• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9

2.4. Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap

2.4. Pengaruh Ketimpangan Pendapatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Ketimpangan pendapatan sebenarnya telah terjadi diseluruh negara di dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang. Namun perbedaannya adalah ketimpangan pendapatan lebih besar terjadi di negara-negara yang baru memulai pembangunannya, sedangkan bagi negara maju atau lebih tinggi pendapatannya cenderung lebih merata atau tingkat ketimpangannya rendah. Keadaan ini antara lain dijelaskan oleh Todaro (1981), bahwa negara-negara maju secara keseluruhan memperlihatkan pembagian pendapatan yang lebih merata dibandingkan

dengan negara-negara dunia ketiga yakni negara-negara yang tergolong sedang berkembang.

Nicholas Kaldor (1960), menyatakan bahwa semakin tidak merata pola distribusi pendapatan, semakin tinggi pula laju pertumbuhan ekonomi karena orang-orang kaya memiliki rasio tabungan yang lebih tinggi dari pada orang-orang miskin sehingga akan meningkatkan aggregate saving rate yang diikuti oleh peningkatan investasi dan pertumbuhan ekonomi.

2.5. Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah

Sjafrijal (2008), menyatakan ketimpangan pembangunan antar wilayah merupakan aspek yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. Akibat perbedaan ini, kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan ekonomi juga menjadi berbeda. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bilamana pada suatu daerah biasanya terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang. Terjadinya ketimpangan antar wilayah ini membawa implikasi terhadap kesejahteraan masyarakat antarwilayah. Karena itu aspek ketimpangan pembangunan antarwilayah ini juga mempunyai implikasi terhadap formulasi kebijakan pembangunan wilayah yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

2.6. Konsep Kualitas Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan berkaitan dengan perbaikan kualitas hidup rakyat. Secara umum, pembangunan menuntut pendapatan per kapita yang lebih tinggi, namun sebenarnya pembangunan mencakup jauh lebih banyak lagi dibanding sekedar peningkatan itu. Dengan meningkatnya pendapatan per kapita, sejumlah aspek kualitas hidup meningkat pula, namun tidak sama, dan tidak dapat dihindari. Pembangunan mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih besar, kesetaraan jender yang lebih besar, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, lingkungan alam yang lebih bersih dan lestari, sistem hukum yang lebih adil, kebebasan politik dan sipil yang lebih luas, kehidupan kultural yang lebih kaya (World Bank, 2001).

Kualitas pertumbuhan ekonomi dapat juga dilihat dari semakin rendahnya kesenjangan (disparitas) pendapatan. Bila pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan yang diiringi dengan pemerataan pendapatan merupakan suatu prestasi pembangunan yang tidak sekedar mementingkan kuantitas pertumbuhan, namun juga kualitas pertumbuhan itu sendiri.

Menurut World Bank (2001) dalam bukunya yang berjudul “Quality of Growth” penekanan terhadap kualitas merupakan hal esensial dalam tiga hal. Pertama, kualitas secara langsung mempromosikan kesejahteraan dengan mempengaruhi distribusi pendidikan dan pelayanan kesehatan yang lebih merata serta lingkungan yang lebih baik. Aspek-aspek pertumbuhan dan kualitas-yang terkait satu sama lain dalam hubungan dua arah-memerlukan perhatian bersama. Kedua, kecepatan pertumbuhan menjadi lebih sedikit volalitasnya dan lebih lestari bila

aspek-aspek kualitasnya dipertimbangkan. Dimana tingkat pertumbuhan sangat bervariasi seiring berjalannya waktu, dampak-dampak negatifnya secara khusus akan semakin terasa bagi kaum miskin. Ketiga, ekonomi-ekonomi yang berfokus pada kualitas dapat menangani kesulitan trade-off dengan lebih baik. Salah satu trade-off yang disebutkan adalah godaan untuk mensubsidi modal fisik atau mengeksploitasi modal alam secara berlebihan dalam suatu usaha untuk meningkatkan pertumbuhan.

2.7. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rindang (2008) dengan judul “Ketimpangan dan Pengaruh Infrastruktur Terhadap Pembangunan Ekonomi Kawasan Barat Indonesia (KBI)”, penelitian ini menggunakan analisis Klassen Typology dan analisis ketimpangan (Indeks Williamson). Hasil dari analisis Klassen Typology mengklasifikasikan Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Jawa Barat sebagai daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Sedangkan hasil dari analisis Indeks Williamson menunjukkan bahwa nilai Indeks Williamson antar provinsi di KBI dari tahun 1995-2007 cukup besar yaitu pada kisaran 0,59-0,73, hal tersebut dapat diartikan bahwa antar provinsi di KBI terjadi ketimpangan yang cukup besar.

Penelitian Bery (2007) dengan judul “Analisis Ketimpangan Pembangunan di Era Otonomi Daerah : Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi Dengan Kesejahteraan Masyarakat” salah satu metode analisisnya menggunakan Indeks Williamson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai indeks ketimpangan

Indonesia berada pada kisaran 0,8. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai indeks ketimpangan Indonesia berkategori tinggi.

Martina (2005) dengan alat analisis korelasi rank Spearman menyimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi dengan indeks pembangunan manusia.

Hendra (2004), dengan menggunakan metode Indeks Williamson dalam penelitiannya yang berjudul “Peranan Sektor Pertanian dalam Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah di Provinsi Lampung”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup besar di Provinsi Lampung. Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar dalam perekonomian semua kabupaten yang ada di Provinsi Lampung kecuali Kota Metro dan Kota Bandar Lampung. Berdasarkan analisis korelasi menunjukan bahwa terjadi hubungan negatif antara persentase pertanian dengan laju pertumbuhan ekonomi. Ketimpangan pendapatan daerah di Lampung mengalami penurunan selama periode analisis, walaupun penurunan tersebut tidak signifikan. Dari analisis korelasi, didapat hubungan positif antara indeks ketimpangan dengan pertumbuhan ekonomi.

2.8. Kerangka Pemikiran

Perkembangan perekonomian umumnya difokuskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Paradigma baru pembangunan mengisyaratkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditentukan dari peningkatan kuantitas saja namun juga lebih pada peningkatan kualitas.

Dari sisi kuantitas, pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya peningkatan laju pertumbuhan PDRB dan PDRB per kapita dari tahun ke tahun. Sedangkan dari sisi kualitas, diantaranya ditandai dengan adanya pemerataan distribusi pendapatan, serta adanya peningkatan kualitas hidup yang dapat dilihat dari korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi dengan indeks pembangunan manusia.

Dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai selama ini baik dari sisi kuantitas maupun kualitas, maka dapat dijadikan dasar perencanaan dan kebijakan pembangunan daerah Provinsi Maluku Utara untuk masa yang akan datang. Secara diagramatis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Diagram Kerangka Pemikiran Pertumbuhan Ekonomi

Peningkatan laju PDRB dan PDRB per kapita

Kuantitas Kualitas

Dasar Bagi Perencanaan & Kebijakan Pembangunan Provinsi Maluku Utara

Pemerataan Distribusi Pendapatan

Peningkatan Kualitas Hidup

III. METODE PENELITIAN

Dokumen terkait