• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman antara Siswa yang Memiliki Minat Baca Tingkat Tinggi, Sedang, dan Minat Baca

D. Pembahasan Hasil Penelitian

2. Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman antara Siswa yang Memiliki Minat Baca Tingkat Tinggi, Sedang, dan Minat Baca

Rendah

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel sama diperoleh keputusan uji dari hasil analisis tersebut, maka Ho yang menyatakan “tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang memiliki kategori minat baca tinggi, minat baca

commit to user

sedang dan minat baca rendah “ditolak, dan H1 yang menyatakan “ada perbedaankemampuan membaca pemahaman anatar siswa yang memiliki kategori minat baca tinggi, minat baca sedang, dan minat baca rendah”, diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang memiliki tingkat kategori minat baca tinggi, minat baca sedang, dan minat baca rendah.

Kesimpulan yang diperoleh dalam hipotesis ini telah sesuai dengan hipotesis penelitian. Yakni, Kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kategori minat baca tinggi lebih baik daripada kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki kategori minat baca rendah. Oleh karena itu, siswa yang memiliki kategori minat baca tinggi memperoleh kemampuan membaca pemahaman yang lebih baik daripada siswa yang memiliki minat baca rendah dan siswa yang memiliki minat baca sedang.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang yang telah dilakukan oleh Putuh Puji (2007: 12-13) tentang pengaruh metode pembelajaran dan minat baca. Mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki minat baca tinggi sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman dan sebaliknya, siswa yang memiliki minat baca yang rendah cenderung memiliki skor kemampuan membaca yang kurang. Menurutnya, selain minat baca, metode pembelajaran membaca siswa sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman (Putuh Puji, 2007: 13)

Karakteristik model pembelajaran dan minat baca siswa yang tinggi, menghasilkan kemampuan membaca pemahaman siswa yang efektif. Hal ini

commit to user

memungkinkan siswa mengembangkan pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkatan yang lebih tinggi, dengan kata lain minat baca yang tinggi merupakan modal utama untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa.

Selain meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, minat baca siswa yang tinggi juga memiliki kemampuan membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan membaca pemahaman. Oleh karena itu, siswa yang memiliki kategori minat baca tinggi mencapai atau memperoleh kemampuan membaca pemahaman yang lebih baik daripada siswa yang memiliki minat baca rendah.

Hasil penelitian ini juga dapat menunjukan bahwa adanya sikap dan keinginan yang positif dan rasa keterikatan dalam diri siswa terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Sebagaimana dikemukakan oleh Rahayu (1999: 26). Menjelaskan bahwa minat membaca merupakan suatu sikap dan adanya rasa tertarik terhadap buku bacaan yang dimiliki pada seseorang yang disertai dengan perasaan senang dan tertarik untuk melakukan aktifitas membaca dengan kemauannya sendiri tanpa ada yang menyuruh.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Khalek, dalam penelitian yang berjudul “The Effects of the Directed Reading-Thinking Activity on EFL Students' Referential and Inferential Comprehension” (2006: 12) hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemahaman bacaan antara kedua kelompok pada pra-tes dan post-tes. Namun, setelah dilakukan eksperimen terdapat perbedaan

commit to user

yang sangat signifikan secara statistik dan illustrasi pemahaman bacaan baik referensial dan inferensial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan keterampilan pemahaman referensial dan inferensial hanya dapat diperoleh dari hasil menggunakan strategi pembelajaran membaca.

Hasil penelitian ini juga mendukukung hasil penelitian Suyanto, telah melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Membaca dan Tingkat Kemampuan Penalaran terhadapap Kemampuan Pemahaman Bacaan” (2007: 43). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan membaca pemahaman kelompok mahasiswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran tinggi dan menggunakan model pembelajaran membaca DRA lebih tinggi dari kemampuan pemahaman mahasiswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran tinggi dan menggunakan model pembelajaran membaca SQ3R, (3) kemampuan pemahaman bacaan kelompok mahasiswa yang memiliki tingkat kemampaun penalaran rendah dan menggunakan model pembelajaran membaca SQ3R lebih tinggi dari kemampuan pemahaman bacaan mahasiswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran rendah dan menggunakan metode DRA. terdapat interaksi antara model-model pembelajaran DRA dengan tingkat kemampuan penalaran terhadap kemampuan pemahaman bacaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati, dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh strategi Know Want to Learning (KWL) dan Direct Reading Activity (DRA) terhadap kemampuan membaca intensif ditinjau dari kebiasaan membaca” (2009:65) menyimpulkan bahwa kemampuan membaca intensif siswa yang mempunyai kebiasaan membaca

commit to user

baik lebih baik daripada siswa yang diajar dengan mempunyai kebiasaan membaca buruk.

Selanjutnya, sesuai dengan hasil penelitian Henry Clay Lindgreen (2009:21) terhadap sejumlah siswa yang sukses, alasan keberhasilan studi siswa yakni; kebiasaan studi yang baik (Good study habits) 33%; minat (Interest) 25%;

Kecerdasan (Intellegende) 15%; Pengaruh keluarga (Family infkuence) 5% lain-laian (Other) 22%. Dari beberapa hasil penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa minat belajar yang baik memainkan peranan yang penting bagi para siswa yang sukses.

Menurut Mallow & Peterson (1999: 3) DRTA merupakan suatu Model pembelajaran yang memperbaiki pemahaman dan mengembangkan membaca aktif dan berpikir kritis dengan menyuruh siswa mempredikai, membaca bertanya, dan membuktikan dan menyangkal memerlukan minat baca siswa yang tinggi.

Disamping itu, DRTA adalah suatu prosedur yang digunakan pembelajar untuk menyokong dan memperluas penalaran siswa yang berkenaan dengan isi bacaan mereka (Rockingham, 2001:1)

Demikian juga kemampuan membaca pemahaman siswa juga dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran PQRST bagi siswa yang memiliki kategori minat baca tinggi. Hal ini mengimplikasikan bahwa setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Oleh karena itu perlu ada usaha dari guru untuk memanfaatkan masing-masing kelebihan itu. Selain memperhatikan kelebihan dan kelemahan setiap model pembelajaran. Faktor lain

commit to user

yang harus diperhatikan dalam perbaikan kemampuan membaca pemahaman siswa adalah kategori minat baca yang dimiliki mahasiswa.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, disimpulkan bahwa temuan yang menunjukan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca tinggi lebih baik belajar dengan model pembelajaran DRTA daripada siswa yang belajar model pembelajaran PQRST dan DRA. Dengan model pembelajaran DRTA, siswa lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam kerja sama kelompok sehingga dapat menggali sedalam-dalamnya tentang informasi yang berkaitan dengan isi bacaan.

Selanjutnya, pencapaian hasil pembelajaran membaca pemahaman yang otimal akan terlaksana apabila guru dapat mengusahakan lingkungan belajar yang kondusif yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan sendiri, memberikan tantangan, memperhatikan proses daripada hasil, mengusahakan agar pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. Untuk mewujudkan hal demikian, para guru perlu mendapat bekal dan pemahaman tentang model pembelajaran DRTA serta minat baca siswa.

Minat baca siswa sangat berpengaruh dalam pemilihan model pembelajaran membaca. Dengan model pembelajaran membaca DRTA siswa yang memiliki minat baca rendah kurang mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

commit to user

3. Terdapat Interaksi Model Pembelajaran dan Minat Membaca

Dokumen terkait