• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Makroanatomi Saluran Pencernaan

IV. HASIL DAN PEM BAHASAN

4.1.1 Pengamatan Makroanatomi Saluran Pencernaan

Dari pengamatan makroanatomi didapatkan ukuran organ pencernaan Burung Walet Linchi seperti pada tabel 1 berikut :

Tabel 1 Hasil pengukuran bobot badan, panjang esofagus dan proventrikulus, diameter melintang dan memanjang ventrikulus dan panjang usus Burung Walet Linchi

No. Jenis kelamin Bobot Badan (gram) Panjang Esofagus dan Proventrikulus (cm) Diameter Ventrikulus (cm) Panjang Usus (cm) melintang memanjang 1 Jantan 5,5 3,1 2,9 3,5 10,4 2 Betina 5,7 2,5 2,3 2,7 10 3 Jantan 5,8 3 2,2 3,3 9,2 4 Betina 5,5 3,1 2,9 3,5 10,4 Rata-rata 5,6 ± 0,2 2,9 ± 0,3 2,6 ± 0,4 3,3 ± 0,4 10 ± 0,6

Berdasarkan hasil pengukuran bobot badan Burung Walet Linchi baik pada jantan maupun pada betina menunjukkan rata-rata berat badan burung tersebut adalah 5,6 ± 0,2 gram. Dengan ukuran ini, dapat dilihat bahwa Burung Walet Linchi memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil. Bobot badan antara burung jantan dan betina tidak berbeda jauh. Berdasarkan hasil pengukuran

diperoleh nilai panjang esofagus sampai proventrikulus rata-rata adalah 2,9 ± 0,3 cm. Ukuran panjang esofagus sampai proventrikulus Burung Walet

Linchi termasuk pendek, hal ini sangat sesuai dengan perilaku makan Burung Walet Linchi yang dengan segera akan menelan makanannya supaya bisa langsung masuk ke lambung untuk dicerna. Rata-rata diameter melintang dan

diameter memanjang ventrikulus berturut-turut adalah 2,6 ± 0,4 cm dan 3,3 ± 0,4cm. Rataan diameter lambung yang memanjang lebih panjang dari pada

rataan diameter lambung yang melintang, memungkinkan Burung Walet Linchi untuk dapat menampung makanan dalam jumlah banyak untuk kemudian dicerna. Sedangkan panjang rata-rata usus mulai dari ventrikulus sampai dengan kloaka

adalah 10 ± 0,6cm. Rata-rata usus 10 ± 0,6cm adalah 1,06 kalinya dari panjang seluruh tubuh (9,41 cm), ukuran ini menunjukkan bahwa panjang usus Burung Walet Linchi relatif pendek bila dibandingkan dengan panjang usus ayam 152 cm yaitu 3,3 kalinya dari panjang tubuh ayam (46 cm) (Vollmerhaus 1992). Ukuran usus Burung Walet Linchi yang relatif pendek ini berkaitan dengan aktivitas hidupnya yang sebagian besar berada di udara, sehingga diperlukan persediaan energi yang tinggi untuk dapat terbang jauh menuju daerah yang ketersediaan makanannya cukup dan segera kembali ke sarang. Aktivitas tersebut berlangsung sepanjang hari, sehingga mengharuskan tingkat metabolisme yang cepat.

Susunan organ pencernaan Burung Walet Linchi terdiri atas paruh, esofagus, proventrikulus (lambung kelenjar), ventrikulus (lambung otot/gizzard), duodenum, yeyunum, ileum, kolorektum/rektum dan berakhir di kloaka. Sekum tidak ada sehingga batas antara usus halus dan usus besar sulit dikenali.

Pengamatan secara makroanatomi menunjukkan bahwa esofagus terbentang diantara orofaring dan lambung. Dari rongga mulut, esofagus berjalan disebelah kanan trakea. Di bagian kranial lumen esofagus lebar, kemudian di bagian medial esofagus tidak ditemukan suatu perluasan esofagus yang disebut tembolok. Sebelum memasuki lambung, ukuran lumen esofagus lebih kecil dibanding bagian kranial kemudian melebar dan pada permukaan luarnya terdapat berkas pembuluh darah. Daerah tersebut merupakan proventrikulus (lambung kelenjar). Pada bagian ventral daerah peralihan antara esofagus dan proventrikulus terdapat suatu legok (impressio) karena terdapat organ jantung di depannya. Lambung Burung Walet Linchi merupakan lambung tunggal, terletak di sebelah kiri ruang perut bagian kranial. Lambung terbagi menjadi dua bagian yaitu proventrikulus (lambung kelenjar) dan ventrikulus (lambung otot). Bentuk ventrikulus agak lonjong karena panjang dari arah kranial ke kaudal ukurannya lebih besar dibandingkan dari dorsal ke ventral. Antara proventrikulus dan ventrikulus tidak dipisahkan oleh suatu zona intermediet berupa penyempitan (isthmus), sehingga letak proventrikulus dengan ventrikulus tidak memiliki batas yang jelas (gambar 8).

Gambar 6 Situs viserum (A), organ bagian dalam (B), saluran pencernaan (C) Burung Walet Linchi.

1 bar = 0,5 cm. a. lidah, b. trakea, c. esofagus, d. jantung, e. paru-paru, f. lobus hati kiri, g. lobus hati kanan, h. lambung, i. proventrikulus, j. ventrikulus, k. us us, l. pankreas.

Gambar 7 Organ bagian dalam tampak dorsal (A), organ bagian dalam tampak

ventral (B) Burung Walet Linchi (dalam pengawet Bouin’s). 1 bar = 0,5 cm. a. esofagus, b. lobus hati kanan, c. lobus hati kiri, d. usus, e. organ reproduksi betina, f. kloaka, g. jantung, h. lambung.

Gambar 8 Lambung Burung Walet Linchi (dalam pengawet Bouin’s).

1 bar = 0,5 cm. a. esofagus, b. katup fisiologis, c. provenrikulus, d. ventrikulus, d1. ventrikulus berotot tebal, d2. ventrikulus berotot

tipis, e. usus.

Gambar 9 Skema pembagian daerah lambung. kardia

fundus pilorus

Daerah peralihan antara esofagus dan lambung bagian proksimal (proventrikulus) dan antara lambung bagian distal (pilorus) dengan usus (duodenum) masing-masing dipisahkan oleh suatu katup fisiologis. Secara makroskopik, katup fisiologis antara esofagus dengan lambung (gastrooesophageal) terletak di sepertiga bagian atas ventrikulus sehingga jaraknya berdekatan dengan katup fisiologis antara lambung dengan usus (gastroduodenale).

Letak proventrikulus tertutup oleh jantung di bagian ventral dan paru-paru di bagian dorsal. Di samping kanan dan kirinya terdapat lobus-lobus hati sedangkan di kaudal berhubungan langsung dengan ventrikulus. Ventrikulus memiliki bagian berotot tebal dan berotot tipis yang dipisahkan oleh suatu aponeurose dibagian sentral. Di kranioventral, permukaan ventrikulus tertutup oleh lobus hati bagian kiri. Sedangkan dikaudodorsalnya terdapat lengkungan duodenum pars ascendens dan pars descendens yang membentuk ansa duodenalis. Di bagian tengah ansa duodenalis terdapat organ pankreas.

Bentuk dan ukuran saluran pencernaan sangat bervariasi antar spesies tergantung makanannya. Perbandingan anatomi saluran pencernaan Burung Walet Linchi dan beberapa spesies lain (gambar 10), menunjukkan bahwa perkembangan saluran pencernaan berkaitan dengan pola adaptasi terhadap jenis makanan. Burung pemakan biji-bijian, misalnya ayam, memiliki tembolok yang berkembang baik. Pada burung pemakan daging, misalnya Burung Elang, terdapat pelebaran kecil pada esofagusnya. Sedangkan pada Burung Walet Linchi yang merupakan jenis burung pemakan serangga, tidak ada pelebaran berupa tembolok di bagian medial esofagus. Proventrikulus ayam dipisahkan dari esofagus dan ventrikulus dengan adanya zona intermediet berupa suatu penyempitan (ishmus). Pada Burung Walet Linchi batas antara esofagus dan proventrikulus tidak jelas, hanya berupa pelebaran di bagian kaudal esofagus sebelum memasuki ventrikulus. Ventrikulus Burung Walet Linchi berkembang baik dan burung walet linchi tidak memiliki sekum.

(I) (II) (III

Gambar 10 Perbandingan anatomi saluran pencernaan burung walet linchi dengan beberapa spesies lain (Sumber : Cunningham 1997). (I) Burung walet linchi (Collocalia linchi), pemakan serangga, panjang tubuh 9,41 cm; (II) Ayam (Gallus gallus), pemakan biji-bijian, panjang tubuh 46 cm; (III) Burung elang (Buteo jamaicensis), pemakan daging, panjang

tubuh 19 cm. A. esofagus, B. tembolok, C. proventrikulus, D. ventrikulus, E. usus halus, F. sekum, G. rektum, H. kloaka

Saluran pencernaan bagian bawah Burung Walet Linchi dimulai dari duodenum yang keluar dari lambung kemudian membentuk ansa duodenalis, dilanjutkan dengan yeyunum, ileum, kolorektum/rektum dan diakhiri dengan kloaka. Duodenum pars cranialis merupakan bagian pertama yang membentuk huruf S (ansa sigmoidea) terletak di lobus kaudatus hati setelah keluar dari lambung. Pars descendens berjalan horizontal ke kaudal kemudian membentuk fleksura kaudalis. Dari fleksura ini kembali ke anterior sebagai pars ascendens yang berjalan ke kranial. Pada bagian yeyunum dan ileum terdapat kelokan, yang terletak disebelah kaudal dari lambung. Kaudal dari ileum langsung dilanjutkan oleh kolorektum/rektum yang berukuran pendek, lurus dan berdinding tipis, kemudian diakhiri oleh kloaka.

Dokumen terkait