• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Metode Analisis Data

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pengaruh Media MS terhadap Pertumbuhan Tumbuhan N. alata

Penggunaan media MS dengan komposisi yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan tumbuhan N. alata. Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa media dengan komposisi 1/3 MS (B2) menghasilkan multiplikasi tunas paling banyak dengan jumlah rata-rata 4,20 buah, sedangkan yang paling

sedikit ditunjukkan oleh media tanpa MS (B0) dengan jumlah tunas rata-rata 2,80 buah.

Tabel 6 Rekapitulasi pengaruh media MS terhadap jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah buku dan daun N. alata.

Perlakuan Jumlah Rata-rata Tunas (buah) Tinggi (cm) Buku (buah) Daun (helai) B0 2,83 0,70 1,83 4,67 B1 3,67 0,87 2,83 9,67 B2 4,20 0,94 1,80 8,40 B3 4,00 0,83 1,75 7,75

Pada pertumbuhan tinggi tunas N. alata, pertumbuhan paling tinggi ditunjukkan pada media 1/3 MS (B2) dengan tinggi rata-rata 0,94 cm, diikuti pada media 1/5 MS (B1) dengan 0,87 cm dan 1 MS (B3) dengan 0,83 cm, sedangkan yang terendah ditunjukkan pada media tanpa MS (B0) dengan tinggi 0,70 cm.

Jumlah buku paling banyak ditunjukkan oleh media B1 dengan jumlah rata 2,83 buah, kemudian secara berurutan diikuti oleh media B0 dengan jumlah rata-rata 1,83 buah, B2 dengan 1,80 buah, dan terendah ditunjukkan oleh media B3 dengan 1,75 buah; sedangkan pada pertumbuhan jumlah daun paling banyak ditunjukkan oleh media B1 sebanyak 9,67 helai, diikuti oleh media B2 dengan 8,40 helai, B3 dengan 7,75 helai, dan paling sedikit ditunjukkan oleh media B0 dengan 4,67 helai.

Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan media MS dengan komposisi yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata terhadap multipikasi tunas dan tinggi tunas tumbuhan N. alata. (Tabel 7).

Tabel 7 Rekapitulasi sidik ragam media MS terhadap jumlah tunas, tinggi tunas, jumlah buku dan daun N. alata.

Perlakuan Tunas (buah) Tinggi (cm) Buku (buah) Daun (helai) MS * * * *

Keterangan: * : Berpengaruh nyata

Hasil uji lanjut wilayah duncan menunjukkan bahwa beda yang nyata terjadi pada media B2 dan B1 terhadap media kontrol (B0) dan media B3 (Tabel 8).

Tabel 8 Rekapitulasi hasil uji wilayah Duncan penggunaan media MS terhadap jumlah tunas dan tinggi tunas N. alata.

Kelas Duncan Mean N f1 Jumlah Tunas Tinggi Tunas A 4.3750 0.72500 24 B1 A A 4.1667 0.70000 24 B2 B 2.0417 0.38333 24 B0 B B 1.6667 0.26250 24 B3

Keterangan: Kelas dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata.

Dari data Tabel 8 dapat dilihat bahwa kecenderungan multiplikasi tunas dan pertumbuhan tinggi tunas tumbuhan N. alata terjadi pada media yang tidak terlalu kaya nutrisi tetapi juga tidak pada yang miskin nutrisi, akan tetapi antara keduanya yaitu pada media B2 (1/3 MS). Pada media B1 (1/5 MS) dengan kandungan nutrisi lebih sederhana, jumlah dan tinggi tunas tumbuhan kantung semar mulai mengalami penurunan karena meskipun tumbuhan kantung semar sering ditemukan pada tanah yang miskin hara namun masih membutuhkan komposisi yang cukup untuk ditumbuhkan secara in-vitro (Isnaini dan Handini, 2007). Sementara pada media yang kaya nutrisi (1 MS) jumlah dan tinggi tunas tumbuhan N. alata juga mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan karakteristik tumbuhan N. alata yang tidak menyukai tempat tumbuh dengan unsur hara/nutrisi yang terlalu banyak, namun tanaman ini lebih sering ditemukan tumbuh pada tanah yang miskin unsur hara seperti hutan kerangas dan tanah gambut. Isnaini dan Handini (2007) menyebutkan bahwa perkecambahan biji nepenthes lebih baik terjadi pada media yang tidak terlalu kaya nutrisi. Mariska et al. (1998) dalam Isnaini dan Handini (2007) menyebutkan bahwa perkecambahan biji panili hasil persilangan terjadi pada media yang lebih sederhana. Pertambahan jumlah buku dan jumlah daun tumbhan N. alata paling banyak ditunjukkan pada media yang lebih sedikit unsur haranya yaitu 1/5 MS. Hasil analisis sidik ragam penggunaan media MS terhadap jumlah buku dan daun tumbuhan N. alata menunjukkan pengaruh dengan beda yang nyata (Tabel 7), dimana berdasarkan hasil uji lanjut wilayah Duncan yang dilakukan pada pertambahan jumlah buku beda yang nyata ditunjukkan pada media B1 terhadap media lainnya (Tabel 9), sedangkan

pada pertambahan jumlah daun beda yang nyata ditunjukkan pada media B1 terhadap media B0 dan B3, tetapi tidak beda nyata terhadap media B2 (Lampiran 6).

Tabel 9 Hasil uji wilayah Duncan penggunaan media MS terhadap jumlah buku tumbuhan N. alata.

Kelas Duncan Mean N f1

A 2.3333 24 B1 A B A 1.7917 24 B2 B B C 1.2917 24 B0 C C 0.7083 24 B3

Keterangan: Kelas dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata.

Pertambahan jumlah buku dan daun tumbuhan N. alata paling banyak terjadi pada media yang lebih sederhana. Hal ini diduga karena pada media yang lebih sederhana dapat memicu pertumbuhan jumlah daun dan buku pada tumbuhan N. alata yang merupakan awal dari terbentuknya kantung yang berfungsi sebagai penangkap unsur hara tambahan.

Pada penampakan secara visual, pertumbuhan tumbuhan N. alata paling baik terjadi pada media B2, dimana eksplan tampak tumbuh kekar, warna daun hijau segar, dan membentuk kantung pada ujung daunnya (Gambar 4c). Sementara pertumbuhan kurang baik ditunjukkan pada media kontrol tanpa MS (B0), dimana tumbuhan N. alata terlihat tumbuh dengan warna daun yang pucat, jumlah daun yang sedikit, namun membentuk kantung yang besar pada ujung daunnya (Gambar 4a).

Gambar 4 Pertumbuhan N. alata pada media (a) 0 MS (B0), (b) 1/5 MS (B1), (c) 1/3 MS (B2), dan (d) 1 MS (B3).

Dari hasil deskripsi secara visual di atas, diketahui bahwa pertumbuhan terbaik terjadi pada media 1/3 MS (B2). Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa tumbuhan N. alata tumbuh dengan baik pada media yang sederhana. Akan tetapi walau tumbuhan N. alata tumbuh baik pada tanah yang miskin hara tetapi masih tetap membutuhkan nutrisi untuk dapat tumbuh. Hal ini terbukti pada media 1/5 MS dengan unsur hara yang lebih sedikit dari 1/3 MS, tumbuhan N. alata mulai menunjukkan pertumbuhan yang kurang optimal seperti jumlah daun yang sedikit dan lebar daun yang menyempit. Latha dan Seeni (1994) dalam Isnaini dan Handini (2007) menyatakan bahwa Nepenthes khasiana tumbuh dengan lebih baik pada media dasar MS daripada media KC, karena komposisi media KC jauh lebih sederhana dibandingkan dengan media MS.

Berdasarkan jumlah dan besarnya ukuran kantung, diketahui bahwa semakin sederhana/miskin kandungan hara pada media akan memicu kemungkinan pembentukan kantung yang lebih banyak serta ukuran yang lebih besar (Gambar 4). Hal ini disebabkan karena kantung pada tanaman kantung semar merupakan modifikasi dari daun yang berfungsi untuk menangkap serangga kecil yang kemudian akan dicerna di dalam kantung dengan bantuan enzim protease dan merubahnya menjadi asam-asam amino lalu diserap untuk mendapatkan tambahan nutrisi pada tanah yang miskin akan hara.

a b

d c

Dokumen terkait