• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL PENELITIAN

5.3. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan Desa dalam

5.3.1. Pengaruh Kebutuhan terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa kebutuhan berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hasil uji regresi logistik dengan nilai OR 28,72, artinya bidan desa yang termotivasi meningkatkan kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif di wilayah kerjanya karena merupakan suatu kebutuhan dalam pekerjaannya sebagai bidan desa berpeluang lebih besar 28,72 kali untuk meningkatkan pencapaian ASI eksklusif dibandingkan bidan yang tidak termotivasi karena bukan menyatakan sebagai kebutuhan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Endang (2008), yang menemukan bahwa ada pengaruh bermakna motivasi intrinsik yaitu, kebutuhan,

keinginan dan harapan bidan desa terhadap kinerja dan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Kendal.

Menurut Handoko ( 2001), Motivasi internal adalah motivasi yang berfungsi tanpa adanya rangsangan dari luar, dari dalam individu sudah ada suatu dorongan untuk melakukan tindakan, jadi jika individu itu termotivasi dari dalam maka dia akan berusaha keras. Motivasi internal mempunyai arti mendasar sebagai inisiatif penggerak perilaku seseorang secara baik, hal ini disebabkan karena motivasi merupakan kondisi internal, kejiwaan dan mental manusia seperti keinginan, harapan, kebutuhan, dorongan dan kesukaan yang mendorong individu untuk berperilaku kerja untuk mencapai kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.

Bidan desa harus melakukan pencapaian ASI eksklusif karena memang merasa membutuhkan bukan karena ada dorongan dari luar dirinya. Kebutuhan memiliki potensi untuk memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku bidan di dalam pencapaian target cakupan ASI eksklusif dan juga sebagai alat dan motivasi kinerja yang efektif. Bidan desa yang tidak merasa butuh terhadap pencapaian ASI eksklusif harus mendapat perhatian dari pihak atasan (pimpinan), untuk dicarikan solusi supaya terjadi peningkatan motivasi kebutuhan bidan desa. Atasan yang memberikan, motivasi, pujian, dukungan terhadap bidan desa yang berhasil meningkatkan cakupan ASI eksklusif dalam suatu rapat minilokarya dapat meningkatkan motivasi kebutuhan bidan desa yang lain agar meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian target cakupan ASI eksklusif.

5.3.2. Pengaruh Prestasi terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa prestasi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Maxwel (2004), bahwa motivasi diri akan membangun semangat diri yang bertujuan untuk menjaga kestabilan serta tekad untuk maju dan berprestasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agenda (2008), yang menunjukkan bahwa ada pengaruh pencapaian (prestasi) terhadap mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas, Kabupaten Aceh Tenggara.

Winardi (2007), berpendapat bahwa orang – orang yang termotivasi untuk berprestasi memiliki tiga macam ciri umum sebagai berikut: ciri yang satu adalah sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas dengan derajat kesulitan moderat, kedua, orang-orang yang berprestasi tinggi juga menyukai situasi dimana kinerja mereka timbul karena upaya mereka sendiri dan bukan karena faktor dari luar seperti keberuntungan dan kemujuran. Karakteristik ketiga yang mengidentifikasi mereka yang berprestasi tinggi adalah mereka menginginkan lebih banyak umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan mereka, dibandingkan dengan yang berprestasi rendah.

Hasi penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi bidan desa rendah. Setiap bidan desa harus mempunyai keinginan untuk berprestasi maka bidan tersebut

akan berusaha terus untuk meraih kesuksesan sampai mencapai target cakupan ASI eksklusif. Bidan desa yang berjiwa pantang menyerah siap menghadapi hambatan yang yang ada di hadapannya dan menganggap bahwa tantangan dalam bekerja merupakan peluang untuk berprestasi lebih tinggi lagi. Bidan desa yang mempunyai motivasi berprestasi yang buruk harus diberikan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja mereka dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif.

5.3.3. Pengaruh Tanggungjawab terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa tanggungjawab berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2009), yang menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tanggungjawab terhadap kinerja konselor ASI eksklusif termasuk bidan desa di Kabupaten Aceh Barat Nangroe Aceh Darussalam.

Tanggungjawab bidan desa dalam hal ini menguatkan motivasinya untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, selain itu penyerahan tanggungjawab sesuai dengan kemampuan bidan desa akan meningkatkan kemandirian bidan desa dalam pelaksanaan tugas. Kesiapan bidan desa bertanggungjawab dalam setiap pekerjaan, terutama atas kesalahan yang dilakukannya akan meningkatkan

kemampuan bidan desa dalam mengatasi masalah yang muncul dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif.

Tanggungjawab tersebut akan menjadi sebuah tantangan apakah setiap bidan desa mampu mencapai hasil yang telah dibebankan kepadanya sehingga target cakupan ASI eksklusif dapat tercapai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan desa motivasi untuk bertanggungjawab rendah. Bidan desa yang mempunyai tanggungjawab rendah harus diberikan pengawasan, teguran apabila tidak berhasil meningkatkan cakupan ASI eksklusif.

5.3.4. Pengaruh Kondisi Kerja terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini sesuai dengan penelitian Wawan Setiawan (2007), yang menemukan bahwa ada pengaruh bermakna kondisi kerja, ketersediaan sumber daya, peralatan kerja terhadap kinerja bidan desa dalam hal melakukan tugasnya sebagai bidan desa di Kabupaten Tasikmalaya.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat yang dikemukakan Gibson (1997), yang menyatakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana berpengaruh terhadap kinerja individu. Beberapa aspek ketersediaan sarana yang menurut responden tidak

ada antara lain, tidak mempunyai ruangan khusus untuk melakukan promosi tentang ASI eksklusif, tidak mempunyai fasilitas promosi seperti leaflet, booklet dan poster tentang ASI eksklusif, tidak mempunyai alat elektronik yang mendukung kegiatan promosi yaitu tidak ada TV, tape dan tidak ada ruangan rawat gabung dan pojok laktasi untuk memantau kesehatan ibu nifas dan bayi.

Bidan desa dalam meningkatkan pencapaian cakupan ASI eksklusif harus didukung dengan kelengkapan sarana dan fasilitas promosi yang baik sehingga disarankan kepada pihak Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah untuk melengkapi sarana tersebut.

5.3.5. Pengaruh Supervisi terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa supervisi berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Uji regresi logistik dengan nilai odds ratio sebesar 17,06, artinya bidan desa yang termotivasi karena adanya supervisi berpeluang lebih besar 17,06 kali meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian ASI eksklusif dibandingkan bidan yang tidak termotivasi dengan supervisi.

Penelitian Guspiyanto (2007), menemukan bahwa Variabel supervisi merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan bidan di desa

terhadap standar layanan ANC termasuk pelayanan ASI eksklusif di Kabupaten Muaro Jambi.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Riyanto (2005), yang menemukan bahwa ada hubungan bermakna antara supervisi kepala puskesmas, bidan koordinator dengan kinerja pelayanan KIA bidan desa di kabupaten Sorong.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan desa menyatakan tidak ada pemantauan cakupan ASI eksklusif setiap rapat bulanan, tidak ada bimbingan teknis bila target cakupan ASI ekslusif tidak tercapai, tidak ada atasan melakukan monitoring ke tempat kerja, tidak menindaklanjuti pencapaian cakupan ASI eksklusif yang tidak tercapai dan tidak ada program pengawasan setiap kegiatan yang dilaksanakan.

Pemantauan terhadap bidan desa biasanya dilakukan oleh kepala puskesmas sebagai atasan langsung dibantu dengan bidan koordinator. Pemantauan tentang cakupan ASI eksklusif dilakukan sewaktu rapat minilokakarya di Puskesmas dan bila target cakupan ASI eksklusif tidak tercapai, dilakukan monitoring langsung ke desa dan menindaklanjuti dengan program pengawasan dan teguran langsung kepada bidan desa. Pemantauan dan pengawasan minimal dilakukan 3 (tiga) bulan sekali dan juga diperlukan koordinasi dengan lintas program lainnya seperti petugas gizi dan promosi kesehatan. Kurangnya pemantauan dan pengawasan terhadap cakupan ASI eksklusif membuat taget cakupan ASI tidak akan tercapai.

5.3.6. Pengaruh Gaji terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa gaji berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Uji regresi logistik juga menunjukkan odds ratio sebesar 21,31, artinya bidan desa yang termotivasi karena adanya gaji berpeluang lebih besar 21,31 kali meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian ASI eksklusif dibandingkan bidan yang tidak termotivasi dengan gaji yang diterimanya.

Hal ini sesuai dengan penelitian Glorikus (2005), menunjukkan bahwa ada pengaruh besarnya insentif dan motivasi petugas kesehatan termasuk bidan desa dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada ibu.

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Hasibuan (2001), imbalan langsung yaitu gaji, insentif bersifat motivasi ekstrinsik utama yang memengaruhi motivasi seseorang untuk bekerja dan juga didukung oleh pendapat Gibson (1997), motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerjasama demi tercapainya tujuan bersama didorong oleh motivasi finansial yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yatino (2005), yang menemukan bahwa tidak ada hubungan antara insentif dengan kinerja bidan desa dalam program perbaikan gizi termasuk pelayanan ASI.

Bidan adalah termasuk karyawan yang juga membutuhkan motivasi finansial termasuk gaji/insentif yang cukup dalam melakukan pelayanannya kepada masyarakat. Bidan desa mengharapkan perhatian dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Karo, selain gaji ada insentif dalam bentuk uang atas prestasinya dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif sehingga akan meningkatkan minat, motivasinya dalam melakukan pelayanan ASI yang bermutu kepada masyarakat.

5.3.7. Pengaruh Penghargaan Produsen Susu terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa penghargaan produsen susu tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kasminah (2008), yang menemukan bahwa ada pengaruh insentif produsen susu formula terhadap pemberian susu formula pada bayi baru lahir sehingga berdampak negatif terhadap pemberian ASI eksklusif di Klinik Bersalin di kota Medan. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin (2006), yang menemukan bahwa promosi susu formula berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif.

Insentif yang diterima bidan dalam pemberian susu formula kepada pasien mendapatkan bonus dari produsen susu dalam berbagai bentuk, hal ini sangat mendorong bidan untuk melakukan tindakan pemberian susu formula. Hal ini sesuai dengan pandangan Wexley (1998), yang menyatakan bahwa program insentif yang

menggunakan bonus dapat mengokohkan ketergantungan yang lebih kuat dan adanya keterkaitan yang erat antara produktivitas individu dengan insentif tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar bidan desa menyatakan bahwa mereka kurang dihargai produsen susu. Berdasarkan pengamatan dan wawancara di lapangan masih ada bidan desa menjadi anggota dari suatu produk susu formula tetapi karena tidak bisa mencapai target yang diberikan produsen susu sehingga penghargaan dari produsen susu tidak tercapai dan masih ada bidan yang memajang kotak susu formula di tempat kerjanya. Bidan desa beralasan bahwa keluarga dari pasien sendiri yang menganjurkan untuk memberikan susu formula dengan alasan bayinya menangis terus, karena lapar. Motivasi bidan desa untuk memberikan pengertian kepada keluarga agar tetap mendorong ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya masih rendah.

Pemerintah daerah sebaiknya membuat peraturan daerah yang mengatur tentang pemasaran susu formula beserta hukuman dan sanksi yang jelas.

5.3.8. Pengaruh Penghargaan Pemerintah terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif

Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa penghargaan pemerintah tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif.

Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Helmi (2008), yang menemukan bahwa variabel imbalan tidak langsung seperti penghargaan kepada petugas puskesmas

termasuk bidan desa mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kinerja petugas di Kabupaten Serdang Bedagai. Menurut Hasibuan (2001), imbalan tidak langsung merupakan imbalan eksktrinsik yang diberikan dalam bentuk penghargaan, promosi serta pengembangan karir karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bidan desa menyatakan kurang dihargai pemerintah. Bidan desa membutuhkan penghargaan dari pemerintah baik dalam bentuk insentif, hadiah, kenaikan jabatan, surat penghargaan, medali atas pencapaian target cakupan ASI eksklusif, agar memotivasi bidan untuk bekerja dengan lebih baik.

Dokumen terkait