BAB 5. PEMBAHASAN
5.4. Pengaruh Beberapa Variabel Independen terhadap Pemberian
5.4.1. Mitos
Hasil analisis dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel mitos mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberian ASI eksklusif (p<0,05). Diperoleh nilai Exp B sebesar 194,294 artinya besar pengaruh responden yang tidak percaya terhadap mitos berpeluang 194 kali lebih besar memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan yang percaya pada mitos ASI.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai percentage correct = 90,8% artinya mitos secara bersama-sama dengan pengetahuan, sikap, pendapatan, dukungan informasional dan dukungan emosional kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebesar 90,8% selebihnya 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Sedangkan probabilitas yang didapat sebesar 99,79 artinya ibu yang memiliki tidak percaya pada mitos kemungkinan besar memberikan ASI eksklusif sebesar 99,79%.
Pada penelitian ini membuktikan ada hubungan yang signifikan antara mitos dengan pemberian ASI eksklusif. Sebanyak 23% ibu yang tidak mempercayai mitos memberikan ASI eksklusif. Selain itu mitos ASI juga merupakan variabel yang paling dominan dalam pemberian ASI eksklusif. Artinya semakin tidak percaya mitos ASI, semakin besar peluang ibu memberikan ASI eksklusif. Namun ada responden 8,3% percaya pada mitos memberikan ASI eksklusif.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hafni Z Soesilo dalam kasnodihardjo (1994) bahwa ibu-ibu di desa Kecamatan Godean DIY memberikan air jeruk pecel (8,8%), madu (16,22%), air kelapa (5,1%), dan air tajin (11,0%) sesudah bayi lahir dengan anggapan bahwa dengan memberi makan tersebut dapat membersihkan air kawah yang tertelan atau dengan cara mempuasakan bayi mereka selama 24 jam. Hal ini disebabkan masih banyak ibu yang kurang menerima informasi yang tepat tentang seluk-beluk menyusui dan juga masih ada mitos dimasyarakat yang telah dipercayai turun-temurun.
5.4.2. Pengetahuan Ibu
Hasil analisis dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif (p<0,05). Diperoleh nilai Exp B 100,829 artinya besar pengaruh responden yang berpengetahuan baik berpeluang untuk memberikan ASI eksklusif 100 kali lebih besar dibandingkan dengan yang berpengetahuan rendah. Hali ini didukung oleh jawaban responden mengetahui manfaat ASI bagi bayi yaitu 83 (92,4).
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai percentage correct = 90,8% artinya pengetahuan secara bersama-sama dengan mitos, sikap, pendapatan, dukungan informasional dan dukungan emosional kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebesar 90,2% selebihnya 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Sedangkan probabilitas yang didapat sebesar 99,79 artinya ibu
yang memiliki sikap baik kemungkinan besar memberikan ASI eksklusif sebesar 99,79%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Blum yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan, sehingga pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk melakukan perubahan perilaku kesehatan, dengan sendirinya pengetahuan dapat diukur atau di observasi atau melalui media apa yang diketahui tentang objek.
Asumsi peneliti terhadap hasil penelitian adalah karena sebagian besar responden telah menempuh pendidikan lanjutan SMA dan Sarjana, begitu juga sumber informasi yang didapat responden sudah banyak seperti Radio, Televisi, Surat Kabar dan Majalah.
5.4.3. Dukungan Informasional
Hasil analisis dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dukungan informasional mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif (p<0,05). Diperoleh nilai Exp B sebesar 4,220 artinya responden yang mendapat dukungan informasional baik berpeluang untuk memberi ASI eksklusif 4 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai dukungan informasional kurang baik.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai percentage correct = 90,8% artinya dukungan informasional secara bersama-sama dengan mitos, pengetahuan,
sikap, pendapatan, dan dukungan emosional kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebesar 90,8% selebihnya 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Sedangkan probabilitas yang didapat sebesar 99,79 artinya ibu yang memiliki dukungan informasional yang baik kemungkinan besar memberikan ASI eksklusif sebesar 99,79%.
Pemberian informasi secara terus menerus kepada ibu yang menyusui secara perlahan akan memberikan dampak positif terhadap pemahaman dan pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif untuk bayinya. Bentuk pemberian informasi tersebut dapat berupa informasi tentang ASI, bahan bacaan, cara penyiapan ASI, penyimpanan ASI serta informasi kepada pengasuh bayi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wicitra (2008), terdapat hubungan signifikan informasi keluarga terhadap tindakan pemberian ASI eksklusif. Begitu juga dengan penelitian Hadinegoro (2007), diketahui salah satu faktor yang paling penting diperhatikan dalam pemberian ASI secara eksklusif adalah pemberian informasi tentang ASI dan manfaat ASI khususnya oleh petugas kesehatan.
5.4.4. Dukungan Emosional
Hasil analisis uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel dukungan emosional berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Diperoleh nilai Exp B sebesar 3,565 artinya responden yang mendapat dukungan emosional baik berpeluang untuk memberi ASI eksklusif 3 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang mempunyai dukungan emosional kurang baik.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai percentage correct = 90,8% artinya dukungan emosional secara bersama-sama dengan mitos, pengetahuan, sikap, pendapatan, dan dukungan informasional kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebesar 90,8% selebihnya 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Sedangkan probabilitas yang didapat sebesar 99,79 artinya ibu yang memiliki dukungan emosional yang baik kemungkinan besar memberikan ASI eksklusif sebesar 99,79%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Manaf (2009), bahwa dukungan emosional berpengaruh signifikan terhadap pemberian ASI ekslkusif. Begitu juga dengan penelitian Zulvira (2010), menyatakan dukungan emosional berpengaruh nyata terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja, karena dukungan emosional keluarga akan memotivasi ibu dan meningkatkan kepercayaan ibu memberikan ASI secara eksklusif.
5.4.5. Sikap Ibu
Hasil analisis dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel sikap mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif (p<0,05). Diperoleh nilai Exp B 49,123 artinya besar pengaruh responden yang mempunyai sikap positif berpeluang untuk memberikan ASI eksklusif 49 kali lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai sikap negatif.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai percentage correct = 90,8% artinya sikap secara bersama-sama dengan mitos, pengetahuan, pendapatan,
dukungan emosional dan dukungan informasional kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebesar 90,8% selebihnya 9,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian. Sedangkan probabilitas yang didapat sebesar 99,79 artinya ibu yang memiliki sikap yang baik kemungkinan besar memberikan ASI eksklusif sebesar 99,79%.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden mempunyai sikap yang baik 32,9% memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan sikap yang kurang. Asumsi peneliti dalam penelitian ini sikap ibu dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang baik dan juga pendidikan disertai dengan dukungan keluarga yang bagus sehingga membantu ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
5.4.6. Pendapatan
Hasil analisis dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel pendapatan mempunyai pengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif (p<0,05). Diperoleh nilai Exp B sebesar 8,602 artinya jika responden yang pendapatan rendah berpeluang memberikan ASI eksklusif 8 kali lebih besar dibandingkan dengan yang berpendapatan cukup.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai percentage correct = 90,8% artinya pendapatan secara bersama-sama dengan mitos, pengetahuan, sikap, dukungan emosional dan dukungan informasional kemungkinan ibu memberikan ASI eksklusif di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar Tahun 2013 sebesar 90,8% selebihnya 9,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam
variabel penelitian. Sedangkan probabilitas yang didapat sebesar 99,79 artinya ibu yang memiliki pendapatan yang baik kemungkinan besar memberikan ASI eksklusif sebesar 99,79%.
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan ibu/keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga termasuk kemampuan membeli susu formula. Pada penelitian ini responden dengan pendapatan rendah lebih banyak yang memberikan ASI eksklusif (45,8%) dibandingkan responden dengan pendapatan cukup (10,3%). Asumsi peneliti pada hasil penelitian ini responden dengan pendapatan cukup lebih memilih memberikan susu formula. Sedangkan responden yang berpendapatan rendah lebih memilih ASI eksklusif, karena harga susu formula yang relatif mahal.
Hal ini sejalan dengan penelitian Umar dkk (2013) bahwa sosial ekonomi memiliki hubungan signifikan dengan pemberian ASI eksklusif. Begitu pula dengan penelitian Arifin (2004) bahwa pemberian ASI dengan sosial ekonomi, ibu yang mempunyai sosial ekonomi yang rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI dibandingkan dengan ibu yang sosial ekonominya tinggi. Bertambahnya pendapatan keluarga atau status sosial ekonomi yang tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan cepatnya pemberian susu formula.