• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

5.6. Pengaruh Iur Biaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan

Hasil dari pengisian kuesioner oleh 88 orang pasien menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien terhadap diberlakukannya iur biaya pelayanan kesehatan di RSUP H. Adam Malik diperoleh persentase terbanyak dengan kategori cukup puas sebanyak 38 orang (43,2%) diikuti yang puas sebanyak 30 orang (34,1%) dan yang kurang puas sebanyak 20 orang (22,7%).

Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa pasien yang menyatakan kurang puas sebesar 22,7% walaupun iur biaya yang diterapkan menurut hasil penelitian ini adalah tinggi, ini dapat dijelaskan bahwa iur biaya yang diterapkan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik masih sebesar 50% dari selisih tarif dan pasien tidak lagi dibebani oleh biaya lain-lainnya kecuali obat sehingga pasien sudah

dapat menghitung-hitung berapa besar biaya yang harus disediakan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tarif pelayanan kesehatan yang dibayar oleh PT Askes (Persero) sudah hasil dari negosiasi Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dengan PT Askes (Persero) namun dari tarif yang dibayarkan oleh PT. Askes (Persero) belum sesuai dengan tarif Rumah Sakit sehingga masih diperlukan iur biaya pelayanan kesehatan yang dibebankan kepada pasien. Besar iur biaya pelayanan kesehatan merupakan satu kesatuan dengan pola tarif pelayanan kesehatan bagi pasien Askes di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik.

Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa iur biaya pelayanan

kesehatan (iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium, iur biaya pelayanan radiologi, iur biaya pelayanan diagnostik terpadu, iur biaya ruangan) mempunyai

pengaruh terhadap kepuasan pasien dengan koefisien determinasi (Adjusted R

Square) sebesar 0,203, yang artinya bahwa variabel kepuasan pasien Askes Rawat Inap dapat dipengaruhi oleh variabel iur biaya operasi, iur biaya pelayanan laboratorium sebesar 20,3 % dan sisanya sebesar 79,7 % dipengaruhi oleh faktor- faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iur biaya pelayanan kesehatan yang diberlakukan di Rumah Sakit Umum H. Adam Malik pengaruhnya tidak begitu besar dibandingkan faktor-faktor lain (79,7%).

tentang iur biaya dan sikap tentang iur biaya terhadap kepuasan peserta PT. Askes terhadap kebijakan iur biaya di pelayanan rawat inap RSU Dr. Agoesdjam Kabupaten Ketapang.

Secara ilmiah setiap orang selalu diliputi kebutuhan dan sebagain besar kebutuhan itu tidak cukup kuat untuk mendorong seseorang berbuat sesuatu pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan menjadi suatu dorongan bila kebutuhan itu muncul hingga mencapai taraf intensitas yang cukup. Pemenuhan kebutuhan selalu di warnai oleh motif untuk memenuhinya, atau dengan kata lain motivasi dipakai untuk menunjukan suatu keadaan dalam diri seseorang yang berasal dari akibat suatu kebutuhan (Minardi, 2001).

Hakekat dasar penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan terhadap kesehatan (health need and demands) sedemikian rupa sehingga kesehatan para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut tetap terpelihara, bertitik tolak dari hakikat dasar ini maka pelayanan kesehatan dapat dikategorikan sempurna bila memenuhi kebutuhan dan tuntutan di setiap pasien yang terkait dengan timbulnya rasa puas terhadap pelayanan kesehatan (Azwar 1994).

Demand terhadap pelayanan rumah sakit tergantung terhadap demand akan kesehatan sendiri. Grossman (1972) menguraikan bahwa demand untuk kesehatan

memiliki beberapa hal yang membedakan dengan pendekatan tradisional demand

1) Yang diinginkan masyarakat atau konsumen adalah kesehatan bukan pelayanan

kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan derived demand sebagai input untuk

menghasilkan kesehatan

2) Masyarakat tidak membeli kesehatan dari pasar secara pasif

3) Masyarakat menghasilkannya, menggunakan waktu untuk usaha-usaha

peningkatan kesehatan, disamping menggunakan pelayanan kesehatan.

4) Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan investasi karena tahan lama dan tidak

terdepresi dengan segera.

5) Kesehatan dapat dianggap sebagai bahan komsumsi sekali gus sebagai bahan

investasi.

Kebutuhan pasien disebuah rumah sakit (Pohan, 2003) yaitu:

a. Kebutuhan terhadap akses pelayanan kesehatan, artinya kemudahan memperoleh

pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

b. Kebutuhan terhadap pelayanan yang tepat waktu, artinya tingkat ketersediaan

pelayanan kesehatan pada saat dibutuhkan.

c. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif, artinya biaya

pelayanan kesehatan terjangkau dan benar jumlahnya serta mampu mengurangi atau menghilangkan keluhan/penyakit.

d. Kebutuhan terhadap pelayanan yang tepat dan layak, artinya pelayanan kesehatan

yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

f. Kebutuhan terhadap penghargaan dan penghormatan pribadi, artinya semua pelanggan harus diperlakukan sebagai manusia yang penting dan terhormat.

g. Kebutuhan terhadap kesinambungan pelayanan kesehatan, artinya semua kegiatan

pelayanan kesehatan pasien harus dikoordinasikan dengan efektif.

h. Kebutuhan terhadap kerahasiaan, artinya semua informasi pasien harus terjamin

kerahasiaannya dan rahasia baru dapat dibuka atas izin pasien dan dilakukan oleh pejabat yang diberi wewenang.

Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan merupakan fungsi dari biaya dan manfaat yang terkandung dibelakangnya yaitu biaya dan manfaat yang marginal.

Kebutuhan (need) adalah sesuatu yang dinamis dan cenderung untuk terus menerus

tumbuh bersama dengan berjalannya waktu.

Analisis penetapan tarif yang berdasarkan atas biaya satuan aktual mungkin belum efisien karena pemanfaatan yang rendah, sehingga kemungkinan implikasinya adalah tarif yang terlalu tinggi. Atau sebaliknya, rumah sakit memiliki tingkat utilitas yang terlalu tinggi sehingga sebetulnya dibutuhkan sarana prasarana tambahan. Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu pula dihitung biaya satuan normatif, yaitu biaya yang mempertimbangkan kapasitas produksi optimal dari unit tersebut (FKM UI, 1998).

Meskipun pada suatu rumah sakit bersifat non profit, tarif yang ditetapkan tidak harus sama besar dengan biaya satuan karena bagaimanapun juga rumah sakit

penggantian peralatan dan fasilitas, adanya peningkatan biaya akibat inflasi dan kemajuan teknologi (Finkler, 1994).

PT. Askes (Persero) sebagai unit pengelola asuransi pegawai negri sipil dirasa perlu untuk meningkatkan kepuasan pasien sebagai peserta Askes dengan meminimalisasi atau bahkan meniadakan iur biaya pelayanan kesehatan sehingga pasien yang menggunakan fasilitas kesehatan tidak terbebani lagi dengan biaya-biaya tambahan yang harus dibayar sendiri oleh pasien.

PT. Askes (Persero) sudah mulai memperhatikan pelayanan kepada pasien dengan mengeluarkan Surat Keputusan No. 43/Kep/0109 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Khusus untuk Penyakit Katastropik dan Alat Kesehatan Canggih. Penyakit Katastropik adalah jenis penyakit yang karena sifat dan karakteristiknya memerlukan keahlian khusus, menggunakan alat kesehatan canggih dan atau memerlukan pelayanan seumur hidup, sehingga berakibat pada biaya pelayanan kesehatan yang tinggi. Di dalam Surat Keputusan ini dijelaskan bahwa pasien yang menderita penyakit Katastropik dibebaskan dari iur biaya pelayanan. Iur biaya pelayanan kesehatan yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik tetap diberlakukan namun dibayarkan oleh PT. Askes (Persero) dan tidak dibebankan lagi ke pasien yang menderita penyakit Katastropik.

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik dan PT. Askes (Persero) melakukan addendum kesepakatan kerja sama untuk menerapkan surat keputusan tersebut yang akan diberlakukan setelah penandatangani addendum kesepakatan kerja

Bila dilihat bahwa Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik merupakan rumah sakit yang pengelolaan keuanganya sudah merupakan rumah sakit badan layanan umum (BLU), untuk ini perlu ditinjau ulang tarif kesepakatan mengenai iur biaya karena penerapan yang diberlakukan masih 50% belum murni selesih tarif pelayanan rumah sakit dan tarif paket dari PT. Askes (Persero) serta iur biaya pelayanan juga akan dibayarkan oleh PT. Askes (Persero) untuk kasus Katastropik. Disamping itu pihak Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik juga perlu

melakukan perhitungan tarif yang berdasarkan unit cost.

Dokumen terkait