• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PERCERAIAN

B. Pengaruh Mediasi Dalam Perceraian Sesudah

Dalam perkara perceraian, sebelum sidang dimulai hakim tetap berusaha untuk mendamaikan para pihak. Pelaksanaan perdamaian dilakukan majelis hakim setiap persidangan. Bahkan sebelum pembacaan putusan pun majelis hakim tetap berusaha untuk mendamaikan para pihak agar tidak terjadi perceraian.144

144

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, & Bapak Mahmuddi. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur

Setelah diterbitkannya PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi pada persidangan pertama sebelum pembacaan gugatan hakim memerintahkan kepada para pihak untuk menempuh mediasi terlebih dahulu. Hakim juga menjelaskan tentang prosedur pelaksanaan mediasi. Setelah keluar dari ruang sidang, para pihak langsung menuju ruang mediasi. Di ruang mediasi telah hadir seorang mediator yaitu salah seorang hakim Pendadilan Agama Jakarta Timur yang telah ditunjuk oleh majelis hakim selain dari hakim yang menanganin perkara tersebut.145

Proses mediasi biasanya berlansung 40-60 menit. Kemudian mediator membuat blanko apakah mediasi berhasil atau tidak. Blanko tersebut diserahkan oleh mediator kepada panitera pengganti sebagai laporan telah dilaksanakannya mediasi pada kasus tersebut146. Kalo menurut mediator perkara tersebut masih ada peluang untuk berdamai maka dilakukan mediasi pada hari sidang kedua, jika mediasi berhasil maka gugatannya dicabut kalo perkara perceraian, sedangkan perkara harta benda dibuat kesepakatan perdamaian147. Yang dituangkan dalam akta perdamaian yaitu akta yang memuat isi kesepakatan perdamaian dan putusan

145

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, & Bapak Mahmuddi. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur.

146

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, & Bapak Mahmuddi. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur.

147

Kesepakatan Perdamaian yaitu dokumen yang memuat syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak guna mengakhiri sengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan bantuan seorang mediator atau lebih berdasarkan Perma No.1 Tahun 2008.

hakim yang menguatkan kesepakatan perdamaian tersebut yang tidak tunduk pada upaya hukum biasa maupun luar biasa jika dikehendaki para pihak.

Jika mediasi gagal mencapai kesepakatan pemeriksaan tetap dilakukan seperti acara perdata biasa yang diawali dengan pembacaan gugatan penggugat pada tahap pertama setelah sebelumnya majelis hakim berusaha untuk mendamaikan. Kemudian tahap berikutnya adalah jawaban tergugat, lalu replik, duplik, pembuktian dari pihak penggugat, pembuktian dari pihak tergugat, kesimpulan penggugat dan tergugat dan tahap akhir adalah putusan pengadilan148.

Dari hal tersebut berarti ada perbedaan yang signifikan antara prosedur persidangan sebelum dan sesudah diterapkannya PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi. Dimana sebelum adanya Perma, pelaksanaan mediasi tetap diruang sidang, sedangkan setelah pemberlakuan Perma adanya proses mediasi yang dilakukan diluar sidang. Setelah adanya Perma, putusan jika berhasil dibuat akta perdamaian atas kesepakatan para pihak yang berkekuatan hukumnya sederajat dengan putusan biasa.

Perkara yang dimediasi di Pengadilan Agama Jakarta Timur adalah perkara kontentius, maka penulis membahas pada perkara perceraian baik cerai talak maupun cerai gugat.

Pada masa awal pemberlakuan Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi jumlah perkara cerai yang diterima Pengadilan Agama

148

Wawancara Pribadi Dengan Bapak Achmad Harun Shofa, & Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur.

Jakarta Timur pada tahun 2008 berjumlah 1943 perkara, sedangkan perkara yang diputus dengan alasan perceraian oleh Pengadilan Agama Jakarta Timur berjumlah 1533 perkara. Sedangkan perkara yang berhasil didamaikan dapat dilihat dari jumlah perkara yang dicabut yaitu 199 perkara.149

Dicabutnya perkara disebabkan karena tiga factor. Pertama, majelis hakim yang selalu aktif dipersidangan untuk selalu berusaha mendamaikan para pihak agar tidak bercerai jika kasusnya masih ringan. Kedua, para pihak yang bersengketa (pada perkara perceraian) dengan bantuan pihak keluarga kedua belah pihak mampu menyelesaikan masalahnya melalui upaya damai setelah hakim memberikan waktu kepada kedua belah pihak untuk memikirkan akibatnya atas putusan mereka yang ingin bercerai. Ketiga, adanya proses mediasi yang terintegrasi dalam sistem peradilan.150

Setelah satu setengah tahun kurang lebih Pemberlakuan Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi jumlah perkara cerai yang diterima oleh Pengadilan Agama Jakarta Timur pada tahu 2009 berjumlah 2401 perkara, sedangkan perkara yang diputus oleh Pengadilan Agama Jakarta Timur berjumlah 1934 perkara. Perkara yang dimediasi dapat dilihat dari perkara yang dicabut yaitu berjumlah 207 perkara.151

149

Data Laporan Perkara Tahunan 2008 Pengadilan Agama Jakarta Timur, Panitera Drs. H. Syaiful Anwar. Kepaniteraan Jakarta Timur.

150

Ibid”

151

Dicabutnya perkara pada tahun 2009 karena tiga faktor pula yaitu sama seperti faktor dicabutnya perkara pada tahun 2008 diantaranya faktor ketiga adalah karena adanya proses mediasi yang terintegrasi dalam sistem peradilan. Dengan adanya PERMA No.1 Tahun 2008 tentang prosedur mediasi memberikan keberhasilan yaitu adanya perkara yang dicabut walau tidak signifikan karena disamping majelis hakim yang mendamaikan juga ada peran mediator yang berusaha mendamaikan para pihak dalam menyampaikan keinginan mereka agar tercapai perdamaian.152

Menurut analisa penulis bahwa Perma ini sudah diterapkan secara efektif di Pengadilan Agama Jakarta Timur sesuai dengan prosedur yang termuat dalam Perma No.1 tahun 2008, akan tetapi dalam tingkat keberhasilannya belum terlihat signifikan karena dilihat dari jumlah perkara yang dicabut ditahun 2008 berjumlah 199 perkara, sedangkan pada tahun 2009 perkara yang dicabut berjumlah 207 perkara jumlah yang tidak berbeda jauh.

Seperti pernyataan salah seorang hakim di Pengadilan Agama Jakarta Timur bahwa setelah Perma ini dijalankan yang berhasil didamaikan bias dihitung jari, tingkat keberhasilannya hanya berkisar 5% saja153. Padahal menurut tuada Uldilag mengatakan bahwa mediasi telah menjadi trend global yang menjadi media alternatif penyelesaian sengketa diluar pengadilan. Sebagai perbandingan bahwa

152

Data Laporan Perkara Tahunan 2008 Pengadilan Agama Jakarta Timur, Panitera Drs. H. Syaiful Anwar. Kepaniteraan Jakarta Timur

153

Wawancara Pribadi dengan Bapak Mahmuddin. Hakim Mediasi Pengadilan Agama Jakarta Timur.

tingkat keberhasilan mediasi di Singapura mencapai 95%, di Australia sebanyak 80%. Sedangkan di Indonesia khususnya dalam lingkungan Peradilan Agama berkisar 20%154.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mediasi sudah diterapkan sesuai dengan prosedur yang termuat dalam Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008, namun dalam tingkat keberhasilannya belum ada pengaruh yang signifikan terhadap tingkat volume perceraian.

Dokumen terkait