• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman antara Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Model DRTA, Model Pembelajaran PQRST,

D. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman antara Siswa yang Mengikuti Pembelajaran Model DRTA, Model Pembelajaran PQRST,

dan Model Pembelajaran DRA

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel sama diperoleh keputusan uji dari hasil analisis tersebut, maka Ho yang menyatakan “tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran DRA, model pembelajaran PQRST, dan model pembelajaran DRTA” ditolak, dan H1 yang menyatakan ada perbedaan “ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman

commit to user

siswa yang diajar dengan model pembelajaran DRA, model pembelajaran PQRST, dan Model pembelajaran DRTA”, diterima. Hal ini berarti bahwa “ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman siswa yang diajar dengan model pembelajaran DRA, model pembelajaran PQRST, dan model pembelajaran DRTA.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga model pembelajaran yakni, model pembelajaran DRTA, model pembelajaran PQRST, dan model pembelajaran DRA dengan mengunakan tiga kategori yakni, kategori minat baca tinggi, minat baca sedang, dan minat baca rendah. Untuk menentukan model pembelajaran manakah yang kemampuan membaca pemahaman siswa lebih baik cukup dilihat dari nilai rerata marginal masing-masing model pembelajaran. Dengan melihat rerata dari masing-masing-masing-masing model pembelajaran dan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa yang mendapat perlakuan model pembelajaran DRTA lebih baik daripada kemampuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan model pembelajaran DRA dan PQRST.

Sebagai mana hasil penelitian yang dikemukakan oleh Katherine A.

Dougherty (2008:10) yang menunjukan bahwa model pembelajaran DRTA merupakan model pembelajaran membaca pemahaman yang sangat efektf jika dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Selain itu, model pembelajaran DRTA mampu meningkatkan daya ingat siswa yang lebih baik serta menghasilkan statistik efek yang signifikan dalam kemampuan membaca pemahaman.

commit to user

DRTA merupakan salah satu model pembelajaran yang memperbaiki kemampuan membaca pemahaman dan mengembangkan membaca aktif dan berpikir kritis dengan menyuruh siswa memprediksi, membaca, bertanya, dan membuktikan atau menyangkal prediksi mereka. Selain itu DRTA merupakan salah satu model pembelajaran membaca pemahaman yang diarahkan untuk mencapai tujuan umum.

Tujuan menggunakan model pembelajaran DRTA adalah siswa memunculkan 'sebelum pengetahuan tentang topik teks, mendorong siswa untuk memantau pemahaman mereka sementara mereka membaca, menetapkan tujuan untuk membaca. Siswa membaca untuk mengkonfirmasi dan merevisi prediksi mereka membuat), mendorong pembaca untuk lebih sadar akan strategi yang mereka gunakan untuk menafsirkan teks, membantu siswa memahami proses membaca, untuk mengembangkan keterampilan prediksi, untuk merangsang pemikiran dan mengembangkan hipotesis tentang teks yang interpretasi bantuan dan pemahaman, meningkatkan pemahaman tentang tujuan dan efek dari struktur dan fitur dari teks tertentu, meningkatkan rasa ingin tahu tentang teks-teks tertentu dan jenis, dan mendorong siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan mengubah mereka sendiri dalam terang informasi tambahan (Conner, 2006: 10).

Kesimpulan yang diperoleh dalam hipotesis ini telah sesuai dengan hipotesis penelitian. Kemampuan membaca pemahaman siswa dengan perlakuan model pembelajaran DRTA lebih baik daripada model pembelajaran DRA dan PQRST disebabkan karena model pembelajaran DRTA menuntut peserta didik untuk bertanggung jawab individual maupun kelompok dengan adanya pembagian

commit to user

tugas. Lebih lanjut, model pembelajaran DRTA menekankan pada proses belajar bagi siswa di mana siswa memprediksi isi teks bacaan dan menyesuaikan dengan hasil prediksinya. Dengan demikian proses pembelajaran dengan menggunakan model DRTA menuntut peserta didik lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Model pembelajaran DRTA sangat membantu siswa membuat prediksi berdasarkan materi atau petunjuk judul dan petunjuk gambar sehingga mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan menyimpulkan dengan versi mereka masing- masing. Di samping guru menyuruh siswa memprediksikan lanjutan suatu cerita atau suatu teks bacaan. Model ini lebih menekankan pentingnya prediksi dalam memotivasi siswa membangkitkan minat baca, ketika mereka menemukan bahwa banyak latar belakang pengetahuan dan pengalaman siswa relevan dengan topik pelajaran.

Selanjutnya, model pembelajaran DRTA lebih memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks melalui kegiatan memprediksi dan membuktikan prediksinya di saat mereka membaca. Model ini bertujuan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta, atau konsep. Memahami lebih membutuhkan pemerolehan apa yang didengarkan dan dibaca serta melihat keterkaitan antara aspek–aspek dalam memori. Untuk memiliki kemampuan mengingat dan memahami dibutuhkan kemampuan berpikir. Dengan melalui langkah–langkah model pembelajaran DRTA siswa melibatkan proses berpikir dan memahami bukan hanya isi bacaan tetapi juga menyadari manfaat dan tujuan dari teks melalui proses berpikir.

commit to user

Penggunaan model DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman mendorong rasa ingin tahu siswa, membuat siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran, dan menghubungkan struktur pengetahuan siswa dalam proses berfikir mengingat dan memahami. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator atau penuntun. Tujuan akhir dari kegiatan pembelajaran bukanlah sekedar hanya memahami bahan bacaan dan menentukan jenis teks berdasarkan penandanya tetapi juga proses memahami bacaan tersebut dengan cara mengembangkan kemampuan berpikir, menghubungkan antara pengalaman dengan kenyataan.

Hakikat dari hasil pembelajaran membaca pemahaman di atas tidak hanya sebatas memahami atau mengetahui arti kata atau kalimat yang terdapat dalam teks, menentukan jenis teks berdasarkan pandangannya, tetapi juga memahami pesan yang ingin disampaikan penulis. Oleh karena itu, pembelajaran dengan model DRA dan PQRST dimungkinkan kurang mendorong siswa menigkatkan kemampuan membaca pemahaman dan cenderung menghasilkan kemampuan siswa lemah dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, hal inilah yang menyebabkan kemapuan membaca pemahaman siswa dengan menggunakan model pembelajaran DRTA lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran DRA dan model pembelajaran PQRST .

Hasil analisis data pada penelitian ini mendukung hasil penelitian Zulhida, telah melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh strategi Pembelajaran Membaca dan Tingkat Skemata Terhadap Pemahaman Bacaan” (2010: 121)

commit to user

hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) kemampuan pemahaman bacaan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran membaca DRTA lebih tinggi dari kemampuan pemahaman bacaan kelompok siswa yang menggunakan model pembelajaran membaca SQ3R, (2) kemampuan pemahaman bacaan kelompok siswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran tinggi dan menggunakan model pembelajaran membaca DRTA lebih tinggi dari kemampuan pemahaman siswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran tinggi dan menggunakan model pembelajaran membaca SQ3R, (3) kemampuan pemahaman bacaan kelompok siswa yang memiliki tingkat kemampuan penalaran rendah dan menggunakan model pembelajaran membaca SQ3R lebih tinggi dari kemampuan pemahaman bacaan siswa yang memiliki tingka kemampuan penalaran rendah dan menggunakan metode DRTA, (4) terdapat interaksi antara model-model pembelajaran DRTA dengan tingkat kemampuan penalaran terhadap kemampuan pemahaman bacaan.

Selain temuan penelitian Zulhida, Penelitian yang sama telah dilakukan oleh Talal Abd Al- Hameed Al Odwan telah melakukan penelitian yang berjudul The Effect of The Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Through Cooperative Learning on English Secondary Stage Students’ Reading Comprehension (2012: 2). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran DRTA mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Luz Marina Echeverri telah melakukan penelitian dengan judul “Reading

commit to user

Strategies to Develop Higher Thinking Skills for Reading Comprehension”

(2009:2)), hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran membaca dan tugas tugas membaca interaktif dapat meningkatkan pembelajaran membaca pemahaman. Mayoritas siswa menggunakan bahasa Inggris untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan oleh guru dengan tingkat pemahaman pemahaman bacaan yang sangat baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sukasih, dalam penelitian yang berjudul “Pengembangan Model Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman” (2009: 6). Temuan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas model DRTA untuk membaca pemahaman siswa termasuk dalam katagori baik, Hasil postes yang dilakukan pada uji coba lapangan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini mempunyai dampak yang baik terhadap ketuntasan belajar siswa.

Hasil yang sama juga dilakukan oleh Prihanggara, penelitian yang berjudl

“Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)” (2012: 31) Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan Strategi Directed Reading Thinking Activity meningkat. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran Directed Reading Thinking Activity dapat meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan membaca cerita, dan penerapan kemampuan membaca

commit to user

pemahaman dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat meningkatakan hasil belajar pada siswa.

Berdasarkan hal di atas, dapat dikatakan bahwa peningkatan mutu pembelajaran akan terjadi apabila guru menggunakan model pembelajaran yang tepat terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Mutu pembelajaran pada satuan pendidikan akan meningkat apabila kemampuan membaca pemahaman siswa baik. Hal ini mengingat hampir semua kegiatan pembelajaran sangat membutuhkan dan atau tidak bisa terlepas dari aktivitas membaca. Peran sekolah dan guru sangat penting dan strategis untuk memberikan dukungan kepada siswa dalam upaya memperbaiki kemampuan membaca pemahaman siswa.

Selanjutnya, sekolah harus menjadikan kegiatan membaca sebagai program pembelajaran yang utama serta menjadikan sebagai landasan pembelajaran bagi semua mata pelajaran untuk semua jenjang pendidikan.

Membaca sebagai kegiatan pembelajaran harus dilakukan secara alamiah dan menekankan kepada membangun pemahaman individu terhadap makna kegiatan membaca.

2. Pengaruh Kemampuan Membaca Pemahaman antara Siswa yang

Dokumen terkait