• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERBANKAN DI INDONESIA

Dalam dokumen Vol.10 No.4 Des 2009 (Halaman 71-78)

Chairil Akhyar

Abstrak, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Asset (ROA). Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2004- 2008. Jumlah sampel yang digunakan adalah 17 bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling dengan kriteria tertentu yaitu perusahaan perbankan yang tergolong dalam bank umum go public dan makmimal pada awal tahun 2004 telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta bank yang telah mempublikasikan laporan keuangannya pada tahun 2004-2008. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan uji hipotesis yaitu uji t Sebelum menggunakan analisis regresi sederhana, dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada bank umum go public menunjukkan bahwa variabel CAR berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perbankan. Nilai dalam model regresi diperoleh sebesar 0,126. Hal ini menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel independent yaitu CAR terhadap variabel dependent (ROA) sebesar 12,6% sedangkan sisanya sebesar 87,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu nilai R adalah 0,355. Jika nilai R semakin mendekati 1 maka variabel bebas (CAR) semakin kuat pengaruhnya dalam menjelaskan variabel terikat (ROA). Untuk kedepannya adalah perusahaan perbankan harus meningkatkan manajemen pelaporan keuangannya dengan melaporkan semua data keuangan kepada Bank Indonesia dan kepada peneliti berikutnya agar dapat menambah jumlah perbankan dan periode pengamatan.

Kata kunci : CAR, ROA

Chairil Akhyar, Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh 457

Pendahuluan

Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 dalam (Kasmir, 2008) tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan.

Kondisi perekonomian yang buruk dianggap berperan terhadap munculnya krisis perbankan. Pada tahun 2004-2007 merupakan massa yang paling sulit bagi dunia perbankan. Belum selesai masalah krisis moneter tahun 1998, harga minyak dunia meningkat tajam memasuki tahun 2005 mencapai 78 dollar AS. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan (Kompas Edisi 18/9/2007). Upaya untuk menghadapi kondisi seperti yang digambarkan di atas mengharuskan setiap perusahaan perbankan mengambil langkah antisipatif. Perusahaan perbankan harus menjadi lebih dinamis dalam berbagai hal termasuk meningkatkan kemampuan pelayanan dalam meraih kembali kepercayaan masyarakat yang selama ini menurun. Langkah strategis yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperbaiki kinerja bank.

Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang menjadi dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu menginterpretasikan berbagai kunci serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).

Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. faktor yang berpengaruh terhadap kinerja bank adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2003:121). Semakin tinggi CAR berarti semakin tinggi modal sendiri untuk mendanai aktiva produktif.untuk mengetahui pengaruh Capital

Adequacy Ratio (CAR). terhadap Return On Asset (ROA) pada perbankan di

Indonesia

Tinjauan Pustaka

Bank bersasal dari kata Italia banco yang berarti bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi Bank (Hasibuan, 2002:1). Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 dalam (Kasmir, 2004) tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2004:11), bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.

Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank dalam satu periode (Kasmir, 2004:239).

Menurut Munawir (2001:2) laporan keuangan pada dasarnya dapat diartikan sebagai hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2001:64).

Menurut (Tumirin, 2004), analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis perusahaan yang menjelaskan berbagai perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan.

Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas suatu bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya operasional suatu bank, yang dinilai dalam aspek ini adalah permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

Menurut Kasmir (2004:273) capital (permodalan) merupakan penilaian yang didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (Capital Adequacy Ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

Menurut Hasibuan (2002:56) CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah kebutuhan

modal minimum bank dihitung berdasarkan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR menunjukkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber luar bank.

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return On Assets (ROA). Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis mengambil data pada laporan keuangan

perbankan di Indonesia dengan mengakses situs www.idx.co.id. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80). Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan konvensional devisa dan non devisa Indonesia.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008:85). Berdasarkan kriteria yang menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 17 perbankan, maka jumlah observasi sebanyak 102 (n). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder. Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:147) data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Metode Analisis Data

Penelitian ini akan mengggunakan metode regresi sederhana untuk analisis pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel bebas yang mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Model yang dimaksud adalah sebagai berikut:

LnY = a + b1LnX1 + e

Dimana:

LnY = ROA

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi Variabel X

LnX1 = CAR

e = Faktor pengganggu/error term

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Industri perbankan telah mengalami pasang surut. Dimulai pada tahun 1983, ketika berbagai macam deregulasi mulai dilakukan pemerintah, kemudian bisnis perbankan berkembang dengan pesat pada kurun waktu 1988-1996. Pada pertengahan tahun 1997 indutri perbankan akhirnya terpuruk sebagai imbas dari terjadinya krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda perekonomian Indonesia.

pada era sebelum deregulasi Pakjun 1983, industri perbankan nasional ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengaturan pagu kredit dan tingkat bunga terhadap bank-bank nasional serta penyertaan kredit likuiditas dalam jumlah yang melimpah sehingga bank-bank komersial hanya berfungsi sebgai penyalur kredit-kredit Bank Indonesia.

Dengan bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Bank-bank memperoleh kebebasan sendiri untuk menciptakan berbagai produk perbankan. Akibatnya, bank-bank saling berlomba menawarkan tingkat deposito dan tabungan yang lebih tinggi. Semuanya berlomba

untuk “menyedot” dana masyarakat sebanyak-banyaknya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang berfungsi untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel CAR terhadap ROA dengan persamaan regresi: LnY = a + bLnX. Untuk melihat hasil estimasi model penelitian data yang diolah dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For The Social Science), maka diperoleh hasil perhitungan analisis regresi seperti yang ditunjukkan pada Tabel berikut ini.

Tabel Hasil Analisis Regresi Linier sederhana Variabel Independen Koefisien Regresi ( ) Standard Error Sign t Konstanta 1,225 0,754 1,624 1,660 0,107 LnCAR (X) 0,389 0,123 3,153 1,660 0,002

Sumber: Data Sekunder, 2012 (diolah).

Berdasarkan hasil analisis model regresi dalam Tabel, maka dapat disusun ke dalam persamaan regresi linier berganda berikut ini;

LnY = a + b LnX Y = 1,225+ 0,389CAR

Dari persamaan regresi di atas dapat diketahui hasil penelitian sebagai berikut:

Koefisien korelasi sebesar 0,355 (R = 35,5%), artinya tingkat keeratan hubungan antara variabel Return On Asset dengan variabel Capital Adequacy Ratio Terhadap adalah 35,5%.

Berdasarkan tabel, maka koefisien korelasi yang ditemukan untuk Return On Asset (Y) sebesar 35,5% termasuk kategori rendah. Jadi terdapat hubungan yang rendah antara Return On Asset dengan Capital Adequacy Ratio

Nilai atau koefisien determinasi merupakan ukuran yang menyatakan kontribusi dari variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai dari koefisien determinasi sebesar 0,126 ( = 12,6%), hal ini menjelaskan bahwa besarnya perubahan (variasi) dari Return On Asset dalam perusahaan perbankan mampu dijelaskan oleh variabel Capital Adequacy Ratio Terhadap Pendapatan Operasional sebesar 12,6% sedangkan sisanya 87,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini (error term).

Konstanta sebesar 1,225 (122,5%) artinya; jika variabel Capital Adequacy Ratio Terhadap besarnya Return On Asset adalah sebesar 122,5%.

Nilai koefisien regresi CAR sebesar 0,389 menunjukkan hubungan positif (searah) yang memberi arti bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 100% maka menyebabkan ROA meningkat sebesar 38,9% dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

Pengaruh secara parsial dilakukan dengan menggunakan statistik uji t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yang dimasukkan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen secara individual. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel diatas.

Berdasarkan hasil perhitungan variabel CAR diperoleh nilai sebesar 3,153. Sedangkan nilai sebesar 1,660 dengan tingkat siginfikan 0,002 lebih

kecil dari taraf signifikan pada = 0,05. Dengan demikian, > yang berarti

secara parsial hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kehadiran CAR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien regresi CAR sebesar 0,389 menunjukkan hubungan positif (searah) yang memberi arti bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 100% maka menyebabkan ROA meningkat sebesar 38,9% dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa CAR memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.

CAR adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Semakin kecil resiko maka laba akan meningkat. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan semakin baik. Demikian sebaliknya, semakin rendah dana sendiri maka akan semakin tinggi resiko dan semakin rendah laba bank. Maka semakin besar CAR keuntungan bank juga akan semakin besar.

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap ROA (Return On Asset) pada perusahaan perbankan di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Koefisien korelasi sebesar 0,355 (R = 35,5%), artinya tingkat keeratan hubungan antara variabel Return On Asset dengan variabel Capital Adequacy Ratio adalah 35,5% (derajat hubungan yang rendah).

2. Nilai atau koefisien determinasi merupakan ukuran yang menyatakan

kontribusi dari variabel independen dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai dari koefisien determinasi sebesar 0,126 ( = 12,6%), hal ini menjelaskan bahwa besarnya perubahan (variasi) dari Return On Asset dalam perusahaan perbankan mampu dijelaskan oleh variabel Capital Adequacy Ratio sebesar 12,6% sedangkan sisanya 87,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari penelitian ini (error term).

3. Nilai koefisien regresi CAR sebesar 0,389 menunjukkan hubungan positif (searah) yang memberi arti bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 100% maka menyebabkan ROA meningkat sebesar 38,9% dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.

4. Berdasarkan hasil perhitungan variabel CAR diperoleh nilai sebesar

kecil dari taraf signifikan pada = 0,05. Dengan demikian, > yang berarti secara parsial hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Perusahaan perbankan hendaknya meningkatkan manajemen pelaporan

keuangannya dengan cara melaporkan semua data dan informasi keuangannya secara lengkap kepada BI. Disamping itu laporan keuangan tersebut hendaknya juga disampaikan kepada masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas perbankan kepada publik.

2. Pihak BI hendaknya lebih meningkatkan manajemen pengadministrasian

pelaporan keuangan dari masing-masing bank yang menjadi tanggung

jawabnya. Pengadministrasian secara komputerisasi hendaknya terus

ditingkatkan, baik dengan meningkatkan kualitas software, hardware, maupun personalia pengelolanya.

3. Kepada peneliti berikutnya agar penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah perbankan dan periode pengamatannya agar hasil penelitian yang diperoleh lebih akurat dan valid.

Referensi

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan. Penerbit Bineka Cipta. Jakarta.

Brigham, Eugene f, Joel F. Houston.(2006) Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke 10. Jakarta.

Christianti, Ari (2006). Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta : Hipotesis Static Trade Off atau Pecking Order Theory. Simposium Nasional Akuntansi IX (SNA IX). Padang.

Ghozali, Imam. (2005). Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Penerbit Badan Pusat universitas Dipenogoro. Semarang.

Harmono, (2009) Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard. Penerbit,

PT. Bumi Aksara.Cetakan Pertama.

Hartono, (1990). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Dan

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Biaya Modal Pada PD. Bank Pasar Di Karisidenan Surakarta. Skripsi sarjana. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Hidayat, Taufik. (2009). Analisis Rasio Keuangan terhadap Return saham pada perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.

Husnan, Suad. (2001) Pembelanjaan Perusahaan (Dasar-Dasar Manajemen

Husnan, Suad. Pudjiastuti (2004). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Cetakan 4. Penerbit UUP AMP. Yogyakarta.

Martono, D. Agus Harjito. (2007) Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. Penerbit EKONISIA.Yogyakarta.

Nurrahman, Muhammad Hafidz. (2004). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Tingkat Pertumbuhan terhadap Struktur Modal. Skripsi Sarjana (Tidak Diplubikasikan). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UNY.

Putra, Dikky Mahisa. (2005). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi

Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.

Rakhmawati. (2008) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur

Modal pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di Bursa efek Jakarta. Skripsi sarjana.Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Riyanto, Bambang (2001) Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Ketujuh. BPFE. Yogyakarta.

Saidi. (2004). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 11. STIE Stikubank. Semarang. Santoso, Singgih. (2010). Statistik Parametrik konsep dan aplikasi dengan SPSS.

Alex Media Komputindo. Jakarta.

Sartono, R. Agus. (2001) Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Cetakan pertama. BPFE. Yogyakarta.

Setyo, Budi (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Sofiati. (2001). Pengaruh Timbal Balik antara Hutang dan Ekuitas terhadap Struktur Modal Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta. KOMPAK. No.1. Januari 2001. Hal : 40-56.

Sriwardany. (2006). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap

Kebijaksanaan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Tbk, Tesis Pascasarjana Universtias Sumatera Utara, Medan.

Van, Horne, James C,John M. Wachowicz. (2005) Prinsip-Prinsip Manajemen

Keuangan, Edisi 12. Salemba. Jakarta.

(2007) Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12.Buku 2. Jakarta.

Dalam dokumen Vol.10 No.4 Des 2009 (Halaman 71-78)

Dokumen terkait