• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

4.3.1 PPS Sebagai Basis Pengembangan Industri Perikanan

4.3.1.2 Pengaruh faktor pelayanan PPS terhadap

Pengertian tentang pelabuhan perikanan sebagai pusat pelayanan umum, sebenarnya banyak macam rumusannya (Murdiyanto 2004). Sebagai suatu lingkungan kerja, pelabuhan perikanan berfungsi sebagai sarana penunjang untuk meningkatkan produksi perikanan. Fungsi tersebut meliputi berbagai macam aspek yakni sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkapan, tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan, pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan, pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil tangkapan, serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data (Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan). Sebagai suatu lingkungan kerja maka pelabuhan perikanan terdiri atas berbagai fasilitas atau sarana yang dapat mendukung kelancaran kerja; namun demikian fungsi yang harus diemban sebagai hanya suatu lingkungan kerja adalah cukup luas dan majemuk sehingga memerlukan berbagai tatanan yang diperlukan sehingga lingkungan kerja pelabuhan perikanan tetap dapat berfungsi secara optimal. Terselenggaranya berbagai fungsi tersebut tentunya atas adanya kerjasama yang terkoordinasi/terintegrasi antara berbagai instansi maupun institusi yang berkaitan dengan pengembangan usaha dan masyarakat perikanan.

Walaupun tidak dirumuskan secara eksplisit akan tetapi menurut uraian pengertian tersebut di atas, pelabuhan perikanan antara lain juga berfungsi sebagai pusat pengolahan dan pembinaan mutu hasil perikanan. Hal ini menyebabkan pelabuhan perikanan adalah sebuah mata rantai dari sistem produksi yang banyak memberikan nilai tambah dalam seluruh rantai perjalanan distribusi hasil perikanan mulai dari ditangkap dari laut sampai berada di konsumen.

Fasilitas pelabuhan perikanan dengan kapasitas dan tata letaknya memiliki keterkaitan dengan efisiensi dan efektivitas fungsi pelabuhan perikanan sebagai pusat kegiatan di bidang perikanan. Masih tersedianya lahan untuk kawasan industri pengolahan hasil perikanan. di PPSNZ Jakarta memungkinkan pihak swasta untuk turut serta memberikan kontribusinya bagi pemanfaatan sumberdaya perikanan melalui pengembangan kawasan pelabuhan perikanan.

Dengan gambaran potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang luasnya sekitar 5,8 juta km² (Nikijuluw 2002), maka salah satu starting point

pembangunannya adalah pengembangan investasi di sektor ini, yang diyakini dapat menjadi industri kelautan yang kuat dan terintegrasi secara vertikal maupun horisontal. Paling tidak terdapat 5 (lima) kelompok industri kelautan yakni (1) industri mineral dan energi laut, (2) industri maritim termasuk industri galangan kapal, (3) industri pelayaran, (4) industri pariwisata, dan (5) industri perikanan. Dalam kerangka ini maka industri perikanan dapat diproyeksikan sebagai salah satu lokomotif pembangunan keempat industri kelautan lainnya. Hal ini berarti apabila industri perikanan berkembang akan dapat menarik pertumbuhan ke empat industri lainnya (Kamaluddin 2002). Oleh karenanya, untuk membangun industri kelautan yang tangguh diperlukan industri perikanan yang kuat. Untuk melakukan usaha pembinaan dalam peningkatan kegiatan perikanan tangkap, maka minimal terdapat 5 komponen yang harus disinergikan untuk menghasilkan proses percepatan pembangunan di bidang perikanan laut, khususnya perikanan tangkap, yaitu: unit pemasaran, unit sarana produksi, unit prasarana penangkapan ikan, unit usaha penangkapannya sendiri dan unit pengolahan.

Hasil analisis menunjukkan pelayanan PPSNZ Jakarta mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap LIP (Tabel 12 dan 13 serta Gambar 26). Pelayanan PPSNZ Jakarta terdiri dari 5 (lima) variabel yaitu pelayanan produksi, pelayanan industri processing, pelayanan pemasaran, pelayanan logistik. Sebagaimana disebutkan oleh Kamaluddin (2002), bahwa peningkatan fungsi pelabuhan perikanan itu dapat tercermin dalam berbagai hal, seperti sistem pelayanan terhadap proses distribusi hasil perikanan. Karenanya pembangunan pelabuhan perikanan harus dapat mempertimbangkan aspek potensi perikanan laut, pengelompokan nelayan dan aspek keterjangkauan dalam melakukan transkasi pembelian serta penjualan ikan (akses pasar).

88

Dikaitkan dengan fungsi PPS adalah mendukung kegiatan pengelolaan, pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan, sampai dengan pemasaran, maka hasil analisis yang dinyatakan berpengaruh signifikan berarti pelayanan produksi dengan menyediakan fasilitas dermaga untuk tambat labuh kapal. Dengan semakin baik tingkat pelayanan tambat labuh di PPSNZ Jakarta berarti faktor lingkungan industri perikanan dapat dinyatakan mendukung kinerja industri dalam kegiatan produksi penangkapan.

Pelayanan industri processing terhadap LIP setelah dianalisis menunjukkan hasil signifikan artinya semakin baik tingkat pelayanan PPSNZ Jakarta terhadap pengguna jasa akan mempunyai hubungan positif dan berpengaruh signifikan terhadap lingkungan industri. Dengan semakin kondusip lingkungan industri sesuai dengan temuan Madecor Group (2001) akan berpengaruh terhadap kinerja industri.

Pelayanan kegiatan pemasaran setelah dianalisis menunjukkan hasil signifikan sehingga semakin baik tingkat pelayanan PPSNZ Jakarta dalam hal pemasaran ikan akan berpengaruh signifikan terhadap lingkungan industri. Pelayanan PPSNZ Jakarta terhadap pemasaran industri berupa penyediaan fasilitas tempat pelelangan ikan, pusat pemasaran ikan dan gudang pendingin (cold storage) untuk penyimpanan ikan akan menciptakan lingkungan industri yang dapat mendukung kinerja industri.

Pelayanan kebutuhan logistik kapal setelah dianalisis menunjukkan hasil signifikan artinya dengan semakin baik tingkat pelayanan PPSNZ Jakarta akan menciptakan lingkungan industri yang dapat meningkatkan kinerja industri. Teori Madecor Group (2001), tentang peranan pelayanan logistik oleh PPSNZ Jakarta akan menciptakan kondisi yang memberikan motivasi untuk tumbuh dan berkembangnya industri pemasok industri.

Pelayanan fasilitas pendukung industri setelah dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan, artinya pelayanan PPSNZ Jakarta akan menciptakan lingkungan industri yang menarik minat para investor untuk berinvestasi dan meningkatkan kualitas kinerjanya.

Pada Gambar 26 tampak bahwa jenis variabel yang digunakan untuk mengukur pelayanan PPSNZ Jakarta adalah pelayanan produksi (X28),

pelayanan industri processing (X29) pelayanan pemasaran (X30) pelayanan

digunakan (LIP) adalah kondisi II kondisi EI dan LE. Jika PPSNZ Jakarta merupakan determinasi dari (LIP) maka semakin baik tingkat pelayanan pelabuhan perikanan akan semakin baik kondisi lingkungan industri perikanan.

Pengaruh pelayanan PPSNZ Jakarta dengan variabel pelayanan produksi (X28) dan pelayanan logistik (X31) berpengaruh terhadap (LIP) dengan faktor

kondisi II (X10) dibuktikan dengan kebutuhan adanya galangan kapal, pada saat

ini terlayani 308 kapal per tahun. jika pelayanan semakin ditingkatkan untuk mencukupi kebutuhan 500 kapal per tahun berarti akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja dan mendorong industri pemasok galangan kapal untuk meningkatkan kinerjanya. Demikian kebutuhan konsumsi BBM solar 18.000 KL per bulan baru dilayani 15.000 KL per bulan. Jika pelayanan PPSNZ Jakarta ditingkatkan akan berpengaruh terhadap (LIP) industri pemasok harus dapat meningkatkan kinerjanya untuk mencukupi kebutuhan pelayanan 18.000 KL/ bulan. Dengan diterimanya uji ini menunjukkan bahwa pelayanan pelabuhan perikanan PPSNZ Jakarta berpengaruh positif terhadap kondisi lingkungan industri perikanan (LIP) untuk menarik dan mengembangkan industri perikanan.

Pengaruh PPSNZ Jakarta dengan variabel pelayanan industri processing

(X29) berpengaruh terhadap (LIP) dengan EI menunjukkan bahwa semakin baik

pelayanan industri processing akan semakin memperbaiki kondisi (LIP) untuk memperkuat kemampuan industri perikanan guna menghadapi persaingan antar perusahaan. Terkait dengan tujuan pembangunan pelabuhan perikanan maka pelayanan industri perikanan harus mampu memenuhi tingkat kebutuhan industri perikanan. Untuk itu fasilitas yang disediakan untuk memberikan pelayanan harus sesuai dengan jenis dan kapasitas yang dibutuhkan industri perikanan. Hal ini disebabkan peningkatan kinerja industri perikanan tergantung atas ketersediaan fasilitas dan kemudahan akibat pelayanan pelabuhan perikanan. Dengan demikian PPSNZ Jakarta akan dapat mempengaruhi kondisi (LIP) untuk mendorong berkembangnya industri perikanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PPSNZ Jakarta sudah mampu menciptakan kondisi (LIP) untuk mendukung industri processing ditunjukkan dengan data suplai kebutuhan air industri perikanan sekitar 2500 m3 per hari, kebutuhan bahan bakar minyak

15.000 KL per bulan, kebutuhan es 10.000 balok per hari, demikian pula beberapa kebutuhan industri yang dipenuhi oleh industri pemasok (EI) mengakibatkan pelayanan pelabuhan perikanan menjadikan kondisi (LIP) berpengaruh terhadap kinerja industri perikanan; artinya pelabuhan perikanan

90

sebagai pelayanan dan lingkungan industri perikanan dapat berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kinerja industri perikanan (Porter 1990).

Pengaruh PPSNZ Jakarta dengan variabel pelayanan pemasaran (X3 0)

terhadap (LIP) menunjukkan signifikan artinya pelayanan pelabuhan perikanan mampu memperbaiki kondisi (LIP) untuk meningkatkan kinerja industri perikanan dibidang pemasaran. Menghindari pelayanan yang kurang memadai sebagai akibat keterbatasan fasilitas maka jenis dan kapasitas fasilitas yang disediakan untuk pelayanan pemasaran disesuaikan dengan tingkat kebutuhan industri perikanan artinya penyediaan produksi barang dan jasa disesuaikan dengan tingkat kebutuhan konsumen (Kotler 1997). Hal ini disebabkan jenis dan kapasitas fasilitas ini selain mempengaruhi tingkat pelayanan ternyata dapat berpengaruh terhadap kondisi (LIP). Pengaruh PPSNZ Jakarta yang mendukung perbaikan kondisi (LIP) ini dilakukan melalui penyediaan cold storage kapasitas 2.000 ton, pabrik es kapasitas 200 ton, gedung pelelangan ikan kapasitas 200 ton per hari, pusat pemasaran ikan kapasitas 200 ton per hari dengan segenap fasilitasnya, suplai air bersih dari tiga industri pemasok dengan kapasitas 3.000 m3 per hari. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pelayanan yang terbaik jika mampu melayani dengan jenis dan kapasitas fasilitas yang memadai serta mekanisme pelayanan yang sederhana maupun kejelasan dan kepastian pelayanan (Murdiyanto 2004).

Dokumen terkait