• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.10 Pengembangan Hipotesis

2.10.1 Pengaruh Konvergensi IFRS, Probabilitas

Konvergensi IFRS diduga mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.Penelitian terdahulu mengenai konvergensi IFRS terhadap

46

Universitas Sumatera Utara

ARL telah dilakukan oleh Habib dan Bhuiyan (2011) dalam Amirul & Salleh (2014) di New Zealand.Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya konvergensi IFRS justru meningkatkan ARL.Hal serupa didukung oleh Yaacob &Che-Ahmad (2012), yang menyatakan bahwa konvergensi IFRS memperpanjang ARL.Semakin meningkatnya ARL disebabkan karena adanya implementasi standar akuntansi yang baru, yang menjadi alasan mungkin memperpanjang audit timeliness.Ini dikarenakan tambahan beban kerja wajib sebagai auditor yang terlindung untuk laporan keuangan yang lebih rumit (Bernhurt, 2008) dalam Amirul & Salleh, 2014).Kurangnya persiapan auditor dalam melakukan audit pada perusahaan yang menerapkan IFRS serta laporan keuangan yang semakin kompleks setelah adanya konvergensi IFRS, membuat auditor harus melakukan penyesuaian atau adaptasi terhadap berbagai standar yang telah berubah sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam melakukan proses audit terhadap laporan keuangan.

Altman (1968) dalam Setyahdi (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang memperoleh laba tidak akan mengalami kebangkrutan. Hal ini dikarenakan kebangkrutan merupakan salah satu alasan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Probabilitas kebangkutan adalah kemungkinan yang terjadi pada perusahaan dengan melakukan analisa terhadap kondisi perusahaan, kondisi ini diawali dengan adanya kesulitan keuangan yang jika tidak diatasi akan semakin memperburuk kondisi perusahaan tersebut bahkan cenderung mengarah pada kebangkrutan. Perusahaan yang diduga memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih besar, cenderung akan

47

Universitas Sumatera Utara

mengalami ARL yang lebih panjang. Hal ini dikarenakan ketika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, cenderung akan menunda pelaporan laporan keuangan. Sehingga auditor memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses mengaudit dan juga auditor memerlukan data tambahan yang diperlukan untuk dapat menghasilkan opini yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Walker & Hay (2008), yang meneliti dampak jasa non-audit pada ARL pada perusahaan di New Zealand dengan menggunakan variabel probabilitas kebangkutan, diketahui bahwa probabilitas kebangkrutan berpangaruh terhadap ARL.

Direktur non-eksekutif yang independen dengan keterampilan yang baik, tidak memiliki hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mengganggu pelaksanan penilaian independen atau kemampuan bertindak dalam kepentingan terbaik kepentingan pemegang saham dipandang lebih baik dalam memonitor manajemen dibandingkan direktur tersebut dari pihak direksi (Mohamad-Nor &Hussin, 2010).Kehadiran komisaris independen membutuhkan kualitas yang lebih tinggi atas laporan keuangan dan audit berkualitas baik (Apadore & Noor, 2013).Fama & Jensen (1983) dalam Shukeri & Islam (2012), menyebutkan bahwa anggota dewan yang berasal dari luar memiliki insentif untuk melaksanakan tugas-tugas mereka serta tidak melakukan tindakan kolusi dengan para manajer untuk menipu pemegang saham. Karena memiliki sifat tidak memihak (impartiality) yang sangat tinggi, para komisaris independen dipercaya menjadi CEO demi melindungi kepentingan pemegang saham (Duchin et al., 2010 dalam Mohamad Nor&

48

Universitas Sumatera Utara

Husin, 2010). Studi menunjukkan bahwa masuknya direktur independen atau di luar dewan direksi akan meningkatkan pengungkapan kualitas (Forker, 1992; Chen & Jaggi, 2000; Sengupta, 2004; Ajinkya et al., 2005; Cheng & Courtenay, 2006; Cerbioni & Parbonetti, 2007; Huafang & Jianguo, 2007; Patelli & Prencipe, 2007; Petra, 2007 dalam Mohamad-Nor et al., 2010).Komisaris independen yang memiliki keahlian pada bidang keuangan lebih transparan dalam pengungkapan kinerja perusahaan. Keberadaan dewan komisaris independen akan membuat auditor untuk melaporkan laporan keuangan lebih tepat waktu, sehingga informasi dalam laporan keuangan lebih berkualitas, juga dapat terhindar dari ARL yang lama. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan penelitian ini mengenai pengaruh komisaris independen terhadap ARL adalah sebagai berikut.

Perusahaan tentunya menginginkan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan.Selain daripada opini tersebut, biasanya kurang diinginkan manajemen klien dan tidak begitu bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan (Willingham & Charmichael, 1997 dalam Bangun

et al., 2012).Manajemen perusahaan berusaha menghindari opini wajar dengan

pengecualian karena bisa mempengaruhi harga pasar saham perusahaan dan kompensasi yang diperoleh manajer (Chow & Rice, 1982) dalam (Bangun et

al. 2012).Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi perusahaan

besar memilih untuk mengganti auditornya dengan auditor yang punya nama. Rasionalisasi dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP yang lebih punya nama disebabkan karena perusahaan yang berkembang menjadi

49

Universitas Sumatera Utara

perusahaan besar akan mendapat keuntungan dengan menggunakan auditor yang memiliki reputasi yang baik dan hal itu umumnya hanya dimiliki oleh KAP yang yang tergolong besar (Bangun et al., 2012). Perusahaan yang melakukan auditor switching akan mengalami ARL, dimana ketika perusahaan tidak melakukan pergantian auditor maka auditor sebelumnya hanya akan melanjutkan penugasan karena sudah memahami industri dan bisnis klien, serta pengendalian internal sehingga proses audit yang dilaksanakan akan semakin cepat dan sebaliknya (Lee & Jahng, 2008).

Penelitian pengaruh tenure audit terhadap ARL telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah yang diteliti dan dibuktikan oleh Lee et al. (2009). Penelitian ini membagi tenure audit ke dalam dua kategori, yaitu tenure pendek, apabila tenure auditor kurang dari atau sama dengan 3 tahun, dan

tenure panjang, apabila tenure auditor selama lebih dari atau sama dengan 9

tahun. Statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata ARL adalah sebesar 59.36 hari, sedangkan rata-rata tenure auditor perusahaan adalah selama 10 tahun. Hasil uji hipotesis menunjukkan tenure audit dan pelayanan non-audit memiliki asosiasi negatif terhadap ARL. Berdasarkan bukti empiris atas penelitian ini, menunjukkan bahwa koefisien tenure pendek bersifat signifikan dan positif secara statistik selama 4 tahun dalam 6 tahun penelitian.Sedangkan koefisien pada tenure panjang bernilai negatif secara statistik selama 5 tahun dalam 6 tahun penelitian. Penelitian lain yang dilakukan Dao & Pham (2014) menunjukkan rata-rata ARL adalah 62 haridengan standar deviasi 13.93 hari. Penelitian ini menggunakan sampel 7,291 perusahaan dari tahun 2008-2010.

50

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menemukan bukti masa perikatan audit perusahaan yang pendek, berhubungan erat dengan ARL yang panjang. Semakin panjang tenure audit mengakibatkan auditor akan semakin banyak memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai karakteristik klien serta operasional bisnis kliennya. Namun di sisi lain, masa perikatan audit perusahaan yang cukup lama akan membuat auditor kekurangan sifat objektifitas dan keahlian skeptisme, yang akan membuat menurunnya kualitas audit (Carcello & Naggy, 2004).Berdasarkan argumen tersebut, maka dapat dihipotesiskan sebagai berikut.

Hipotesis 1 : Konvergensi IFRS, Probabilitas Kebangkrutan, Komisaris Independen, Auditor Switching, Tenure Audit berpengaruh baik secara parsial dan simultan terhadap ARL

2.10.2 Pengaruh Moderasi Komite Audit terhadap Hubungan

Dokumen terkait