• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

III. BAHAN DAN METODE

3.3 Pengambilan Contoh dan Pengamatan

Selama pemeliharaan ikan maanvis diamati pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya setiap 10 hari. Sebelum melakukan pengambilan contoh dilakukan pemuasaan selama satu hari, agar pada saat dilakukan penghitungan tidak terlalu stres dan mudah ditangkap. Pengamatan terhadap biota dilakukan selama 40 hari. Ikan yang mati selama masa pemeliharaan tidak diganti untuk mempertahankan kepadatan kemudian dicatat bobot dan panjangnya. Jumlah ikan yang dijadikan contoh tiap wadah adalah sebanyak 10 ekor yang dipilih dengan acak. Pengambilan ikan di dalam wadah pemeliharaan dilakukan pada pagi hari pada pukul 06.00-09.00 WIB, pengambilan ikan pada pagi hari dilakukan agar ikan tidak mudah stres, dan tidak mengakibatkan penurunan kondisi fisiologis ikan pada saat pengambilan contoh. Alat yang digunakan untuk mengambil ikan adalah serokan dengan bahan yang halus, setelah ikan diambil selanjutnya ikan yang telah ditangkap ditaruh di dalam ember yang diberi aerasi untuk selanjutnya dilakukan pengamatan.

3.3.1. Parameter Produksi

Kegiatan produksi dalam akuakultur merupakan sebuah proses untuk menghasilkan produk (ikan) yang siap untuk dijual atau dikomsumsi, tujuan dari kegiatan produksi adalah untuk menghasilkan keuntungan ekonomi dari biaya yang telah dikeluarkan dalam atau selama proses produksi itu berlangsung. Produksi dalam

akuakultur dipengaruhi oleh jumlah ikan yang ditebar, padat penebaran yang digunakan, sistem budidaya yang digunakan, dan derajat kelangsungan hidup ikan tersebut. Selain itu, pertumbuhan ikan yang dipelihara akan menjadi faktor yang menentukan lama kegiatan produksi berlangsung. Proses produksi ikan dengan pertumbuhan yang lambat akan menghasilkan masa produksi yang lebih lama dan akan mengurangi keuntungan yang diperoleh pertahunnya. Parameter produksi yang diamati meliputi kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, laju pertumbuhan spesifik, koefisien keragaman, dan efisiensi pakan

3.3.1.1 Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup ikan (survival rate) dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveldet al. (1991):

=

0× 100% Keterangan : = Kelangsungan hidup (%)

= Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan (ekor) 0 = Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor) 3.3.1.2 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang yang diukur menggunakan perubahan pada panjang standar ikan maanvis. Panjang standar tersebut diukur mulai dari ujung mulut hingga pangkal sirip ekor. Pertumbuhan panjang mutlak dihitung dengan menggunakan rumus dari Effendie (1979):

Pm= ĹtĹ0

Keterangan : Pm = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) Ĺt = Panjang rata-rata akhir (cm) Ĺ0 = Panjang rata-rata awal (cm) 3.3.1.3Laju Pertumbuhan Spesifik (α)

Laju pertumbuhan spesifik (spesific growth rate) dihitung dengan rumus Zonneveldet al.(1991):

(%) =

Keterangan : = Laju pertumbuhan spesifik (%)

= Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (gram) 0 = Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (gram) t = Waktu (hari)

3.3.1.4 Koefisien Keragaman Panjang

Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi ukuran panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman. Keragaman nilai ini merupakan persentase dari simpangan baku panjang ikan contoh terhadap nilai tengahnya. Koefisien keragaman dihitung berdasarkan dengan rumus Steel dan Torrie (1992):

=

Ý× 100% Keterangan : KK = Koefisien keragaman

= Simpangan baku Ý = Rata-rata contoh 3.3.1.5 Efisiensi Pakan

Efisiensi pakan merupakan persentase jumlah pakan yang dapat dimanfaat oleh ikan untuk menjadi biomassa tubuh. Pada penelitian ini perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus menurut Zonneveldet al. (1991):

= ( + ) − 0× 100%

Keterangan : EP = Efisiensi pakan (%) Wt = Biomassa ikan akhir (g) Wo = Biomassa ikan awal (g) Wd = Biomassa ikan mati (g)

F = Jumlah pakan yang diberikan (g)

3.3.2 Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air diukur setiap 10 hari sekali. Parameter yang diukur adalah suhu (0C), derajat keasaman (pH), kadar oksigen terlarut (mg O2/liter)

alkalinitas (mg CaCO3/liter) dan amoniak (mg NH3/liter). Parameter kualitas air

tersebut diukur untuk setiap perlakuan dengan ulangan sebanyak tiga kali tiap perlakuan padat penebarannya.

3.3.3 Parameter Kualitas Ikan Maanvis

Kualitas ikan maanvis diukur berdasarkan bentuk tubuh dan kondisi sirip ikan. Pengamatan kualitas ikan diamati pada akhir penelitian dengan cara mengambil contoh ikan sebanyak 10 ekor ikan per wadah pemeliharaan untuk diamati dan selanjutnya dilakukan rataan untuk tiap perlakuan.

3.3.3.1 Bentuk Tubuh Ikan

Kualitas bentuk tubuh ikan manvis ditentukan dengan perbandingan tinggi tubuh (TB) ikan maanvis yang diukur dari awal sirip punggung hingga awal sirip perut dengan panjang standar (PS) tubuh ikan yang diukur dari ujung mulut hingga pangkal ekor ikan. Semakin mendekati bentuk tubuh seperti cakram mengindikasi semakin baiknya kualitas ikan maanvis yang diproduksi. Bentuk tubuh ikan yang menyerupai cakram dicapai jika rasio perbandingan TB dengan PS mendekati nilai satu. Penentuan kualitas ini berdasarkan oleh keindahan tubuh ikan maanvis yang tercapai ketika bentuk tubuhnya seperti cakram. Bentuk tubuh cakram dicapai ketika ukuran tinggi tubuh mendekati ukuran panjang standar tubuh ikan maanvis. Cara penghitungan kualitas bentuk tubuh ikan ini dihitung dengan rumus:

=

Keterangan : Rasio Tubuh = Nilai rasio tinggi badan dengan panjang standar TB = Tinggi badan tubuh ikan maanvis (mm)

PS = Panjang standar tubuh ikan maavis (mm)

3.3.3.2 Sirip

Sirip ikan maanvis yang menjadi dasar untuk menentukan kualitasnya adalah sirip perut, sirip punggung dan sirip ekor. Penentuan kualitas ikan maanvis dengan berdasarkan kondisi sirip dilakukan dengan cara mengamati tiga sirip utama sebagai pengamatan, yaitu pada sirip perut, punggung dan ekor. Pengamatan terhadap sirip ini dilakukan dengan mengamati apakah sirip ikan maanvis berada dalam keadaan bagus dan tidak rusak ataupun cacat. Bagaimana kondisi sirip yang berkualitas dan sirip yang cacat dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Penentuan kondisi sirip ikan maanvisPterophyllum scalare

Sirip Pengamatan Kondisi Bagus Kondisi Buruk

Sirip Punggung tegak lurus bengkok

terpotong robek

Sirip Perut lurus dan panjang pendek

robek bengkok

Sirip Ekor berbentuk kipas

dan lurus

robek bengkok

(Angelplus, 2012)

Penentuan kualitas ikan maanvis berdasarkan kondisi sirip dihitung dengan cara melakukan persentase kerusakan sirip pada ikan maanvis. Persentase kerusakan ini dihitung dengan penilaian terhadap sirip ikan maanvis, dimana jika sirip pengamatan berada dalam kondisi bagus dinilai berada dalam keadaan 100 % sedangkan jika sirip pengamatan mengalami kerusakan maka akan dinilai 0%. Nilai kualitas sirip dihitung berdasarkan persentase rata-rata kualitas 3 sirip pengamatan. Nilai persentase kualitas sirip yang semakin tinggi menunjukkan kualitas yang semakin bagus. Cara penghitungan kondisi sirip pada ikan contoh dihitung dengan rumus:

(%) =( + + )

3

Keterangan : Kualitas sirip(%) = Persentase kondisi sirip ikan contoh

SPr = Sirip perut ikan maanvis (%)

SPg = Sirip punggung ikan maanvis (%)

SE = Sirip ekor ikan maanvis (%)

Dokumen terkait