• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Pengambilan Keputusan Mengenai Pendidikan Anak Perempuan dengan Ketimpangan Gender dalam PendidikanAnak Perempuan dengan Ketimpangan Gender dalam Pendidikan

KETIMPANGAN GENDER DALAM PENDIDIKAN

7.3. Hubungan antara Pengambilan Keputusan Mengenai Pendidikan Anak Perempuan dengan Ketimpangan Gender dalam PendidikanAnak Perempuan dengan Ketimpangan Gender dalam Pendidikan

Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam ketimpangan gender dalam pendidikan. Pengambilan keputusan mengenai pendidikan untuk anak perempuan dalam sebuah keluarga tidak selalu melalui proses yang sama dalam sebuah keluarga. Dalam penelitian ini, pengambilan keputusan mengenai pendidikan anak perempuan dalam sebuah keluarga dilihat dari apakah anak perempuan itu sendiri dilibatkan dalam pengambilan keputusan

untuk pendidikannya atau hanya tinggal menjalani keputusan yang sudah diambil oleh orang tua. Pengambilan keputusan dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori tinggi dan rendah. Pengambilan keputusan dikatakan tinggi bila anak perempuan dalam suatu keluarga dilibatkan dalam pengambilan keputusan mengenai pendidikan anak perempuan tersebut, sedangkan pengambilan keputusan dikatakan rendah apabila pengambilan keputusan hanya dilakukan oleh orang tua saja, tanpa melibatkan anak perempuan. Pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 47. Pengambilan Keputusan Pendidikan Anak Perempuan, Kecamatan Cariu (2008)

Pengambilan Keputusan Pendidikan Anak

Perempuan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Orang Tua/Anak 18 60

Orang Tua dan Anak 12 40

Total 30 100

Berdasarkan hasil pengolahan data, pengambilan keputusan mengenai pendidikan anak perempuan dalam keluarga sebanyak 60 persen dilakukan hanya oleh orang tua (pengambilan keputusan tinggi), tanpa melibatkan anak perempuan mereka, sedangkan 40 persen lainnya mengambil keputusan mengenai pendidikan anak perempuan dengan mempertimbangkan pendapat anak perempuan mereka (pengambilan keputusan rendah).

Ketimpangan gender dalam pendidikan yang terjadi di Kecamatan Cariu semakin masuk akal ketika melihat banyaknya orang tua yang tidak melibatkan anak perempuannya dalam mengambil keputusan mengenai pendidikan anak perempuan, dihubungkan dengan rendahnya persepsi orang tua mengenai pendidikan untuk anak perempuan, dilihat dari segi perolehan pekerjaan, kehidupan sosial anak perempuan, dan kehidupan berkeluarga anak perempuan

tersebut. Dapat dikatakan bahwa orang tua yang tidak melibatkan anak perempuannya dalam mengambil keputusan mengenai pendidikan untuk anak perempuannya mengaplikasikan persepsi mereka terhadap pendidikan untuk anak perempuan yang demikian rendah.

7.3.1. Hubungan antara Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Perempuan dengan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan mengenai pendidikan anak perempuan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu persepsi orang tua terhadap pendidikan anak permpuan dan persepsi anak terhadap pendidikan anak perempuan.

Tabel 48. Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Perempuan Berdasarkan Pengambilan Keputusan Mengenai Pendidikan Anak Perempuan Persepsi Orang Tua terhadap Pendidikan Anak

Perempuan

pengambilan keputusan pendidikan orang tua anak dan

orang tua

Negatif 15 (83,3%) 5 (41,7%)

Positif 3 (16,7%) 7 (68,3%)

Total 18 (100%) 12 (100%)

Dari hasil olahan data, didapatkan hasil bahwa memang persepsi orang tua terhadap pendidikan anak perempuan berhubungan dengan pengambilan keputusan mengenai pendidikan anak perempuan.

Persepsi positif lebih banyak dipunyai oleh orang tua yang melibatkan anaknya dalam pengambilan keputusan pendidikan anak perempuan, dibandingkan dengan orang tua yang hanya mengambil keputusan mengenai pendidikan anak perempuan secara sepihak saja. Maka, semakin positif persepsi orang tua terhadap pendidikan maka orang tua sedapat mungkin melibatkan anak perempuannya dalam mengambil keputusan mengenai pendidikan anak

perempuannya. Orang tua yang sudah sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan dalam hal perolehan pekerjaan, kehidupan sosial, dan kehidupan berkeluarga anak perempuannya kelak mempunyai harapan yang besar kepada anak perempuan mereka. Harapan tersebut mereka tujukan untuk anak perempuannya, bukan hanya untuk mereka sebagai orang tua. Para orang tua yang memiliki persepsi positif terhadap pendidikan bagi anak perempuan dan melibatkan anak perempuannya dalam proses pengambilan keputusan mengharapkan anak perempuannya dapat menjadi seoranganak yang mandiri, tidak tergantung kepada siapapun. Mereka melibatkan anak dalam pengambilan keputusan karena mereka juga menyadari bahwa paksaan mereka kepada anak perempuannya untuk bersekolah hanya akan membuat harapan yang mereka gantungkan kepada anak perempuan mereka akan menjadi sia-sia saja. Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan seorang responden yang selalu berusaha untuk melibatkan anaknya dalam proses pengambilan keputusan, sebagai berikut:

anak udah gede harus ditanya juga apa maunya, kita orang tua ga boleh seenaknya aja nentuin apa yang kita pengen, trus anak mesti ngejalanin gitu aj. Sukur-sukur kalo anaknya senang, kalo anaknya kepaksa kan repot.. kasian anak kitanya ntar! (GN, orang tua, 57 tahun).

Pernyataan berbeda disampaikan oleh responden lain yang tidak melibatkan anak dalam mengambil keputusan untuk kepentingan pendidikan anak perempuan sebagai berikut:

yang namanya anak mah udah semestinya tau beres aja. Soal mikirin sekolah atau yang lain-lain mah biar jadi urusan orang tua aj, anak ga usah ikutan pusing deh.. kalo kata kita mesti ini, mesti itu ya anaknya mesti ngikut juga. (SH, orang tua, 65 tahun).

7.3.2. Hubungan antara Persepsi Anak terhadap Pendidikan Perempuan dengan Pengambilan Keputusan

Faktor kedua yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah persepsi anak terhadap pendidikan perempuan. Data berikutnya menunjukkan adanya hubungan antara persepsi anak dan keterlibatan anak dalam pengambilan keputusan mengenai pendidikan untuk anak perempuan.

Tabel 49. Persepsi Anak terhadap Pendidikan Berdasarkan Pengambilan Keputusan Mengenai Pendidikan Anak Perempuan

persepsi anak terhadap pendidikan anak perempuan

pengambilan keputusan pendidikan orang tua Anak dan

orang tua

Negatif 13 (72,7%) 6 (50%)

Positif 5 (27,3%) 6 (50%)

Total 18 (100%) 12 (100%)

Persepsi positif terhadap pendidikan anak perempuan lebih banyak dimiliki oleh anak yang dilibatan dalam pengambilan keputusan mengenai pendidikan, dibandingkan dengan anak yang tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi anak terhadap pendidikan perempuan berhubungan dengan pengambilan keputusan pendidikan perempuan.

Persepsi anak terhadap pendidikan perempuan menentukan apakah anak tersebut dilibatkan dalam pengambilan keputusan pendidikannya, atau hanya tinggal menjalani keputusan yang diambil oleh orang tua. Anak yang memiliki persepsi positif terhadap pendidikan perempuan pada umumnya menunjukkan semangat untuk memperjuangkan keinginannya untun memperoleh pendidikan, sehingga hal itu pula yang menjadi sebuah dorongan bagi orang tua untuk mendengarkan aspirasi anaknya atau tidak. Anak yang memiliki persepsi rendah terhadap pendidikan perempuan cenderung tidak peduli dengan keputusan pendidikan itu

sendiri, sehingga mereka tidak keberatan untuk tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan pendidikannya.

BAB VIII

DAMPAK KETIMPANGAN GENDER DALAM PENDIDIKAN