H 3. Organization Citizen Behavior Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Organization Citizen Behavior pada Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan hasil penelitian, kecerdasan emosional secara langsung berpengaruh signifikan terhadap organization citizen behavior pada Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya semakin baik kecerdasan
l |P a g e
emosional, maka akan memperbaiki organization citizen behavior pada Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini cukup beralasan karena kecerdasan emosional termasuk dalam penilaian baik jika diamati dari indikator kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial dan keterampilan sosial.
Secara deskriptif, kesadaran diri paling baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden dan dipandang kuat dalam merefleksikan variabel kecerdasan emosional. Artinya, pegawai menyadari keterkaitan antara perasaan, pikiran, perkataan dan perbuatannya. Disamping itu, pegawai menyadari kekuatan dan kelemahan serta kemampuan dirinya. Pengaturan diri juga sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden dan dipandang sangat kuat dalam merefleksikan variabel kecerdasan emosional. Artinya pegawai selalu menjaga agar emosi yang tidak stabil tetap terkendali, mampu mewujudkan integritas yang bertanggung jawab dalam mengelola diri sendiri serta bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas.
Fakta empiris menunjukkan bahwa kesadaran sosial sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden dan dipandang kuat dalam merefleksikan variabel kecerdasan emosional. Artinya pegawai selalu mengerti dengan pendapat rekan kerja, bersedia melakukan pelayanan dengan baik serta selalu menawarkan umpan balik yang bermanfaat. Selanjutnya, keterampilan sosial juga sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden, namun masih lemah dalam merefleksikan variabel kecerdasan emosional. Artinya pegawai terampil dalam melakukan pendekatan, mampu memimpin dalam menghadapi masalah-masalah sulit serta mampu memimpin melalui keteladanan. Namun demikian, masih ada sebagian kecil responden yang kecerdasan emosionalnya belum optimal. Ini berarti bahwa jika dilihat dari sisi kesadaran diri, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya menyadari keterkaitan antara perasaan, pikiran, perkataan dan perbuatannya, belum sepenuhnya menyadari kekuatan dan kelemahan serta kemampuan dirinya. Dari sisi pengaturan diri, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya selalu menjaga agar emosi yang tidak stabil tetap terkendali, belum sepenuhnya mampu mewujudkan integritas yang bertanggung jawab dalam mengelola diri sendiri serta belum sepenuhnya bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas. Dari sisi kesadaran sosial, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya selalu mengerti dengan pendapat rekan kerja, belum sepenuhnya bersedia melakukan pelayanan dengan baik serta belum sepenuhnya selalu menawarkan umpan balik yang bermanfaat. Selanjutnya, dari sisi keterampilan sosial, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya terampil dalam melakukan pendekatan, belum sepenuhnya mampu memimpin dalam menghadapi masalah-masalah sulit serta belum sepenuhnya mampu memimpin melalui keteladanan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan kecerdasan emosional pegawai adalah pegawai harus dituntut agar
li |P a g e
menyadari keterkaitan antara perasaan, pikiran, perkataan dan perbuatannya. Pegawai juga dituntut untuk menyadari kekuatan dan kelemahan serta kemampuan dirinya. Disamping itu, pegawai harus selalu menjaga agar emosi yang tidak stabil tetap terkendali, mampu mewujudkan integritas yang bertanggung jawab dalam mengelola diri sendiri serta bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas. Kemudian, pegawai sebaiknya berupaya agar selalu mengerti dengan pendapat rekan kerja dan bersedia melakukan pelayanan dengan baik serta selalu menawarkan umpan balik yang bermanfaat. Selanjutnya, pegawai harus terampil dalam melakukan pendekatan, mampu memimpin dalam menghadapi masalah-masalah sulit serta mampu memimpin melalui keteladanan.
Implikasi dari kondisi kecerdasan emosional tersebut dapat memperbaiki organization citizen behavior yang tercermin pada indikator membantu orang lain, berhati-hati, kualitas moral, sportif dan kesopanan. Secara deskriptif, berhati-hati paling baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden namun dipandang lemah dalam merefleksikan variabel organization citizen behavior. Artinya, pegawai bekerja teliti, hadir lebih awal dan patuh terhadap aturan. Membantu orang lain juga sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden dan dipandang sangat kuat dalam merefleksikan variabel organization citizen behavior. Artinya pegawai mengutamakan kepentingan orang lain, selalu membantu rekan kerja dalam melaksanakan tugas serta dapat membantu pimpinan jika diperlukan dalam pelaksanaan tugas penting.
Fakta empiris menunjukkan bahwa sportif dan kesopanan sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden dan keduanya dipandang kuat dalam merefleksikan variabel organization citizen behavior. Artinya pegawai selalu memberikan suportif pada setiap kegiatan yang bertujuan memajukan organisasi, tidak senang protes atas kebijakan yang dibuat pimpinan serta bekerja tanpa keluhan. Disamping itu, pegawai bersikap sopan dalam melayani masyarakat, menghormati masyarakat serta meringankan masalah yang dihadapi masyarakat. Selanjutnya, kualitas moral juga sudah baik dalam pelaksanaannya menurut persepsi responden dan dipandang kuat dalam merefleksikan variabel organization citizen behavior. Artinya pegawai berpartisipasi membantu perkembangan organisasi secara professional, secara sosial dan secara alamiah. Namun demikian, masih ada sebagian kecil responden yang organization citizen behaviornya belum optimal. Ini berarti bahwa jika dilihat dari sisi membantu orang lain, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya mengutamakan kepentingan orang lain, belum sepenuhnya selalu membantu rekan kerja dalam melaksanakan tugas serta belum sepenuhnya dapat membantu pimpinan jika diperlukan dalam pelaksanaan tugas penting. Dari sisi berhati-hati, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya bekerja teliti, belum sepenuhnya hadir lebih awal dan belum sepenuhnya patuh terhadap aturan. Dari sisi kualitas moral, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya berpartisipasi membantu perkembangan organisasi baik secara professional, secara
lii |P a g e
sosial maupun secara alamiah. Kemudian dari sisi sportif, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya memberikan suportif pada setiap kegiatan yang bertujuan memajukan organisasi, belum sepenuhnya mendukung kebijakan yang dibuat pimpinan dan belum sepenuhnya bekerja tanpa keluhan. Selanjutnya, dari sisi kesopanan, masih ada sebagian kecil pegawai yang belum sepenuhnya bersikap sopan dalam melayani masyarakat, belum sepenuhnya menghormati masyarakat serta belum sepenuhnya dapat meringankan masalah yang dihadapi masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan organization citizen behavior pegawai adalah pegawai harus mengutamakan kepentingan orang lain, berupaya agar selalu membantu rekan kerja dalam melaksanakan tugas serta berupaya untuk membantu pimpinan jika diperlukan dalam pelaksanaan tugas penting. Disamping itu, pegawai dituntut agar bekerja dengan teliti, hadir lebih awal dan patuh terhadap aturan serta berpartisipasi membantu perkembangan organisasi baik secara professional, secara sosial maupun secara alamiah. Kemudian, pegawai harus memberikan suportif pada setiap kegiatan yang bertujuan memajukan organisasi, mendukung kebijakan yang dibuat pimpinan, bekerja tanpa keluhan, sopan dalam melayani masyarakat dan menghormati masyarakat serta berupaya agar dapat meringankan masalah yang dihadapi masyarakat.
Hasil penelitian ini memperkuat pendapat yang dikemukakan oleh Organ (dalam Muhdiyanto dan Hidayati, 2008) bahwa kecerdasan emosional dapat mendorong seorang karyawan dalam mengelola perasaan, memotivasi diri sendiri, berempati dan bekerjasama dengan orang lain. Ketika seorang pegawai mempunyai motivasi diri dan keterampilan sosial yang tinggi, tentunya akan mendorong berperilaku dalam organisasi secara kooperatif, suka menolong, perhatian dan bersungguh-sungguh diluar persyaratan formal. Perilaku ini sering muncul dalam sebuah organisasi atau sering disebut dengan organization citizen behavior. Disamping itu, mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumiyarsih, dkk (2012) bahwa kecerdasan emosional dapat menentukanorganization citizen behavior pada pegawai. Pegawai yang memiliki kecerdasan emosional, akan merasakan emosi yang positif dan menyenangkan, lebih kooperatif dalam bekerja dengan divisi atau rekan kerja lain sehingga dapat meningkatkan kinerja. Juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh David and Elizabeth (2012) bahwa kecerdasan emosional berpengaruh positif terhadaporganizational citizenship behavior.
Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap organization citizen behavior. Artinya semakin baik kecerdasan emosional yang diamati dari kesadaran diri, pengaturan diri, kesadaran sosial dan keterampilan sosial dapat memperbaiki organization citizen behavior pada Dinas Perhubungan Kominfo Provinsi Sulawesi Tenggara yang terimplementasi pada membantu orang lain, berhati-hati, kualitas moral,sportif dan kesopanan.
liii |P a g e
4.5.2. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas