• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

5.2. Pengaruh Karakteristik terhadap Kinerja Bidan Desa dalam

5.2 Pengaruh Karakteristik terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

5.2.1 Pengaruh Umur terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa umur tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rostianna (2009), yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara umur bidan desa dengan kinerja dalam memberikan pelayanan kebidanan di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Hal ini berbeda dengan teori Hurlock (2002), bahwa semakin tua umur seseorang cenderung lebih berpengalaman dan lebih dipercaya dalam melakukan pelayanan kebidanan. Umur 18 – 40 tahun termasuk masa dewasa dini yaitu masa pencarian, kemantapan dan masa reproduktif dimana dimulainya suatu karier dan merupakan masa reproduksi sedangkan umur 41 – 60 tahun termasuk masa dewasa madya masa menikmati hasil kesuksesan.

Berdasarkan hasil distribusi bidan desa tentang umur, bahwa umur bidan desa yang terbanyak pada rentang 20 – 40 tahun. Rentang umur tersebut termasuk masa dewasa dini, masa pencarian dan belum berpengalaman dalam melakukan pelayanan

kebidanan termasuk pelayanan ASI eksklusif. Rentang umur 41 – 54 termasuk masa dewasa madya, tetapi kinerjanya dalam pencapaian ASI eksklusif juga kurang baik. Semakin tua umur bidan desa seharusnya semakin meningkat cakupan ASI eksklusifnya tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Hal ini disebabkan karena bidan desa tidak mempunyai motivasi yang kuat dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif. Sebagian besar beralasan karena pengetahuan ibu masih kurang, ibu sibuk bekerja, ibu terlalu capek, ASI kurang, anak menangis terus karena lapar dan juga faktor kebiasaan masyarakat yang memberikan makanan tambahan dan air tajin secara dini.

5.2.2. Pengaruh Masa kerja terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa masa kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini berbeda dengan penelitian Zulfansyah (2008), menunjukkan bahwa bidan desa yang bekerja > 10 tahun mempunyai kinerja yang baik, sebaliknya bidan desa yang bekerja ≤ 10 tahun mempunyai kinerja yang kurang baik pula. Hal ini berarti bahwa semakin lama bidan bekerja maka kinerja bidan desa akan semakin baik pula.

Menurut Depkes RI (1996), lama bekerja seorang bidan desa dapat diidentikkan dengan banyaknya pengalaman yang sudah dimilikinya. Dengan

semakin banyaknya pengalaman yang diperoleh maka pengetahuan bidan akan semakin bertambah pula dan bidan akan semakin mahir dan terampil dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Semakin lama masa kerja bidan desa seharusnya semakin meningkat cakupan ASI eksklusifnya tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Hal ini disebabkan bidan desa melakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif hanya kepada ibu yang datang ke tempat prakteknya, walaupun bidan desa sudah lama bekerja dan mengenal masyarakat desanya tetapi tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat misalnya keluarga, kader, tokoh masyarakat, lintas sektoral dan lainnya.

5.2.3. Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa tempat tinggal tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini berbeda dengan penelitian Winarni (2007), yang melakukan penelitian pada bidan desa di Kabupaten Aceh Utara yang mendapati bahwa kinerja bidan desa termasuk dalam pencapaian ASI Eksklusif kurang baik disebabkan 62,4% tidak tinggal pada tempat yang telah ditentukan (polindes).

Sesuai dengan namanya bidan desa, maka bidan desa diwajibkan tinggal di desa masing-masing serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya.

Bidan desa yang bertempat tinggal di desa seharusnya lebih dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif bila dibandingkan yang tidak tinggal di desa. Pada kenyataannya tidak seperti itu, hal ini disebabkan bidan desa yang bertempat tinggal di desa lebih banyak menitikberatkan pada persalinan saja sedangkan pelayanan ASI eksklusif tidak dilaksanakan dengan baik.

5.2.4. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini berbeda dengan pendapat Syarifah (2000), yang menyatakan bahwa ada pengaruh bermakna variabel pengetahuan petugas kesehatan termasuk bidan desa terhadap pelayanan dan pemeliharaan ASI eksklusif di Wilayah kerja Puskesmas Gandus Kecamatan Hilir Barat II Palembang.

Penelitian Exsi setyowati dkk (2008), juga menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan tingkat pengetahuan tenaga kesehatan termasuk bidan desa terhadap kemampuan memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif pada ibu prenatal di Puskesmas II Kartasura.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian besar bidan desa sudah mengetahui tentang ASI eksklusif tetapi tidak mengetahui target cakupan ASI eksklusif tahun 2010 dan pengamatan situasi dilakukan melalui pengumpulan data

yang diperoleh dari register kohort balita saja. Hal ini disebabkan bidan desa hanya sekedar tahu saja tentang ASI eksklusif tetapi tidak memahami tentang upaya pencapaian cakupan ASI eksklusif. Upaya yang perlu dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan bidan desa adalah perlu adanya pelatihan tentang kinerja dalam pencapaian ASI eksklusif.

5.2.5. Pengaruh Sikap terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa sikap tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasminah (2008), yang menunjukkan bahwa sikap bidan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemberian susu formula pada bayi baru lahir, yang berdampak pada rendahnya tingkat persentasi pemberian ASI eksklusif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan desa bersikap positif terhadap pelayanan ASI eksklusif. Sikap bidan desa yang positif seharusnya dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Bidan desa memang mempunyai sikap yang positif, tetapi dalam menghadapi kesulitan pelayanan ASI eksklusif, bidan desa tidak mempunyai motivasi yang kuat dalam mempertahankan pelayanan ASI eksklusif.

Sikap yang positif terhadap pelayanan ASI eksklusif kepada ibu sangat penting. Bidan dapat memberi pengaruh positif dengan cara memperagakan sikap positif tersebut kepada ibu dan keluarganya, sehingga mereka memandang bahwa kehamilan, melahirkan dan menyusui sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan, sehingga pemberian ASI eksklusif dapat berhasil dengan baik. Bidan desa yang bersikap negatif perlu dilakukan pemantauan dan pengawasan yang rutin langsung ke tempat kerja dan diberikan teguran dan hukuman langsung oleh atasan.

5.3. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI

Dokumen terkait