• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2. Pengakuan Pendapatan

a. Kriteria pengakuan pendapatan

Menurut SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No. 5 yang dikemukakan oleh Dykman (2000:237), pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.

Seluruh kegiatan perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebut earning process. Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba dan rugi. Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan

Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang atau pun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan yang sering disebut dengan hasil non operasi. Pendapatan non operasi biasanya dimasukkan dalam pendapatan lain-lain, misalnya pendapatan bunga dan dividen.

Skousen ( 2002 : 232 ) Pengakuan adalah pencatatan item dalam akun-akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian.

Pengakuan itu termasuk penggambaran item baik dalam kata-kata maupun jumlah, dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keauangan.

Menurut IAI, ( 2002 : 20 ):

Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi variabel serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun jumlah uang dan mencantumkan kedalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau lapaoran laba rugi. Kelalaian dalam mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalaui kebijakan akuntansi yang digunakan melalui catatan atau materi penjelasan.

Secara umum suatu item atau pos dalam laporan keuangan dapat diakui apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu:

1. Definisi (Definition)

Suatu item atau informasi tertentu memerlukan definisi operasional yang jelas untuk bisa dimasukkan ke dalam elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian).

2. Dapat diukur ( Measurability)

Suatu item tertentu harus dapat diukur dengan atribut yang relevan untuk menentukan keandalan daya ujinya, yaitu karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur. Contohnya adalah biaya

historis, biaya sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direalisasi, dan nilai sekarang bersih.

3. Relevan (Relevance)

Apabila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, informasinya mampu menghasilkan manfaat pemerintah.

4. Keandalan (Reability)

Informasi mengenai tersebut dapat disajikan secara wajar, dapat diuji dan netral.

Keempat kriteria pengakuan diatas diterapkan pada semua transaksi atau kejadian ekonomi yang akan diakui pada laporan keuangan. Dari keempat kriteria pengakuan tersebut, relevan dan reability adalah dua karakteristik kualitatif utama dari Informasi akuntansi.

Pengakuan pendapatan menurut Skousen ( 2002 : 297 ) adalah tahap dimana akuntan menggunakan catatan penjualan melalui jurnal entry dalam catatan akuntansi formal.

Pengakuan menunjukkan waktu, kapan transaksi dicatat pada buku perusahaan. Pendapatan dan keuntungan biasanya diakui ketika:

1. Pendapatan dan keuntungan sudah direalisasi atau dapat direalisasi

2. Pendapatan dan keuntungan tersebut sudah menjadi hak perusahaaan karena pekerjaan sudah dilaksanakan.

Pendapatan pada umunnya berasal dari transaksi penjualan antara lain : a. Penjualan produk

c. Pendapatan dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain d. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain inventory / barang

dagangan.

Pendapatan yang berasal dari penjualan produk ada beberapa alternatif untuk mengakui pendapatannya antara lain :

3. Pendapatan diakui pada saat penjualan atau pada saat penyerahan barang

2. Pendapatan diakui sebelum barang diserahkan 3. Pendapatan diakui sesudah barang diserahkan 4. Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan

Pengakuan pendapatan pada saat barang diserahkan. Dalam hal ini ada beberapa permasalahan antara lain yaitu :

Jika penjualan dilakukan dengan persutujuan pembelian kembali. Apabila persetujuan pembelian kembali dilakukan pada harga tertentu yang relatif tinggi, maka dalam hal ini tidak diakui pendapatan padahal sudah terjadi penjualan.

Jika penjualan dilakukan dengan hak pengembalian. Apabila return penjualan jumlahnya relatif besar ( diatas normal ) seperti yang dapat terjadi pada perusahaan penerbitan.

Perusahaan makanan yang mudah rusak, perusahaan rekaman kaset, pabrik mainan, dan alat-alat olahraga, biasanya barang-barang ini dijual dengan cara konsinyasi dimana jika barang sudah terjual baru diakui penjualan. Dalam hal ini ada 3 (tiga) metode pengakuan pendapatan yang dapat digunakan yaitu :

1. Tidak mecatat penjualan sampai hak return habis maka berlakunya 2. Mencatat penjualan tapi mengurangi jumlah penjualan dengan

taksiran return penjualan

3. Mencatat penjualan dan memperhitungkan return penjualan sewaktu terjadi.

b. Metode Pengakuan Pendapatan

Menurut Belkoui (2006:281), ada dua metode pengakuan pendapatan dalam periode akuntansi, yaitu :

1) Dasar kejadian penting (Critical Event Basis/Cash Basis)

Kriteria ini telah mengarah kepada kejadian penting mengenai pendapatan pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada saat harta terjual atau jasa diserahkan. Ini berarti, dengan penggunaan dasar tunai atau cash basis yang murni (pure basis), pendapatan dari penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan langganan diterima. Jurnal :

Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima : Kas xxxx

Penjualan xxxx

2) Dasar akrual (Accrual Basis)

Menurut dasar akrual pendapatan diakui apabila penjualan barang atau jasa telah dilakukan pada saat terjadinya tanpa memandang pada saat

periode penerimaan. Dengan demikian metode dasar akrual memperhitungkan pendapatan pada saat terjadinya penjualan. Sesuatu hal yang sering terjadi bahwa sesuatu pendapatan telah diterima tetapi kewajiban atas pendapatan tersebut belum diselesaikan dan dapat juga terjadi hal yang sebaliknya. Untuk tujuan pencatatan dan pelaporan dalam akuntansi diperlukan adanya pengakuan yang jelas tentang kapan pendapatan itu terjadi. Dasar akrual untuk pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus dilaporkan selama produksi, maka dalam hal ini apabila keuntungan dapat dihitung secara sebanding dengan tugas yang dikerjakan atau jasa yang dilaksanakan pada akhir produksi, maka pendapatan diakui pada barang atau pada pengumpulan hasil penjualan.

Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan pemilikan dari penjual ke pembeli.

Jurnal :

Piutang xxx Kas xxx

K Menurut Kieso (2004:599) dalam bukunya mengatakan pengakuan

pendapatan dilakukan dengan empat cara :

1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan

Sering disebut dengan Point of Scale (titik penjualan). Pendapatan dari penjualan barang biasanya dianggap realisasi pada waktu produk yang

dijual telah meninggalkan perusahaan dan diganti dengan suatu asset yang lain. Pada saat itu harga jual disepakati, pembeli mendapatkan hak kepemilikan atas barang tersebut, dan penjual mempunyai klaim (tuntutan) yang sah terhadap pembeli.

2) Pengakuan pendapatan pada saat sebelum penjualan

Dalam situasi tertentu pendapatan dapat diakui pada saat sebelum penjualan (penyerahan). Dimana aktivitas pemerolehan pendapatan yang berhubungan dengan jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dalam proses atau aktivitas produktifnya. Dalam hal semacam ini melaporkan pendapatan sebelum terjadinya penyerahan barang berdasarkan kontrak akan lebih bermanfaat. Misalnya kontrak jangka panjang dimana dalam pengakuannya menggunakan metode persentase penyelesaian atau kontrak selesai.

3) Pengakuan pendapatan pada saat sesudah penjualan

Pendapatan diakui setelah penyediaan jasa dan penyerahan barang benar terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh pendapatan yang menyangkut ketidakpastian dengan penerima kasnya. Adanya ketidakpastian yang besar dalam penerimaan kasnya membuat pengakuan pendapatan menunggu sampai dengan diterimanya kas dari hasil penjualannya. Misalnya penjualan cicilan.

1. Akrual (Accrual Basis), waktu pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Perlakuan akuntansi terhadap harga pokok produk atau jasa dibebankan kepada pendapatan pada saat terjadinya transaksi penjualan barang atau penyerahan jasa.

2. Angsuran (Installment), waktu pengakuan pendapatan pada saat terjadinya penerimaan kas. Pada umumnya sebagian dari penerimaan kas diakui sebagai laba. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dibandingkan dengan bagian dari tiap penerimaan kas dan biasanya dilakukan dengan menangguhkan laba.

3. Pemulihan kas (Recovery Cash), waktu pengakuan pendapatannya terjadi pada saat penerimaan kas, tetapi diatas jumlah harga pokok atau biaya barang yang dijual. Perlakuan akuntansinya ditangguhkan untuk dipertemukan dengan total penerimaan kas. 4. Metode kas (Cash Basis), pada saat terjadinya penerimaan kas

adalah waktu pengakuan pendapatan, sedangkan dalam perlakuan beban semua biaya dibebankan sebagai beban ketika dikeluarkan. 4) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan khusus

Penjualan khusus atau konsinyasi, mengakui pendapatan setelah consignor menerima pemberitahuan penjualan dan dilakukan pengiriman kas dari consignee.

Menurut Horngren ( 2002 : 111 ) ada 2 (dua) basis akuntansi yang digunakan secara luas yaitu :

Dokumen terkait