• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian A.Tujuan Penelitian

1.5.4 Pengalaman Selama Penelitian

Setelah selesai ujian proposal saya langsung mengurus surat administrasi ke bagian pendidikan, saya menerima surat pengantar penelitian ke lapangan dari Ibu Sofiana bagian pendidikan. Surat pengantar ini akan diberikan sebagai pengantar kepada Camat Gunung Maligas bahwa saya akan melakukan penelitian di Kecamatan Gunung Maligas dan kiranya Kecamatan memberikan saya izin untuk melakukan penelitian skripsi. Sehari setelah saya mendapatkan surat pengantar pada tanggal 30 November, saya berangkat menuju lokasi penelitian. Saat itu kondisi saya sebenarnya masih dalam masa penyembuhan atas penyakit

paru – paru yang saya alami dan belum memungkinkan bagi saya untuk pergi ke lapangan. Tetapi karena saya mendapat dukungan dari ayah saya, timbul semangat bahwa penelitian ini harus selesai dilakukan. Semangat itu muncul ketika beliau mengatakan:

“Unang mabiar ho amang, au mangadopi halaki sude” yang artinya (Jangan takut nak, aku yang menghadapi mereka semua).

Jadi tanggal 30 bulan 11 tahun 2012 saya berangkat dari kosan di Jln. Gitar 1B Padang Bulan menuju Kecamatan Gunung Maligas. Kecamatan ini berada di Kota Pematang Siantar tepatnya 15 Km dari rumah peneliti. Dari Padang Bulan saya naik angkutan umum Medan Bus 135 menuju Terminal Amplas pukul 16:00 WIB, dengan biaya angkutan sebesar Rp.3000,-. Dari terminal saya naik bus INTRA (Indah Transport) menuju kota Pematang Siantar. Dengan biaya perjalanan (ongkos) sebesar Rp. 15.000,- untuk kelas ekonomi. Butuh waktu selama tiga jam menuju kota Pematang Siantar. Perhentian terakhir bus INTRA ini adalah di Terminal Parluasan Pematang Siantar. Dari Terminal Parluasan saya kembali naik angkutan umum “Siantar Jaya” menuju “Terminal Pasar Horas”. Butuh biaya Rp. 2000,-menuju terminal ini. Dari Terminal Pasar Horas, saya kembali naik angkutan umum “SKB (Sepakat Karya Bersama)” dengan biaya Rp.2000,- menuju rumah saya. Rumah saya terletak di Simpang Karang Sari, Jln Medan Km. 6,5. Dan jika ingin turun dari angkutan SKB ini cukup dengan mengatakan pada supirnya agar diturunkan di simpang ini. Sesungguhnya jika ingin langsung menuju pemandian Karang Anyar dari Terminal Pasar Horas, juga dapat menaiki angkutan umum SKB ini trayek

Terminal-Karang Anyar. Dari simpang ini, saya akan berjalan 200 M kearah Gang Pancur di gang inilah letak rumah saya.

Sesampainya dirumah saya disambut oleh kedua orang tua saya yang kebetulan sudah berada di rumah. Kemudian pada malam harinya pada saat makan malam bersama saya menceritakan tujuan saya pulang kerumah. Dan ayah saya mengatakan bahwa beliau akan mengantar saya menuju pemandian itu, dan tidak hanya mengantar beliau juga mengatakan bahwa dia juga akan menemani selama penelitian ini belum selesai di lapangan.

Pagi harinya saya sudah bersiap – siap untuk berangkat kelapangan dan ayah saya juga sengaja tidak bekerja pada hari itu hanya untuk mengantar saya ke Kantor Kecamatan. Dengan membawa kamera, surat pengantar, dan almamater yang sudah saya siapakan sebelumnya. Kemudian kami berangkat dari rumah pukul delapan pagi menggunakan kendaraan roda dua. Menuju Kecamatan hanya memerlukan waktu tiga puluh menit saja. Karena pada hari itu kami datang dengan cepat, maka kami dapat bertemu langsung dengan Camat Gunung Maligas. Karena sudah sampai di Kantor Camat, maka saya menuju kantor bagian tata usaha. Disana saya langsung mengutarakan tujuan saya kepada salah seorang pegawai tata usahanya yang bernama Hendra Sirait yang juga Kepala Subbag TU (Sub Bagian Tata Usaha). Saya mengatakan:

“Selamat pagi pak saya mahasiswa USU nama saya Luksan dari jurusan Antropologi, hendak melakukan penelitian skripsi di Pemandian Karang Anyar dan maksud tujuan saya datang ke pada bapak saya ingin menyampaikan surat

pengantar dari universitas saya. Kiranya bapak memberikan izin penelitian pada saya untuk kiranya segera dapat melakukan penelitian”.

Setelah saya selesai berbicara kemudian bapak itu mengatakan: “Oh..! kalau itu memang saya paham dan sudah menjadi tugas kami dek, tapi yang saya belum paham itu Antropologi. Jurusan apa itu dek?” Kemudian saya jelaskan bahwa jurusan Antropologi ini adalah jurusan yang membahas tentang “BUDAYA pak” kemudian dia mengerti sedikit penjelasan saya itu. Setelah bercerita panjang lebar tentang Antropologi kemudian bapak itu membuatkan bagi saya surat izin penelitian yang dimaksud dan ditanda tangani oleh Pak Camat. Dan untuk menandatangani surat itu harus saya antarkan langsung ke kantor Camat. Sesampainya di kantor Camat saya ketuk pintu kantornya dan saya mengatakan: “Selamt pagi pak, boleh saya masuk?” dan bapak itu mempersilahkan saya masuk dan mempersilahkan saya duduk juga. Kemudian dia mengatakan: “Ada apa ya nak?” saat itulah saya jelaskan tujuan saya dan beliau pun mengerti bahwa saya adalah mahasiswa yang igin melakukan penelitian skripsi

Sebelum menandatangani surat izin ini saya juga ditanya beliau tentang judul apa yang saya ambil dan saya menjawab ”Penanganan Kebersihan di Daerah Tujuan Wisata Pemandian Karang Anyar” dan beliau mengatakan fokus kemanakah penelitian ini?. Dan saya menjelelaskan bahwa saya tertarik meneliti tentang sampah di sekitar Daerah Tujuan Wisata (DTW) Karang Anyar, mengapa saat ini lokasi pemandian Karang Anyar banyak terdapat sampah. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya pihak kecamatan sudah mengerahkan truk pengangkutan sampah di lokasi pemandian tetapi hingga saat ini tidak juga bisa

bebas dari banyaknya sampah. Beliau mengatakan “Mungkin masyarakat disana memang tidak peduli lagi pada kebersihan” beliau mengatakan demikian sambil menandatangani surat izin saya itu. Terakhir pesan beliau pada saya jika selesai melakukan penelitian kiranya saya memberikan kesimpulan tentang hasil penelitian ini padanya. Dan saya pun mengatakan “ya pak akan saya berikan!” lalu saya minta izin sambil menyalami beliau.

Kemudian kami diarahkan Pak Camat kembali ke bagian tata usaha untuk menyerahkan surat izin ini kepada Pak Hendra Sirait selaku Kepala Subbag Tata Usaha Kecamatan Gunung Maligas agar kiranya surat izin ini di fotocopi sebagai pertinggal bagi kecamatan dan yang aslinya akan saya bawa ke Kantor Kepala Desa Karang Anyar. Selesai melakukan instruksi dari Pak Camat kemudian saya berangkat ke Kelurahan Karang Anyar.

Setelah selesai menyampaikan surat penelitian itu saya kembali merasa lelah dan sudah sesak napas sebab selama satu jam beraktifitas mulai dari perjalanan hingga sampai di kantor. Saat itu saya merasa tidak kuat lagi dan sangat sedih tidak dapat segera pergi ke lokasi pemandian untuk melakukan penelitian. Melihat saya sesak napas, ayah saya memapah saya agar tidak jatuh. Saya merasa sedih pada saat itu apakah saya sangup menyelesaikan penelitian ini atau tidak!. Pada hari itu juga karena ayah saya sanksi melihat kondisi saya yang belum pulih dari sakit beliau memutuskan untuk membatalkan semua rencana ke lokasi pemandian, dan pada hari itu kami langsung pulang ke rumah untuk beristirahat.

Selama tiga hari saya hanya beristirahat di rumah dan tidak pergi kemana-mana. Pada hari keempat ketika saya merasa agak baikan pada pagi harinya, pikiran saya tertuju pada skripsi saya. Maka dengan semangat saya mengatakan pada ayah saya bahwa saya sudah agak sembuh dan meminta pada ayah agar kiranya dapat menemani saya lagi ke lokasi pemandian. Lalu tepat pukul 10:00 WIB kami berangkat dari rumah dan sampai di desa Karang Anyar selama 40 menit lamanya.

Karena ayah saya tumbuh dan besar di lokasi pemandian Karang Anyar ini, otomatis dia mengenal siapa pengelola retribusi pemandian Karang Anyar ini. Maka sesampainya di pintu masuk pemandian ayah saya bertanya ke pada salah seorang pemuda yang sedang piket mengutip retribusi di pintu masuk itu.

Ayah saya mengatakan: “Dek, ada pak Nikman Damanik” dan pemuda itu pun menjawab “Oh ya pak, bapak itu di warung kopinya” dan beliau pun menjawab “Terimakasih ya” sambil melambaikan tangan pemuda itu menjawab “Ok pak!”. Kemudian ayah saya menstarter kereta dan berangkat menuju warung kopi yang dimaksud pemuda itu. Sesampainya di warung, ayah saya dan pak Nikman langsung saling menyapa dengan kata “Horas Pakpahan” dan ayah saya juga mengatakan “Horas Bapa” mungkin karena sudah lama tidak jumpa suasana begitu akrab karena baru bertemu. Saat itulah mereka berbicara panjang lebar dengan menguanakan bahasa Batak Simalungun yang kurang saya pahami. Selang sepuluh menit ayah saya memperkenalkan saya pada beliau bahwa saya adalah anaknya dan punya tujuan ingin bertemu dengan bapak selaku pengelola retribusi pemandian Karang Anyar ini.

Kemudian saya langsung menyalami bapak yang kelihatan sudah berumur 60 tahun itu sambil menyatakan nama saya”luksan pak”. Beliau pun mengangguk-angguk saja dan tersenyum. Lalu ayah saya mengatakan bahwa bapak inilah yang mengelola pemandian ini dan padanyalah saya harus bertanya-tanya.

Karena ayah saya mengatakan demikian maka beliau pun langsung bertanya apakah kiranya yang hendak kamu tanyakan itu nak? Kiranya hal hal yang menyangkut pemandian saja. Beliau mengatakan demikian sambil tersenyum. Mulailah saya bertanya mengenai asal-usul terbentuknya pemandian ini sampai berkembang hingga pada saat ini. Dengan sabar beliau pun menerangkan detailnya. Setelah paham maka saya masuk pada pertanyan kedua apakah tidak ada perhatian pemerintah terhadap kebersihan lokasi pemandian ini?. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya dia bertanggung jawab pada kecamatan untuk mengutip uang retribusi masuk ke lokasi pemandian saja sedang untuk mengelola kebersihan itu adalah tanggung jawab pihak kecamatan. Tetapi dia memberikan sedikit penjelasan bahwa dulu pihk kecamatan sebenarnya sudah mengerahkan truk pengangkut sampah, tong sampah, gerobak sampah ke lokasi pemandian itu hingga pada saat ini. Memang tong sampah, dan gerobak sampah masih ada hingga saat ini dilokasi pemandian, tapi sayang truk pengangkut sampah saat ini berhenti di bulan 12 tahun 2012. Memang kadang truk sampah ini tidak tentu datangnya ke lokasi pemandian Hingga mengakibatkan tong sampah, dan gerobak sampah penuh dan dibiarkan begitu saja. Beliau mengatakan “tapi memang kami masyarakat di kelurahan ini selalu melakukan gotong royong sekali seminggu nak! untuk mengatasi sampah yang sudah menumpuk itu. Sampah yang sudah penuh di tong sampah dan gerobak sampah itu kami pindahkan di salah satu

tanah lapang ditanah milik warga, sehingga tong dan gerobak sampah dapat tetap menampung sampah yang ada”. Percakapan itu berlangsung selama empat jam saja. Dan pukul tiga sore kami bergerak ke pemilik lapak – lapak yang ada di lokasi pemandian itu. Disana saya bertanya pada seorang pemilik lapak tentang status kepemilikan lapak, alat – alat renang, dll hingga pada pukul enam sore. Pada kesempatan kedua hanya data itulah yang saya peroleh.

Pada kesempatan ketiga selang seminggu saya kembali lagi ke lokasi pemandian, tetapi saya pergi ke kantor lurah yang ada di desa itu untuk memperoleh gambaran umum desa. Di kantor lurah saya bertemu dengan Pak Sasmito. Juga terjadi percakapan yang sengaja saya lakukan untuk mengorek data tetapi tidak ada yang saya peroleh dari beliau selain gambaran umum desa sebab masalah sampah adalah tugas pihak kecamatan begitu diungkapkannya dengan kata: “Oh, maaf ya dek, semua masalah pemandian Karang Anyar adalah urusan pihak kecamatan, kalau kami hanya menyediakan data-data kelurahan saja”

Pada kesempatan ketiga ini saya banyak mengumpulkan foto – foto lokasi pemandian, foto anak sekolah, foto kantor lurah, foto kantor camat, alat – alat renang, dll. Lalu saya dan ayah pulang kerumah pada pukul satu siang, sebab pada siangnya langit sudah mendung. Ayah saya khawatir sebab hujan dapat membuat saya sesak napas. Begitulah kesempatan yang ketiga saya selesaikan.

Selang seminggu memasuki Hari Raya Natal saya memutuskan untuk istirahat agar sempat merayakan natal bersama keluarga. Tepat pada tanggal 28 desember 2012 saya kembali lagi ke lokasi pemandian dan mendapati lokasi pemandian yang begitu ramai sekali. Saat itulah saya mengamati banyak orang –

orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Pada kesempatan yang keempat ini saya hanya mengamati seraya mengabadikan perilaku wisatawan itu.

Pada kesempatan kelima tepat pada tanggal 3 Januari 2013 saya kembali ke kantor kecamatan hendak ingin menyampaikan hasil penelitian saya pada Pak Jawansen (Camat). Beruntung pada hari itu juga saya bertemu dengan beliau. Terlebih dahulu saya salam beliau sambil mengucapkan selamat tahun baru. Hasil penelitian saya laporkan pada beliau dan percakapan kami hanya berlangsung setengah jam. Setelah selesai berbicara saya mengatakan bahwa saya sudah selesai melakukan penelitian dan begitulah yang saya peroleh dari lapangan. Hari itu saya ucapkan terimasih kepada beliau atas izin yang saya peroleh dan kiranya beliau memberikan surat balasan kepada universitas bahwa saya telah selesai melakukan penelitian skripsi. Kemudian beliau memerintahkan salah seorang pegawai TU yang bernama Iqbal untuk menmbuat surat pernyataannya untuk ditandatangani oleh beliau sendiri. Selang sejam setelah surat balasan itu saya peroleh,maka saya ucapkan rasa terimakasih sedalam – dalamnya kepada seluruh pegawai kecamatan sambil menyalami mereka. Pada hari itulah saya kembali pulang ke Medan untuk menyelesaikan tugas selanjutnya.

BAB II

Dokumen terkait