utama
dalam usaha pencarian cara ilmiah untuk memecahkan masalah yang diajukan
dalam penelitian
2.2.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih
bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan
dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.
Niswonger (1973 : 46) berpendapat bahwa “pendapatan adalah penambahan kotor
(gross increase) terhadap modal sehubungan dengan kegiatan perusahaan. Ia
berasal dari penjualan barang, pemberian jasa kepada langganan, penyewaan
harta, peminjaman uang, dan kegiatan – kegiatan perusahaan maupun profesional
lain yang dilakukan dengan tujuan memperoleh laba . Sedangkan Harahap (2002 :
58) mendefinisikan pendapatan sebagai “kenaikan gross di dalam asset dan
penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang
berasal dari kegiatan mencari laba”.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009:23.1), kata “income diartikan
sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan (income)
meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan
adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang dikenal dengan
royalti dan sewa.” Definisi tersebut memberikan pengertian yang berbeda dimana
income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas, income meliputi
pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan maupun yang
berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan penghasil dari
penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap transaksi yang
terjadi.
Ada dua pendekatan terhadap konsep pendapatan yang dapat ditemukan
dalam kepustakaan akuntansi, yaitu :
1) Pendekatan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan arus masuk
dari hasil kegiatan operasi perusahaan
2) Pendekatan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan hasil
penciptaan barang dan jasa.
Untuk pendekatan yang menekankan pada arus masuk dapat kita lihat
dari pengertian yang terdapat dalam FASB yang dikutip oleh Skousen (1992:119)
yaitu: “Pendapatan sebagai suatu arus masuk atau kenaikan – kenaikan lainya dari
nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutang – hutang (atau kombinasi
dari keduanya) dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang,
penyerahan jasa, atau pelaksanaan aktivitas – aktivitas lainya yang membentuk
operasi – operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha
tersebut”
Ikatan Akuntan Indonesia (SAK 2009:23.2) menyatakan bahwa :
“Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
mengakibatkan kenaikan ekuitas , yang tidak berasal dari kontribusi penanaman
modal” . Sedangkan menurut M. Munandar (1972:18) mendefinisikan pendapatan
sebagai : “Pendapatan adalah suatu tambahan assets yang mengakibatkan
bertambahnya owner’s equity tapi bukan karena penambahan modal baru dari
pemilik dan bukan pula merupakan penambahan assets yang disebabkan karena
bertambahnya liabillities”
Komisi pelaksana American Accounting Association (1982:21) dalam
desertasinya yang berjudul “Studi Perbandingan antara Akuntansi Amerika &
Belanda dan Pengaruhnya Terhadap Profesi Di Indonesia” memberikan definisi
tentang pendapatan sebagai berikut : “Pendapatan adalah pernyataan dengan uang
dari jumlah produk, atau pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan kepada
para langganan selama suatu masa”. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa
pendapatan berasal dari transaksi atau tukar – menukar atas barang atau pelayanan
yang diberikan suatu perusahaan yang diukur dengan uang atau jumlah produk
tertentu dalam suatu masa.
Pendekatan lainya dalam konsep pendapatan seperti yang telah disebut
adalah pendekatan yang menekankan pada dasar terciptanya suatu pendapatan
yang dimulai dengan proses pembuatan barang atau jasa yang dikenal dengan
proses produksi selama suatu masa tertentu , dan output dari proses produksi
tersebut akan didistribusikan pada masyarakat melalui penjualan atau penyerahan
barang dan jasa yang mengakibatkan timbulnya pendapatan bagi perusahaan.
Menurut Eldon S. Hendriksen (2000:376) pendapatan adalah suatu proses arus
tertentu. Sedangkan menurut Baridwan (2000:10) Pendapatan adalah aliran
masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa
yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama satu periode tertentu. Dasar yang
digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau
ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang
bebas.
2.2.2 Klasifikasi Pendapatan
Pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian , yaitu :
A. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan
barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan
utama atau yang menjadi utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan
usaha (operasi) pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya
normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang –
ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasional
untuk setiap perusahaan berbeda – beda sesuai dengan jenis usaha yang dikelola
perusahaan. Salah satu jenis pendapatan operasional perusahaan adalah
pendapatan yang bersumber dari penjualan. Penjualan ini berupa penjualan barang
dan penjualan jasa yang menjadi objek maupun sasaran utama dari usaha pokok
perusahaan. Penjualan ini dapat dibedakan dalam bentuk :
1) Penjualan kotor yaitu merupakan semua hasil atau penjualan barang – barang
pengurangan lainnya untuk dibebankan kepada langganan atau yang
membutuhkannya.
2) Penjualan bersih yaitu merupakan hasil penjualan yang sudah diperhitungkan
atau dikurangkan dengan berbagai potongan – potongan yang menjadi hak
pihak pembeli.
Jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara , yaitu :
a) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri
oleh perusahaan tersebut.
b) Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan
yang telah disetujui , misalnya penjualan konsinyasi
c) Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan
para investor
Pendapatan ini juga dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Penjualan barang : dalam hal ini barang meliputi barang yang diproduksi
perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti
barang dagangan yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli
untuk dijual kembali
b) Perusahaan jasa : biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara
kontraktual telah disepakati untuk dilaksanakan
B.Pendapatan Non Operasional
Pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, akan
tetapi bukan diperoleh dari kegiatan operasional utama perusahaan. Adapun jenis
1) Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi
perusahaan oleh pihak lain. Contohnya: pendapatan bunga, sewa, royalti, dan
lain – lain.
2) Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barabg dagangan atau
hasil produksi. Contohnya: penjualan surat – surat berharga, penjualan aktiva
tak berwujud.
Pendapatan bunga, sewa, royalti, keuntungan (laba), penjualan aktiva
tetap dan investasi jangka panjang, deviden merupakan pendapatan diluar usaha
bagi perusahaan – perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan
perdagangan. Dan pendapatan yang diperoleh dari peningkatan ekuitas dari
transaksi – transaksi yang bukan kegiatan utama dari entitas dan dari transaksi –
transaksi atau kejadian – kejadian lainya serta keadaan – keadaan yang
mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari investasi pemilik disebut
dengan keuntungan. Penyajian untuk pendapatan yang demikian dalam
perhitungan laba rugi ditempatkan pada bagian atau kelompok tersendiri yang
terletak pada pendapatan dan laba diluar usaha atau pendapatan lain – lain.
2.2.3 Karakteristik Pendapatan
Seluruh kegiatan perusahaan menimbulkan pendapatan secara
keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process
menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan
dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya
pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dan pendapatan
disebut hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan ke
dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan deviden.
Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan
atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan
pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat
dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama
perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan (2001:148)
a. Sumber Pendapatan
Jumlah rupiah aktiva perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi
tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah
aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal, laba dari penjualan aktiva
yang bukan barang dagangan seperti aktiva tetap, surat berharga, ataupun
penjualan anak atau cabang perusahaan, hadiah, sumbangan atau penemuan;
revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan. Dari semua transaksi di
atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggap sebagai
sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
b. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa.
Perusahaan tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk (baik
berupa barang atau jasa atau keduanya) yang sangat berlainan jenis maupun arti
pentingnya bagi perusahaan. Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental
bila dihubungkan dengan kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap,
sering dipandang sebagai elemen pendapatan non operasi, maka pemberian
pembatasan tentang pendapatan sangat perlu, untuk itu produk perusahaan harus
diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa yang disediakan atau diserahkan
kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif tiap jenis produk
tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut
dihasilkan.
c. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali
kuantitas terjual. Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu
jumlah rupiah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba
atau rugi yang terjadi baru akan diketahui setelah pendapatan dan beban
dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara layak dibandingkan dengan
pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan netto.
2.2.4 Kriter ia Pengakuan Pendapatan
Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5
Agar suatu unsur diakui secara formal maka unsur tersebut harus memenuhi salah
satu definisi elemen laporan keuangan. Sebagai contoh, sebuah piutang usaha
harus memenuhi definisi aktiva untuk dapat dicatat dan dilaporkan sebagai aktiva
dalam neraca. Hal yang sama juga berlaku pada kewajiban, ekuitas pemilik,
pendapatan, beban, dan elemen lainnya. Sebuah unsur juga harus dapat diukur
dalam satuan uang untuk dapat diakui. Pengakuan itu termasuk penggambaran
suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah
mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Empat kriteria pengakuan pendapatan yaitu :
1. Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh
unsur laporan keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian.
2. Dapat diukur, item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur
secara andal, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi
dan diukur. Ada lima atribut pengukuran saat ini yang banyak digunakan
c. Nilai pasar saat ini : adalah harga kas yang setara dengan harga yang bisa
d. Nilai realisasi bersih : adalah sejumlah kas yang diharapkan akan diterima
dari konversi aktiva dalam aktivitas bisnis normal.
e. Nilai sekarang atau nilai yang didiskontokan : adalah jumlah arus masuk
kas bersih di masa yang akan datang atau arus kas keluar yang
didiskontokan ke nilai sekarang pada tingkat bunga yang sesuai.
3. Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu
perbedaan dalam pengambilan keputusan.
4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara
wajar dapat diuji, dan netral.
Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya
diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu
adalah perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada
komponen-komponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal
supaya mencerminkan substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria
pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila
transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya
tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara
keseluruhan.
2.2.5 Pengakuan Pendapatan
Kerangka konseptual FASB menunjukkan dua faktor yng harus dipertimbangkan
dalam memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan harus diakui. Menurut
1. Telah direalisasi atau dapat direalisasikan
2. Sudah dihasilkan melalui penyelesaian yang substansial atas aktivitas yang
terlibat dalam proses menghasilkan tersebut..
Pendapatan dihasilkan ketika perusahaan secara mendasar menyelesaikan
semua yang harus dilakukannya agar dikatakan menerima manfaat dari
pendapatan yang terkait. Secara umum, pendapatan diakui ketika proses
menghasilkan laba diselesaikan atau sebenarnya belum diselesaikan selama
biaya-biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses menghasilkan laba dapat
diestimasi secara andal.
Pandangan umum menganggap bahwa pendapatan terjadi setelah
dikuatkan dengan adanya transaksi penjualan dan realisasi pendapatan lebih
penting dari proses terbentuknya pendapatan dan menginginkan pengakuan
pendapatan pada saat realisasi. Realisasi berarti melaporkan pendapatan bila
suatu transaksi pertukaran telah terjadi , dimana transaksi pertukaran ini
menentukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah yang diakui.
Menurut Concept Statement No. 5 dari FASB (Financial Accounting
Stndard Board), Recognition and Measurement In Financial Statement of
Business Enterprises (2006:338), “Pengakuan adalah proses pencatatan atau
pencantuman secara formal suatu hal ke dalam laporan keuangan dari entitas
seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, pengeluaran atau sejenisnya.”
Menurut Belkoui (2006:281), pendapatan diakui atas dasar :
1. Dasar akrual (Accrual Basis)
pendapatan sebaiknya dilaporkan selama produksi, pada akhir produksi, pada
saat penjualan produk atau pada saat penagihan penjualan.
Pendapatan diakui pada periode terjadinya transaksi pendapatan. Jadi dalam
transaksi penjualan atau penyerahan barang dan jasa yang dilakukan walaupun
kas belum diterima, maka transaksi tersebut sudah dicatat dan diakui sebagai
pendapatan perusahaan.
Jurnal :
Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilikan
dari penjual ke pembeli :
2. Dasar kejadian Penting (Cash Basis)
Pengakuan pendapatan dipicu oleh kejadian penting dalam siklus operasi.
Cash Basis atau dasar tunai adalah apabila pendapatan dan beban hanya
diperhitungkan berdasarkan penerimaan dan pengeluaran kas. Ini berarti
dengan penggunaan dasar tunai atau cash basis yang murni, pendapatan dari
penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan
langganan diterima.
Jurnal :
Kas xxxxx
Penjualan xxxxx
Dari dua dasar pengakuan pendapatan diatas akan dijelaskan lebih
terperinci seperti dibawah ini :
Menurut Kieso (2004:599) dalam bukunya mengatakan pengakuan
pendapatan dilakukan dengan empat cara :
1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan)
Ini sering disebut dengan point of scale (titik penjualan). Pendapatan dari
penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang dijual
telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada
saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas
barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap
pembeli.
2) Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan (penyerahan)
Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan
(penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan
dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses
atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan
sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih
bermanfaat. Misal kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya
menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai.
3) Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan (penyerahan)
terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan
upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan
penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya
membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai dengan diterimanya kas
dari hasil penjualannya. Sedangkan Metode pengakuan pendapatan setelah
penyerahan barang dan jasa, yaitu :
a) Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan.
Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa dibebankan
kepada pendapatan pada saat tejadinya transaksi penjualan barang atau
penyerahan jasa.
b) Angsuran (Instalkment), waktu pengakuan pendapatan pada saat terjadinya
penerimaan kas. Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas diakui
sebagai laba. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dibandingkan
dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan
menangguhkan laba.
c) Pemulihan kas (recovery cash), waktu pengakuan pendapatannya terjadi
pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok atau biaya
barang yang dijual. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk
dipertemukan dengan total penerimaan kas.
d) Metode kas (cash basis), pada saat terjadinya penerimaan kas adalah waktu
pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya
dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan.
Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consigner
menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari
consignee.
Sedangkan menurut Soemarso (2003:231), mengatakan bahwa ada
empat kejadian yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan saat pengakuan
pendapatan, yaitu :
1. Pada saat dilakukannya penjualan, pendapatan biasanya diakui pada saat
barang diserahkan kepada pembeli. Pada saat ini diirimkan faktur
tagihannya. Tetapi, apabila antara penyerahan barang oleh penjual dengan
penerimaan barang oleh pembeli terdapat tenggang waktu, maka
pendapatan dapat diakui pada saat penjual menyerahkan barangnya kepada
perusahaan pengangkutan
2. Pada saat pembayaran telah diterima, pendapatan dapat pula baru diakui
pada saat pembayaran atas penjualan diterima. Contoh cara ini adalah
pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh dokter, pengacara, dan
perusahaan – perusahaan lain dimana jasa-jasa profesional merupakan
sumber pendapatannya. Secara teoritis cara ini kurang dapat diterima.
3. Pada saat tahap produksi diselesaikan, pada perusahaan – perusahaan yang
bergerak dalam bidang konstruksi, pekerjaan yang harus diselesaikan dapat
berlangsung sampai tiga atau empat tahun atau lebih. Dalam keadaan
demikian pendapatan dapat diakui dengan menggunakan metode persentase
penyelesaian atau kontrak selesai. Dan apabila pendapatan diakui pada
menjadi sangat berfluktuasi
4. Pada selesainya produksi, untuk barang yang nilai pasarnya sudah tertentu
dan pemasarannya terjamin atau untuk barang yang sudah dipastikan akan
terjual dengan harga tertentu berdasarkan kontrak penjualan, pendapatan
dapat diakui pada saat selesainya produksi.
Menurut Kieso (2004) ada dua metode pengakuan pendapatan yaitu :
1. Metode Presentase Penyelesaian yakni : Pendapatan, beban, dan laba kotor
diakui pada setiap periode akuntansi berdasarkan estimasi persentase
penyelesaian proyek.
Metode ini digunakan bila:
a. Estimasi yang andal dapat ditentukan untuk:
-tingkat penyelesaiannya
-jumlah pendapatan
-biaya untuk menyelesaikan kontrak
b. kontrak menyebutkan secara jelas hak dan kewajiban pembeli dan
kontraktor
c. kontraktor dan pembeli mempunyai kemauan untuk memenuhi semua
kewajiban
Perhitungan pendapatan, biaya dan laba kotor yang diakui selama masa
kontrak:
a. tingkat penyelesaian dihitung dengan cost to cost basis :
% penyelesaian = biaya yang sudah terjadi / estimasi total biaya
Estimasi total pendapatan = harga kontrak
c. laba kotor yang diakui = % penyelesaian x estimasi laba kotor
Estimasi laba kotor = estimasi total pendapatan – estimasi total biaya
Rekening yang diperlukan untuk pencatatannya:
a) Konstruksi Dalam Proses : Merupakan rekening aktiva yaitu persediaan
dengan saldo normal di sisi debit. Biaya konstruksi dan laba kotor yang
diakui dicatat di rekening ini
b. Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses : Merupakan rekening kontrak
bagi rekening Konstruksi Dalam Proses dengan saldo normal di sisi
kredit. Untuk mencatat jumlah yang sudah ditagihkan ke pembeli
c. Penyajiannya di Neraca:
• Bila saldo Konstruksi Dalam Proses > Tagihan atas Konstruksi Dalam
Proses maka selisihnya disajikan sebagai aktiva lancar dengan nama
Kelebihan Biaya dan Laba yang Diakui dari Tagihan
• Bila saldo Konstruksi Dalam Proses < Tagihan atas Konstruksi Dalam
Proses maka selisihnya disajikan sebagai hutang lancar dengan nama
Kelebihan Tagihan dari Biaya dan Laba yang Diakui
Jurnal yang diperlukan:
a. Mencatat biaya Konstruksi yang terjadi:
Konstruksi Dalam Proses ……….. xx
Macam-macam Kredit ………..xx
Piutang Dagang ……….. xx
e. Menutup rekening saat kontrak selesai:
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses…………xx
Konstruksi Dalam Proses………….………..xx
2. Metode Kontrak Selesai yakni : Pendapatan, beban, dan laba kotor diakui
hanya ketika kontrak telah selesai.
a. Digunakan untuk kontrak jangka pendek, dan kontrak jangka panjang
yang tidak memenuhi kriteria untuk metode persentase penyelesaian
b. Pendapatan dan laba kotor diakui hanya pada saat kontrak selesai
c. Rekening Konstruksi Dalam Proses dipakai untuk mencatat biaya
konstruksi saja
d. Jurnal yang diperlukan pada saat kontrak selesai:
Tagihan atas Konstruksi Dalam Proses ……….xx
Pendapatan Kontrak………...……xx
Biaya Konstruksi ………...….xx
Konstruksi Dalam Proses ……….….…..xx
Sedangkan Menurut PSAK No.23 paragraf 12 (2009:23.3) “ Kriteria
pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap
transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk menerapkan kriteria
pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat diidentifikasi
secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari
transaksi tersebut. Misalnya, bila harga penjualan dari suatu produk termasuk
jumlah yang dapat diidentifikasi untuk jasa purnajual, jumlah tersebut
ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama periode di mana jasa
tersebut dilakukan. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau
lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa
sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian
transaksi tertentu secara keseluruhan. Misalnya, suatu perusahaan dapa menjual
barang dan, pada saat yang sama, menyetujui perjanjian yang terpisah untuk
membeli kembali barang tersebut di kemudian hari, sehingga meniadakan
pengaruh yang sesungguhnya dari transaksi tersebut; dalam hal ini, kedua
transaksi tersebut diberlakukan bersamaan.”
Pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah
sebagai berikut :
1. Penjualan Barang
dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagangan
yang dibeli pengecer atau tanah dan properti (kekayaan) lainnya yang dibeli
untuk dijual kembali. SAK No. 23 (2009 : 23.3) menjelaskan pendapatan dari
penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini
terpenuhi:
a) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah
memudahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
b) Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang
dijual;
c) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
d) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir ke perusahaan tersebut;
e) Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal.
Bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka pengakuan
pendapatan harus ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan
tersebut menahan resiko dari kepemilikan , antara lain :
a) Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu
hal yang tidak memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya;
b) Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung pada
pendapatan pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang
bersangkutan;
merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh
perusahaan; dan
d) Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang
ditentukan dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah
akan terjadi return.
2. Penjualan Jasa
Penjualan jasa biasanya menyangkut dalam pelaksanaan tugas yang telah
disepakati dalam suatu kontrak untuk dilaksanakan oleh perusahaan selama
satu periode yang disepakati. Jasa tersebut dapat diserahkan selama satu
periode atau selama lebih dari satu periode.
Standar Akuntansi Keuangan (2009:23.5) menjelaskan bahwa penjualan
jasa dapat diakui dengan metode persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh
kondisi berikut :
a) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
b) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
c) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal; dan
d) Biaya yang terjadi untuk transaksi dan untuk dan menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal
Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi atas tugas yang
disepakati perusahaan. Pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut
IAI (2009:23.5) Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah
perusahaan tersebut mencapai persetujuan menggenai hal – hal berikut dengan
pihak lain dalam transaksi tersebut antara lain :
a) Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan
kekuatan hukum yang berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima
pihak- pihak tersebut;
b) Imbalan yang harus dipertukarkan; dan
c) Cara dan persyaratan penyelesaian.
3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak – pihak lain yang menghasilkan
bungan, royalti, dan deviden.
Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menimbulkan
pendapatan dalam bentuk :
a) Bunga : Pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah
yang terhutang kepada perusahaan . Bunga harus diakui atas dasar proporsi
waktu yang memperhitungkan hasil efektif aset tersebut
b) Royalti : Pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan,
misalnya hak paten, merk dagang, hak cipta, dan perangkat lunak komputer.
Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian
yang relevan
c) Deviden : Distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
proporsi mereka dari jenis modal tertentu . Deviden tunai harus diakui bila
hal pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan
penjualan surat-surat berharga, penjualan aktiva tidak berwujud.
Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai
metode, tergantung pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi :
a) Survei pekerjaan yang telah dilaksanakan
b) Jasa yang dilakukan hingga tanggal tertentu sebagai persentase dari total
jasa yang harus dilakukan; dan
c) Proporsi biaya yang terjadi hingga tanggal tertentu dibagi estimasi total
biaya transaksi tersebut. Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang
dilaksanakan hingga tanggal tertentu dimasukkan dalam biaya yang terjadi
hingga tanggal tersebut . Hanya biaya yang mencerminkan jasa yang
dilakukan atau yang harus dilakukan dimasukkan ke dalam estimasi total
biaya transaksi tersebut.
2.2.6 Laporan Keuangan
2.2.6.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi keuangan
sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana
mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “ Laporan Keuangan adalah
suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
2.2.6.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja
keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7
(Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan
keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari
dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan
setara kas.
2.2.6.3 Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009),
dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha
Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a) Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko
yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
b) Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja
c) Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
d) Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan
e) Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang atau tergantung pada perusahaan
f) Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahaan dan menetapkan kebijakan pajak
g) Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya
2.2.6.4 Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:
a) Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah
menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat
tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1
1. aktiva berwujud
2. aktiva tidak berwujud
3. aktiva keuangan
4. investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas
5. persediaan
6. piutang usaha dan piutang lainnya,
7. kas dan setara kas
8. hutang usaha dan hutang lainnya
9. kewajiban yang diestimasi
10. kewajiban berbunga jangka panjang
11. hak minoritas
12. modal saham dan pos ekuitas lainnya.
b) Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah
melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan
berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara
wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1
Paragraf 56, Revisi 2009) :
1. Pendapatan
3. Beban pinjaman
4. Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang
diperlukan menggunakan metode ekuitas
5. Beban pajak
6. Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan
7. Pos luar biasa
8. Hak minoritas
9. Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
c) Laporan perubahan ekuitas,
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan
aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan
harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama
laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) :
1. Laba rugi bersih periode yang bersangkutan
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas,
3. pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait,
4. transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,
5. saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
6. rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan
secara terpisah setiap perubahan.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari
transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran
dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari
kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
d) Laporan arus kas,
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi
dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus
kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model
untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan
(future cash flow) dari berbagai perusahaan.
e) Catatan atas laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan
informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi
yang penting,
2. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi
3.1 J enis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang
hasilnya berupa data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang dapat diamati.
Indriantoro (2002:12) berpendapat paradigma penelitian kualitatif
biasanya juga disebut dengan pendekatan konstruktifis, Naturalistis, Interpretatif
atau perspektif post modern. Paradigma kualitatif merupakan paradigma
penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis,
kompleks , rinci, dan bersifat induktif.
Dalam hal ini, Sukmadinata (2005:60) menjelaskan penelitian kualitatif
sebagai suatu penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran
orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi tersebut
digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang menuju pada
kesimpulan.
Pendekatan kualitatif bertujuan menggali atau membangun suatu
proposisi atau menjelaskan makna di balik realita (Bungin 2004:82), Sedangkan
alamiah sebagai keutuhan , mengandalkan manusia sebagai alat penelitian ,
memanfaatkan metode kualitatif , mengadakan analisis data secara induktif ,
mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar ,
bersifat deskriptif , lebih mementingkan proses dari pada hasil , membatasi studi
dengan fokus , memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data ,
rancangan penelitiannya bersifat sementara , dan hasil penelitiannya disepakati
oleh kedua belah pihak yaitu peneliti dan subyek penelitian.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Jl. Wonorejo Timur No. 150 ,
Rungkut – Surabaya. Dalam Penelitian ini kita akan menganalisa pelaporan
keuangan dalam PT. KALIMAYA , Khususnya penerapan akuntansi dalam
pelaporan keuangan perusahaan jasa konstruksi.
Sebagai objek yang dipilih adalah Perusahaan Jasa Konstruksi PT .
KALIMAYA , Karena menurut survey pendahuluan di lapangan , di PT.
KALIMAYA belum pernah ada penelitian mengenai studi kasus yang
berhubungan dengan penerapan Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan
terhadap pengakuan pendapatan. Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana
penerapan Pernyataan Standart Akuntansi Keuangan terhadap pengakuan
pendapatan yang terjadi di PT. KALIMAYA tersebut.
Jumlah informan ditetapkan dengan menggunakan teknik snowball
sampling, yakni teknik penarikan sampel yang pada awalnya dipilih responden
secara random dengan menggunakan metode non-probabilitas yang selanjutnya
responden yang telah terpilih tersebut diminta untuk memberikan informasi
mengenai responden – responden lainnya sehingga diperoleh tambahan
responden. Semakin lama kelompok responden tersebut semakin besar , ibarat
bola salju yang jika menggelinding semakin lama semakin besar. Informan yang
dipilih sebagai kunci dari informasi adalah Ibu Sundari, SE merupakan karyawan
yang menduduki jabatan sebagai kepala administrasi di PT. KALIMAYA selama
kurang lebih 15 Tahun. Setelah mendapat informasi dari informasi kunci yakni
ibu Sundari, SE , Selanjutnya diteruskan kepada informan – informan lain yang
direkomendasikan oleh informasi kunci serta informan yang oleh peneliti
dianggap berhubungan langsung dalam proses pelaporan keuangan dalam
perusahaan tersebut. Total keseluruhan jumlah informan yang digunakan dalam
penelitian ini sejumlah empat orang.
3.4 Sumber Data dan J enis Data
Unit (satuan) analisis data penelitian ini pertama adalah Direktur dan
karyawan PT. KALIMAYA yang terkonsentrasi di Staff Keuangan , dengan
kriteria :
1. Menguasai keorganisasian PT. KALIMAYA
2. Mengetahui kondisi , serta visi – misi PT. KALIMAYA
4. Mengetahui dan memahami penerapan akuntansi perusahaan jasa
konstruksi.
Kedua , unit analisis yang berupa situasi kegiatan informan (terutama
untuk teknik observasi) yang meliputi : situasi para informan di dalam kantor
masing – masing pada jam kerja , rapat , berbincang – bincang santai dalam
gedung maupun di luar gedung.
Data yang diperoleh adalah data primer dan sekunder. Data Primer
merupakan data penelitian yang diperoleh secara lansung dari sumber asli (tidak
melalui media perantara (Indriantoro 2002:146). Dalam Penelitian ini data primer
diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan pimpinan dan karyawan
bagian keuangan PT. KALIMAYA. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain) biasanya berupa bukti, catatan, atau laporan (Indriantoro
2002:147). Data sekunder dalam penelitian ini data sekunder adalah data yang
sudah ada atau disusun oeh pengurus administrasi perusahaan , seperti sejarah
perusahaan , struktur organisasi dalam perusahaan , laporan keuangan perusahaan
dan lain - lain. Pada intinya data sekunder ini yang memberikan tentang gambaran
umum mengenai keadan Perusahaan PT. KALIMAYA
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Informasi tentang rasionalitas tindakan akuntansi dalam pelaporan
keuangan pada PT. KALIMAYA untuk kepentingan akuntabilitas dalam
teknik pertama digunakan adalah wawancara mendalam terhadap para informan .
Dengan teknik ini akan digali bagaimana penerapan akuntansi dalam PT.
KALIMAYA , khususnya dalam pembuatan laporan keuangan sebagai
akuntabilitas dalam perusahaan konstruksi , sehingga diharapkan dapat
mengungkap baik pengalaman dan pengetahuan eksplisit maupun yang
tersembunyi di balik itu , termasuk informasi yang berkaitan dengan masa lampau
, sekarang maupun harapan dan cita – cita (visi-misi) perusahaan terhadap
kemajuan akuntabilitas jasa konstruksi di masa depan.
Dengan demikian peneliti sebagia instrumen dituntut bagaimana
membuat responden lebih terbuka dan leluasa dalam memberi informasi atau data
, untuk mengemukakan pengetahuan dan pengalamanya terutama yang berkaitan
dengan informasi sebagai jawaban terhadap permasalahan penelitian , sehingga
terjadi semacam diskusi , obrolan santai , spontanitas (alamiah) dengan subjek
peneliti sebagai pemecah masalah dan peneliti sebagai pemancing timbulnya
permasalahan agar muncul wacana detail . Disini wawancara diharapkan berjalan
secara tidak terstruktur (terbuka , bicara apa saja) dalam garis besar terstruktur
(mengarah menjawab permasalahan penelitian)
Teknik kedua digunakan adalah observasi terhadap tindakan dalam
proses akuntansi PT. KALIMAYA . Observasi tersebut dapat dimulai dari
perencanaan (planning) , pengorganisasian (organizing) , pengarahan (actuating) ,
pengawasan (controlling), dan juga pada saat mereka membuat hingga melakukan
Semua yang di dengar dan dilihat oleh peneliti sebagai aktivitas
observasi ketika para responden atau informan melakukan kegiatan ini ,
diceritakan kembali atau dicatat sehingga merupakan data atau informan yang
berasal dari wawancara.
Ada 3 (tiga) teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data , yaitu
wawancara mendalam , observasi dan dokumentasi. Ketiga teknik tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut ( Sugiyono , 2005 : 62-82) :
1. Wawancara mendalam
Wawancara jenis ini tidak dilaksanakan dengan struktur ketat , tetapi dengan
pertanyaan yang semakin memfokus pada permasalahan sehingga informasi
yang dikumpulkan cukup mendalam. Kelonggaran semacam ini mampu
mengorek kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya,
terutama yang berkenaan dengan kompetensi pembuatan laporan keuangan
dan tingkat efektivitas pelaporan keuangan yang dilakukan . Teknik
wawancara semacam ini dilakukan dengan semua informan yang ada pada
lokasi penelitian terutama untuk mendapat data yang valid guna menjawab
masalah penelitian
2. Observasi
Observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan cara observasi partisipan untuk
menagamati berbagai kegiatan Pencatatan penerapan pendapatan serta
mengamati bukti-bukti pendukungnya