• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan Zona 4 (Ruang Operasi)

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 41-53)

Kompleks ruang operasi memeiliki ruangan operasi sebanyak 4 ruang, ruang operasi satu digunakan untuk bedah mata dan bedah minor lainnya yang memiliki luasan 6,3 x 6,3 x 3,4 meter, kemudian ruang operasi dua dan tiga merupakan ruang operasi untuk tindakan bedah umum, obsgyn, THT dengan luasan 7,2 x 6,3 x 3,4 meter.

Ruang operasi empat merupakan ruang operasi terbesar untuk tindakan besar seperti tindakan laparoskopi, tindakan operasi ortopedi dan operasi subspesialistik dengan luasan 7,2 x 7,2 x 3,4meter.

Gambar 4.23 Ruang operasi

Dapat dilihat pada gambar mulai dari pintu berbahan besi alumunium anti karat dan anti korosif. Pada ruang operasi tampak alat – alat tempat instrument berada pada pendan yang tergantung. Namun

terlihat bahwa tempat sampah medis dan linen masih memakai bentuk ember dengan tanpa tertutup sehingga beresiko mencemari ruang operasi.

a) Komponen Pintu

Tiap ruang operasi memiliki 3 akses pintu yang semuanya bekerja dengan sistem sensor dan dapat dibuka manual apabila terjadi mati lampu. Pintu utama yang paling besar untuk akses pintu masuk pasien operasi berukuran lebar 180 cm.

Pintu kedua yang terletak disamping ruang scrub up untuk petugas medis atau dokter masuk kedalam ruangan setelah melakukan aseptic pada tangan yang masuk dapat menggunakan sensor kaki yang berukuran lebar 90cm.

Pada pintu pertama dan kedua terbuka dengan bergeser, pada pintu ketiga merupakan pintu keluar untuk mengangkut alat – alat dan sampah medis paska operasi untuk menuju koridor kotor yang kemudian mengarah ke ruang utilitas kotor dengan ukuran pintu lebar 90cm. Pada pintu ruang operasi menggunakan bahan besi alumunium tebal dengan lapisan crome anti porosif yang dapat menghindari penempelan kontaminasi pada pintu.

Gambar 4.24 Pintu utama dan petugas ruang operasi

Gambar 4.25 Pintu menuju koridor kotor

Pada ketiga pintu diruang operasi dilengkapi dengan kaca pengintai yang berfungsi untuk dapat melihat kondisi didalam ruang operasi dan dapat melihat keluar ruang operasi. Komponen pintu pada

ruang operasi sudah memenuhi standar dari kementrian kesehatan tahun 2016.

b) Komponen Dinding

Gambar 4.26 Dinding ruang operasi

Dinding pada ruang operasi bewarna hijau muda dan tampak tidak menyilaukan. Dinding berbahan cat, anti porosif dan sangat mudah untuk dibersihkan jika terdapat noda sehingga meminimalkan untuk penempelan mikroorganisme. Dinding ruang operasi tidak memiliki sambungan untuk siku – sikunya dan berbentuk melengkung. Pertemuan dinding dengan lantai dan plafond juga berbentuk melengkung sesuai dengan standar.

c) Komponen Langit - Langit

Gambar 4.27 Langit – langit ruang operasi

Langit - langit diruang operasi berbahan gypsum dengan lapisan caat anti porosif yang mudah dibersihkan, terdapat 6 lampu penerangan yang masing – masing sebesar 318 Lux sehingga untuk penerangan sangat baik, kemudian terdapat 6 buah diffuser air conditioning, terdapat beberapa perlengkapan ruang operasi dipasang dengan menggunakan

pendant yang digantung pada langit – langit dengan sistem putar antara

lain untuk lampu operasi, alat dan obat anastesi dan perlengkapan operasi. Kemudian pada langit – langit juga terdapat lampu ultraviolet. Langit – langit masih tertutup rapat dan tidak berpori.

d) Komponen Lantai

Lantai di ruang operasi menggunakan bahan vinil anti statik yang terpasang secara permanen. Lantai tidak licin dan mudah sekali untuk dibersihkan. Pada tepi pinggir lantai yang berhubungan dengan dinding berbentuk melengkung dengan ketinggian 15 cm. Pada lantai dengan bahan vinil ini juga tahan terhadap panas api dan tidak menghantarkan listrik.

e) Kelembaban, Suhu, Pencahayaan dan Kebisingan

Tabel 4.18 Hasil pengukuran kelembaban, suhu, pencahayaan dan kebisingan

Jenis Pengukuran Hasil Pengukuran

Standar Kemnkes Tahun 2016

Kelembaban 70% 40 – 60%

Suhu 23,70C 20 – 240C

Kebisingan 51,4 dBA 45 Dba

Pencahayaan : Ruang Operasi Medan Operasi

348 Lux Min. 200 Lux 18.180 Lux 10.000 – 20.000

Lux Sumber: Data primer dan kementrian kesehatan tahun 2016

Dapat dilihat pada tabel hasil pengukuran diatas didapatkan beberapa hasil pengujian didalam ruang operasi, dari segi kelembaban diruang operasi terukur masih dalam batas standar begitu pula dengan suhu didalam ruang operasi. Pengukuran kelembaban dan suhu diukur saat operasi sedang berlangsung untuk dapat mengukur kenyamanan pengguna.

Pada kebisingan terdapat nilai yang lebih tinggi dari nilai yang dianjurkan yang dapat mengganggu kenyamanan. Pada pencahayaan diruang operasi memiliki hasil pengukuran yang baik dan dirasakan oleh peneliti saat lampu operasi dan lampu ruang operasi dinyalakan pada saat berlangsung operasi masih dalam kondisi nyaman untuk melihat jaringan dan organ bagian yang akan dibedah oleh tenaga medis.

f) Sistem Ventilasi

Sistem ventilasi pada ruang operasi meliputi tekanan udara dalam ruang operasi, sistem aliran udara dan sistem filterisasi. Pada pengukuran tekanan udara dilakukan didalam ruang operasi yang kemudian dibandingkan dengan tekanan yang berada diluar ruang operasi yakni di koridor kompleks ruang operasi yang berada tepat didepan pintu utama steril ruang operasi untuk masuk pasien.

Tabel 4.19 Hasil pengukuran tekanan udara di kordior dan di ruang operasi

Ruang Pengukuran Tekanan Hasil Pengukuran

Koridor 1013.3 mBar

Ruang Operasi 1013.3 mBar

Sumber: Data primer

Dari hasil pengukuran tekanan udara tidak didapatkan perbedaan antara tekanan dari dalam ruang operasi dengan tekanan udara pada koridor. Hal ini menunjukan bahwa tidak adanya tekanan positif yang seharusnya menjadi standar dalam sistem ventilasi ruang operasi untuk menjaga sterilitas didalam ruang operasi selama digunakan maupun saat tidak digunakan. Tekanan udara didalam ruang operasi seharusnya lebih tinggi dari ruang koridor minimal 10 mBar sehingga tekanan ruang dapat menjadi positif.

Tekanan ruang operasi yang tidak positif akan mempengaruhi distribusi udara yang buruk sehingga didalam ruang operasi akan

beresiko terjadi kontaminasi bakteri dari luar ruang operasi dan dapat mempengaruhi kesehatan pengguna dalam ruang operasi baik tenaga medis maupun pasien dan dapat meningkatkan SSI selama operasi berlangsung jika pintu ruang operasi terbuka.

Aliran udara diukur pada diffuser non-aspirating yang berada pada langit – langit tepat diatas medan operasi. Pada pengukuran didapatkan angka aliran udara sebesar 0 ftm. Hal ini menunjukan tidak aliran udara laminair yang dianjurkan dalam standar ruang operasi oleh kementrian kesehatan. Kecepatan aliran udara yang menjadi standar adalah 25 – 35 ftm (ASHRAE, 2013).

Tabel 4.20 Hasil angka kuman di udara, lantai dan dinding ruang operasi

Sampel Angka Kuman Kultur

Hasil Standar

Udara 5 cfu/m³ 10 cfu/m³  Pseudomonas aeruginosa : negatif  Streptococcus α-haemolyticus : negatif  Gas gangren : negatif Lantai 0 – 1 cfu/m³ 0 – 5 cfu/m³ Dinding 0 – 1 cfu/m³ 0 – 5 cfu/m³

Sumber: Pengukuran balai laboratorium kesehatan yogyakarta januari 2017

Hasil pengukuran angka kuman diruang operasi diuji oleh Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta pada bulan Januari 2017 menunjukan hasil yang masih dalam standar normal dari kementrian kesehatan tahun 2012. Hal ini menandakan bahwa kondisi didalam

ruang operasi masih dalam kondisi baik dalam pengendalian kontaminasi sebagai resiko untuk infeksi selama prosedur operasi.

Hasil tersebut memiliki kelemahan dikarenakan pengukuran angka kuman di ruang operasi hanya dilakukan saat tidak ada tindakan operasi yang dimana saat kosong tidak ada faktor paparan petugas, instrumen troli yang keluar dan masuk dari pintu ruang operasi, kelembaban dan suhu aktual.

g) Fasilitas Handhygine

Didalam ruang operasi tidak disediakan handscrub yang ditempelkan didinding dan hanya diletakan ditempat troli dan terkadang tidak tersedia didalam ruang operasi. Tindakan pencucian tangan prinsip steril sudah dilakukan di ruang scrub up yang terletak persis di samping tiap ruang operasi. Untuk petugas medis penata anestesi dan dokter anestesi menggunakan handscone selama prosedur operasi.

h) Fasilitas Pembuangan Limbah

Pada ruang operasi terdapat 3 jenis tempat sampah, antara lain: tempat sampah medis padat (tajam dan non tajam), sampah medis cair dan tempat linen bekas.

Gambar 4.29 Tempat sampah didalam ruang operasi

Pada gambar diatas terlihat bahwa tempat sampah medis ada yang tertutup dan ada yang masih terbuka tanpa penutup. Tempat sampah medis menggunakan ember yang didalamnya memakai plastic khusus untuk limbah medis. Tempat linen bekas operasi juga berbentuk ember tanpa penutup. Sampah medis benda tajam diletakkan di troli tempat obat – obatan anestesi.

Gambar 4.30 Tempat sampah diluar ruang operasi

Tempat sampah yang terdapat diluar ruang operasi terletak disebelah tempat handwash terdapat 2 jenis yakni tempat sampah non

medis dan medis. Tempat sampah medis tampak sudah memiliki penutup, namun tempat sampah non medis belum memiliki penutup sehingga mudah mencemari ruang operasi saat pintu terbuka.

i) Penyediaan Air Bersih

Air bersih di RS PKU Muhammadiyah Gamping berasal dari sumur dalam yang berada di area belakang rumah sakit. Air yang diambil dari sumur kemudian masih melewati proses filterisasi dan penyulingan hingga mendapatkan kualitas air yang standar.

Gambar 4.31 Tempat pengolahan air bersih

Pada gambar terlihat bahwa air yang diambil dari sumur kemudian melalui proses penyaringan berkala mulai dari kotoran makro yang dapat disaring menggunakan saringan bertingkat, kemudian setelah itu masuk kedalam filtrasi yang dilengkapi dengan ultraviolet yang dapat menyaring kontaminasi mikroorganiasme dalam ukuran micron.

Dari hasil pengujian kualitas air di ruang operasi didapatkan hasil yang masih dalam batas normal, dapat dilihat pada lampiran.

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 41-53)

Dokumen terkait