• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN TANAH DENGAN INDERA

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Apr (Halaman 37-59)

Disusun Oleh:

Nama : Apriliane Briantika Louise

Nim : A1L013055

Rombongan : 1

Asisten : Zulfa Ulinnuha

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh alam ini dapat berdifferensiasi membentuk horizon-horizon mineral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya. Tanah merupakan medium alam untuk untuk pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan tanaman untuk pertumbuhannya. Selanjutnya unsur hara diserap oleh akar tanaman melalui daun dirubah menjadi persenyawaan organic seperti karbohidrat, protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan hewan.

Dengan bertambah majunya peradaban manusia yang sejalan dengan perkembangan pertanian dan disertai perkembangan penduduk yang begitu pesat, memaksa manusia mulai menghadapi masalah-masalah tentang tanah, terutama untuk pertanian sebagai mata pencaharian pokok pada waktu itu. Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting ada konsep sebagai media alami bagi pertimbuhan tanaman. Bila kota-kota besar berkembang tanah menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi mendukung fungsi rekayasa, termasuk untuk menimbun bahan-bahan bangunan. Konsep tanah sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah sebagai selimut batuan yang telah mengalami pelapukan atau regolith.

Dalam tanah terdiri dari empet komponen utama ialah bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Jenis tanah ada bermacam-macam, berbeda-beda menurut keadaan alamnya yang bertujuan untuk melengkapi pengetahuan, sehingga sifat-sifat dan hubungan hal-hal tersebut di atas mungkin lebih mudah diingat dan dimengerti untuk tujuan tertentu. Tujuan akhir klasifikasi adalah kepuasan maksimum dari keinginan manusia yang tergantung pada penggunaan tanah, untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan pengetahuan dalam mengetahui sifat fisik tanah seperti warna tanah, tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah.

B. Tujuan

Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart, menetapkan tekstur tanah ,menetapkan struktur tanah, menetapkan konsistensi berbagai jenis tanah dalam keadaan basah, lembab, dan kering.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-unsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah. Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.

1. Warna Tanah

Warna tanah merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik, warna tanah semakin gelap. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna dalam buku Munsell Soil Color Chart ( Hardjowigeno, 2010).

Intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan bahan organik tanah

maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna reduksi (gleisasi) yaitu warna kelabu biru hingga kelabu hijau (Madjid, 2009).

Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna warna baku yang terdapat dalam buku Munsell soil Color Chart. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu :

● Hue : adalah warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Dalam buku Munsell Soil Color Chart, hue dibedakan menjadi 5R, 7,5R, 10R, 2,5YR, 5YR, 7,5YR, 10YR, 2,5Y, 5Y, yaitu mulai dari spektrum dominan paling merah (5R) sampai spektrum dominan paling kuning (5Y). Disamping itu sering ditambahkan pula hue untuk warna-warna tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N (netral) (Hardjowigeno, 2010).

● Value : menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai engan banyaknya sinar yang dipantulkan. Value dibedakan dari 0 sampai 8, di mana makin tinggi value menunjukkan warna makin terang (Hardjowigeno, 2010).

● Chroma : menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8, di mana makin tinggi Chroma menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan warna spektrum makin meningkat (Hardjowigeno, 2010).

2. Tekstur Tanah

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Ada 3 macam tekstur tanah utama, yaitu pasir, lempung dan liat. Tanah dikatakan pasir jikan kandungan pasirnya > 70%, sedangkan tanah liat jika kandungan liatnya > 35%.Jika kedua syarat tersebut tidak terpenuhi, maka tanah dimasukkan kedalam kelompok lempung ) (Hanafiah, 2005).

Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat dalam suatu nassa tanah. Tanah terdiri dari butir-butir tanah berbagai ukuran. Bagian tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil sampai batu). Pasir merupakan fraksi berukuran 2 mm – 50 чm, debu mempunyai fraksi 50 – 2 чm dan liat mempunyai fraksi berukurankurang dari 2 чm. Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah (Hanafiah, 2005).

Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur yaitu:

● Kasar : - Pasir

- Pasir berlempung

● Agak kasar : - Lempung berpasir

- Lempung berpasir halus

- Lempung

- Lempung berdebu

- Debu

● Agak halus : - Lempung liat

- Lempung liat berpasir

- Lempung liat berdebu

Tanah yang bertekstur halus, sering bersifat berat diolah karena sangat liat dan lekat sewaktu basah, dan kering sewaktu kering, sedangkan tanah yang mengandung pasir dan bersifat kasar mudsah di olah karena gembur. Kelas tekstur tanah terdiri dari pasir (sand), lempung (loam), dan liat (clay). Tanah berpasir adalah yang memiliki kandungan pasir lebih dari 70 %, sedangkan tanah yang disebut iat memiliki kandungan liat sekurang-kurangnya 35 %. Dan tanah liat berat fraksi liatnya lebih dari 70%. Untuk tanah lempeng umumnya terletak diantara sifat-sifat tanah pasir dan liat. Penentuan kelas dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Cara lapangan yaitu yang umumnya dilakukan untuk menentukan nama kelas tanah dengan naluri. Untuk dapat mengira-ngira sifat liatnya lebih tepat jika tanah dibasahi.

b. Cara laboratorium adalah suatu cara yang lebih teliti fundamental diciptakan oleh Departemen Amerika Serikat untuk memberi tekstur tanah

berdasarkan analisa mekanik. Cara penentuan ini ditunjukan dengan diagram nama tekstur tanah (Buckman, 1982).

3. Struktur Tanah

Merupakan kenampakan susunan partikel-partikel primer tanah (pasir, debu, dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan partikel-partikel primer yang disebut ped yang membentuk agregat. Struktur tanah berfungsi untuk memodifikasi pengaruh tekstur terhadap kondisi drainase atau aerasi tanah, karena agregat tanah akan menghasilkan ruang yang lebih besar ketimbang susunan antar partikel primer. Oleh karena itu, tanah yang mempunyai struktur baik akan mempunyai kondisi drainase dan aerasi yang baik pula, sehingga lebih memudahkan sistem perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan menyerap hara dan air, sehingga pertumbuhan dan produksi menjadi lebih baik (Hanafiah, 2005).

Struktur menunjukkan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau ped disebut juga agregrat. Unit ini dipisahkan dari unit gabungan atau karena kelemahan permukaannya. Struktur suatu horizon yang berbeda satu profil taing tanah, merupakan satu ciri penting tanah, seperti warna, tekstur, dan komposisi kimia (Saifudin, 1986).

4. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya-gaya tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan dan sebagainya. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi

baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah, dan kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut. Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan ke dalam konsistensi gembur (mudah diolah) sampai teguh (agak sulit dicangkul). Dalam keadaan kering, tanah dibedakan dalam konsistensi lunak sampai keras. Dalam keadaan basah dibedakan plastisitasnya yaitu dari plastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat (Hardjowigeno, 2010).

Konsistensi tanah menunjukkkan kekuatan daya kohesi atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. hal ini ditunjukkan oleh daya tahan terhadap gaya yang akan mengubah bentuk seperti pencangkulan, pembajakan dan sebagainya. Tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan lembab, basah, atau kering (Hardjowigeno, 2010).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat

➢ cawan porselin ➢ botol semprot ➢ colet/spatel

➢ buku Munsell Soil Color Chart.

2. Bahan

➢ contoh tanah halus (<0,5mm)

➢ tanah yang masih berbentuk gumpalan

(Inseptisol, Andisol, Ultisol, Vertisol, Entisol).

B. Prosedur Kerja

➢ Warna Tanah :

1. Sedikit tanah gumpal yang lembab diambil secukupnya (permukaannya tidak mengkilap).

3. Notasi warna ( Hue, Value, Chroma) dan nama warna dicatat. Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

➢ Tekstur Tanah :

1. Sebongkah tanah kira- kira sebesar kelereng diambil.

2. Tanah dibasahi dengan air hingga dapat ditekan.

3. Tanah dipijit kemudian dibuat benang dan sambil dirasakan kasar halusnya tanah. Jika:

a) Bentuknya benang mudah dan membentuk pita panjang, maka besar kemungkinan teksturnya liat.

b) Mudah patah, kemungkinan tekstur tanahnya lempung berliat dan

c) Tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung atau pasir. Jika terasa lembut dan licin maka lempung berdebu, terasa kasar, lempung berpasir.

➢ Struktur Tanah :

1. Sebongkah tanah diambil dari horison tanah.

2. Dipecah dengan cara menekan dengan jari atau dengan dijatuhkan dari ketinggian tertentu, sehingga bongkah tanah akan pecah secara alami. Pecahan tersebut menjadi agregat mikro (ped) yang merupakan kelas struktur tanah. ➢ Konsistensi :

1. Contoh tanah diamati dalam berbagai kandungan air dengan dipijit menggunakan ibu jari dan telunjuk.

2. Pengamatan dilakukan, dimulai pada kondisi kering, lembab dan basah dengan cara ditambah air pada contoh tanahnya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1) Warna dan Tekstur Tanah

NO JENIS TANAH WARNA TANAH TEKSTUR TANAH

Notasi Warna Nama Warna

1. Vertisol 5 YR 3/1 Very Dark Gray Lempung Berliat 2. Andisal 10 YR 2,5/2 Very dusky red Pasir berdebu 3. Ultisol 5 YR 4/6 Yellowers red Liat Berpasir 4. Inceptisol 5 YR 2,5/3 Black Lempung Berliat

5 Entisol 10 YR 3/3 Dark Brown Lempung Berliat

2) Struktur

No Jenis Tanah

Struktur Tanah

Tipe Kelas Derajat

1 Vertisol Gumpal Sangat halus Kuat

2 Andisal Kersal Halus Lemah

3 Ultisol Gumpal Sangat halus Kuat

4 Entisol Kersal Sedang Cukupan

3) Konsistensi

No Jenis Tanah

Konsistensi Tanah Konsistensi

Lembab KonsistensiKering Kelekatan Keliatan 1. Vertisol S P t Vh 2. Andisal So Po F sh 3. Ultisol Ss P F h 4. Inceptisol Ss P F sh 5 Entisol S P F sh

B. Pembahasan

Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu. Warna merupakan salah satu sifat fisik tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskripsian karakter tanah, karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tetanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembaban tanah (Hanafiah, 2005).

Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 0, 05 - 2, 00 mm, debu (slit) (berdiameter 0, 002 - 0, 05 mm dan liat (clay) (<0, 002 m). Berdasarkan kelas teksturnya maka tanah digolongkan menjadi :

a) Tanah bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang mengandung minimal 70% pasir atau bertekstur pasir atau pasir berlempung.

b) Tanah bertekstur halus atau tanah berliat mengandung minimal 37,5 % liat atau bertekstur liat, liat berdebu atau liat berpasir (3 macam).

Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:

Kelas Tekstur Rasa dan Sifat Tanah

Pasir Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.

Pasir Berlempung Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur.

Lempung Berpasir Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur.

Lempung Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

Lempung Berdebu Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat.

Debu Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat.

Lempung Berliat Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.

Lempung Liat Berpasir Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.

Lempung Liat Berdebu Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat.

Liat Berpasir Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.

Liat Berdebu Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan.

Liat Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan.

Kelompok 2 mengamati tanah Entisol. Pengamatan dilakukan meliputi penentuan warna, tekstur, struktur dan konsistensi tanah. Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna dalam buku Munsell Soil Color Chart (Hardjowigeno, 2010). Untuk menentukan struktur tanah, dilakukan dengan menjatuhkan bongkahan tanah dari ketinggian tertentu hingga menjadi pecahan alami lalu di analisa pecahan tersebut. Tanah yang partikel-partikelnya belum tergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut tanpa struktur atau berstruktur lepas. Sedangkan tanah bertekstur liat yang masih terlihat massif (padu tanpa ruang pori, yang lembek jika basah dan keras jika kering) atau apabila dilumat dengan air membentuk pasta disebut juga tanpa struktur (Hanafiah, 2005).

Dari hasil praktikum ini dapat diperoleh hasil dari masing-masing percobaan yaitu :

1. Jenis tanah Inceptisols notasi warna 5 YR 2,5/2 dengan nama warnanya adalah Black dan bertekstur lempung berliat. Struktur tanahnya bertipe kersal, dengan kelas sedang, dan derajatnya adalah (cukupan). Konsistensi basah kelekatan SS (agak lekat) keliatan P (plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering sh (agak keras).

2. Tanah Andisols notasi warna tanahnya adalah 10 R 2,5 /2 nama warna Very Dusky Brown dengan tekstur tanah pasir berdebu. Tipe struktur tanah kersal, kelas sangat halus, derajat struktur tanah lemah. Konsistensi basah kelekatan So (tak lekat) keliatan Po (tidak plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering sh (agak keras).

3. Tanah Entisols notasi warna 10 YR 3/3 nama warna Dark Brown, bertekstur lempung berliat. Tipe struktur tanah kersall, kelas sedang, derajat cukupan. Konsistensi basah

kelekatan s (lekat) keliatan P (plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering Sh (agak keras).

4. Tanah Ultisols notasi warna 5 YR 4/6 nama warna Yellowers red, bertekstur liat berpasir. Tipe struktur tanah gumpal, kelas sangat halus, derajat kuat. Konsistensi basah kelekatan Ss (agak lekat) keliatan P (plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering h (keras).

5. Tanah Vertisols notasi warna 5 YR 3/1 nama warna Very Dark Gray, bertekstur lempung berliat. Tipe struktur tanah gumpal, kelas sangat halus, derajat 3 (kuat). Konsistensi basah kelekatan S (lekat), keliatan P (plastis), konsistensi lembab t (teguh), konsistensi kering Vh (sangat keras).

Tanah Inceptisols memiliki tekstur yang beragam dari kasar hingga halus, tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya. Kesuburan tanahnya rendah, jeluk efektifnya beragam dari dangkal hingga dalam, penyebaran liat ke dalam tanah tidak dapat diukur. Kisaran kadar C-Organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dapat terbentuk hampir di semua tempat, kecuali daerah kering, mulai dari kutub sampai tropika (Munir, 1996)

Tanah Entisols mempunyai ciri solumnya berkisar dari dangkal sampai dalam, berwarna kelabu hingga kuning, mempunyai horison (A)-C tetapi batasannya sangat tegas, bertekstur pasir hingga debu ( > 60% ), berstruktur butir tunggal, dan konsistensi gembur serta lepas. Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain

kecuali epipedon ochrik, albik atau histik. Kata Ent berarti recent atau baru. Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk tanah Aluvial atau Regosol. Tanah Entisol yang diamati mempunyai notasi warna 10 YR 3/3, dengan nama warna Dark brown. Jenis tanah Entisol, mempunyai tekstur tanah lempung berpasir(CL) karena memiliki rasa dan sifat tanah agak kasar, bola agak keras tetapi mudah hancur dan melekat (Munir, 1996).

Sifat fisik Ultisols menurut Mohr dan Van Baren (1972) dapat dirinci : solum, kedalamannya sedang (moderat 1 sampai 2 meter), warna merah sampai kuning, chromameningkat dengan bertambahnya kedalaman, tekstur halus pada horison Bt (karena kandungan liat maksimal pada horison ini), struktur pada horison Bt berbentuk Blocky, konsistensi teguh, cutan liat terjadi pathite banyak ditemukan konkresi (Munir, 1996).

Tanah Vertisols memilki tekstur liat karena cirinya rasa agak licin , membentuk bola dalam keadaan dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah digulung serta melekat. Karena tanah ini dikembangkan dari bahan induk liat dimanailkim musim basah dan kering jelas (Foth,1998). Tanah dikatakan tidak berstruktur bila butir-butir tanah tidak melekat satu sama lain(disebut lepas, misalnya tanah pasir) atau saling melekat menjadi satu satuan yang padu(kompak) yang disebut massive atau pejal. Tanah dengan struktur baik(granuler, remah) mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat saling bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk. Di samping itu stuktur tanah harus tidak mudah rusak(mantap) sehingga pori-pori tanah tidak cepat tertutup bila terjadi hujan (Hardjowigeno, 2010).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Jenis tanah Inceptisols notasi warna 5 YR 2,5/2 dengan nama warnanya adalah Black dan bertekstur lempung berliat. Struktur tanahnya bertipe kersal, dengan kelas sedang, dan derajatnya adalah (cukupan). Konsistensi basah kelekatan SS (agak lekat) keliatan P (plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering sh (agak keras).

2. Tanah Andisols notasi warna tanahnya adalah 10 R 2,5 /2 nama warna Very Dusky Brown dengan tekstur tanah pasir berdebu. Tipe struktur tanah kersal, kelas sangat halus, derajat struktur tanah lemah. Konsistensi basah kelekatan So (tak lekat) keliatan Po (tidak plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering sh (agak keras).

3. Tanah Entisols notasi warna 10 YR 3/3 nama warna Dark Brown, bertekstur lempung berliat. Tipe struktur tanah kersall, kelas sedang, derajat cukupan. Konsistensi basah kelekatan s (lekat) keliatan P (plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering Sh (agak keras).

4. Tanah Ultisols notasi warna 5 YR 4/6 nama warna Yellowers red, bertekstur liat berpasir. Tipe struktur tanah gumpal, kelas sangat halus, derajat kuat. Konsistensi basah kelekatan Ss (agak lekat) keliatan P (plastis), konsistensi lembab f (gembur), konsistensi kering h (keras).

5. Tanah Vertisols notasi warna 5 YR 3/1 nama warna Very Dark Gray, bertekstur lempung berliat. Tipe struktur tanah gumpal, kelas sangat halus, derajat 3 (kuat). Konsistensi basah kelekatan S (lekat), keliatan P (plastis), konsistensi lembab t (teguh), konsistensi kering Vh (sangat keras).

DAFTAR PUSTAKA

Buckman, 1982. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Sriwijaya. Foth, Henry d. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press :

Yogyakarta

Munir, Moch. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta. Poerwowidodo, 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Rajawali. Jakarta.

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH

ACARA V

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah Apr (Halaman 37-59)

Dokumen terkait