• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. SPIRITUALITAS YANG BERSUMBER DARI INJIL YOHANES

A. Injil Yohanes

3. Pengarang Injil Yohanes

Bila berhadapan dengan Injil, entah itu Matius, Markus, Lukas maupun Yohanes maka yang menjadi pertanyaan adalah siapa di balik penulisan Injil itu. Demikian juga injil Yohanes memberi pertanyaan siapakah orang yang mengarang Injil Keempat? Apakah seseorang atau beberapa orang/kelompok? Brown (1966: LXXXVII-CII) menguraikan cukup panjang untuk membahas mengenai penulis Injil Yohanes. Pembahasan mengenai penulis Injil Yohanes ini berdasarkan tulisan Brown. Untuk mengemukakan siapakah penulis Injil Yohanes kita akan melihat dari dua pendekatan yakni pendekatan dari luar Injil Yohanes dan pendekatan dari dalam Injil Yohanes.

a. Bukti-bukti dari Luar Injil Yohanes

Yohanes anak Zebedeus, Rasul Yesus disebut-sebut menjadi penulis Injil Keempat. Jika berdasarkan tradisi penulisan yang diakhiri akhir abad ke-2 mengidentifikasi Yohanes Rasul sebagai penulis Injil Keempat. Tetapi tidak bisa dipastikan kebenaran hipotesa tadi karena tidak ada bukti yang pasti menunjuk

langsung kepada Yohanes anak Zebedeus, Rasul Yesus. Injil Yohanes sendiri menyebut murid yang dikasihi-Nya sebagai sumber informasi Injil ini, tetapi Irenaeus menganggap tidak semudah itu mengatakan bahwa murid yang dikasihi- Nya yang tidak disebutkan namanya adalah Yohanes (Brown, 1966: XC).

Di dalam kitab Wahyu 1: 9, disebutkan bahwa Yohanes yang diberikan penglihatan berada di Patmos dekat Efesus. Apakah benar Yohanes itu adalah anak Zebedeus? Di dalam Wahyu 18:20 (Bersukacitalah atas dia, hai sorga, dan kamu, hai orang-orang kudus, rasul-rasul dan nabi-nabi, karena Allah telah menjatuhkan hukuman atas dia karena kamu.") dan 21:14 (Dan tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.), penulis menyebutkan Rasul sebagai orang ketiga, menunjukkan penulis bukan bagian dari Rasul. Yohanes Anak Zebedeus lebih banyak berkarya di Yerusalem dan Palestina, sedangkan publikasi Injil Yohanes dilakukan di Efesus.

Ada juga tradisi yang mengatakan bahwa Yohanes anak Zebedeus meninggal saat masih muda (Brown, 1966: LXXXIX). Ia dibunuh oleh orang- orang Yahudi bersama Yakobus saudaranya. Ireneaus berpendapat bahwa Yohanes yang ada di Efesus bukan Yohanes Rasul, tetapi Yohanes lain. Kemungkinan pertama adalah Yohanes Markus, kerabat Barnabas, pendamping Paulus. Tradisi abad ke-6 dari Cirus menyebutkan bahwa Yohanes Markus hadir ketika Yesus melakukan mukjizat di kolam Bethesda yang kisahnya hanya ada dalam Injil Yohanes. Tetapi Yohanes Markus tidak selalu bersama-sama Yesus. Banyak bagian dari kisah Injil ini yang diceritakan secara detail seolah-olah

pencerita turut hadir dalam kisah itu. Kemungkinan kedua adalah Yohanes Imam. Tampaknya Yohanes Imam merupakan Rasul Yesus yang bisa menjadi tokoh kuat untuk menuliskan Injil ini. Tetapi semua bukti-bukti tidak dapat menumbangkan argumen yang beredar bahwa Yohanes anak Zebedeus adalah penulis Injil Keempat.

b. Bukti-bukti dari dalam Injil Yohanes

Bukti dari dalam banyak membahas mengenai siapakah murid yang dikatakan dikasihi oleh Yesus. Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya (Yoh. 19:35). Menegaskan bahwa kesaksian ini berasal dari orang yang dekat dengan Yesus, murid yang disebutkan dikasihi Yesus ketika dia di bawah salib Yesus bersama Ibu Yesus (bdk. Yoh. 19:26-27). Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar (Yoh. 21:24) kembali menegaskan penulis Injil ini mengarah kepada murid yang dikasihi. Siapakah sebenarnya murid yang dikasihi Yesus itu?

Ada tiga tipe penyebutan yang menunjuk pada murid yang dikasihi. Pertama, muncul pada Yoh. 1:37-42 yakni murid Yohanes Pembaptis yang bersama-sama dengan Andreas mengikuti Yesus. Kedua, disebut sebagai murid yang lain yang ada dalam Yoh. 18:15-16 dan Yoh. 20:2-10. Ketiga, yang disebutkan murid yang dikasihi Yesus yang muncul dalam Yoh. 13:23-26, 19:25-27, 20:2-10, 21:7, 21:20-23 dan 21:24. Brown (1966: XCIV) menuliskan bahwa kemungkinan sebutan murid yang dikasihi hanyalah simbol, tidak ada dalam kenyataan. Tetapi

pendapat ini sulit dipertahankan karena sebutan-sebutan itu menunjuk kepada seseorang yang terlibat dalam cerita. Lazarus adalah salah satu orang yang dikasihi Yesus. Yesus menangis saat menghadapi kenyataan Lazarus telah mati (Yoh. 11:35). Walaupun demikian, pendapat bahwa murid yang dikasihi Yesus adalah Lazarus tidak dapat dipertahankan. Kandidat lain adalah Yohanes Markus. Yohanes Markus diidentifikasi sebagai penulis Injil Keempat karena ia memiliki rumah di Yerusalem, sebagai pendamping Paulus sama seperti Lukas dan memiliki kontak dengan Petrus yang memungkinkan dirinya dapat menuliskan Injil Keempat. Kandidat lain adalah Yohanes anak Zebedeus, Rasul Yesus. Yohanes anak Zebedeus diyakini karena ia lama bersama Petrus dan Yakobus dan murid yang terus-menerus bersama Yesus. Hal ini menjadikan dirinya mampu memiliki informasi mengenai Yesus lebih banyak dari yang lain.

Brown menarik kesimpulan berdasarkan bukti dari luar dan dalam Injil Yohanes bahwa sangat sulit mengidentifikasi murid yang dikasihi sebagai Yohanes Markus, Lazarus atau yang lainnya. Berdasarkan bukti dari luar dan dalam bahwa Injil Keempat dengan Yohanes anak Zebedeus sebagai penulisnya merupakan hipotesa terkuat. Maka, Brown mempercayai bahwa Yohanes anak Zebedeus adalah penulis dari Injil Keempat.

Jaubert (1980: 18) mengatakan bagaimana mungkin Yohanes yang adalah nelayan mampu menulis injil dengan tingkat sastra yang tinggi. Hal lain yang menyulitkan pendapat bahwa penulis injil adalah Yohanes sendiri adalah sebutan

Zebedeus. Rasanya cukup mengherankan jika Yohanes menyebutkan diri sendiri

sebagai “murid yang dikasihi”.

Tidak ada bukti yang pasti bahwa penulis Injil Yohanes adalah Yohanes anak Zebedeus. Yang lebih masuk akal adalah bahwa memang Yohanes melatarbelakangi penulisan injil ini, namun ia sendiri tidak menyusunnya, Injil Yohanes mengalami proses pengggubahan yang lama dalam lingkungan Yahudi- Yunani (Jaubert, 1980: 18). Kemungkinan yang menyusun injil ini adalah murid- murid Yohanes yang mendapatkan sumber dari Yohanes sendiri. Pada perkembangannya tulisan injil Yohanes mengalami penggubahan oleh beberapa pihak. Hal ini dibuktikan dengan adanya tulisan mengenai penjelasan akan kebenaran saksi mata dalam Yoh 21:24 : Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini dan yang telah menuliskannya dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar. Dengan ini dapat disimpulkan siapapun yang menulis injil Yohanes mendapatkan sumber dari seorang saksi mata (Yoh. 21:24) yang dipercaya yang dikaitkan dengan murid yang dikasihi Yesus (Yoh. 21:20-23) sebagai wibawa dalam injil Yohanes. Bagi penulis, Injil Yohanes ditulis oleh orang yang dekat dengan Yesus. Mengikuti Brown penulis meyakini salah satu murid-Nya yang disebut murid yang dikasihi Yohanes anak Zebedeus sebagai sumber dari penulisan Injil Yohanes. Yohanes anak Zebedeus sulit dipercaya menulis Injil dengan sastra demikian indah. Maka, penulis menyimpulkan bahwa para murid Yohanes adalah penulis Injil Yohanes dengan sumber utama cerita berasal dari Yohanes.

Dokumen terkait