• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.5 Konsep Diri

2.5.4 Pengaruh Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. kulaitas ini lebih mengarah kekerendahan diri dan kedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif. Konsep diri positif menghasilkan pola perilaku komunikasi interpersonal yang positif pula, yakni melakukan persepsi yang lebih cermat, dan mengungkapkan petunjuk-petunjuk yang membuat orang lain menafsirkan dengan cermat pula.

2.5.4 Pengaruh Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi

Beberapa faktor dalam komunikasi antar pribadi dapat dipengaruhi oleh kualitas konsep diri seseorang (Rakhmat 2007: 105-110):

a. Nubuat yang Dipenuhi Sendiri

Nubuat yang dipenuhi sendiri dapat dijelaskan sebagai kecenderungan untuk bertingkahlaku sesuai dengan konsep diri. Konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal. Jika seorang gadis merasa dirinya sebagai wanita menarik, ia akan berusaha berpakaian serapi mungkin dan menggunakan kosmetik yang tepat.

Anda mberusaha hidup sesuai dengan label yang Anda lekatkan pada diri Anda, hubungan konsep diri dan perilaku dapat disimpulkan dalam ucapan you don’t think what you are, you are what you think.

b. Membuka Diri

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat dengan kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif dan lebih cermat memandang diri sendiri dan orang lain.

c. Percaya Diri

Percaya diri adalah salah satu faktor terpenting dalam proses komunikasi. Kurangnya percaya diri menjadi salah satu penyebab terjadinya aprehensi komunikasi atau ketakutan untuk melakukan komunikasi. Orang yang aprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi dan hanya akan berbicara apabila terdesak.

d. Selektivitas

Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita, karena konsep diri mempengaruhi kepada pesan apakah seseorang bersedia membuka diri (terpaan selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif) dan apa yang kita ingat (ingatan selektif).

2.6 Teori Keterbukaan Diri (Self Disclosure Theory)

Pengetahuan tentang diri akan meningkatkan komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan.

Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung menghindari sikap defensif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain (Rakhmat, 2007: 107).

Proses pengungkapan diri (self disclosure) adalah proses pengungkapan informasi diri pribadi seseorang kepada orang lain atau sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan-tekanan yang terjadi pada dirinya (Bungin, 2008: 263).

Gundykunst, (1983) (Liliweri 2001: 58) menunjukkan bahwa pada umumnya setiap individu selalu berusaha membuka diri, derajat keterbukaan pribadi itu sangat ditentukan oleh situasi dan kondisi, waktu dan kesempatan, siapa yang dijadikan objek relasi, jenis media yang dipilih dan lain-lain.

Pada 1955 Joseph Luft dan Harry Ingham mengembangkan sebuah konsep disebut johari window yang digambarkan sebagai sebuah jendela yang merupakan

PUBLIK

DIKETAHUI TIDAK DIKETAHUI

TERBUKA BUTA

TERTUTUP GELAP

PRIBADI salah satu cara untuk melihat dinamika dari self-awareness, yang berkaitan dengan perilaku, perasaan, dan motif kita. Jendela Johari tersebut terdiri dari matrik 4 sel, masing-masing sel menunjukkan daerah self (diri) baik yang terbuka maupun yang disembunyikan. Keempat sel tersebut adalah daerah publik, daerah buta, daerah tertutup, dan daerah gelap. Dalam johari window diungkapkan tingkat keterbukaan dan tingkat kesadaran tentang diri kita. Konsep johari window dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Konsep Johari Window

Sumber: Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Daerah Terbuka (Open Self) adalah berisikan semua informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan, dan sebagainya yang diketahui oleh diri sendiri dan oleh orang lain. Macam informasi yang termasuk disini dapat beragam mulai dari nama, warna kulit, dan jenis kelamin seseorang sampai pada usia, keyakinan politik dan agama. Daerah terbuka masing-masing orang akan berbeda-beda beasarnya bergantung pada dengan siapa orang ini berkomunikasi.

Ada orang yang membuat kita merasa nyaman dan mendukung kita, terhadap mereka, kita membuka diri kira lebar-lebar. Terhadap orang yang lain kita lebih suka menutup sebagian besar diri kita.

Daerah Buta (Blind Self) adalah berisikan informasi tentang diri kita yang diketahui orang lain, tetapi kita sendiri tidak mengetahuinya. Ini dapat berupa kebiasaan-kebiasaan kecil mengatakan “tahu kan” atau memegang-megang hidung bila marah atau hal-hal lain yang lebih berarti seperti sikap defensif atau pengalaman terpendam. Sebagian orang mempunyai daerah buta yang luas dan tampaknya tidak menyadari berbagai kekeliruan yang dibuatnya. Orang lain kelihatannya sangat cemas jika memiliki sedikit saja daerah buta. Mereka berusaha melakukan terapi dan mengikuti semua kegiatan kelompok penyandaran-diri.

Sementara orang yang lain mengira mereka tahu segalanya tentang diri mereka sendiri, percaya bahwa mereka telah menghilangkan daerah buta ini sampai nol.

Daerah Gelap (Unknown Self) adalah bagian dari diri kita yang tidak diketahui baik oleh kita sendiri maupun orang lain. Ini adalah informasi yang tenggelam di alam bawah sadar atau sesuatu yang luput dari perhatian. Kita memperoleh gambaran mengenai daerah gelap ini dari sejumlah sumber.

Adakalanya daerah ini terungkap melalui perubahan temporer akibat minum obat, melalui kondisi eksperimen khusus seperti hipnotis atau deprivasi sensori, atau melalui berbagai tes proyektif atau mimpi. Eksplorasi daerah gelap melalui interaksi yang terbuka, jujur dan empatik dengan rasa saling percaya dengan orang lain-orang tua, sahabat, konselor, anak-anak, kekasih merupakan cara efektif untuk mendapatkan gambaran ini.

Daerah Tertutup (Hidden Self) adalah mengandung semua hal yang anda ketahui tentang diri sendiri dan tentang orang lain, tetapi anda simpan hanya untuk anda. Ini adalah daerah tempat anda merahasiakan segala sesuatu tentang diri sendiri dan orang lain. Pada ujung-ujung ekstrem, terdapat mereka yang terlalu terbuka (overdisclosers) dan mereka yang terlalu tertutup (underdisclosers). Mereka yang terlalu terbuka menceritakan segalanya. Mereka tidak menyimpan rahasia tentang diri sendiri dan tentang orang lain. Dan mereka yang terlalu tertutup tidak mau mengatakan apa-apa. Kebanyakan dari kita berada di antara kedua ekstrem ini.

kita merahasiakan hal-hal tertentu dan kita membuka hal-hal yang lain; kita terbuka

kepada orang-orang tertentu dan kita tidak terbuka kepada orang yang lain. Pada dasarnya, kita adalah orang orang terbuka dan selektif (DeVito, 2010: 59-61).

Dokumen terkait