• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.5 Pengaruh Gangguan Terhadap Kinerja

Definisi gangguan adalah "peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak direncanakan yang menyebabkan deviasi kinerja sistem sedemikian rupa sehingga menimbulkan sebuah kerugian. Gangguan menciptakan konsekuensi tidak diinginkan yang merusak kinerja bisnis (M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E.

Haemmerle, 2008).

M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E. Haemmerle (2008) menyatakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Afrika Selatan yang bergerak di bidang manufaktur terus menerus menghadapi gangguan internal dan eksternal setiap harinya pada bagian operasi mereka dan berdampak pada pengurangan kinerja bisnis mereka.

Beberapa gangguan menciptakan risiko bagi organisasi dalam hal produksi, kemampuan manufaktur, sumber daya manusia, pangsa pasar dan kerugian ekonomi.

Dalam studinya, Islam M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E. Haemmerle (2008) mengungkapkan bahwa untuk memenuhi tanggal jatuh tempo pelanggan atau meningkatkan kecepatan pengiriman ke pasar, tingkat keandalan sistem keseluruhan yang tinggi perlu dipertahankan. Namun, hampir semua organisasi manufaktur menghadapi kemunduran yang tidak diinginkan dalam operasi mereka sehari-hari. Kemunduran ini, yang disebut sebagai "gangguan operasional"

mengakibatkan dampak buruk pada kinerja bisnis mereka. Pada penelitian Mitala, A. and Pennaturb, A. ( 2004 ) Monostori, L., Szelke, E., Kadar, B. (1998) dan Monica, P.B. and John, R.W. (1999), diamati bahwa peristiwa seperti keterlambatan pengiriman bahan baku dan pemesanan yang terburu-buru dapat menyebabkan gangguan operasional yang membuat sistem tidak dapat diandalkan dan menunda produksi pesanan.

Untuk menjaga kinerja sistem konsisten, harmonis terintegrasi pendekatan terhadap manusia, mesin, proses dan manajemen sangat penting, meskipun jarang dicapai dalam praktek Islam M.A. (2008). Pada kenyataannya, industri manufaktur adalah sistem yang kompleks yang mencakup beberapa area fungsional yang saling

tergantung satu sama lain mulai dari pengadaan bahan baku hingga produk jadi.

Kegagalan dalam satu fungsi akan berdampak pada yang fungsi lain (M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E. Haemmerle .2008)

Kinerja Gardu Induk dipengaruhi oleh frekuensi jumlah gangguan dan durasi gangguan. Semakin banyak gangguan dan lama gangguan yang terjadi maka kinerja gardu induk juga akan menjadi buruk. Gangguan tersebut dipengaruhi faktor internal dan eksternal, selain itu gangguan tersebut ada yang bisa dikontrol (dalam kendali) dan ada juga yang diluar kontrol (diluar kendali) manusia.

NERC (North America Electric Realibility) sebuah perusahaan non profit yang ada di Amerika sejak 1984 – 2006 telah mendata faktor – faktor gangguan yang menyebabkan gangguan / pemadaman listrik :

Gambar 5 Faktor - Faktor Penyebab Gangguan Pada Sistem Kelistrikan Amerika Sejak 1984 - 2006

M.A. Islam, J.D, Tedford, dan E. Haemmerle (2008) menyatakan bahwa dasar semua gangguan internal berasal dari domain Strategis, Operasional, atau Teknis di dalam organisasi, sedangkan gangguan external adalah gangguan berasal dari domain luar organisasi. Sehingga berdasarkan pemaparan diatas, gangguan dipengaruhi beberapa indikator diantaranya :

A. Ganggguan Eksternal

Kondisi lingkungan dimana sistem jaringan transmisi / distribusi berada memiliki dampak yang besar terhadap kehandalan jaringan tersebut. Tingkat stres dari komponen peralatan transmisi lebih tinggi pada cuaca buruk dibandingkan cuaca normal (Roy Billinton, 2001). Roy Billinton (2001) dalam penelitiannya mengenai dampak cuaca buruk terhadap kehandalan sistem jaringan listrik dengan model 3 jenis cuaca mengemukakan hasil penelitiannya bahwa faktor kegagalan sistem meningkat seiring dengan kondisi cuaca yang semakin buruk. Di dalam penelitiannya dia juga menyatakan hasil laporan British electricity board bahwa semua gangguan tersebut diperoleh ketika kondisi cuaca sedang badai, berpetir ataupun turun salju.

Kirsty Murray dan R. W. Bell (2014) dalam penelitiannya mengenai dampak cuaca ekstrem dan pengaruhnya terhadap sistem kelistrikan di Amerika Serikat menyatakan badai salju di Canada pernah menyebabkan pemadaman meluas dan lebih dari 4 juta orang tidak menikmati energi listrik dalam waktu yang lama, dan kerugiannya pun ditaksir mencapai 20 juta dollar AS. Di dalam penelitiannya mereka juga menyatakan bahwa jaringan transmisi yang terkena

dampak cuaca ektrem dalam frekuensi yang cukup sering akan menyebabkan kerusakan atau gangguan peralatan listrik.

Perubahan cuaca disekitar jaringan transmisi akan meningkatkan kontaminasi dan frekuensi pekerjaan emergensi ( Builes & Eastman. 2008). Dalam penelitiannya tentang dampak kontaminasi air laut terhadap kinerja konduktor SUTT / SUTET Builes & Eastman jaringan transmisi yang dekat dengan lingkungan pantai akan rawan terjadi hot spot dan korosi akibat pengendapan garam pada konduktor maupun aksesori konduktor di tower SUTT / SUTET.

Dalam penelitian Jody W. Enck (1989) mengenai dampak alam liar terhadap gardu induk di New York menyatakan telah tercatat lebih dari 200 kali gangguan peralatan listrik yang diakibatkan oleh hewan di gardu induk di New York, dengan total kerugian setiap kali gangguan 12.000 dolar AS. Dampak dari gangguan akibat hewan tersebut mulai kerusakan peralatan, pengurangan kehandalan suplai daya ke konsumen hingga pemadaman.

B. Gangguan Strategi / Perencanaan

Ray Mohapatra (2006) dalam penelitiannya mengenai asesmen aset manajemen dan resiko peralatan pada sistem kelistrikan menyatakan, di India kerusakan peralatan listrik seperti trafo sebagian besar disebabkan oleh lamanya proses penyediaan peralatan baru , kendala manufaktur (perakitan), kendala pemasangan hingga mahalnya harga peralatan tersebut.

dalam penelitian Murugan, Raju (2015) dalam penelitiannya tentang dampak perencanaan pemeliharaan terhadap kerusakan trafo menyatakan bahwa salah satu penyebab dari kerusakan trafo yang terjadi di India disebabkan oleh

buruknya pemeliharaan, perencanaan pemeliharaan dan buruknya teknisi pemeliharaan. Dalam penelitiannya Murugan, Raju (2015) juga mengungkapkan pemeliharaan yang hanya berbasis waktu (durasi jam operasi) saja lebih merugikan dibandingkan dengan pemeliharaan berbasis dengan kasus. Untuk itu dia menyarankan kombinasi pemeliharaan berbasis kasus dan waktu agar gangguan peralatan tenaga listrik dapat terhindarkan.

C. Gangguan Teknis Peralatan

Kualitas bahan, tenaga teknisi , proses perakitan peralatan yang buruk dan proses operasi sistem kelistrikan yang menimbulkan stres pada material peralatan, gangguan sistem berupa pembebanan peralatan berlebih, stres material akibat tegangan berlebih akan menyebabkan banyak peralatan sistem tenaga listrik mengalami kerusakan sebelum umur pakainya tercapai (Mohapatra, 2006).

Hong, Yili dkk. (2009) menyatakan beberapa merk trafo daya memiliki umur pakai yang lebih pendek dibandingkan merk trafo lain. Hal ini menurut mereka perlu menjadi perhatian serius bagi produsen merk tersebut untuk lebih memperhatikan produk mereka.

D. Gangguan Operasi

Organisasi yang lemah dalam hal teknologi informasi secara praktis menghadapi lebih banyak gangguan operasional, yaitu konsekuensi deterimental yang dihasilkan (M. Ariful Islam dkk. 2012)

Sumereder ove & m. Muhr ove (2003) menyatakan salah satu kunci agar umur pakai Trafo daya paling optimal adalah dengan mengetahui mekanisme umur dan penuaan peralatan. Mekanisme penuaan pada Trafo daya bergantung pada

pengikisan sistem insulasi yang ada di dalam trafo, dan pengikisan tersebut dipengaruhi oleh seberapa sering trafo dibebani lebih oleh operator ( Sumereder ove

& m. Muhr ove. 2003). Oleh sebab itu semakin lama dan sering trafo dibebani lebih akan mengurangi umur trafo dan mempercepat kerusakan.

Sejumlah besar penelitian dan data statistik kecelakaan kerja pada industri listrik menunjukkan bahwa faktor manusia seperti operator tidak secara ketat menerapkan aturan keselamatan, kesalahan operasi, dapat menyebabkan gangguan dan pemadaman meluas ( Yingkai Bo et al. 2014).

Berdasarkan berbagai pemaparan dan penelitian sebelumnya diatas, variabel Gangguan yang terdiri dari indikator : gangguan eksternal, , gangguan operasional, gangguan strategi, dan gangguan teknikal peralatan , maka dapat ditarik hipotesis : H1 : Gangguan berpengaruh negatif terhadap kinerja gardu induk.

Dokumen terkait