• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

4.3.1 PPS Sebagai Basis Pengembangan Industri Perikanan

4.3.1.3 Pengaruh faktor pelayanan PPS terhadap Kinerja

Pada konteks pembangunan kelautan, pelabuhan perikanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Dengan demikian, dalam konteks pembangunan kelautan, pelabuhan yang digolongkan baik harus memenuhi syarat 3C yakni

comprehensive, coordinated dan continuing. Fungsi pelabuhan laut yang

komperehensif akan menunjang aktivitas ekonomi kelautan lainnya, yang pada gilirannya akan mengurangi biaya transaksi sehingga menyebabkan pelabuhan lebih efisien dan memberikan manfaat ekonomi yang tinggi. Pelabuhan laut yang terkoordinasi dengan baik juga akan memberikan fungsi pelayanan yang optimal sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap jasa pelabuhan itu sendiri dimasa mendatang (Fauzi 2005).

Fungsi ekonomi pelabuhan laut tidak hanya terbatas pada wilayah pantai dan laut, tetapi juga pada skala regional secara menyeluruh baik pada tingkat rural maupun urban. Hal ini dikarenakan pelabuhan bukan saja melayani jasa transportasi, melainkan lebih dari itu menyediakan lapangan pekerjaan, pusat

perdagangan, rekreasi, dock service dan sederet aktivitas turunan yang dihasilkan dari satu kegiatan ke kegiatan ekonomi lainnya (Fauzi 2005).

Lebih lanjut Fauzi (2005) menyebutkan bahwa peranan pelabuhan laut sebagai penggerak ekonomi kelautan di wilayah pesisir tidak diragukan lagi, manfaat ekonomi yang bisa dipetik dari pelabuhan laut, khususnya pelabuhan intenasional, banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini:

(1) Pertama menyangkut efisiensi dan produktivitas. Salah satu kunci keberhasilan ekonomi pelabuhan laut adalah efisiensi dan produktivitas. Hal ini tidak saja berkaitan dengan efisiensi teknis, tetapi juga energi, finansial, ruang, tenaga kerja, administratif dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi produktivitas pelabuhan. Pelabuhan yang fungsional tidak diragukan lagi membutuhkan energi yang cukup tinggi.

(2) Kedua, berkenaan dengan aspek lingkungan. Pelabuhan laut dibangun diwilayah pesisir yang sangat rentan terhadap perubahan ekologis. Selama ini kawasan pesisir hanya dilihat dari pemanfaatan langsung, sehingga reklamasi pantai, misalnya sering dilakukan tanpa memperhitungkan nilai ekonomi kawasan pesisir yang terlihat (intangible). Akibatnya apabila terjadi perubahan ekologis yang mendasar, maka kerugian ekonomi yang ditimbulkan justru sangat besar dibandingkan manfaat ekonomi reklamasi pantai itu sendiri.

(3) Ketiga, berkaitan dengan aspek sosial dan kelembagaan. Salah satu dampak yang mendasar dan berfungsinya suatu pelabuhan adalah terjadinya perubahan sosial dan kelembagaan di wilayah pesisir dan sekitarnya. Perubahan sosial dan kelembagaan yang mendukung ke arah perubahan yang baik tidak diragukan akan mempengaruhi performa ekonomi pelabuhan dan memberikan dampak pengganda terhadap ekonomi kelautan secara menyeluruh.

(4) Keempat adalah faktor pertumbuhan atau permintaan terhadap jasa pelabuhan, misalnya perkembangan pariwisata (growth in travel). Pertumbuhan demand dari pelabuhan adalah kunci utama kelayakan ekonomi dari pelabuhan dan dampak manfaat serta biaya terhadap wilayah secara keseluruhan. Peningkatan demand harus dibarengi pengurangan tingkat congestion yang pada gilirannya akan meningkatkan reliability dan

92

Pelayanan PPSNZ Jakarta sebagai implementasi kebijakan pemerintah dalam menyongsong era globalisasi pembangunan perikanan terus dipacu di bidang penangkapan mulai dari pengembangan sarana produksi, pasca panen, pengolahan dan pemasaran yang didukung dengan prasarana penunjang yang disebut prasarana pelabuhan perikanan (PP) atau pangkalan pendaratan ikan (PPI). Usaha perikanan di dalam kawasan pelabuhan perikanan akan menjadi kondusif, karena di kawasan tersebut tersedia fasilitas yang dibutuhkan oleh nelayan, pemakai jasa perikanan dan tercipta rasa aman dan gangguan alam sekitar.

Pelayanan PPSNZ Jakarta memiliki hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap KIP (Tabel 12). Kemampuan manajemen PPSNZ Jakarta memberikan pelayanan logistik berupa penyediaan es, air, BBM solar, umpan ikan hidup, dan alat tangkap jelas akan mendukung tidak hanya kegiatan berproduksi dari industri penangkapan ikan tetapi juga industri processing. Dari hubungan kausal yang ada dapat tercatat pada tahun 2004 pelayanan pelabuhan perikanan samudera telah menyalurkan kebutuhan kapal ikan berukuran 10-500 GT berupa 51.795 ton es balok, 231.286 ton air, dan 36.000 ton solar. Sebagian besar kapal yang dilayani tersebut (60%) adalah armada penangkap tuna dengan kapal berukuran 60-500 GT. Kegiatan penangkapan ikan ini berpengaruh penting terhadap pengembangan industri processing karena sebagai penyedia bahan baku processing berupa ikan.

Dalam hal pelayanan PPSNZ Jakarta dibidang pemasaran ikan dan produk processing lainnya, manajemen menyediakan berbagai fasilitas seperti gedung pelelangan ikan, pusat pemasaran ikan, cold storage, pabrik es, alat transportasi, listrik dan air. Pengaruh dari penyediaan dan pelayanan dari berbagai fasilitas ini menunjukkan kinerja dan pengembangan industri perikanan berupa peningkatan perdagangan ikan ke luar negeri dari PPSNZ Jakarta cukup penting yaitu ekspor 7,705 ton tuna segar dan 24,633 ton ikan jenis lain (Kusyanto 2006), dimana negara tujuan ekspor adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, Korea dan Cina.

Sebagaimana disebutkan oleh Suherman et al. (2006) fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan dengan kapasitas memiliki hubungan erat dengan efektifitas pelabuhan perikanan sebagai pusat kegiatan di bidang perikanan. Tidak adanya fasilitas yang dibutuhkan dan kapasitas yang tidak memenuhi kapasitas dapat menghambat kegiatan operasional suatu pelabuhan perikanan.

Fasilitas untuk pelayanan industri processing berpengaruh terhadap pengembangan produk, mutu produk dan harga bersaing (Madecor Group 2001). Hal ini sudah dapat di duga bahwa dengan ketersediaan prasarana akan memberi kemudahan bagi industri untuk meningkatkan efisiensi dalam pengembangan produk. Demikian pula dengan pelayanan produksi yaitu melayani kegiatan kapal ikan ternyata dapat menjamin kelangsungan pasokan bahan baku industri pengolahan ikan. Jenis fasilitas yang disediakan adalah dermaga untuk tambat kapal, pembongkaran hasil tangkapan, pemuatan perbekalan atau logistik kapal, kolam pelabuhan untuk manuver kapal di dalam pelabuhan perikanan, penahan gelombang untuk melindungi kapal dari pengaruh gelombang, fasilitas perbaikan kapal berupa dok, bengkel, dan pertokoan suku cadang kapal.

4.3.1.4 Pengaruh faktor pelayanan PPS terhadap daya saing global

Dokumen terkait