• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.9 Grab

2.9.2 Perkembangan Grab

Kurang dari setahun, berbagai layanan yang mengandalkan aplikasi terbentuk dalam diversifikasi beragam fitur. Mulai dari layanan angkut penumpang, pengiriman barang, hingga beli dan antar makanan berhasil dikembangkan bahkan, demi menjaga eksistensinya, Grab mantap melakukan rebranding dan pergantian logo dengan alasan sederhana, yakni mewakili segala fitur layanan. Layanan yang awalnya dikenal dengan Grabtaxi berubah hanya menggunaan kata “Grab”.

Perubahan nama tersebut juga mewakili ragam layanan yang diberikan bagi pengguna. Dengan mengadopsi konsep economic sharing, Grab berkembang di Indonesia berkat bantuan para mitra. Pada prinsipnya, Grab akan terus berkembang beriringan dengan para mitra pengemudi. Grab tersedia untuk sistem operasi Android, iOS, dan BlackBerry.

Bisnis tanpa kekompakan dan kerja sama tim akan menjadi hal yang sia-sia.

Di Indonesia, Grab tumbuh subur sebagai transportasi andalan di lima kota besar, yakni Jakarta, Denpasar, Surabaya, Bandung, dan Padang. Tentu keberhasilan tersebut akan segera ditularkan ke kota besar lainnya. Keberadaan Grab juga sudah mulai tersebar di negara Asia Tenggara.

Perkembangan Grab di Indonesia memang bertahap. Mulai dari muncul dengan nama Grabtaxi, kemudian berganti nama hingga logo. Semua dijalani secara bertahap. Dulu masyarakat mengenal Grab dengan Grabtaxi, tetapi sekarang Grab hadir lebih lengkap dengan beragam layanan. Alasan Grab membuat beragam servis karena masyarakat merespons transportasi daring sebagai kebutuhan. Itu sebabnya, perkembangannya begitu pesat. Grabcar dan GrabBike di Indonesia tumbuh lebih dari 250 kali sejak pertengahan 2015. Kini, layanan penyewaan mobil pribadi dan ojek online menjadi bagian besar dari bisnis Grab secara keseluruhan, yang juga meliputi pemesanan taksi dan layanan kurir.

Pada tanggal 14 Juli 2016, Grab memaparkan perkembangan bisnisnya dimana Grab mencatat pertumbuhan layanan GrabCar dan GrabBike, terutama di Indonesia, pada semester pertama 2016 sejak Grab melakukan rebrand sebagai platform penyedia layanan pemesanan kendaraan terlengkap di bulan Januari lalu.

Perkembangan bisnis yang dicapai pada semester pertama 2016 sebagai berikut:

a. Grabcar dan Grabbike di Indonesia tumbuh lebih dari 250 kali sejak pertengahan 2015-2016, layanan penyewaan mobil pribadi dan ojek online menjadi bagian besar dari bisnis Grab secara keseluruhan, yang juga meliputi pemesanan taksi dan layanan kurir.

b. Teknologi machine learning dan kemampuan analitik data Grab yang mumpuni telah menjadi faktor pendorong pertumbuhan yang signifikan dan memungkinkan efisiensi secara besar-besaran dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, pada 2016, layanan Grabbike di Indonesia telah tumbuh 300 persen (year to date), seraya melakukan pengurangan subsidi untuk tiap perjalanan yang diselesaikan sebesar 50 persen, dimana hal ini menunjukkan tingginya keterlibatan dan keterlekatan pengguna pada platform multi-layanan Grab.

Lebih dari 1 dari 4 pengguna aktif bulanan Grab di Indonesia menggunakana lebih dari satu layanan Grab.

c. Indonesia telah menjadi pasar terbesar Grab berdasarkan jumlah perjalanan yang diselesaikan seluruh platform. Grab secara khusus menfokuskan bisnisnya di Jakarta, yang didiami oleh lebih dari 30 juta penduduk dimana Grab memberikan layanan ojek, penyewaan mobil pribadi dan pemesanan taxi online. Grab juga berencana untuk melakukan ekspansi platform

multi-layanannya ke lebih dari delapan megacity di luar kota Jakarta, dengan total populasi sebesar 38 juta. Indonesia merupakan negara ke empat terbesar dari segi populasi dengan total penduduk lebih dari 250 juta.

d. Grab menawarkan pilihan layanan pemesanan kendaraan terbanyak di sebagian besar pasar di Asia Tenggara, yang telah diunduh di lebih dari 17 juta perangkat dan 320.000 pengemudi di 30 kota di seluruh Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand dan Vietnam. (Grab Indonesia, 2016)

Sepanjang tahun 2018, Grab telah berhasil memperluas layanannya dari 12 kota pada awal tahun 2017 menjadi 222 kota di Indonesia. Pencapaian ini memperkuat posisinya sebagai O2O mobile platform dengan cakupan terluas di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Sejalan dengan ekspansi bisnisnya, Grab saat ini juga memimpin pasar ride-hailing Indonesia dengan 60 persen pangsa pasar di segmen kendaraan roda dua dan 70 persen pangsa pasar di segmen kendaraan roda empat (https://www.grab.com/id/press/others/grab-indonesia-rayakan-pencap aian-tahun-2018-bersama-mitra-pengemudi-lewat-grab-karnaval/).

Teori:

- KAP - Konsep Diri - Keterbukaan Diri - Gender

- New Media

Perempuan Driver Grabbike Online

Konsep Diri Perempuan Driver Grabbike Online

Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui cara perempuan driver Grabbike online dalam menggunakan aplikasinya di kota Medan.

- Untuk mengetahui konsep diri perempuan driver Grabbike online di kota Medan 2.10 Model Teoritik

Gambar 2.2 Model Teoritik Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah proses, prinsip, prosedur, yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. Parsons (1946) mendefenisikan penelitian sebagai proses pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan (Zamroni, 2009: 122).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

dimana data diperoleh dengan metode wawancara. Dalam melakukan penelitian kualitatif, waktu pengumpulan data, secara umum peneletian menemukan data penelitian penelitian dalam bentuk kata-kata, gambar, data di sini bisa berupa catatan data lapangan, dan dokumen pribadi. Data ini menurut Iskandar (2009: 38), haruslah dideskripsikan oleh peneliti. Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa penelitian, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Peneliti bertindak hanya sebagai pengamat, hanya membuat katagori perilaku, mengamati gejala dan mecatat dalam buku observasinya (Rakhmat, 2004:4).

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian ini mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada persoalan ke dalam data bukan banyaknya data (Kriyantono, 2005: 56).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian kualitatif menjelaskan apa yang menjadi sasaran penelitian yang secara konkret tergambar dalam fokus masalah penelitian.

Sasaran penelitian tidak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi secara konkret tergambar dari fokus masalah (Bungin, 2008: 76). Objek penelitian merujuk pada masalah yang diteliti. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah konsep diri perempuan driver Grabbike online.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah informan yang dimintai informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2017:132). Subjek dari penelitian ini adalah perempuan driver Grabbike online.

3.4 Unit Analisis

Unit analisis menunujukkan siapa atau apa yang mempunyai karakteristik yang akan diteliti. Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen menurut Spradley (dalam Sugiyono, 2007: 68) yaitu:

1. Tempat/ place, tempat dimana dalam penelitian ini berlangsung. Tempat penelitian ini akan berlangsung di Kota Medan.

2. Pelaku/ action, pelaku dalam penelitian adalah subjek penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam hal ini wanita driver Grabbike online.

3. Kegiatan/ activity, kegiatan yang dilakukan aktor dalam situasi sosial yang sedang berlangsung. Kegiatan yang akan diteliti adalah konsep diri wanita driver Grabbike online.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti (Kriyantono,2006: 91).

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui cara sebagai berikut:

3.5.1 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif (Kriyantono, 2006: 98). Tipe wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan atau informasi untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lain. Dengan demikian keabsahan wawancara adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Dalam menentukan informan yang akan diwawancarai, penelitian ini menggunakan teknik purpsive sampling atau sampling bertujuan. Purposive sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dengan perkataan lain, sampel dipilih karena merekalah yang mempunyai pengetahuan banyak mengenai fenomena yang diamati peneliti.

3.5.2 Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan, yaitu akan digunakan sebagai sumber data sekunder yang akan diperoleh dari buku-buku, artikel-artikel, serta tulisan-tulisan ilmiah yang berhubungan dengan rumusan penelitian untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Studi kepustakaan adalah metode yang akan digunakan peneliti dengan mengumpulkan informasi yang relevan dengan fokus permasalahan atau yang sedang diteliti. Informasi berupa buku-buku ilmiah, laporan penelitian baik berbentuk cetak maupun elektronik. Informasi ataupun teori yang mendukung pengembangan analisis data yang di dapat oleh peneliti selama melakukan wawancara dan observasi di lapangan.

3.6 Penentuan Informan

Penentuan subjek penelitian atau informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Dalam bahasa sederhana purposive sampling itu dapat dikatakan sebagai secara sengaja mengambil sampel tertentu sesuai persyaratan (sifat, karakteristik, ciri, kriteria) sampel. Informan yang di teliti adalah sebagai berikut:

1. Informan merupakan perempuan yang bekerja sebagai driver Grabbike online di kota Medan.

2. Informan merupakan perempuan yang sudah bekerja sebagai driver Grabbike online lebih dari 5 bulan.

3. Informan sudah menikah.

3.7 Keabsahan Data

Dalam memenuhi keabsahan data peneliti ini dilakukan dengan triangulasi sumber. Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalan penelitian kualitatif (Moleong, 2005: 29).

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian ini yaitu dengan membandingkan apa yang dikatakan informan didepan umum dengan yang dikatakan secara pribadi, serta suatu dokumen yang terkait. Uji keabsahan melalui triangulasi dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik, begitu pula materi kebenaran tidak dapat diuji berdasarkan kebenaran alat, sehingga substansi kebenaran apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak. Kebenaran bukan hanya muncul wacana etnik dari masyarakat yng diteliti (Bungin, 2008: 253).

3.8 Teknik analisis Data

Berdasarkan teknik analisis data di lapangan model Miles dan Hubeman, peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sugiyono, 2007: 92):

1. Melakukan reduksi data. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dalam hal ini, mereduksi artinya adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari pola dan temannya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian data (Data Display). Dalam melakukan penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat matriks, networks (jaringan), dan chart (grafik).

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi, apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang valid.

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembahasan

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama proses penelitian di lapangan dengan menggunakan metode wawancara mendalam terhadap informan. Penelitian dilakukan di kota Medan yang sudah berlangsung selama 2 minggu terhitung pada hari selasa tanggal 16 April 2019 sampai 24 April 2019. Penelitian dilakukan pada lima informan yang merupakan wanita yang bekerja sebagai driver Grabbike online di kota Medan. Adapun hasil penelitian ini diperoleh dari proses wawancara secara langsung. Penjabaran hasil dan proses penelitian akan turut disertakan dengan pembahasan berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditentukan. Adapun tahapan-tahapan penjabaran hasil temuan peneliti adalah sebagai berikut.

4.1.1 Proses Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai lima informan wanita yang bekerja sebagai driver Grabbike online, adapun wanita yang peneliti wawancarai adalah wanita yang sudah menikah dan bekerja sebagai driver Grabbike online di kota Medan selama lebih dari 5 bulan. Pencarian informan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan kriteria sampel yang akan diambil agar sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini dimulai dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh pihak Departemen, yaitu dengan memenuhi absensi mengikuti seminar proposal.

Setelah absensi terpenuhi, peneliti kemudian mengajukan tiga buah judul dengan melengkapi persyaratannya yaitu fotocopy KHS (Kartu Hasil Studi), fotocopy KRS (Kartu Rencana Studi) yang kemudian diserahkan kepada Departemen. Setelah mendapatkan judul yang telah disetujui pihak Departemen, peneliti kemudian menemui Dosen Pembibing untuk diskusi mengenai judul yang telah disetujui oleh departemen. Pada bimbingan pertama Dosen Pembimbing menyarankan kepada peneliti agar mengerjakan Bab satu terlebih dahulu. Kemudian pada bimbingan ketiga, Dosen Pembimbing menyarankan kepada peneliti agar langsung

mengerjakan proposal penelitian agar mengetahui bagaimana arah dan tujuan penelitian yang hendak dilakukan.

Setelah menyelesaikan proposal penelitian, peneliti mempersiapkan pedoman wawancara yang akan digunakan untuk menjadi panduan peneliti saat melakukan wawancara mendalam kepada informan untuk mengetahui konsep diri wanita yang bekerja sebagai driver Grabbike online. Kemudian peneliti melakukan penelitian dilapangan yang berlokasi di kota Medan, Sumatera Utara.

Pada langkah awal dalam mencari informan, peneliti yang juga bekerja sebagai driver Grabbike online mencari informan sambil bekerja sebagai driver.

Ketika peneliti menemukan informan yang sesuai, peneliti menemui secara langsung informan yang merupakan wanita driver Grabbike online. Peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud dan tujuan peneliti untuk mewawancarai informan dan tujuan dari penelitian ini sendiri, yaitu peneliti sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir dan membutuhkan informan untuk melengkapi penelitian ini. Kemudian peneliti menanyakan beberapa pertanyaan kepada calon informan untuk menyesuaikan apakah kriteria informan sesuai dengan yang peneliti cari, yaitu wanita yang sudah menikah dan bekerja sebagai driver Grabbike online di kota Medan selama lebih dari 5 bulan.

Setelah mengetahui bahwa informan sesuai dengan kriteria yang peneliti cari, peneliti menanyakan kesediaan informan untuk melakukan wawancara mendalam. Setelah mendapatkan persetujuan dari informan, kemudian peneliti meminta kontak Whatsapp informan untuk mengatur jadwal pertemuan wawancara dengan informan.

Peneliti bertemu dengan informan pertama pada tanggal 17 April 2019 sekitar pukul 10:00 WIB di jalan Gatot Subroto tepat di seberang pusat perbelanjaan Carrefour. Saat itu peneliti sedang ngojek juga dan kebetulan melihat informan yang cocok. Peneliti melihat informan saat itu sedang berkumpul dengan beberapa driver lain di dekat halte sambil menunggu orderan masuk yang mana hanya informan sendiri yang seorang perempuan. Peneliti kemudian ikut bergabung dengan para driver tersebut dan mulai melakukan percakapan dengan informan.

Pertama-tama peneliti memperkenalkan diri dan menanyakan apakah informan

sesuai dengan kriteria yang peneliti cari. Setelah menemukan kecocokan, kemudian peneliti menyampaikan kepada driver bahwa peneliti ingin mewawancarai informan untuk penelitian peneliti. Informan bertanya tentang apa penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep diri perempuan driver Grabbike online.

Setelah menyampaikan maksud dan tujuan peneliti, akhirnya peneliti berhasil mengajak informan untuk bersedia diwawancarai. Kemudian peneliti meminta kontak whatsapp informan agar memudahkan peneliti dan informan untuk menentukan waktu wawancara terhadap informan. Karena informan masih belum mengetahui kapan informan memiliki waktu luang untuk dapat peneliti wawancarai. Kemudian pada malam harinya melalui whatsapp peneliti menanyakan kembali kepada informan tentang waktu pertemuan untuk melakukan wawancara. Informan mengatakan bersedia untuk diwawancarai keesokan harinya 18 April 2019 di tempat yang sama, yaitu di halte di sebrang Carrefour jalan Gatot Subroto pukul 9:00 WIB.

Keesokan harinya, peneliti telah tiba 20 menit lebih awal di lokasi yang telah disepakati guna untuk mempersiapkan diri dan mengatur tempat yang nyaman untuk wawancara. 30 menit kemudian informanpun datang memakai atribut lengkap untuk ngojek karena informan juga baru saja selesai dari ngojek. Informan pertama merupakan sosok perempuan yang ramah dan terbuka sehingga peneliti tidak mendapatkan kendala selama proses wawancara berlangsung. Setiap pertanyaan yang peneliti ajukan, informan mampu menjawab keseluruhannya dengan baik dan lancar.

Informan sangat antusias menceritakan pengalaman tentang pekerjaannya sebagai driver Grabbike online. Terlihat dari pengalaman informan yang sudah lama bekerja sebagai driver Grabbike, yaitu satu tahun. Dari bentuk fisiknya, informan adalah sosok perempuan yang tidak betubuh tinggi, berkulit kuning langsat, dan memakai hijab. Ketika wawancara telah selesai informan bersedia untuk diajak foto bersama untuk sebagai dokumentasi peneliti. Peneliti meminta tolong kepada salah seorang driver juga yang kebetulan berada di dekat lokasi wawancara. Informan bahkan juga meminta peneliti untuk foto bersama sekali lagi

sebagai kenang-kenangan untuk informan. Setelah melakukan foto bersama, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih serta memberikan sebuah bingkisan berisi cemilan kuping gajah yang peneliti bawa dari kampung peneliti Pematang Siantar. Informan bahkan memberikan kepada peneliti beberapa kontak teman informan yang juga berprofesi sebagai driver Grabbike online yang peneliti bisa jadikan sebagai informan.

Peneliti bertemu dengan informan kedua pada tanggal 17 April 2019. Saat itu peneliti sedang ngojek juga sambil mencari-cari informan untuk diwawancarai.

Peneliti bertemu dengan informan kedua di lampu merah simpang jalan Pandu Medan Maimun. Saat itu keadaan sudah malam hari sekitar pukul 19:00 WIB.

Ketika peneliti sedang berhenti di lampu merah, tiba-tiba informan muncul dengan memakai atribut lengkap driver Grabbike dan mengambil posisi paling depan di lampu merah membelakangi peneliti. Melihat kesempatan tersebut, peneliti langsung mendekati informan dan memperkenalkan diri.

Komunikasi peneliti dengan informan berlangsung sangat cepat karena kondisi dan tempat peneliti sangat tidak tepat yaitu di lampu merah. Tanpa membuang-buang waktu, peneliti langsung menanyakan kesediaan informan untuk peneliti wawancarai. Peneliti bersyukur bahwa ternyata informan bersedia untuk diwawancara tanpa mengetahui sepenuhnya tentang apa yang menjadi topik wawancara yang akan dilakukan nanti dikarenakan peneliti agak terburu-buru menyampaikan maksud dan tujuan peneliti. Peneliti bahkan tidak sempat menanyakan apakah informan tersebut sesuai dengan kriteria informan yang peneliti cari. Setelah itu peneliti meminta kontak Whatsapp informan untuk mengatur jadwal bertemu wawancara dan informanpun langsung memberikannya.

Kemudian setelah peneliti pulang sekitar pukul 22:00 WIB, peneliti menjelaskan kembali tentang maksud dan tujuan peneliti kepada informan melalui Whatsapp. Setelah mencapai pengertian antara peneliti dan informan dan mengetahui bahwa ternyata informan sesuai dengan kriteria yang peneliti cari, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan wawancara pada hari Sabtu tanggal 20 April didepan Indomaret dekat Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Jalan Kapten Muchtar Basri sore pukul 16:00 WIB.

Sesuai dengan kesepakatan, peneliti bertemu dengan informan kedua untuk yang kedua kalinya. Peneliti tiba 15 menit lebih awal untuk mempersiapkan posisi tempat kami akan memulai wawancara. Setelah 10 menit kemudian, informan datang dengan memakai atribut lengkap sebagai driver Grabbike online. Informan kedua adalah perempuan yang memiliki tubuh sedikit gemuk, berkulit putih dan memakai hijab. Informan adalah orang yang ramah, bersuara sedikit pelan dan lembut. Selama proses wawancara berlangsung, informan mampu menjawab semua pertanyaan yang peneliti berikan dengan tenang dan jawaban yang jelas.

Wawancara dengan informan ketiga dilakukan pada hari senin tanggal 22 April 2019. Berbeda dengan dua informan sebelumnya, wawancara dengan informan ketiga dilakukan langsung ketika peneliti bertemu pertama kali dengan informan. Peneliti bertemu dengan informan pada sore hari sekitar pukul 16:30 WIB di depan Indomaret jalan Tengku Amir Hamzah ketika peneliti juga sambil bekerja sebagai driver Grabbike. Saat itu informan sedang duduk diatas sepeda motornya menunggu orderan masuk di aplikasi Smartphonenya. Peneliti kemudian menghampiri informan dan memperkenalkan diri sambil menyampaikan maksud dan tujuan peneliti untuk mengajak informan untuk diwawancarai. Ternyata informan bersedia untuk diajak wawancara saat itu juga tanpa perlu mengatur jadwal terlebih dahulu karena informan sedang memiliki waktu luang dan juga sambil menunggu orderan masuk.

Informan ketiga adalah sosok perempuan yang sudah berusia 50 tahun, namun masih sanggup untuk bekerja sebagai driver Grabbike. Informan bertubuh sedikit gemuk, berkulit kuning langsat, dan memakai hijab selama ngojek.

Informan adalah orang yang sangat ramah dan sangat tertarik untuk peneliti ajak wawancara. Ditambah setelah informan mengetahui bahwa peneliti juga seorang driver, komunikasi kami berlangsung hangat dan menyenangkan. Sosok keibuan

Informan adalah orang yang sangat ramah dan sangat tertarik untuk peneliti ajak wawancara. Ditambah setelah informan mengetahui bahwa peneliti juga seorang driver, komunikasi kami berlangsung hangat dan menyenangkan. Sosok keibuan

Dokumen terkait